CARA RADEN SYAHID MENCARI GURU SEJATI

Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi secara tepat. Budaya arab tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng.

Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan Ario Tejo III, II dan I. Arti Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah anak turun pendiri kerajaan Majapahit.

Raden Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke ayahnya: “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang kritis ini.

Raden Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya berkecukupan.

Suatu ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat. “Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.

Syahid yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin (metafisik). Dia telah meninggalkan syariat masuk ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan Bonang cuma satu: duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru sejati (kesadaran ruh). Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati (ruh) yang sekian lama terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan menyuruhnya untuk diam di pinggir kali.

Ya, perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun. Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH. Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.

“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR, TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA KABEH….”

Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu. Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.

Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami “mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri, manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung makrifatullah.

Salah satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL: UTAMANING SARIRA PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA KRAMA. (Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang. Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama).

Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang suci di dunia ini hanya Tuhan: HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil: PANGABEKTINE INGKANG UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN, TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN. (Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhir)

Jadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK ADA, HANYA DIA YANG ADA.

Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga: SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. (Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.)

Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI. Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikut:

NORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG, DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING DUNYA.

MESJID ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI, DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN, TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.

(Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. SESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas. Melihat yang barat terlihat timur dan sebalinya. Itu pengelihatan yang terbalik).

Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda, kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN. Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN SANGAT RENDAH NILAINYA.

Apa bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala kesempurnaan-Nya.

Sunan Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah (penguasa Demak) agar tidak menyerang Brawijaya V (ayahnya) karena beliau tidak pernah berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang (karena Demak dianggap telah kehilangan kultur Jawa.

Pajang yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga adalah mendorong Jaka Tingkir (Pajang) agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun.

BENTUK/POLA RUMUS DASAR PENGUASAAN ILMU

Oleh: hongmankim 

Kesemua ini berdasarkan pengalaman saya selama belajar dengan mas Halilintar di Bandung selaku masih keturunan langsung dari para wali yang sanad keluarganya sampai ke rosulullah dari sayidina Husein, namun bila memang ada kesulitan anda bisa menghubungi ke alamat email beliau…semua yang saya share telah berdasarkan ijin dan ijazah beliau. Berikut bagian terkecil teknik penguasaannya

1. Ruang (lokasi), arah dan Waktu:Berfungsi untuk mengetahui jam baik/buruk dan lokasi dimana potensi energy yang akan muncul dan portal dimensi antara kita dengan malaikat&khodam malaikat/jin penjaga asma,hirz,saefi,hari, bulan, tahun, rizalul ghaib, penjaga & penyampai doa dari lapisan langit dan bumi

2. Hisab Nama Pribadi, Do’a, Asma, Hirz,saefi, Azimah:Berfungsi untuk mengakses energy

3. Kekuatan nama Malaikat/Khodam Asma, Hirz, Do’a, Saefi: berfungsi untuk membuka potensi kekuatan terpendam dari setiap planet dan memanggil ruhaniyyah-nya..

4. Nama Bintang & malaikat/khodam planet/bintang: berfungsi untuk mengakses energy dan cahaya dari planet yang bersangkutaan. biasanya dipakai untuk mengisi atau memperkuat Hirz, Asma, Saefi,azimah Asma, do’a Perintah: berfungsi untuk memaksa khodam penjaga untuk mematuhi dan mengikuti apa yang diperintahkan..

