SEJARAH LETUSAN GUNUNG GALUNGGUNG

Kini, gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter (7.111 feet) di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani.

Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Gunung Galunggung mempunyai Hutan Montane 1.200 – 1.500 meter dan Hutan Ericaceous > 1.500 meter.

Letusan Gunung Galunggung

1. Letusan tahun 1822

                                      

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1822. Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur.

Pasca meletusnya Gunung Galunggung 1982 (picture courtesy: Wikipedia)

Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.

Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar.

Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

2. Letusan tahun 1894

Letusan Gunung Galunggung berikutnya terjadi pada tahun 1894.

Di antara tanggal 7-9 Oktober, terjadi letusan yang menghasilkan awan panas.

Lalu pada tanggal 27 dan 30 Oktober, terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama dengan lahar yang dihasilkan pada letusan 1822.

Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, sebagian rumah ambruk bukan karena letusan langsung, namun karena tertimpa oleh hujan abu yang tebal.

3. Letusan tahun 1918

Pada tahun 1918, di awal bulan Juli, letusan berikutnya terjadi, diawali dengan gempa bumi.

Letusan tanggal 6 Juli ini menghasilkan hujan abu setebal 2-5 mm yang terbatas di dalam kawah dan lereng selatan.

Dan pada tanggal 9 Juli, tercatat pemunculan kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85m dengan ukuran 560×440 m yang kemudian dinamakan Gunung Jadi.

4. Letusan tahun 1982

Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983.

Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal, sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 milyar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni.

Letusan pada periode ini juga telah menyebabkan berubahnya peta wilayah pada radius sekitar 20 km dari kawah Galunggung, yaitu mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari.

Perubahan peta wilayah tersebut lebih banyak disebabkan oleh terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta areal perkampungan akibat melimpahnya aliran lava dingin berupa material batuan-kerikil-pasir.

Pada periode pasca letusan (yaitu sekitar tahun 1984-1990) merupakan masa rehabilitasi kawasan bencana, yaitu dengan menata kembali jaringan jalan yang terputus.

Dilakukan pengerukan lumpur/pasir pada beberapa aliran sungai dan saluran irigasi (khususnya Cikunten I), kemudian dibangunnya check dam (kantong lahar dingin) di daerah Sinagar sebagai ‘benteng’ pengaman melimpahnya banjir lahar dingin ke kawasan Kota Tasikmalaya.

Galunggung eruption 1982

Pada masa tersebut juga dilakukan eksploitasi pemanfaatan pasir Galunggung yang dianggap berkualitas untuk bahan material bangunan maupun konstruksi jalan raya.

Pada tahun-tahun kemudian hingga saat ini usaha pengerukan pasir Galunggung tersebut semakin berkembang, bahkan pada awal perkembangannya (sekitar 1984-1985) dibangun jaringan jalan Kereta Api dari dekat Station KA Indihiang (Kp. Cibungkul-Parakanhonje) ke

check dam Sinagar sebagai jalur khusus untuk mengangkut pasir dari Galunggung ke Jakarta.

Letusannya juga membuat British Airways Penerbangan 009 tersendat, di tengah jalan (lihat video Air Crash Investigation dibawah halaman).

Mengganggu Penerbangan British Airways-9

British Airways (BA) Penerbangan 009 adalah sebuah penerbangan British Airways yang dimulai dari Heathrow, London menuju Auckland di Australia, dengan pemberhentian di Bombay, Madras, Kuala Lumpur, Perth, dan Melbourne.

Pada 24 Juni 1982, rute ini dipakai oleh City of Edinburgh, nama sebuah 747-236B nomor registrasi G-BDXH. Pesawat tersebut terbang menuju awan abu gunung berapi dari letusan Gunung Galunggung dimalam hari, membuat seluruh mesin mati, dan mesin mati tersebut tidak diketahui kru darat karena terganggunya sistim radio.

Kejadian bermula setelah BA-9 transit di Kuala Lumpur selama perjalanannya dari London. Kemudian pesawat melanjutkan penerbangan ke selatan, arah Auckland di Australia sebagi tujuan terakhirnya.

Saat kejadian, pesawat sudah berada di selatan pulau Jawa bagian baratnya, disekitar wilayah udara Pelabuhanratu, dan disaat itulah mesin mulai terganggu.

Lalu mesin pesawat raksasa Boeing 747 tersebut mulai terganggu dan secara tiba-tiba mati. Tak lama kemudian, diikuti oleh mesin kedua yang juga tiba-tiba mati.

Hal itu diikuti oleh kedua mesin terakhir yang juga ikut mati. Maka akhhirnya keempat mesin pesawat itu semuanya mati tanpa diketahui oleh kapten dan krew, kenapa dan apa penyebabnya?!

British Airways Flight-9

Kemudian kapten pilot mengambil keputusan untuk berbalik arah ke Jakarta dan mendarat darurat disana.

Saat berbalik arah itulah keempat mesin Boeing akhirnya mati total, tak mau dinyalakan kembali. Pesawat pun terbang tanpa satupun mesin yang menyala!

Pesawat kemudian dialihkan oleh traffic air control ke bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan berharap agar mesin mereka dapat menyala dan mendarat di sana.

Pesawat ini akhirnya dapat keluar dari awan abu gunung Galunggung, dan menyalakan kembali mesin (walaupun gagal sekali lagi), dan dapat mendaratkan pesawat dengan selamat di Bandara Halim Perdanakusuma. Tak satupun orang terluka.

para leluhur sunda dan makamnya (bag 2)

Embah Dalem Dardja (Tjikopo)

Embah Djaengranggadisastra (Tjikopo)

Nyi Mas Larasati (Tjikopo)

Embah Dalem Warukut (Mundjul, Cibubur)

Embah Djaya Sumanding (Sanding)

Embah Mansur Wiranatakusumah (Sanding)

Embah Djaga Alam (Tjileunyi)

Sembah Dalaem Pangudaran (Tjikantjung Majalaya)

Sembah Dalem Mataram (Tjipantjing)

Eyang Nulinggih (Karamat Tjibesi, Subang)

Embah Buyut Putih (Gunung Pangtapaan, Bukit Tunggul)

Embah Ranggawangsa (Sukamerang, bandrek)

Eyang Yaman (Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut)

Embah Gurangkentjana(Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut)

Embah Gadjah Putih (Tjikawedukan Gunung wangun)

Ratu Siawu-awu (Gunung Gelap, pameungpeuk Sumedang)

Embah Mangkunegara ( Cirebon )

Embah Landros (Tjibiru Bandung)

Eyang latif (Tjibiru Bandung)

Eyang Penghulu (Tjibiru Bandung)

Nyi Mas Entang Bandung (Tjibiru Bandung)

Eyang Kilat (Tjibiru Bandung)

Mamah Hadji Umar (Tjibiru Bandung)

Mamah Hadji Soleh (Tjibiru Bandung)

Mamah Hadji Ibrahim (Tjibiru Bandung)

Uyut Sawi (Tjibiru Bandung)

Darya binSalmasih (Tjibiru Bandung)

Mmah Hadji Sapei (Tjibiru Bandung)

Embah Hadji Sagara Mukti (Susunan Gunung Ringgeung)

Eyang Istri (Susunan Gunung Ringgeung)

Eyang Dewi Pangreyep (Gunung Pusaka Padang Garut)

Ratu Ayu Sangmenapa (Galuh)

Eyang Guru Adji panumbang (Tjilimus Gunung Sawal)

Eyang Kusumah Adidinata (Tjilimus Gunung Sawal)

Eyang Rengganis (Pangandaran Ciamis)

Ki Nurba’in (Sayuran, Gunung Tjikursi)

Buyut Dasi (Torowek Tjiawi)

Embah Buyut Pelet (Djati Tudjuh Kadipaten)

Embah Gabug (Marongge)

Eyang Djayalaksana (Samodja)

Nyi Mas Rundaykasih (Samodja)

Nyi Mas Rambutkasih (Samodja)

Eyang Sanghiang Bongbangkentjana (Ujung Sriwinangun)

Eyang Adipati Wastukentjana (Situ Pandjalu Ciamis)

Eyang Nila Kentjana (Situ Pandjalu, Ciamis)

Eyang Hariangkentjana (Situ Pandjalu Ciamis)

Embah Dalem Tjikundul (Mande Cianjur)

