PUNCAK SPIRITUAL

Satria Pengingat

Assalamualaikum…wr …wb….

EYANG SAMAR dan sesepuh yang terhormat dimanapun berada izinkanlah saya mengirimkan artikel lagi yang berkaitan dengan akhir bulan ini yang biasanya disebut dengan kembali ke fitrah

Ini adalah sedikit kutipan dari dialog saya yang saya ambil pada bagian tengahnya dan bahasanya sudah saya rubah sedikit agar mudah dibaca dimengerti dan dipahami

Saya disingkat “S” dan yang telah menasehati saya disingkat “P” / penasihat

Maaf nama dan lokasi tidak bisa saya sebutkan, karena tidak diperkenankan dan hal ini hanya untuk saya yang pemula / baru belajar dari dasar dalam mempelajari pelajaran agama bab akhlak, saya menampilkannya hanya bagi orang yang mempunyai kesamaan pertanyaan dengan saya di bawah ini:

S : Dimanakah puncak spiritual itu ?

P : Setinggi2 puncak spiritual akhirnya adalah kekosongan diri atau yang sering disebut kembali ke fitrah / saat diciptakan dalam keadaan suci, dan kita sering mengambil gambaran contoh fitrah adalah bagaikan seorang bayi

S : Tidak selamanya akan menjadi bayi, kan juga akan menjadi dewasa?

P : Walaupun menjadi dewasa tetapi harus tetap menjaga kondisi fitrah seperti bayi

S : Fitrah seperti bayi itu seperti yang bagaimana?

P : Seorang bayi yang bertingkah lebih sedikit daripada yang dewasa, dan tingkah laku bayi malah lebih baik daripada yang dewasa, oleh karena itu ketika dewasa harus mempunyai dan menjaga tingkah laku yang baik

S : Mengapa yang diutamakan adalah bertingkah laku yang baik ?

P : – Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal ( ada di HR. Al-Bukhari no. 6024)

– Dan Allah memberikan kepada sikap lembut itu dengan apa yang tidak Dia berikan kepada sikap kaku/ kasar dan dengan apa yang tidak Dia berikan kepada selainnya.( ada di HR. Muslim no. 2593)

– Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (menjadikan sesuatu itu indah). Dan tidaklah dihilangkan kelembutan itu dari sesuatu melainkan akan memperjeleknya.( ada di HR. Muslim no. 2594)

– Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.( ada di HR. Ahmad, At-Tirmidzi no. 1172. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Ash-Shahihul Musnad)

S : Jika sudah bertingkah laku yang baik apa hal lain yang juga harus diperhatikan?

P : Berhati-hatilah terhadap sombong

S : Sombong itu yang bagaimana ?

P : – Yang merasa paling…… paling pintar, paling jago, paling makrifat, dll

– Jangan seperti iblis yang berkata tentang Nabi Adam as “Aku lebih baik daripada dia”, yang mengakibatkan ALLAH SWT mengusirnya dan melaknatnya

** Saya bertanya hal lain **

S : Banyak orang yang memohon diberikan kebaikan di dunia dan di akhirat, apa ciri2 orang yang mendapat kebaikan di dunia?

P : Orang tersebut akan mempunyai tingkah laku yang baik

S : Apa ciri2 orang yang taubatnya diterima ?

P : Orang tersebut akan mempunyai tingkah laku yang baik

S : Tingkah laku yang baik yang bagaimana ?

P : – Tingkah laku yang beradab, mempunyai adab yang baik, baik kepada Allah swt, Rasul saw, para ulama, sahabat, keluarga, anak, istri dan sesama makhluk.

– Dan seseorang bisa terlempar dari maqomat tersebut, tetapi jangan dihina, nasehatilah dan doakan agar bisa istiqomah lagi, dengan anugrah TUHAN dia akan sadar dan bertobat kembali dengan merenungi kesalahannya

– Siapa tahu kesalahannya malah bermanfaat bagi orang lain karena bisa diambil pelajaran darinya dan semua orang apapun pangkatnya wajib bertaubat

Demikian potongan dialog saya yang masih panjang lebar dengan orang yang menasehati saya, berikut saya kutip dari beberapa kisah hidup:

* Pada suatu hari seseorang bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al-jailani: “Nabi Muhammad saw mendapat Al-Quran dari ALLAH SWT, apa yang engkau dapat dari ALLAH SWT”? Syeikh Abdul Qadir menjawab “Tingkah laku yang baik”

* Yang terpenting bukan tercapai apa yang engkau cari tetapi yang penting adalah adab yang baik, baik kepada Allah swt, Rasul saw, para ulama, sahabat, keluarga, anak, istri dan sesama makhluk ( Dikutip dari kitab Al Hikam, Ibnu Athoilllah As Sakandary)

* Orang akan menjadi bagus dan matang apabila sanggup menerima 70 macam kritikan ( Dikutip dari ceramah bab akhlak Hadratus Syeikh KH. Ahmad Asrori Al Ishaqi )

Jika ada pertanyaan mohon maaf apabila ada jawaban saya yang nantinya kurang mengena karena memang posisi saya yang dinasehati bukan yang menasehati

Doakan agar saya selalu sadar insaf tobat istiqomah sabar tawakal selamat dunia dan akhirat

Facebook : Semangat Belajar Pak Tua

wassalam……wr……wb……