5. Asma, doa Penghancur: berfungsi untuk menghukum setiap makhluk yang mengganggu proses ritual atau khodam penjaga yang tidak patuh dll.. karena pada umumnya prosesi ritual biasanya tidak akan lancar-lancar saja… ada saja gangguan baik fisik (lintasan hati/dengan kata lain menghayal) maupun metafisik oleh karenanya diperlukan persiapan yang matang sebelum memulai ritual dengan membentuk sebuah lingkaran energy yang kuat dan rumit menjadi suatu yang sangat wajib bagi mereka yang akan melakukan ritual dengan hirz, asma, Saefi

6. Tekhnik Nafas & Simpul nadi syaraf: Berfungsi memudahkan penyaluran kekuatan doa, Hirz/Hijib,Asma,Saefi ke 365 simpul nadi syaraf dan simpul sekunder dan simpul utama sehingga akses dan pola energy terfokus baik di internal & external tubuh.sehingga dapat digunakan kapan saja baik di 2-3 dimensi maupun diluar dimensi yang diluar jangkauan akal.

RUMUS ARAH

Didasari oleh arah Rijalul Ghaib bermanfaat khususnya Ilmu Hikmah dan juga membuat intuisi pengamalnya semakin kuat..manuscript kuno ini dikutip kembali oleh Imam Ahmad bin Ali Al-Buni dalam kitab mistik kuno yang berjudul Manba Ushul Al-Hikmah-nya menjelaskan tentang rijalul ghaib ini sebagai berikut:

“Ketahuilah, bahwa Allah Yang Maha Agung dan Maha Luhur dengan kemurahannya yang besar terhadap manusia, Ia menciptakan ruh-ruh berkarakter malaikat yang berkeliling diseluruh penjuru bumi. Para ruh tersebut membahagiakan orang-orang yang memiliki hajat dengan membantu menunaikan hajat-hajat mereka dan membantu mencapai keinginan-keinginan mereka. Maka barangsiapa yang bertepatan waktu hajatnya dengan arah dimana para rijalul ghaib itu berada dan berdoa kepada Allah pada saat itu juga, para rijalul ghaib itu akan mengamini doanya tersebut maka akan terkabulkan hajatnya serta tercapai apa yang ia minta”.

Para Rijalul Ghaib merupakan hamba-hamba Allah yang shaleh yang banyak diberi pengetahuan hal yang ghaib oleh Allah SWT. Mereka bertebaran dimuka bumi dab disamarkan oleh Allah dari kebanyakan makhluqnya, dan karena keshalehannya doanya diijabah Allah.

Hujjah para syaikh didasari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya`la, Ibnu al-Sunni, and At-Thabrani dalam al-Mu`jam al-Kabir bahwasanya Rasulullah bersabda:”Apabila seorang daripada kamu kehilangan sesuatu atau memerlukan pertolongan sedangkan dia berada di suatu tempat yang tiada orang dapat menolongnya, maka hendaklah dia berseru: “Wahai hamba-hamba Allah, tolonglah aku..!! (yaa ‘ibaadallaah aghiitsuunii)” sesungguhnya bagi Allah itu ialah hamba-hamba yang kita tidak nampak.”

Olehkarenanya banyak orang yang bertawassul kepada mereka agar Allah mengijabah doa mereka dengan keramat para Rijalul Ghaib tadi..Kemudian diperkuat oleh Ali dengan Sanadnya Rosulullah Mengajarkan kepada para sahabat, Auliya, dan Turunannya dari Hasan serta Husein, sampai Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani mengajarkan bacaan salam kepada mereka ( diaplikasikan sambil menghadap ke arah mereka berada sesuai yang diajarkan Imam Ahmad bin Ali AlBuni) sebagai berikut:

Berikut SALAM KEPADA RIJALUL GHAIB

Assalaamu’alaykum Yaa Rijaalul Ghaaib,

Assalaamu’alaykum Yaa Ayyuhal Arwahil Muqadassah,

Yaa Nuqobaa..Yaa Nujabaa..Yaa Ruqoba..Yaa Budala..Yaa Awtad Al-ardl..Yaa Awtad Arba’ah..Yaa Imaaman..Yaa Quthb..Yaa Fard..Yaa Umanaa..