Embah Dalem Suryakentjana (PantjanitiCianjur)

Embah Keureu (Kutamaneuh Sukabumi)

Ibu Mayang Sari (Nangerang Bandrek Garut)

Eyang Prabu Widjayakusumah (Susunan Payung Bandrek Garut)

Embah Sayid Kosim (Gunung Alung Rantjapaku)

Embah Bang Sawita (Gunung Pabeasan Limbangan Garut)

Uyut Manang Sanghiang (Banten)

Eyang Ontjar (Nyampai Gunung Bungrangrang)

Eyang Ranggalawe (Talaga Cirebon)

Ibu Siti Hadji Djubaedah (Gunung Tjupu Banjar Ciamis)

Mamah Sepuh ((Gunung Halu Tjililin Bandung )

Embah Sangkan Hurip (Ciamis)

Embah Wali Abdullah (Tjibalong Tasikmalaya)

Mamah Abu (Pamidjahan Tasikmalaya)

Embah Dalem Panungtung Hadji Putih Tunggang Larang Curug Emas (Tjadas Ngampar Sumedang)

Raden AstuManggala (Djemah Sumedang)

Embah Santiung (ujung Kulon Banten)

Eyang Pandita (Nyalindung Sumedang)

Embah Durdjana (Sumedang)

Prabu Sampak Wadja (Gunung Galunggung Tasikmalaya)

Nyi Mas Siti Rohimah/Ratu Liongtin (Jambi Sumatera)

Eyang Parana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)

Eyang Singa Watjana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)

Eyang Santon (Kulur Tjipatujah, tasikmalaya)

Eyang Entjim (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)

Eyang Dempul Wulung (Djaga Baya Ciamis)

Eyang Dempul Walang (Djaga Baya Ciamis)

Eyang Giwangkara (Djaga Baya Ciamis)

Embah Wali Hasan (Tjikarang Bandrek, Lewo Garut)

Embah Raden Widjaya Kusumah (Tjiawi Sumedang)

Dalem Surya Atmaja (Sumedang)

Eyang Rangga Wiranata (Sumedang)

Eyang Mundinglaya Dikusumah (sangkan Djaya, Sumedang)

Eyang Hadji Tjampaka (Tjikandang, Tjadas Ngampar Sumedang)

Eyang Pangtjalikan (Gunung Ringgeung Garut)

Eyang Singa Perbangsa (Karawang)

Embah Djaga Laut (Pangandaran)

Raden Ula-ula Djaya (Gunung Ringgeung Garut)

Raden Balung Tunggal (Sangkan Djaya, Sumedang)

sembah dalem wirasuta (Majalaya )

Embah Raja Peduni (majalaya)

Eyang santoan Qobul (Banjaran, bandung)

pangeran qudratulloh di gunung cabe / g. sunda pelabuhan ratu

prabu ciung wanara di belakang SMU 7 Bogor komplek Bantar jati

raden mbah jangkung kp. cilumayan – sisi cibereno , bayah – bantenLeluhur-leluhur dari pihak wanita. Yang ada di situs Medang Kamulan Ciamis dan Situs Medang Kamulan di Gunung Padang Cianjur

1. Ibu Sakti Pertiwi Gilang Gumilang Herang

2. Ibu Ratu Siti Dewi Hasta

3. Ibu Ratu Siti Dewi Banjaransari

4. Ibu Ratu Siti Dewi Pohaci

5. Ibu Ratu Siti Dewi Ratna Nastuna Larang Lancang Kamurang Galuh Pakuwon

6. Ibu Ratu Siti Dewi Cakrawati

7. Ibu Ratu Siti Dewi Sekar Jagat

8. Ibu Ratu Siti Dewi Niti Suari Sunan Ambu

9. Ibu Sakti Pertiwi Dewi Poerbasari

10. Ibu Ratu Siti Dewi Cempo Kemuning

11. Ibu Ratu Siti Dewi Ayu Jendrat

12. Eyang Sepuh Tunggal Dewa Sinuhun Rama Agung

13. Eyang Sepuh Prabu Manikmaya

14. Eyang Sepuh Prabu Ismaya

15. Syech Sulton Jannawiyah

16. Sri Baduga Maharaja Prabu Wangi (Lingga Buana) – Kakek dr Sri Baduga Maharaja Siliwangi

17. Sri Prabu Dewa Naskala Ningrat Kencana (Ayahanda dr Prabu Siliwangi)

18. Hyang Makukuhun Wali Haji Sakti Galuh Pakuwon

sejarah

Syahdan menurut hikayat tutur kata para sepuh, setelah pada tahun 17 M Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menginjakkan kakinya di Gunung Padang dan mengukuhkan situs Salaka Domas maka kemudian Sri Panggung Pertama beserta keluarga dan bala tentaranya membuat keraton kerajaan di Gunung Padang yang diberi nama Medang Kamulan.

Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menikahi Siti Dewi Hasta yang bergelar Ratu Sindil karena menciptakan Kitab Sindil, dan memiliki putri Sri Ratu Dewi Nyi Mas Ayu Jendrat yang menciptakan Kitab Nila Sastra Ayu Jendrat yang dikenal sebagai kitab para Dewa dan memuat ajaran ajaran Pitutur (berisi tutur riwayat berdirinya kerajaan atau nagari) , Pituduh (berisi petunjuk aturan hidup dalam masyarakat) , Pibakalen (berisi pembekalan manusia dari lahir hingga proses kematian).

Sampurasun rampes. Neda maaf ka Gusti Pangeran nu Maha Agung nyuwun hampurakeun ka luluhur sepuh jeung pinisepuh nu kasebat Tataran Sunda

Buat di Cianjur saya tau karena saya aslinya. Eyang Dalem Cikundul putra dari Eyang Dalem Arya Wangsa Goparna dari Nangka Beurit Sagalaherang subang dimakamkan di Bukit Pasir Gajah Majalaya Cikundul beserta sanak saudara dan keturunan2 beliau termasuk Camat Cikalong Pertama dan Cicitnya yang Pendiri Silat Cikalong Eyang Mama Haji Ibrahim Djajaperbata Bin Dalem Aom Rajadiradja.

Eyang Surya Padang dimakamkan di seberangnya yaitu di Gunung Sawit beserta Eyang Sawit yang konon masih keturunan2 dari para prajurit Pajajaran yang hijrah akibat Islamnisasi dari Banten dan Cirebon. Eyang Gunung Jati alias Eyang Dalem Arya Kidul nu linggih di Bukit Babakan Jati Cianjur yanb\g jadi tempat favorit saya buat tirakatan karena sekalipun di pinggir kota tapi jauh dari mana2 jadi biasa fokus kalau buat ritual. Eyang Dalem Arya Cikondang alias Eyang Dalem Arya Adimanggala di makamkannya ada 2 karena beliau punya ilmu Panca Sona yang legendaris itu,untuk dari leher kebawah dimakamkan di tepi sungai cikondang dibawah pohon mangga di tengah2 sawah,kalau kepalanya ada di bukit cikondang dan tempatnya wingit&angker banget bagi yang ingin tirakatan. Perlu diketahui saya punya babad dan silsilah ketrurunan Eyang Dalem Cikundul/Raden Jayasasana dari beliau kebawah dan dari beliau keatas. Ok dekian dulu buat sekarang

Eyang Nurbaya Eyang Nurbayin, itu ceritanya beda lagi kang kalau beliau dari Kadipaten Cibale Agung yang letaknya dekat jangari cianjur beliau merupakan abdi dalem disana yg pada waktu itu di pimpin oleh kerabat Eyang Dalem Cikundul yaitu keturunan dari adik ayah beliau yang bernama Panembahan Girilaya yang mempunyai putra bernama Eyang Lumaju Agung Dalem Marta yang merupakan pendiri Kadipaten Cibale Agung  Kadipaten Cikundul dibentuk. Salam Buat keturunan2 Eyang Dalem Cikundul. Ngomong2 ada yang punya Ilmu Sahadat Cianjur/Sahadat Rasa Cikundul

