SABAR

Satrio Mataram

Kepada EYANG SAMAR yang saya hormati, dan kepada semua keluarga KOS yang saya cintai. Pada kesempatan ini saya ingin sekedar bercerita tentang kata “SABAR”. Saya terkadang kepingin seperti sesepuh dan sedulur di KOS, yang sering memberikan ilmu amalannya kepada anggota KOS dengan tulus dan ikhlas dengan hanya mengharap RidhoNYA, karena ilmu yang bermanfaat pahalanya tidak akan mati hingga akhir jaman….amin…amin. Kalau diri ini tidak punya apa-apa…..ilmu tak punya apalagi harta……kata orang jawa “bawang kotong”, mungkin hanya sedikit cerita untuk berbagi……tanpa mengharap apa-apa.

Cerita ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, saat itu istri saya hamil anak yang kedua. Pada saat akan melahirkan, istri saya mengalami kesulitan, 2 hari 2 malam di rumah sakit tanpa tidur menahan sakit, ….dan Dokter mengatakan ini harus operasi cesar, tetapi kami ingin anak saya lahir secara normal. setelah 2 hari akhirnya istri saya dapat melahirkan dengan normal dan anak saya seorang anak laki-laki, lengkap sudah kebahagian kami…sampai sampai istri saya pingsan tak tahan lagi menahan semua kebagahian dan penderitaan ini. Anak saya lahir pada pukul 10 malam.

Keesokan paginya, ketika saya ingin pulang untuk menanam ari ari anak saya, secara tidak sengaja terjatuh, sehingga kendilnya pecah….perasaan saya saat langsung tidak enak..akan terjadi apakah ini…..setelah saya kembali ke rumah sakit, saya dipanggil dokter dan diberitahu bahwa anak saya mengalami kelainan Paru – Paru, …dan harus di Inkubator, saya bertanya pada dokter, apakah ada obat untuk kesembuhan anak saya, dokter menjawab obatnya cuma “Sabar”……berkali kali saya bertanya…jawabanya…cuma “SABAR”…karena kasus seperti ini sembuh secara alami , kata dokter tersebut.

Karena saya kurang puas dengan jawaban dokter yang merawat anak saya, kemudian saya bertanya kepada beberapa dokter yang berpengalaman di rumah sakit terkenal di Yogyakarta, dan jawabanya sama ….”SABAR”..karena cuma itu obatnya…saya tidak mau putus asa, saya bertanya kepada beberapa “orang pintar dan termasuk ke “guru pembimbing saya” dan ternyata sama saja jawabanya….saya cuma disuruh ‘SABAR”,…

Setiap hari saya datang ke rumah sakit melihat anak saya terbaring lemah, hanya air mata yang menetes….saya bertanya “apakah semua ini karena dosa-dosa saya”, “apakah ini cobaan buat saya”…ini terjadi hingga 28 hari lamanya…uang tabungan saya puluhan juta habis…tapi saya juga masih punya hutang di rumah sakit puluhan juta lagi, tambah bingung hati ini….dan sabar…sabar…sabar cuma itu yang saya ingat ingat sepanjang hari…

Hingga suatu hari saya membaca buku yang lama tidak saya baca, di situ tertulis” Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu…” dan “…berpasrah dirilah kepada ALLAH dengan sebenar benarnya pasrah, pasti ALLAH akan menolongmu…..”

Sejak itu saya sholat malam dan berdoa sambil menangis, karena saya tidak pandai mengaji, dan tidak hapal doa doa arab, saya berdoa sebisa saya…..saya pasrahkan semua masalah saya pada ALLAH….karena saya tidak tahu harus bagaimana lagi.

Hingga suatu hari “pembimbing saya ” mengatakan bahwa bila suatu malam anak saya menangis tidak ada hentinya, berarti segera sembuh….dam tenyata benar, keesoka harinya seorang perawat bercerita bahwa semalam anak saya menagis sepanjang malam dan baru berhenti subuh. dan 3 hari kemudian anak saya bisa keluar dari rumah sakit, mengenai hutang saya yang tersisa …Alhamdulillah bisa dibantu kantor saya, lengkap sudah kebahagian saya….

Demikian EYANG SAMAR dan poro sedulur semua…cerita saya mengenai kata “SABAR”…bila ada kata kata yang tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya….karena saya masih bodoh dan perlu bimbingan para sedulur semua…matur nuwun. Wasaallam.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

para leluhur sunda dan makamnya (bag 1)