Aghiitsunii Bi Ghawtsatin, Wan-zhuruunii Bi Nazhrotin,

War-hamuunii Wa Hash-shiluu Muroodii Wa Maqshuudii, Wa Quumuu ‘Alaa Qodloo-i Hawaa-ijii (Hajatnya) ‘Inda Nabiyyinaa Muhammadin Sallalaahu ‘Alaihi Wa Sallam, Sallamukumullahu Fiddunyaa Wal Aakhirah..

Allahumma Shalli ‘Alal Khidr..

Al-Fatihah

ASMA RIJALUL GHOIB

Dilanjutkan dengan Asma RIJALUL GHOIB (Kunci Pembuka Portal Ghaib dengan Rizalul Ghoib), yang dikutip dari Saefi Asma Hirz Sultonin Bahri wa Baar (Hijib Hijib Pedang Raja Lautan dan Daratan/Rajanya asma, campuran dari bahasa ibroni, suryani dan arab) termaktub/dipopulerkan dengan asma Sunge Raja salah satu versi Baghdad dan oleh para Auliya, Syaikh, Sunan/wali,Ajengan, Kyai di Indonesia dijadikan pola asma sunge raja dengan banyak versi

Berikut ASMA RIJALUL GHOIB

بسم الله الرحمن الرحيم

يا حيو ياقيمو يملكيومدين ِيكنبٔدو وِيكنستعن ياحيى ياقيمو يربى او اوم حو اوم رحن نسرن برنا ايى يرم حنسا اووم انمو مجرنيه ملكه املكه ادبه امحبه ورثا اسمن كفنج ومنك وسك وار اوريا امهو كلم ملك اشمين كسنه بحنه

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

YA HAYYU YA QOYYUMU YA MALIKI YAUMID DINI IYYAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASTA’INU YA HAYYU YA QOYYUMU YA ROBBI AW UM HUWA UM ROHINA NASRIINA BARINA AYII YARUM HANSA AW UM ANMUU MAJRONIYYAH MALIKAH AMLIKAH ADABAH AMHABAH WARITSA ASYMAN KAFANJAN WA MANKA WASYIKI WA ARO URIYAA AMHU KALAMA MULUKA ASYMIINA KASANAH BAHANAH.

TAWASSUL & DOA HADIAH

Dengan Mengumandakan 99 asmaul husna sebanyak 3x dan Doa hadiah yang sanadnya ke rosulullah, sahabat, nabi, malaikat, auliya, orang tua dan pemberi ijazah (Sohibul Ijazah)mas Halilintar, ruh dan jasad Diri sendiri.

DOA QUTB

Ditutup dengan doa Qutb /doa Rijalul Ghaib yang diriwayatkan oleh Syeikh Ahmad Al-Ghazaly (saudara kandung dari Imam Muhammad Al-Ghazaly) yang dikutip dari Rosulullah SAW ke Ali bin Abi Thalib RA, Usman bin Affan, Abu bakar ash-shodiq dan para sahabat dan Auliya Allah lainnya berdasarkan Riwayat sejarah Para Nabi sebelumnya. Do’a ini adalah terjemahan Arabic yang dirubah rosulullah SAW dari bahasa ibroni lama (zaman Musa AS), Do’a ini ini sangat luar biasa baik dan dapat digunakan untuk banyak hajat/khusus