Ada Revisi..Makam Eyang Surya Padang tuh adanya di Gn Gambir Cikalong dan selain beliau dimakamkan juga sesepuh dari kerajaan pajajaran yang bernama Eyang Gambir Sawit yang dimakamkan di puncak Gn Gambir sedangkan Eyang Surya Padang sendiri dimakamkan di kaki gn nya. Penunggu Gn Gambir sendiri berupa siluman harimau yang besarnya segede kerbau jantan dan itu banyak org2 skitar atau yang berziarah ke makam beliau kebetulan melihat. Untuk Eyang Gentar Bumi makam beliau ada di kaki Gn Halimun beliau merupakan salah satu panglima perang pajajaran pada masa Prabu Nusya Mulya alias Prabu Seda Raja terakhir Pajajaran sebelum diluluh lantakan oleh Sultan Maulana Yusuf dari Banten.Eyang Gentar Bumi juga salah satu sepuh yang menguasai Ilmu Sahadat Sukawayana yang terkenal itu dan merupakan kunci masuk ke alam ghaib kerajaan pajajaran yang ada di sukawayana dan goa kuta maneuh sukabumi.

para leluhur sunda dan makamnya (bag 1)

Pangeran Jayakarta (Rawamangun Jakarta)

Eyang Prabu Kencana (Gunung Gede, Bogor )

Syekh Jaenudin (Bantar Kalong)

Syekh maulana Yusuf (Banten)

Syekh hasanudin (Banten)

Syekh Mansyur (Banten)

Aki dan Nini Kair (Gang Karet Bogor)

Eyang Dalem Darpa Nangga Asta (Tasikmalaya)

Eyang Dalem Yuda Negara (Pamijahan Tasikmalaya)

Prabu Naga Percona (Gunung Wangun Malangbong Garut)

Raden Karta Singa (Bunarungkuo Gn Singkup Garut)

Embah Braja Sakti (Cimuncang, Lewo Garut)

Embah Wali Tangka Kusumah (Sempil, Limbangan garut)

Prabu Sada Keling (Cibatu Garut)

Prabu Siliwangi (Santjang 4 Ratu Padjadjaran

Embah Liud (Bunarungkup, Cibatu Garut)

Prabu Kian Santang (Godog Suci, garut)

Embah Braja Mukti (Cimuncang, Lewo Garut)

Embah Raden Djaenuloh (Saradan, Jawa Tengah)

Kanjeng Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan Tasikmalaya)

Eyang Siti Fatimah (Cibiuk, Leuwigoong Garut)

Embah Bangkerong (Gunung Karantjang)

Eyang Tjakra Dewa (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)

Eyang Prabu Tadji Malela (Gunung Batara Guru)

Prabu Langlang Buana (Padjagalan, Gunung Galunggung

Eyang Hariang Kuning (Situ Lengkong Pandjalu Ciamis)

Embah Dalem Salinggih (Cicadas, Limbangan Garut)

Embah Wijaya Kusumah (Gunung Tumpeng Pelabuhan Ratu)

Embah Sakti Barang (Sukaratu)

Syekh Abdul Rojak Sahuna (Ujung Kulon Banten)

Prabu Tjanar (Gunung Galunggung)

Sigit Brodjojo (Pantai Indramayu)

Embah Giwangkara (Djayabaya Ciamis)

Embah Haji Puntjak (Gunung Galunggung)

Dewi Tumetep (Gunung Pusaka Padang , Ciamis)

Eyang Konang Hapa (Dayeuh Luhur, Sumedang)

Embah Terong Peot (dayeuh Luhur, Sumedang)

Embah Sayang Hawu (Dayeuh Luhur, Sumedang)

Embah Djaya Perkasa (Dayeuh Luhur, Sumedang)

Prabu Geusan Ulun (Dayeuh Luhur, Sumedang)

Nyi Mas Ratu harisbaya (Dayeuh Luhur, Sumedang)

Eyang Anggakusumahdilaga (Gunung Pusaka Padang Ciamis)

Eyang Pandita Ratu Galuh Andjarsukaresi (Nangerang)

Embah Buyut Hasyim (Tjibeo Suku Rawayan, Banten)

Eyang mangkudjampana (Gunung Tjakrabuana, Malangbong Garut)

Embah Purbawisesa (Tjigorowong, Tasikmalaya)

Embah Kalidjaga Tedjakalana (Tjigorowong, Tasikmalaya)

Embah Kihiang Bogor (Babakan Nyampai, Bogor )

Aki Wibawa (Tjisepan, Tasikmalaya)

Embah wali Mansyur (Tomo, Sumedang)

Prabu Nagara Seah (Mesjid Agung Tasikmalaya)

Sunan Rumenggang (Gunung Batara Guru)

Embah Hadji Djaenudin (Gunung Tjikursi)

Eyang Dahian bin Saerah (Gunung ringgeung, garut)

Embah Giwangkarawang (Limbangan Garut)

Nyi Mas Layangsari (Gunung Galunggung)

Eyang Sunan Cipancar (Limbangan garut)

Eyang Angkasa (Gunung Kendang, Pangalengan)

Embah Kusumah (Gunung Kendang, Pangalengan)

Eyang Puspa Ligar (Situ Lengkong, Panjalu Ciamis)

Kimandjang (Kalapa 3, Basisir Kidul)

Eyang Andjana Suryaningrat (Gunung Puntang Garut)

Gagak Lumayung (Limbangan Garut)

Sri Wulan (Batu Hiu, Pangandaran Ciamis)

Eyang Kasepuhan (Talaga Sanghiang, Gunung Ciremai)

Aki manggala (Gunung Bentang, Galunggung)

Ki Adjar Santjang Padjadjaran (Gunung Bentang, Galunggung)

Eyang Mandrakuaumah (Gunung Gelap Pameungpeuk, Garut)

Embah Hadji Muhammad Pakis (Banten)

Eyang Boros Anom (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)

Embah Raden Singakarta (Nangtung, Sumedang)

Raden Rangga Aliamuta (Kamayangan, Lewo-Garut)

Embah Dalem Kasep (Limbangan Garut)

Eyang Imam Sulaeman (Gunung Gede, Tarogong)

Embah Djaksa (Tadjursela, Wanaraja)

Embah Wali Kiai Hadji Djafar Sidik (Tjibiuk, Garut)

Eyang Hemarulloh (Situ Lengkong Pandjalu)

Embah Dalem (Wewengkon, Tjibubut Sumedang

Embah Bugis (Kontrak, Tjibubut Sumedang)

Embah Sulton Malikul Akbar (Gunung Ringgeung Garut)

Embah Dalem Kaum (Mesjid Limbangan Garut)

Mamah Sepuh (Pesantrean Suralaya

Mamah Kiai hadji Yusuf Todjiri (Wanaradja)

Uyut demang (Tjikoneng Ciamis)

Regregdjaya (Ragapulus)

Kiai Layang Sari (Rantjaelat Kawali Ciamis)

Embah Mangun Djaya (Kali Serayu, Banjarnrgara)

Embah Panggung (Kamodjing)

Embah Pangdjarahan (Kamodjing)

Syekh Sukri (Pamukiran, Lewo Garut)

Embah Dipamanggakusumah (Munjul, Cibubur)

Aki Mandjana (Samodja, Kamayangan)

Eyang Raksa Baya (Samodja, Kamayangan)

Embah Dugal (Tjimunctjang)