Pangeran Jayakarta (Rawamangun Jakarta)
Eyang Prabu Kencana (Gunung Gede, Bogor )
Syekh Jaenudin (Bantar Kalong)
Syekh maulana Yusuf (Banten)
Syekh hasanudin (Banten)
Syekh Mansyur (Banten)
Aki dan Nini Kair (Gang Karet Bogor)
Eyang Dalem Darpa Nangga Asta (Tasikmalaya)
Eyang Dalem Yuda Negara (Pamijahan Tasikmalaya)
Prabu Naga Percona (Gunung Wangun Malangbong Garut)
Raden Karta Singa (Bunarungkuo Gn Singkup Garut)
Embah Braja Sakti (Cimuncang, Lewo Garut)
Embah Wali Tangka Kusumah (Sempil, Limbangan garut)
Prabu Sada Keling (Cibatu Garut)
Prabu Siliwangi (Santjang 4 Ratu Padjadjaran
Embah Liud (Bunarungkup, Cibatu Garut)
Prabu Kian Santang (Godog Suci, garut)
Embah Braja Mukti (Cimuncang, Lewo Garut)
Embah Raden Djaenuloh (Saradan, Jawa Tengah)
Kanjeng Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan Tasikmalaya)
Eyang Siti Fatimah (Cibiuk, Leuwigoong Garut)
Embah Bangkerong (Gunung Karantjang)
Eyang Tjakra Dewa (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)
Eyang Prabu Tadji Malela (Gunung Batara Guru)
Prabu Langlang Buana (Padjagalan, Gunung Galunggung
Eyang Hariang Kuning (Situ Lengkong Pandjalu Ciamis)
Embah Dalem Salinggih (Cicadas, Limbangan Garut)
Embah Wijaya Kusumah (Gunung Tumpeng Pelabuhan Ratu)
Embah Sakti Barang (Sukaratu)
Syekh Abdul Rojak Sahuna (Ujung Kulon Banten)
Prabu Tjanar (Gunung Galunggung)
Sigit Brodjojo (Pantai Indramayu)
Embah Giwangkara (Djayabaya Ciamis)
Embah Haji Puntjak (Gunung Galunggung)
Dewi Tumetep (Gunung Pusaka Padang , Ciamis)
Eyang Konang Hapa (Dayeuh Luhur, Sumedang)
Embah Terong Peot (dayeuh Luhur, Sumedang)
Embah Sayang Hawu (Dayeuh Luhur, Sumedang)
Embah Djaya Perkasa (Dayeuh Luhur, Sumedang)
Prabu Geusan Ulun (Dayeuh Luhur, Sumedang)
Nyi Mas Ratu harisbaya (Dayeuh Luhur, Sumedang)
Eyang Anggakusumahdilaga (Gunung Pusaka Padang Ciamis)
Eyang Pandita Ratu Galuh Andjarsukaresi (Nangerang)
Embah Buyut Hasyim (Tjibeo Suku Rawayan, Banten)
Eyang mangkudjampana (Gunung Tjakrabuana, Malangbong Garut)
Embah Purbawisesa (Tjigorowong, Tasikmalaya)
Embah Kalidjaga Tedjakalana (Tjigorowong, Tasikmalaya)
Embah Kihiang Bogor (Babakan Nyampai, Bogor )
Aki Wibawa (Tjisepan, Tasikmalaya)
Embah wali Mansyur (Tomo, Sumedang)
Prabu Nagara Seah (Mesjid Agung Tasikmalaya)
Sunan Rumenggang (Gunung Batara Guru)
Embah Hadji Djaenudin (Gunung Tjikursi)
Eyang Dahian bin Saerah (Gunung ringgeung, garut)
Embah Giwangkarawang (Limbangan Garut)
Nyi Mas Layangsari (Gunung Galunggung)
Eyang Sunan Cipancar (Limbangan garut)
Eyang Angkasa (Gunung Kendang, Pangalengan)
Embah Kusumah (Gunung Kendang, Pangalengan)
Eyang Puspa Ligar (Situ Lengkong, Panjalu Ciamis)
Kimandjang (Kalapa 3, Basisir Kidul)
Eyang Andjana Suryaningrat (Gunung Puntang Garut)
Gagak Lumayung (Limbangan Garut)
Sri Wulan (Batu Hiu, Pangandaran Ciamis)
Eyang Kasepuhan (Talaga Sanghiang, Gunung Ciremai)
Aki manggala (Gunung Bentang, Galunggung)
Ki Adjar Santjang Padjadjaran (Gunung Bentang, Galunggung)
Eyang Mandrakuaumah (Gunung Gelap Pameungpeuk, Garut)
Embah Hadji Muhammad Pakis (Banten)
Eyang Boros Anom (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)
Embah Raden Singakarta (Nangtung, Sumedang)
Raden Rangga Aliamuta (Kamayangan, Lewo-Garut)
Embah Dalem Kasep (Limbangan Garut)
Eyang Imam Sulaeman (Gunung Gede, Tarogong)
Embah Djaksa (Tadjursela, Wanaraja)
Embah Wali Kiai Hadji Djafar Sidik (Tjibiuk, Garut)
Eyang Hemarulloh (Situ Lengkong Pandjalu)
Embah Dalem (Wewengkon, Tjibubut Sumedang
Embah Bugis (Kontrak, Tjibubut Sumedang)
Embah Sulton Malikul Akbar (Gunung Ringgeung Garut)
Embah Dalem Kaum (Mesjid Limbangan Garut)
Mamah Sepuh (Pesantrean Suralaya
Mamah Kiai hadji Yusuf Todjiri (Wanaradja)
Uyut demang (Tjikoneng Ciamis)
Regregdjaya (Ragapulus)
Kiai Layang Sari (Rantjaelat Kawali Ciamis)
Embah Mangun Djaya (Kali Serayu, Banjarnrgara)
Embah Panggung (Kamodjing)
Embah Pangdjarahan (Kamodjing)
Syekh Sukri (Pamukiran, Lewo Garut)
Embah Dipamanggakusumah (Munjul, Cibubur)
Aki Mandjana (Samodja, Kamayangan)
Eyang Raksa Baya (Samodja, Kamayangan)
Embah Dugal (Tjimunctjang)




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262