Berikut DOA QUTBH/RIZALUL GHAIB

Allahumma sholli ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin wa sallim, robbi adkhilni fii lujjati bahri ahadiyyatika, wa thomthoomi wahdaaniyatika, waqowwini biquwati sathwati qudrotika, hatta akhruja ilaa fadhoo-I sa’ati rohmatika, wa ii wajhi lam’aani barqil qurbi min aatsaari rohmaaniyyatika, marri-an bi haibatika, azzizan bi’inaayatika, mubajjalan, mu’azh-zhoman, mukarroman bitakriimika wa ta’azhiimika,wa albbisni minka khul’al ‘izzi wal qobul wa sahhil lii manaahijal washlati wal wushuul wa tawwijnii bitaajil karomati wal waqoorr wa allif baini wa baina ahibba-ika fi daarid dunya wal daaril qoroor, warzzuqni min nuuris mika haibatan tanqoodu ilayyal quulubul wal arwaahu, wa tahdho’u ladayyan nufuusu sal asybaah, yaa man dzallat lahu riqoobul jabaabiroti, wa khodo’at a’naaqul akaasiroti, laa malja-a illa ilaika walaa I’aanata illa bika, walat tikaala illaa’alaika, idfa’anii kaidal hasidin wa zhulumaatil mu’anidiin wa adkhilnii tahta suroodiqoti ‘arsyika yaa akromal akromiin ayyid zhoohiri lit tahas-shuli ‘alaa maroodhiika, wa nawwir qolbii wa sirii lil ithlaa’I ‘alaa manahiji masaa’iika ilaahi kaifa asdhuru ‘an baabika bihaibatin minka wa qod rodadtanii’alaa tsiqotin minka, wa kaifa tai asunii min’athooika waqod amartanii bi du’aaika wa haa ana muqbilun’alaika multaji-un ilaika, baaid baini wa baina a’daa-ii kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghribi, wakhthuf abshorohum biinuuri qudsika wa tsubuuti ‘izzatika, innaka antal mu’thi bijala-ilin ni’ami birohmatika yaa arhamar roohimin

Allahumma innii as-aluka’ilman naafi’an wa’amalan mutaqobbalan wa rizqon halaalan thoyyiban waasi’an fid dunyaa wal akhiroh

Allahummaj’al badanii khozaanataa arzaqil abdaani wa lisaani khozanaata qulubi ahlil iiman, farzuqni lathoifat tauhiid wa khsoshooishot tamjid, innaka antallahul hamiid, al fa’aalu lima yuriid, birohmatika ya ahamar roohimiin, wa sholallahu ‘alaa sayyidina muhammadin wa ‘alaa aalihi wasohhi wa sallam wal hamdulillaahirobbil’aalamin

ASMA PENGHANCUR DAN PENJAGA

Dilanjutkan dengan Asma Jabarut (Kunci Pembuka Portal Ghaib dengan Malaikat di alam Jabarut), yang dikutip Rosulullah SAW sewaktu isro miraj, saat beliau naik ke ke Langit Ke7 (alam Jabarut), dimana di dinding cahaya langit ke 7 terlihat tulisan asma-asma allah, dan saat beliau bertanya kepada jibril AS, Jibril menjawab bahwa itu adalah nama asma-asma Allah yang sudah tercipta sebelum adanya aku (malaikat), makhluk dan Alam semesta. Berikut adalah bagian yang seringkali para ulama/auliya gunakan sebelum memulai doa/memohon hajat. Dan asma ini sangat panjang sekali (berlembarlembar) berupa campuran bahasa arab, suryani lama, ibroni lama dan sebagian ada dalam mushaf para nabi baik Adam AS, Tsist As, Idris AS, Daniel AS, Nuh AS, Ibrohim AS,Musa As, Daud AS, Isa AS, Muhammad SAW, Asma jabarut ini menjadi dasar asma suryani, Ibroniyah (sudah pernah dishare di LASKAR KHODAM SAKTI), Asma Barhatihin (nanti saya akan Share sebagai pelengkap/mungkin sudah banyak yang tahu),Saefi Raja Hijib Lautan dan Bumi, dsb. Karena didalam asma ini terdapat pembukaan kunci-kunci pembuka portal dimensi ghaib (alam jin & Malaikat) yang berguna menghilangkan sihir, memisahkan seseorang, dsb.