kisah nyi roro kidul dan mantra pemanggilnya

Dalam legenda Nyi roro kidul Sunda masyarakat mengenal bahwa Nyai Roro Kidul adalah penguasa laut selatan dengan fisik yang anggun nan cantik. Beginilah kisahnya yang bersumber dari masyarakat Sunda.Pada zaman dulu, ada seorang putri cantik yang merupakan anak dari Raja Pajajaran Munding Wangi bernama Dewi Kadita. Tapi Raja Pajajaran ini masih sedih karena tidak memiliki keturunan putra untuk meneruskan tahta raja. Sehingga Raja menikah lagi dengan Dewi Mutiara. Setelah menikah akhirnya mereka dikaruniai seorang putra yang gagah dari Yang Maha Kuasa.Dibalik kebaikan Dewi Mutiara, ternyata dia mempunyai niat jahat untuk mengusir Dewi Kadita. Dewi Mutiara takut jika Dewi Kadita menghalangi putranya untuk memiliki tahta raja dari ayahnya. Sang Dewi Mutiara meminta kepada sang raja untuk mengusir Dewi Kadita. Namun Raja menolak permintaan istrinya yang kedua itu. Walau raja menolak, Dewi Mutiara tetap tidak mau kehabisan cara untuk mengusir anak tirinya itu dari istana.Pada hari selanjutnya, Dewi Mutiara menyuruh salah satu pembantunya memanggil seorang dukun dengan cara menyamarkan dukun itu menjadi tukang tenun. Dukun itu didatangkan untuk memberikan guna-guna kepada Dewi Kadita. Tidak lama kemudian Dewi Mutiara senang dengan keberhasilannya membuat Dewi Kadita yang dahulunya cantik jelita menjadi manusia yang penuh dengan penyakit kulit yang bersisik, rusak dan gatal-gatal. Karena ulah dukun, Raja Munding Wangi mengundang banyak tabib untuk mengobati penyakit anaknya itu. Namun banyak tabib yang mengatakan bahwa penyakit Dewi Kadita ini adalah guna-guna seseorang. Dewi kadita akhirnya tak bisa berbuat banyak lagi untuk melawan penyakitnya yang semakin lama semakin parah.Dalam keadaan seperti ini, Dewi Mutiara akhirnya memanfaatkan keadaan untuk melaksanakan rencananya mengusir Dewi Kadita. Dewi Mutiara memaksa Raja mengusir Dewi Kadita dengan alasan bahwa Dewi Kadita akan membawa sial untuk masa depan negeri kerajaannya. Setelah berfikir panjang, raja setuju untuk membawa putri satu-satunya itu keluar dari negeri kekuasaanya.Dewi yang sudah merasa dirinya hina akhirnya pergi jauh dari istana dan entah kemana tujuan dia melangkahkan kakinya. Setelah selama kurang lebih delapan hari akhirnya putri menjumpai sebuah tempat yang sangat indah. Seruan ombak pasir putih dengan gulungan air yang jernih pula. Saat Dewi berjalan dipesisir pantai, air dari laut selatan ini menyentuh kulitnya dan tiba-tiba membuat bisulnya lenyap. bahkan tidak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan. Semua penyakit yang diderita Dewi Kadita ini tiba-tiba hilang dan dia tidak merasa gatal lagi. Bahkan bekas penyakit itu sudah tidak membekas lagi di tubuh Dewi. Akibat keajaiban ini, Dewi Kadita terlihat lebih cantik dari sebelumnya.Lalu, dia mendengar“bisikan ghaib” di telinganya yang menyuruh dirinya menerjunkan diri ke laut selatan itu. Dewi akhirnya menuruti bisikan ghaib dan ia pun menceburkan dirinya ke laut selatan dan menjelma menjadi sosok manusia setengah ikan. Akhirnya Dewi Kadita memiliki kekuasaan laut yang luas yaitu laut selatan yang telah membuat dia lebih cantik dan anggun.Kesimpulan dari Legenda nyi roro kidul Sunda adalah Dewi Sri dan Dewi yang lain telah menciptakan Ratu Kidul (Dewi Kadita) yang menjadi putri dari raja Sunda. Ratu Kidul telah diusir karena perlakuan ibu tirinya sehingga Ratu Kidul (Nyai Roro Kidul) menampakkan dirinya sebagai penguasa laut selatan yang menenggelamkan diri ke laut selatan.

inilah doa memanggil nyi roro kidul:

Bismillahirrohmanirrohim…

Asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammaddarrosulullah…

Bismidat Dalima Putih, Gumilang Cahaya ning Suci ing Wisesa…

Matih Sang Rama Wulung, Ya Ibu Ratu Agung, Sangiang Dangiang Hajah Nyai Dewi Roro Kidul….

Rawung Ka’anjeng Gusti Wali Tunggal…

Laluhur Saka Wayana si Nareng Ka’anjeng Syech Haji Wali Sakti Kudratullah…

Sumerep ing Genuruwah Sang Kremi Pelabuhan Ratu…

Dupe Ciri Wali Purwa tanpa Wekasan…

Tusta Usmaningani Tugtupku Kersaning Allah

Tirakat:

1. dibaca 99x pada malam jum'at kliwon tepat jam 12 malam.

2. sebelum tirakat diwajibkan mandi kembang, supaya jasad dan ruh dalam keadaan suci.

3. di anjurkan tirakat ditempat yg hening bersih dan wangi, bila perlu sambil bakar dupa/meyan.

4. harus dalam keadaan sendirian, jika tirakat di atas tidak dipenuhi ratu pantai selatan tidak akan hadir meskipun anda berambisi ingin bertemu.

TRADISI SAPARAN: YAQOWIYU DI KLATEN JAWA TENGAH

 

Jatinom adalah nama suatu kecamatan di Klaten Jateng sekaligus kota pusat pemerintahannya. Jatinom terletak pada jalur utama yang menghubungkan antara Klaten dan Boyolali. Di Jatinom setiap bulan Sapar diadakan “SEBARAN APEM” atau Yaqowiyyu. Tradisi ini dilaksanakan pada hari Jumat di bulan Sapar yang berada di dekat masjid besar Jatinom. Orang Jatinom biasa menjadikan momen ini sebagai ajang bersilahturahmi ke sanak saudara, sehingga dapat dikatakan sebagai belaran orang Jatinom. Pada saat itu, setiap rumah membuat kue apem, yang nantinya disajikan kepada tamu yang datang. Tradisi ini konon bermula dari cerita tentang Ki Ageng Gribig yang ingin memberikan kue apem kepada muridnya, tetapi jumlahnya hanya sedikit sehingga agar adil maka kue apem tersebut dilemparkan ke muridnya untuk dibagi.

Dari Jatinom anda dapat melihat pemandangan Merapi dan Merbabu yang sejajar. Di kecamatan Jatinom terdapat sumber mata air bawah tanah yang dingin dan jernih yang dapat digunakan untuk mandi. Selain itu Anda dapat melihat deretan gua yang letaknya di dekat sungai. Gua di sana tidak ada stalaktitnya. Biasanya gua tersebut ramai dikunjungi pada bulan Sapar.

SEJARAH

Kyai Ageng Gribig ke Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji. Sewaktu berada di Mekkah mendapat apem 3 buah yang masih hangat, kemudian dibawa pulang untuk anak cucunya, ternyata sampai di Jatinom apem tersebut masih hangat. Dengan bersabda “APEM YAQOWIYU” artinya kata yaa qowiyyu itu ialah Tuhan Mohon Kekuatan. Berhubung apem buah tangan itu tidak mencukupi untuk anak cucunya, maka Nyai Ageng Gribig diminta membuatkan lagi agar dapat merata.

Kyai Ageng Gribig juga meminta kepada orang-orang Jatinom; di bulan Sapar, agar merelakan harta bendanya sekedar untuk zakat kepada tamu. Oleh karena orang-orang semua tahu bahwa Nyai Ageng Gribig sedekah apem, maka kini penduduk Jatinom ikut-ikutan sama membawa apem untuk selamatan. Sekarang ini orang-orang Jatinom membawa apem untuk diserahkan ke Panitia Penyebaran Apem, dan sesudah sholat Jumat disebarkan di lapangan.

Menurut kepercayaan warga, apem tersebut sebagai syarat untuk bermacam-macam maksud. Bagi petani dapat untuk sawahnya, agar tanamannya selamat dari hama. Ada yang percaya bahwa apem tersebut akan membawa rezeki, membawa jodoh, dan lain-lain. Bahkan, ada yang percaya siapa yang mendapat banyak apem pada perebutan itu sebagai tanda akan memperoleh rezeki melimpah. Saking percaya hal itu ada yang kaul (nadar) menggelar wayang kulit, atau pertunjukan tradisional yang lain.

Jumat siang, ribuan orang memadati lapangan di dekat Masjid Ageng Jatinom Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten untuk berebut kue apem yang disebar, yaa qowiyyu yang dirayakan pada setiap hari Jumat bakda sholat Jumat pada pertengahan bulan Sapar ini telah ada sejak jaman sejarah Kyai Ageng Gribig.

Maka, tak heran jika pada puncak acara peringatan yaaqowiyuu ini pengunjung melimpah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Acara tradisi budaya tersebut digelar untuk mengenang jasa Ki Ageng Gribig, tokoh ulama penyebar agama Islam di Jawa, yang menetap dan meninggal di Jatinom.