DOA ASMA JABARUT dibaca 7x:

ALLOHUMMA YA NURU TANAWWARTA BINNURI WANNURU FI NURI NURIKA YA NURU, YA ‘AZIJU TA’AZZAJTA BIL IZZATI WAL IZZATU FI IZZATI IZZATIKA YA A’ZIJU, YA JALILU TAJALLALTA BIL JALALI WALJALALU FI JALALI JALALIKA YAJALILU, YA WAHIDU TAWAHHADTA BIL WAHDANIYYATI WAL WAHDANIYYATU FI WAHDANIYYATI WAHDANIYYATIKA YA WAHIDU, YA FARDU TAFARRODTA BIL FARDANIYYATI WAL FARDANIYYATU FI FARDANIYYATIKA YA FARDU, YA JAMILU TAJAMMALTA BIL JAMALI WALJAMALU FI JAMALI JAMALIKA YA JAMILU, YA A’DZIMU TAA’DZOMTA BIL A’DZOMATI WAL A’DZOMATU FI ADZOMATI ADZOMATIKA YA ADZIMU, YA KABIRU TAKABBARTA BIL KIBRIYAI WAL KIBRIYAU FI KIBRIYAI KIBRIYAIKA YA KABIRU, YA SALAMU TASALLAMTA BI SALAMI WAS SALAMU FI SALAMI SALAMIKA YA SALAMU YA SAMI’U TASAMMA’TA BIS SAM’I WAS SAM’U FI SAM’I SAM’IKA YA SAMI’U YA MUJIBU YA ALLOHU YA AZIJU YA MAN LA ILAHA ILLA HUWA ALAIHI TAWAKKALTU WA ILAIHIL MASIRU YA QUDDUSU AS ALUKA AN TUSOLLIYA ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA A’LA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD WA ANTAGFIROLI DZUNUBI WA TARHAMNI WA TATUBU ‘ALAYYA WA AN TAQDIYA HAJATI WA TAKFINI MUHIMMATI WA TASTAJIBA DA’WATI WA TAQBALA IBADATI BI ROHMATIKA YA ARHAMAR ROHIMIN.

Berikut Doa HIFIZH atau terkenal dengan Hijib Hafizoh, Asy-Syifa (Penyembuh) dan orang yang menguasai hijib ini dengan sempurna bisa menjadikan air hujan setajam baja, seperti Kyai di Tasikmalaya melawan Tank Kompeni dengan membaca do’a ini tank kompeni tersebut rusak berat tertembus peluru anti tank dengan dasar bahannya air hujan.

Kemampuan hijib ini yang telah saya rasakan:

• Membuat air kolam menguap dalam 30 menit,

• Kemudian dicoba dengan menantang tarung dengan preman Peti kemas Tanjung Priok, saya hanya berdiam diri di hajar, ditusuk baik mata, maaf “alat kelamin” oleh alat-alat berat, senjata api, dan tajam namun Alhamdulillah tidak ada satupun senjata yang menembus dan merobek baju.

• Di taman safari Bogor saya turun dari bus parawisata dengan mendekati para singa dan memberi makan kemudian memeluk dan menunggangi mereka sehingga membuat tercenggang kawan-kawan yang berada di bus parawisata.

• Membuat salju sebagian puncak Jayawijaya meleleh karena doa Hifizh ini meningkatkan temperature udara radius 10meter (do’a ini dicoba bersama Mas Halilintar dengan 12 sahabat saya (sekaligus murid saya) sewaktu mendaki Gn.Jayawijaya untuk berkhalwat meningkatkan ilmu hikmah, mengalami halusinasi karena kedinginan yang amat sangat), Berikut cuplikan

DOA HIFIZH (12 ayat penjaga):

1. Surat Al-baqoroh ayat 255 الْعَظِيمُ الْعَلِيُّ وَهُوَ حِفْظُهُمَا ؤُودُهُ يَوَلاَ

2. Surat Al-An’am Ayat 61 حَفَظَةً عَلَيْكُم وَيُرْسِلُ

3. Surat Hud Ayat 57 حَفِيظٌ شَيْءٍ كُلِّ عَلَىَ رَبِّي إِنَّ

4. Surat Yusuf Ayat 64 الرَّاحِمِينَ أَرْحَمُ وَهُوَ حَافِظاً خَيْرٌ فَاللّهُ

5. Surat Ar-Ra’d Ayat 11 اللّهِ أَمْرِ مِنْ يَحْفَظُونَهُ خَلْفِهِ وَمِنْ يَدَيْهِ بَيْنِ مِّن مُعَقِّبَاتٌ لَهُ

6. Surat Al-Hijir Ayat 9 لَحَافِظُونَ لَهُ وَإِنَّا الذِّكْرَ نَزَّلْنَا نَحْنُ إِنَّا

7. Surat Al-Hijir Ayat 17 رَّجِيمٍ شَيْطَانٍ كُلِّ مِن وَحَفِظْنَاهَا

8. Surat Al-Anbiya Ayat 32 مَّحْفُوظاً سَقْفاً السَّمَاء وَجَعَلْنَا

9. Surat As-Soffat ayat 7 مَّارِدٍ شَيْطَانٍ كُلِّ مِّن وَحِفْظاً

10. Surat Fussilat Ayat 12 الْعَلِيمِ الْعَزِيزِ تَقْدِيرُ ذَلِكَ وَحِفْظاً

11. Surat Saba’ Ayat 21 حَفِيظٌ شَيْءٍ كُلِّ عَلَى وَرَبُّكَ

12. Surat Asy-Syuroo’ Ayat 6 بِوَكِيلٍ عَلَيْهِم أَنتَ وَمَا عَلَيْهِمْ حَفِيظٌ

13. Surat Al-Infitor Ayat 10, 11, 12 تَفْعَلُونَ مَا يَعْلَمُونَ كَاتِبِينَ كِرَاماً لَحَافِظِينَ عَلَيْكُمْ وَإِنَّ

14. Surat At-Toriq Ayat 4 حَافِظٌ عَلَيْهَا لَّمَّا نَفْسٍ كُلُّ إِن

15. Surat Al-Buruj Ayat 12-22 الْمَجِيدُ الْعَرْشِ ذُو الْوَدُودُ الْغَفُورُ وَهُوَ وَيُعِيدُ يُبْدِئُ هُوَ إِنَّهُ لَشَدِيدٌ رَبِّكَ بَطْشَ إِنَّ

تَكْذِيبٍ فِي كَفَرُوا الَّذِينَ بَلِ وَثَمُودَ فِرْعَوْنَ الْجُنُودِ حَدِيثُ أَتَاكَ هَلْ يُرِيدُ لِّمَا فَعَّالٌ

مَّحْفُوظٍ لَوْحٍ فِي مَّجِيدٌ قُرْآنٌ هُوَ بَلْ مُّحِيطٌ وَرَائِهِم مِن وَاللَّهُ

Rumus dasar dan sederhana cukup bacakan kalimat diatas dan tiupkan ketongkat besi atau kapur ataupun jari anda, dan buatlah sebuah lingkaran.

Selanjutnya Do’a Ibtidaul ‘Azaim, berfungsi untuk memulai permulaan membaca Qasam, azimah, Do’a, Hirz, Saefi,dsb. Khusunya membuat para Khodam jujur dan ikhlas membantu kita.