Pada Kamis siang sebelum apem disebar pada hari jumat, apem disusun dalam dua gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Gunungan apem ini lalu akan diarak dari Kantor Kecamatan Jatinom menuju Masjid Ageng Jatinom yang sebelumnya telah mampir terlebih dahulu ke Masjid Alit Jatinom. Arak-arakan ini diikuti oleh pejabat-pejabat kecamatan, kabupaten, Pemerintah Daerah Kabupaten, Bupati (atau yang mewakili), Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) dari Klaten. Arak-arakan jalan kaki ini juga dimeriahkan oleh marching band, reog, seni bela diri dan Mas Mbak Klaten yang terpilih.

Setelah kedua gunungan apem sampai di Masjid Ageng Jatinom maka gunungan apem tersebut dimalamkan di dalam Masjid untuk diberi doa-doa. Pada hari Jumat setelah sholat Jumat, apem tersebut disebar oleh Panitia bersama dengan ribuan apem sumbangan dari warga setempat.

Banyak orang berpendapat bahwa apem yang ada di gunungan dan telah dimalamkan di Masjid Ageng itulah apem yang paling “berkhasiat” atau manjur. Menurut banyak warga sebenarnya dari ribuan apem yang disebar apem yang telah dimalamkan di Masjid tersebut adalah apem yang benar-benar punya berkah. Tapi meskipun demikian tidak berarti ribuan apem lain yang disebar tidak membawa berkah, masyarakat percaya bahwa apem-apem yang disebar itu punya berkah. Menurut para sesepuh Jatinom, gunungan apem itu mulai diadakan sejak 1974, bersamaan dengan dipindahnya lokasi sebaran apem dari halaman Masjid Gedhe ke tempat sekarang. Sebelumnya, acara sebaran apem tidak menggunakan gunungan.

Penyusunan gunungan itu juga ada artinya, apem disusun menurun seperti sate 4-2-4-4-3 maksudnya jumlah rakaat dalam shalat Isa, Subuh, Zuhur, Asar, dan Magrib. Di antara susunan itu terdapat kacang panjang, tomat, dan wortel yang melambangkan masyarakat sekitarnya hidup dari pertanian. Di puncak gunungan terdapat mustaka (seperti mustaka masjid) yang di dalamnya berisi ratusan apem.

Ada perbedaan antara gunungan lanang dan wadon. Gunungan wadon lebih pendek dan berbentuk lebih bulat. Gunungan lanang lebih tinggi dan di bawahnya terdapat kepala macan putih dan ular. Kedua hewan itu adalah kelangenan Ki Ageng Gribig. Macan diibaratkan Kiai Kopek yakni macan putih kesayangan Ki Ageng Gribig, sedangkan ular adalah Nyai Kasur milik Ki Ageng Gribig.

Kota Jatinom penuh sesak adanya beribu-ribu orang yang ada disitu meminta berkah kepada Kyai Ageng Gribig yang dimakamkan di Jatinom itu. Tetapi hendaknya kita selalu sadar bahwa: Mintalah sesuatu itu hanya kepada Allah semata.

Perayaan Yaaqowiyuu di Jatinom, Klaten, banyak dikunjungi puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka berkumpul di lapangan dekat Masjid Besar Jatinom, menunggu acara sebar kue apem yang dilakukan setelah selesai salat Jumat. Sekarang ini, sebanyak 5 ton kue apem yang diperebutkan para pengunjung.

Di lokasi ini terdapat juga peninggalan Kyai Ageng Gribig berupa: Gua Belan, Sendang Suran, Sendang Plampeyan dan Oro oro Tarwiyah. Disamping itu masih ada satu peninggalan yaitu Masjid Alit atau Masjid Tiban. Perlu kiranya ditambahkan disini bahwa sepulangnya Kyai Ageng Gribig dari Mekah tidak hanya membawa apem saja tetapi juga membawa segenggam tanah dari Oro-Oro Arofah dan tanah ini ditanamkan di Oro-Oro Tarwiyah.

Adapun Oro-Oro ini disebut Tarwiyah karena tanah dari Mekah yang ditanam Kyai Ageng Gribig yang berasal dari Padang Arofah ketika beliau sedang mengumpulkan air untuk bekal untuk bekal wukuf di Arofah pada tanggal 8 bulan Dzulhijah. Dari tanggal 8 Dzulhijah ini dinamakan Yaumul Tarwiyah yang artinya pada tanggal itu para jamaah Haji mengumpulkan air sebanyak banyaknya untuk bekal wukuf di Arofah.

CATATAN

Apem yaaqowiyuu artinya DOA kepada Tuhan untuk mohon kekuatan itu bisa untuk tumbal, tolak bala, atau syarat untuk berbagai tujuan. Yaqowiyu diambil dari doa Kyai Ageng Gribig sebagai penutup pengajian yang berbunyi : Ya qowiyu Yaa Assis qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin, yang artinya : Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin, doa tamu itu dihormati dengan hidangan kue roti. Sekarang pada malam Jumat dan menjelang sholat Jumat pada pertengahan bulan Sapar, Doa Kyai Ageng Gribig itu dibacakan dihadapan hadirin, para pengunjung kemudian menyebutkan Majelis Pengajian itu dengan sebutan nama : ONGKOWIYU yang dimaksudkan JONGKO WAHYU atau mencari wahyu. Kemudian oleh anak turunnya istilah ini dikembalikan pada aslinya yaitu YAQOWIYU.

#Sumber Suara Merdeka/Merawati Sunantri.

ILMU HURUF DAN RAHASIANYA

Di nukhilkan di dari kitab Syumusul Anwar, syamsul ma’arif. kitab Syarah Doa Jawsyan Kabir Berikut terceritakan betapa sulitnya beliau mendapatkan do’a ini. “Ketahuilah wahai saudaraku yang membaca dan menghapalkan setiap malaikat asma, maka apabila mati tubuhnya akan terjaga dari kerusakan”…Sesungguhnya ilmu ini penuh dengan keberkahan dan mustajab. Aku mencarinya do’a, teknik dan ijazah ini selama 5 tahun yang akhirnya kudapatkan do’a ini dari seorang Syeikh yang berasal dari Iraq tepatnya di kota Baghdad, kondisi rumah Syeikh ini secara fisik sangatlah dibawah minim namun keikhlasan dan ibadahnya kepaada ALLAH sangatlah luarbiasa, dan banyak sekali mengerjakan pekerjaan Khowariqul ‘Adah (Adat diluar kebiasaan Manusia ) Aku bertemu dengan Syeikh ini setelah aku ber Riyadhoh yang sangat panjang dan membahas didalam masalah ilmu dan berbagai macam ke ajaiban-ajaiban dan ke anehan yang muskyil terjadi.

HUDHURI WAL ISYRAQ (pengenalan tingkat rasa).

Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas dan sanadnya Rosulullah SAW, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.

Pertama: Bertitik dan tidak bertitik, menggambarkan nathiq (bicara) dan shamit (diam).

Kedua: Mengandung empat unsur, yaitu:

Unsur api: alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin.

Unsur udara: ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.

Unsur air: jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.

Unsur tanah: ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.

Ketiga: Dari segi kesendirian dan tidaknya, terbagi menjadi: mufradah, matsani dan matsalis. Mufradah adalah huruf-huruf Muqaththa’ah (yang terdapat di awal surat Al-Qur’an) seperti huruf alif, kaf, dan lam. Matsani seperti dal, dzal, sampai fa’ dan qaf. Matsalis seperti ba’ sampai kha’ dalam susunan Abatatsa. Dari sisi nuqthah (titik): ada yang satu, dua, dan yang tiga.

Keempat: Malfuzhi, masruri, dan malbubi. Malfuzhi adalah huruf yang dalam pelafazhan atau pengucapannya tidak sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya alif dan jim.Masruri adalah huruf yang dalam pengucapannya sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya mim, nun, dan wawu. Malbubi adalah huruf yang pengucapannya terdiri dari dua huruf, misalnya ba, ta; huruf ini juga disebut huruf ‘illiyyah.

Kelima: Mufashshalah dan Muwashshalah. Mufashshalah adalah huruf yang hanya bisa disambung dengan huruf sebelumnya, yaitu alif, wawu, dzal, ra’, za’, dan dal. Muwashshalah adalah huruf yang bisa disambung dengan huruf sebelum dan sesudahnya.

Keenam: Huruf cahaya dan huruf kegelapan. Huruf cahaya adalah: shat, ra’, alif, tha’, ‘ain, lam, ya’, ha’, qaf, nun, mim, sin, kaf, ha’. Yang semuanya terhimpun dalam kalimat:

Ketujuh: Huruf mudghamah (tersembunyi) dan muzhharah (nampak). Masing-masing berjumlah 14 sama dengan pembagian jumlah manzilah bulan. Yang nampak selalu berada di atas bumi, dan yang tersembunyi selalu berada di bawah bumi.