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

A’JAMU ALAIKUM YA MA’SYAROL JAAN BI QOULILLAHI TA’ALA ”

Qul uhiya ilayya annahustama’a nafarum milnal jinni fa qalu inna sami’na qur’anan ’ajab. (al-Jin:1)

WA BIQOWLIHI TA’ALA A’JAMU ALAIKUM AN TAHDURUU ILA HADROTII HADZIHI WA MAQOMII HADZA

In kanat illa saihataw wahidatan fa iza hum jami’ul ladaina muhdarun (Yasin: 53)

KADZALIKA TAHDURUUNA BI QOULIHI TA’ALA

wa iz sarafna ilaika nafaram minal jinni yastami’unal qur’an, fa lamma hadaruhu qalu ansitu, fa lamma qudiya wallau ila qaumihim munzirin (Al-Ahqof:29)

Qalu ya qaumana inna sami’na kitaban unzila mim badi musa musaddiqal lima baina yadaihi yahdi ilal haqqi wa ila tariqim mustaqim (Al-Ahqof:30)

Ya qaumana ajibu da’iyallahi wa aminu bihi yaghr lakum min zunubikum wa yujirkum min ’azabin alim(Al-Ahqof:31)

Wa mal layujib da’iyallahi fa laisa bi mu’jizin fil ardhi wa laisa lahu min dunihi auliya, ulaika fi dalalim mubin (Al-Ahqof:32)

FA AJIBUU WA ATI’UU

Wala takunu kal lazina qalu sami’na wahum la yasma’un (Al-An fal:21)

Inna syarrad dawwabbi’indallahis summul-bukmul lazina la yaqilun (Al-An fal:22)

Walau ’alimallahu fimim khairal la’asma’ahum wa lau asma’ahum latawallauw wa hum muridun (Al-An fal:23)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

AJIBUU WA ‘AJJILUU BIL AJNIHATIT TOYYAROTI WAL LUGHOTIL MUKHTALIFATI WAL ASNAFIL ‘AJIBATI INNALLOHA ‘ALA JAM’IHIM IDZA YASYA U QODIRUN AINAT TOYYARUNA FIL HAWA I FIL HAWAI AINAL MUSTAROQUNAS SAM’I MINAS SAMA I AINAL GHOWASUNA TAHTA ATBAQIS TSARO AINAL ITSNANI WA SAB’UUNA QOBILATIN MIN QOBAILIL JINNI AL MA’DZUNATI BIT TO’ATI TAHATAD DAIROTI KHOTAMI SULAIMANA IBNI DAWUUDA ALAIHIMAS SALAM BIHAQQI

Ala ’ifrituhum minal jinni ana atika bihi qabla an taquma min maqamik wa inni ’alaihi laqawiyyun amin (An-Naml: 39)

Qalal lazi indahu ilhum minal kitabi ana atika bihi qabla ay yartad da ilaikatarfuk, falama ra’ahu mustaqiran ’indahu qala haza min fadli rabbi, li yabluwani a asykuru am akfur, waman syakara fa innama yaskuru linafsih, waman kafara fa inna rabbi ghaniyyun karim (An-Naml: 40)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

MAN KANA MINKUM MIN ASYBAHI ARWAHIL YAHUDI FAINNI AQSAMTU ALAIKUM BIL ‘UHUDI WA MIMMA KUTIBA FI AYATIS SUURI WA INKUNTUK MIN ASYBAHI ARWAHIN NASORO FA INNI AQSAMTU ALAIKUM BI INZILA ISA WA IN KUNTUM MIN ASYBAHI ARWAHIL MUSLIMINA FA INNI AQSAMTU ALAIKUM BI MUHAMMADIN KHOTAMIN NABIYYINA

Wa husyira li sulaimana junuduhu minal jinni wal insi wat tairi fa hum yuza’un (An-Naml: 17)

Innahu min sulaimana wa innahu bismillahirohmanirrohim (An-Naml: 30)

Alla ta’lu alayya wa’tuni muslimin (An-Naml: 31)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

MA DA’AWTUKUM ILLA FI QODOI HAWAIJIL MUSLIMIN BAROKALLOHU FIKUM WA ‘ALIKUM WA JADAKUMULLOHA NURUN ‘ALA NURIN WAL HAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMINA.

semoga bagian terkecil ini bisa membantu anda dalam mengamalkan suatu ilmu…..yang sesuai dengan sanad rosulullah SAW, sekian terimakasih