Huruf Mudghamah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya tidak nampak, misalnya Ra’ dan Dal. Huruf Muzhharah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya nampak, misalnya ba’, jim.

Resume:

• ABU JAD (aba adamu at ta’ah / Adam enggan taat dan bersikukuh untuk memakan buah pohon larangan),

• HAWAZUN (zalla fa hua minas samai wal ardl/ tereliminasi dari langit dan bumi),

• HATHIYYUN (hutthath ‘anhu khatayahu / Adam diampuni kesalahannya),

• KALAMUN (akalaminas syajarah wa munna `alaihi bit taubah/ memakan buah dari pohon larangan dan dianugerahi ampunan),

• SHA’AFADHUN (asha fa akhraja minan na’im ilan nakdy / ia berbuat maksiat sehingga Allah mengeluarkannya dari kenikmatan (surga) menuju kepayahan (dunia),

• QURAISIYAT (aqarra bidz dzanbi fa amanal ‘uqubah/ ia mengakui kesalahan- nya dan akhirnya selamat dari siksa).

Nilai hisab Huruf Arabic:

ﺍ:1; ﺏ:2 ;ﺕ:400 ; ﺙ:500; ﺝ:3; ﺡ:8; ﺥ:600; ﺩ:4; ﺫ:700; ﺭ:200; ﺯ:7 ;ﺱ:60;ﺵ:300; ﺹ:90; ﺾ:800; ﻁ:9; ﻅ:900; ﻉ:70; ﻍ:1000; ﻑ:80; ﻕ:100; ﻙ:20; ﻝ:30; ﻡ:40; ﻥ:50; ﻫ:5; ﻮ:6; ﻱ:10;

SANDI PEMBUKA HURUF KHODAM HURUF dan ASMA

Berikut adalah khodam malaikat huruf dan a’wannya serta khasiat yang berbeda-beda

SANDI PEMBUKA HURUF

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

AYYUHARRUHANI ALMUWAKKALI BIHARFIL ……( Titik di isi Huruf Yg anda inginkan ) SAALTUKA BIL LADZI KHOLAQOKA FA SAWWAKA FA ‘ADALAKA FI AYYI SUROTIN MA SYA A ROKABAKA AYYUHAS SAYYIDUL KAMILUL MUGTAROFU MIN BIHARI MA’ADINI JAWAHIRIL ASRORI WA YUNABI’U MALAKUTU JABARUTIL ANWARI ILLA MA AJABTANI WA ROFA’TAL HIJABA BAYNI WA BAYNAKA HATTA ANDZUROKA BI BASHORI WA ANTA TUKHOTIBUNI WA SAKHHIR LI A’WANAKA ……….

( Titik titik diisi nama MALAIKAT HURUF & A’wan ( Khodam pembantu Malaikat huruf ) Qosam ini berlaku bagi semua Huruf Hijaiyah)

ASMA MALAIKATUL HARFITS WA A’WANUL HARFITS

1. HURUF ALIF, MALAIKAT HURUF: HATHMAHTHOLQIYAAIL

A’WANNYA:

– HADHAYUNIN

– SYALHAMIDIN

– TOMKHOLASHIN

– BUKHLAYLAKHIN

2. HURUF BA, MALAIKAT HURUF: JAROMHAYAIL

A’WANNYA:

– KASYAMSYAKHIN

– HAYLAKHIN

– MAHALSYATHIN

3. HURUF JIM, MALAIKAT HURUF: TOLAQTOYAIL wa TOLQIYAIL

A’WANNYA:

– HADMAKHHALASYLAKHOKHIN

4. HURUF DAL, MALAIKAT HURUF: SAKAMHAYAIL

A’WANNYA:

– HALTOFIN

– MAHLALKHIN

– MAHLALKHIN

– SYAWIDIN

– SYASYALTOTIN

5 HURUF HA, MALAIKAT HURUF: AFROYAIL

A’WANNYA:

– DZABHATIN

– HAMKIKIN

– HASYTOYTO’IN

6 HURUF WAWU, MALAIKAT HURUF: TUNAYAIL

A’WANNYA:

– MAHDADUHIN

– SYALTAMUKHIN

– BAROKHIN

7. HURUF ZAY, MALAIKAT HURUF: ‘ALMASYYAIL

A’WANNYA:

– MA’ADROSYIN

– HATOTIMIN

– MAHATIN

8. HURUF HA, MALAIKAT HURUF: TOFYAIL

A’WANNYA:

– DAHLIKH

– KAMSYALAATOKHIN

9. HURUF THO, MALAIKAT HURUF: ASTOYAIL

A’WANNYA:

– SYAMHATIN

– MALSYAKHIN

– MALKHOSYIN

– TOMAHIN

10. HURUF YA, MALAIKAT HURUF: HARDAQIL

A’WANNYA:

– DAMGIGIN

– HALHAFIN

– SYAWIYADKHIN

Untuk mengamalkan satu huruf saja memerlukan proses, doa yang panjang dan berat. Khasiat Huruf:

Alif: menghilangkan kebodohan, menguatkan daya tangkap pikiran, mendamaikan orang, mahabah, membuka peti, menjaga harta, halimunan,dll.

Ba:Kemudahan rezeki, menyembuhkan penyakit, mahabbah,dll

Taa:menghilangkan dan mendatangkan hayalan yang mengyengsarakan dan mimpiburuk,dll

Tsaa: menghilangkan sakit panas, mahabbah, mempersatukan/memisahkan orang, dll

Jim:Menaikan derajat dan kewibawaan, mengangkat berat, dll

Ha:menekan musuh, agar kuat berjalan,dll

Khoo:memisahkan orang yang bersatu dalam kejahatan, dll

Dal :sakit panas, memudahkan orang melahirkan, membuka peti harta,dll

Dzaal:mahabbah, meredakan kemarahan,dll

Roo:mahabbah, memudahkan rejeki dan menolak kefakiran,dll

SANDI PENGUASAAN MALAIKAT HURUF (LANJUTAN)

Contoh:

Huruf ALIF

Sandi Pemanggil :

AJLIBU LI AL AKHBARO MINAL AQTORI WAK SYIF LI AL HUJUBA WAR FA’ LI AL ASTARO ANIL MAKNUNI.

Syarat:

1. Baca sandi pembuka huruf doa sebagai pembuka dan penutup 33x

2. Huruf Dibaca 1000x atau dan ditulis di telapak tangannya sebanyak 1000x, Posisi huruf Alif ada di saat Bulan turun ke Manazil Nuthu ( 10 April- 25 April ) setelah selesai menulis, tangannya di hadapkan pada langit sambil membaca Qosam yang menguasai pada huruf-huruf HizaiyahUntuk menggunakan Huruf Alif, setelah membaca Qosam di atas selanjutnya membaca :

3. Ryadoh puasa 21 hari

HURUF BA

Sandi Pemanggil :

AJLIB LI AL AKHBARO MINAL AQTORI WAK SYIF LI AL HUJUBA WAR FA’ LI AL ASTARO ANIL KUNUZI ALLIMNI AYYUHAR RUHANI SUN’ATAL HIKMATI.

Syarat:

1. Dibaca dan ditulis pada kertas berwarna hijau dengan tinta merah 1000x., setiap 33x di hadapkan ke baca Kunci pemanggilnya, Posisi Khodam di Manazil BATIN (25 April- 13 Mei)

2. Ryadhoh puasa 9hari

Fadhilah: para Khodam akan memberi tahu kepada anda tentang gudang harta qorun dan mengajarkan kepada anda Amaliyah Ilmu Hikmah.

SANDI PEMBUKA HURUF KHODAM MALAIKAT ASMA

Disarikan dari manuskript kitab Syumusul Anwar dan syamsul ma’arif serta pengalaman pribadi

Contoh:

SANDI ASMA’ AL-HAYYU

Al-Hayyu merupakan salah satu Asmaul A’dzom dari Asmaul Husna yang Alloh S.W.T mewakilkan pada Asma’ Al-Hayyu seorang Khodam yang bernama DARDAYAIL A.S DAN HAHTHOYA’IL AS memimpin 4 pasukan malaikat dan setiap 1 malaikt memimpin 17500 pasukan dan keseluruhan terdiri 70.000 balatentara pasukan langit dari golongan Malaikat Ruhanny yang sangat di taati luar biasa oleh para Jin Ifrit yang kabur dari kekuasaan Nabi Sulaiman A.S. Adapun tata cara Dipercaya dan diberikan kelebihan dengan Asma tersebut oleh Khodam Malaikat Asma yang di beri kepercayaan pleh Allah ini sebagai berikut :

1. Berpuasa 48 hari dari makanan yg bernyawa

2. Memakai Wangi-Wangian Yg bagus (tidak di tentukan Jenisnya)

3. Senantiasa menjaga Wudhu

4. Membaca YA HAYYU tiap siang dan malam masing2 18000 x

5. Waktu kosongnya di isi dengan membaca Sholawat

SANDI PEMBUKA ASMA:

Yaa hayyu antaldzii bisathtalhayaata fiil afa qi wa akmalta asroo roanbiyaa’ika ’alaal ithlaqi wasamahaka ahlal mahabbati fii yaumit-talaqi wa ahyita hayaa, tath-thul-labi bihayaati ma’rifatika wa amlik nufuusal ’ushooti bigholabati sulthooni sathwatika wa aj rojat nabiy-yika wa alaitahu darojata’illiyyina waqqou tahu biakh dzi nawa shil’alamiina wakhoshoshtahu bismil hayyil fii amkanit-tamkiiin.

Setelah sempurna 48 hari maka akan nampak dengan jelas dihadapan anda satu pasukan dari bala tentara Jin Mu’min yang di pimpin oleh seorang Khodam Jin yang di kepalanya terlilit Ular yang sangat besar, kemudian Ular tersebut mengucapkan salam pada anda balaslah salamnya dan janganlah anda takut darinya karena dia hanyalah Jin, Setelah itu Bala tentara jin tersebut hilang lalu nampaklah dengan jelas di hadapan anda bala tentara dari golongan Ruhanny telah memenuhi Ufuq dan tempat anda berkholewat, bala tentara tersebut disertai rajanya yaitu Sayyid Dardayail A.S yang menunggangi se ekor Unta berwarna merah dengan berpakaian serba Hijau , Maka di tancapkanlah Kursi untuknya yang terbuat dari Emas kemudian duduk lalu mengucapkan salam kepada anda, maka balaslah salamnya, kemudian Dia bertanya pada anda ” Apa yang menjadi hajatmu “, Katakanlah padanya ” Aku menginginkan engkau membantuku di dalam hal Melipat Bumi ( Saefi Angin ), Terbang di udara, Berjalan di Atas Air, Menarik Makanan & Minuman, Menarik Uang, Maka Khodam tersebut memberikan sebuah batu ( di dalam kitab tidak disebutkan Warna dan Jenisnya ), Yang apabila anda dekatkan batu tersebut pada Api Maka wakil dari Khodam Sayyid Dardayail (Hahthoyail dengan wajah yang sama dengan sayyid Dardayail) akan hadir dan melaksanakan apa-apa yang menjadi hajat anda sesuai permintaan anda di atas.

SANDI ASMA YAA MUHAMMAD

Yaa Muhammad merupakan salah satu Asmaul dari Rosulullah SAW dan Allah mewakilkan pula asma ini kepada Khodam malaikat yang bernama DARDAYAIL A.S, terdiri dari 4 pasukan utama dan setaip kepala pasukan utama memimpin 70.000 balatentara pasukan langit dari golongan Malaikat Ruhannya. Tata caranya:

1. Berpuasa 70 hari dari makanan yg bernyawa

2. Memakai Wangi-Wangian Yg bagus (tidak di tentukan Jenisnya)Senantiasa menjaga Wudhu

3. Membaca YA MUHAMMAD tiap siang dan malam masing2 70-700-7000x

4. setiap 10 baca simpul pembuka khadamnya 1x

5. Waktu kosongnya di isi dengan membaca Sholawat

Berkit Doa Sandi Penguasaannya:

Asl’aluka yanuurul anwarila huutiyyati kablad-duhuuri wal ajmani alfaniyatil ja-wahiril fa’ali bila mtsalin alqudusu thohirul’aliiyul kahirulladzi bihi makanun wala yasytabihu ’alaihi jamanun biikuunil amkinati wal ajimani wal aukati tabarokta’anjauharil anwarillahuu tiyyati kablal ajaliyyatish-shamadiy yati tarob ba albisni minka hayatal arwakhir rru khaniyyatil mutash shifati bil kuwwatil ulyash shifatul lati lahaya khiiliku yaman yaroo wa ayuroo min adhmikudrotika falatu thiikul karubiyyuna tarfa’u wujuuhahum min hijbi nurika.

Allahumma ya adhimu bihaqqi lau anjalna hadzal qur’ana ’ala jabalin laro aitahu khasyi’an mutashaddi’an min khasyatillahi wa tilkal amtsalu nadhri buhannasi la’allahum yatakkauuna tar fa’dzikrii wa as aluka bi aw walid-daikuu miyyati bi ’adhimi qudrotil uluu luuhiyyati wabisathwatir-rubuu biyyati antukhallishani min bahri haadzihil khaliikatil faniyati watu thal-li’ini ’ala asroril khafiyyati’anil barroyatil mutasfash-shili biha’alaa ’ibadikal mardhiyatith thalibiina darol baka’it tarikina darol fana’il muja nisiina lilar wahith thairti.

Allahummashrif ’annil amridhal faniyata bibadii’i qudrotika wa’adhiimi syanika wanuuri wajmaifii quduusi anwarika wa afridnii ma’al afroni wa a’shimni min mukaro natil afrodi wa musya rokatil adh diwa ath lii’ni’alal latho’ifil khafiyyati ya man yaridu bil baqo’il wal kibri ya’i ya’aliin muta’ali wa awwalil awwaliina innaka ’alaakulii syai’in qodir, wahuwallahul khaikul barii’ul mushawwiru lahu asmaul khusna yusabbihu lahu mafiis samaawati wal ardhi wahuwal ajiijul hakiim

Setelah sempurna 70 hari maka akan nampak dengan jelas dihadapan anda satu pasukan dari bala tentara Jin Mu’min dari golongan Ruhanny telah memenuhi Ufuq timur sampai barat di tempat anda berkholewat, bala tentara tersebut disertai rajanya yaitu Sayyid Dardayail A.S yang menunggangi se ekor Unta berwarna merah dengan berpakaian serba Hijau , Maka di tancapkanlah Kursi untuknya yang terbuat dari Emas kemudian duduk lalu mengucapkan salam kepada anda, maka balaslah salamnya, kemudian Dia bertanya pada anda ” Apa yang menjadi hajatmu “, Katakanlah padanya ” Aku menginginkan engkau membantuku di dalam hal Melipat Bumi ( Saefi Angin ), Terbang di udara, Berjalan di Atas Air, Menarik Makanan & Minuman, Menarik Uang, Maka Khodam tersebut memberikan sebuah Cincin pasukan Khodam Sayyid Dardayail akan hadir dan melaksanakan apa-apa yang menjadi hajat anda sesuai permintaan anda di atas.

terimakasih atas kesediaan sadulur semua dan ki KHODAM SAKTI

@@@

HIRZUL YAMANI (menurut versi orang kebanyakan)

Berikut adalah petikan Hirzul Yaman versi kalangan pesantren di Indonesia, sedangkan berdasarkan versi aslinya ini adalah Hirz Ihtishom/Hisrar (penjagaan) setingkat dengan HIJIB HIFIZ namun fungsinya lebih kearah untuk perang, untuk semua Ilmu khususnya ilmu Saefi..dalam kata lain Hirz ini adalah sistem pola dan volume berat energi yang sangat kuat dan sehingga termasuk tataran tinggi.. Hirzul Yaman dan saefi Hirzul Yaman Bil alfi muubarokah sangat panjang sekali….

Fadilah/Keampuhannya:

1. Menjaga, menarik dan menghancurkan Jin jahat tingkat tinggi

2. Jin & Khodam Ilmu tinggi apapun terkecuali Saefi, pusaka beryoni tinggi akan luntur bila berhadapan dengan pemilik Hirz ini, oleh karena itu tisak dapat digunakan mengambil pusaka, karena Kodam penunggu dan pusaka tersebut akan menghindar dari pemilik Hirz ini (bukan terbakar namun sangat menghargai), terkecuali dipanggil

3. Mata setajam sembilu dan punya wibawa sangat tinggi

4. Tahan bacok, senjata api, di tahap pertengahan akan tahan:bom, racun, dilempar dari udara 1000m tetep hidup (pengamal sampai tahap pertengahan adalah sersan dari salah satu korps TNI-AD dan masih hidup hingga kini”dirahasiakan”)

5. Mencegah dan menghancurkan santet, gendam, hipnotis apapun (kebal Santet)

6. Pemilik Hirz terlindungi oleh ratusan khodam malaikat tingkat tinggi

7. Menghancurkan usaha pemilik pesugihan

8. Bila sudah tinggi/tahap puncak, sekali bentak orang disekitar muntah darah dari 9 lubang

9. Masih banyak lagil……..

VERSI PERSIA DAN SYAIKH ABDUL QODIR JAELANII (1) –

PARA ULAMA

sanadnya sampai SULAIMAN AS,

Rapalan:

Bismillahirohmannirohim.

‘Azamtu ‘alaikum yaa shhaabas sihri wal waswaasi wa’tashamtu bikaa (yaa Allahu 3x). Bihaqqil hadhiri wa-Ilyaasa, wabihaqqi (Kaahiijin 3x; Mahiijin 3x; Kaahai-kahjin 3x; Mahjuujin 3x; Marmahjuujin 3x; Matjuu-in 3x), wabihaqqi (Aijin 3x; jarin 3x), wabihaqqi (Haamuu-in 3x; Haajin 3x; Ajiirin 3x; Injaasin 3x; Mahmaahuu-in 3x; Wanuuhin 3x). Wa’tashamtu bika min syarril jini wal insi wahamazaatisy-syayaathiini wa-atbaa’ihim wa-a’udzubika min kulli balaa-in, wa bihaqqi Danil, Ali, wabihaqqi (Ayujin 3x; Darasin 3x, Wanawaarasin 3x), wabihaqqi (Ahyan 3x; Saraahiyan 3x Aduunaniyan 3x), ashbaa-ut wa bihaqqi azhamatikal jaliilati (ya allahu 3x) ihfazhnii min jamii’il balaa-I wal aafaati bihaqqi ‘Isa, wa Muusaa wa bihaqqi Idriisa wa Syiits wa bihaqqi Sayyidina Muhammadin SAW. Yaman la bidaayata walaa nihaayaata. Wa’tashamtu bika min syarril jinni wal insi bisrri qiraa-atis saiki fastajib du’aa-ii ya ghiyaatsul mustghitsiin. (Aghitsnii 3x) yaa man laisa kamitslihii syai-un wahuwas samii’ul’aliim. Wayaa ni’mal maulaa wayaa ni’man nashiir. Birohmatika yaa arhamar raahimiin.Washallalaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihii washahbihii wasallam. Walhamdu lillahi rabbil ‘aalamin.

VERSI ARAB DAN PERSIA:ROSULULLAH SAW-ALI BIN ABI THALIB DAN SYAIKH ABDUL QODIR JAELANII (2)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIMI

AQSAMTU BIKA YA ALLOHU YA ALLOHU YA ALLOHU BI HAQQIL KHUDRI WA ILYASA WA BIHAQQI KAHYAJA MAHYAJA KAHKAHYAJA HAWAJAWAJA MAROKHOWAKHO MARMAKHOWAKHO MAHMAJAWAGHO BI HAQQI AYAKHO ZAJARO ROHAYAMAWAGHO TOFA’AJA AZROL JASA WA BIHAQQI ADAMA WA NUHIN WA I’TASOMTU BIKA MINAL JINNI WAL INSI WAL AHROMANI WAS SYATINI WAL JUNUDI WAL ATBA’I WA MIN KULLI AFATIN WA ‘AHATIN WA I’TASOMTU BIKA MIN KULLI BALAIN BI HURMATI DANIYALA WA BIHAQQI AYAKHO AYAKHO WA BI HAQQI PUNUROS FUNUROS WA BIHAQQI AHYAN SYARO HIYAN ASBAUTI ALI SYADAYA WA BIHAQQI ‘ADZOMATIKA YA ALLOHU YA ALLOHU YA ALLOHU IHFADZNI MINAL BALAI WAL AFATI WAL ‘AHATI WA BIHAQQI MUSA WA ISA WA BIHURMATI DAWUUDA WA ZAKARIYYA WA BI HURMATI ISMAILA WA YAHYA WA BIHURMATI IDRISA WA SYIS WA BIHURMATI MUHAMMADIN SOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM TAWAKKALTU ALAL HAYYIL LADZI LA BIDAYATA LAHU WA I’TASOMTU BIKA MINAL JINNI WAL INSI BI QIROATIS SAYFI WAS TAJIB DU’AII YA GIYASAL MUSTAGISINA AGISNI YA MAN LAYSA KA MISLIHI SAYUN WA HUWAS SAMI’UL BASIRU HASBIYALLOHU WA NI’MAL WAKILU NI’MAL MAULA WA NIMAN NASIRU WA SOLLALLLOHU ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ALIHI WA SOHBIHI AJMA’IINA ALLOHUMMA INNAKA QULTA WA QOULUKAL HAQQU UD ‘UUNI ASTAJIB LAKUM WA INNAKA LA TUKHLIFUL MI’ADA YA LATIFU AGISNI WA ADRIKNI BI KHOFIYYI LUTFIKAL KHOFIYYI ILAHI KAFA ILMUKA ANIL MAQOLI WA KAFA KAROMUKA ANIS SUALI ALLOHUMMA TA FADDOL ALAYYA WA AHSIN ILAYYA WA KUN LI WA LA TAKUN ALAYYA .

Syarat:

1. Bidayat (permulaan):

a. Bidayat 1:

– Mandi jamas (keramas) pada hari sebelum puasa

– Puasa Mutih/niis selama 7 – 21 – 41 –120 (Final Mukasyafah & Musahadah)

b. Bidayat 2:

– Mandi jamas (keramas) 7 guyuran 7 ember setelah salat magrib

– Dilakukan tanpa puasa selama 49 – 300 hari makan-makanan yang tidak bernyawa (Final Mukasyafah & Musahadah)

2. Wasa’ith (perantara):

– Sesudah mandi & mau puasa baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khomdam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.

3. Nihayat (kesudahan) & Riyadhoh (latihan), Mujahadah (perjuangan):

a. Nihayat, Riyadhoh, Mujahadah (1):

– Shalat taubat 2 rakaat

– Shalat hajat 4 rakaat

– baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khodam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.

– Rapalan dibaca setelah salat wajib minimal 21x, maghrib & Isya 41x, salat Hajat 101-170-313

b. Nihayat, Riyadhoh, Mujahadah (2):

– Shalat taubat 2 rakaat

– Shalat hajat 4 rakaat

– baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khomdam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.

– Rapalan dibaca setelah salat wajib minimal 21x, maghrib & Isya 41x, salat Hajat 101-170-313

4. Takammul (mengenal), mukasyafah (pengungkapan):

Khodam:

1. Jumlah:

a. Jumlah Khodam Kepala: 20 khodam Utama

b. Jumlah Khodam Kepala Divisi dari 5 Divisi: 105 khodam

c. Jumlah Khodam dari Semua Divisi: 525 khodam

d. Jumlah Total Khodam 651

5. Mukasyafah (pengungkapan) & Musyahadah (penyaksian):

(rahasia)

@@@

ASMA KHIDIR AS.

Berdasarkan Harapan saudara sekalian maka saya coba ampilkan asma Khidir berbagai versi berdasarkan perjalan ruhani dari berbagai versi dan sesaui dengan manuscrip kuno ASMA’IAN WAR RUH, sedangkan fadilahnya sama dengan ASR…

Versi Suryani Ibroni: Ya tankafilu bihaqi khosy-yan-wadza

Versi Arabic: ya hayyu hiyna lahayya fi dayumumatu mulkihi wa biqo’ihi

Versi Mesir Kuno: TSAMIAKH, EMO’IAHA, AMIAL, MAKBAL, AMO’II, ZAZII’AN, MAI-PHIAT, ZAQROTH, TENDAK, FULAMAH

Keterangan:

Dibaca 2999x, minimal 29x, digunakan 9x, sama sesuai dengan asma ASR