TATA CARA NGELMU SANGKAN PARAN

“Ingsun tojalining Dzat Kang Maha Suci, Kang murba amasesa, Kang kuwasa Angandika Kun Fayakun mandi sakucapingsun, dadi saksiptaningsun, katurutan sakarsaningsun, kasembadan saksedyaningsun karana saka Kodratingsun. Ingsun Dzating manungsa sejati, saiki eling besuk ya eling. Saningmaya araning Muhamad , Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku sejatining manungsa, urip tan kena ing pati,langgeng tan keno owah gingsir ing kahanan jati, ing donya tumeka jagad langgeng. Ingsun mertobat lan nalangsa marang Dzat ingsun dewe, regede badaningsun, gorohe atiningsun, laline uripingsun, salahe panggaweningsun, ing salawas lawase dosaningsun kabeh sampurna saka kodratingsun.”

“Ilmu iku kalakone kanthi laku”: ilmu itu terlaksana karena dilakukan di dalam perbuatan yang nyata. Dalam konteks khasanah falsafah Jawa, kata “ngelmu” menunjuk pada ajaran hidup menuju kesempurnaan diri pribadi. Ajaran itu teori dan teori tidak akan membawa manfaat apa-apa bila tidak dipkraktekkan dalam hidup sehari-hari.

Di dalam sebuah ajaran ada perintah dan larangannya. Tujuan perintah larangan adalah untuk mendisiplinkan diri agar diri yang sebelumnya “liar” menjadi “jinak”, diri yang sebelumnya memperturutkan keinginan “diri”/ego/keakuan menjadi diri yang bisa menurut dengan diri-Nya/Ego-Nya.

Kenapa diri ini harus manut dengan keinginan atau kehendak-Nya? Ada sebuah analogi yang gampang dicerna. Misalnya, sebuah mobil BMW diciptakan dan diproduksi oleh pabrik BMW di Jerman. Pabrik sudah mengeluarkan petunjuk penggunaan, aturan perintah dan larangan.

Pabrik tidak asl bikin petunjuk penggunaan. Sang insinyurnya sudah memiliki prediksi agar mesin dan bodi mobil itu awet, maka oli harus dignti saat mobil sudah mencapai sekian kilometer. Insinyur juga memiliki prediksi bahwa usia efektif mobil tersebut sekian tahun. Hingga mencapai batas usia tertentu, maka mobil akan digolongkan istimewa dan menjadi barang antik.

Begitu pula manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan dan Sang Insinyur Manusia ini sudah mengeluarkan buku panduan lengkap, tata cara hidup dan berkelakuan agar dipedomani sebagai arahan hidup mulai o tahun hingga semilyar tahun mendatang.

Beda dengan benda yang “ada”nya begitu sederhana. “Adanya” manusia ini sungguh luar biasa. Manusia diberikan kebijaksanaan untuk menentukan masa depannya sendiri sebelum dia dilahirkan di dunia. Manusia diberi kekuasaan-Nya untuk merancang sendiri dia nantinya akan jadi apa, akan kemana, apa tujuan hidupnya. Ya, karena Tuhan Maha Pemurah, maka manusia dijinkan menjadi insinyur yang bebas merancang dirinya sendiri.

Ruh yang merupakan “manusia sejati” dan “sejatinya manusia” itu, sebelum ada di dunia telah merancang dirinya sendiri dengan menulis di buku kitabnya masing-masing. Tuhan hanya memberikan kata “ACC” dan membubuhkan “stempel” saja. Tuhan pun menekankan bahwa yang berlaku nanti di bumi adalah hukum sebab akibat. Hukum karma, sunatullah atau disebut juga dengan hukum alam.

Jadi, salah bila dikatakan bahwa adanya sial, bencana, bahaya, ketidaksuksesan hidup itu karena Tuhan. Tuhan tidak cawe-cawe sama sekali. Itu murni urusan manusia yang tidak paham dan malah mungkin melanggar pantangan hukum sebab akibat.

Keberhasilan dan kesuksesan adalah akibat dari sebuah sebab. Sebab keberhasilan/kesuksesan adalah kerja keras. Untuk bekerja keras butuh motivasi kerja yang tinggi dan niat yang teguh. Tubuh/Raga yang rajin bergerak mencari rezeki yang halal, asalnya adalah jiwa/batin yang tenang, nyaman dan bahagia.

Kembali ke tema awal. Apa saja tata cara ngelmu sangkan paran? Di dalam khasanah Kejawen, dalam buku “Cipta Brata Manunggal” karangan Ki Brotokesawa disebutkan laku yang perlu dijalani:

1. Sabar, tawakal, tekun, dan nrimo

2. Jaga kebersihan lahir batin

3. Olah raga

4. Olah nafas

5. Berpakaian yang pantas dan bersih.

7. Olah cipta, banyak membaca dan menggali ilmu pengetahuan

8. Bekerja rajin

9. Sore hari belajar untuk tambahan pengetahuan

10. Makan teratur dan higienis.

11. Minum air putih dingin pagi, siang, malam

13. Istirahat selama 6 atau 8 jam sehari semalam.

14. Perasaan dan pikiran terarah.

16. Tidak terlalu banyak bicara. Tidak bicara kotor dan berbicara seperlunya. Bila akan tidur hendaklah instropeksi diri sambil berdoa sebagaimana yang tertera di kalimat pembuka.

Dalam buku “Cipta Brata Manunggal” juga dipaparkan proses tingkat-tingkat manembah/sembah kepada Gusti. Berikut tingkatan itu:

A. SEMBAH RAGA yaitu tapaning badan jasad kita. Tubuh, jasad bergerak atas perintah batin. Batin diperintah oleh dua unsur, baik (nur Ilhiah) dan buruk (nar Iblis). Agar tubuh disiplin, terarah dan terkendali maka perlu dilatih. Tingkatnya adalah syariat. Tubuh tetap melakukan disiplin ibadah.

B. SEMBAHING CIPTA, di Islam dinamai Tarekat, sembahnya hati yang luhur. Untuk mencapai hati luhur perlu kesadaran nalar (logika). Diperlukan olah nalar yang bagus sesuai dengan prinsip-prinsip logika. Tujuan sembah cipta adalah  mengerti akan “kasunyatan”. Ilmu pengetahuan harus dikuasai agar memiliki perbandingan baik dan buruk. Kebijaksanaan akan lahir bila kita mampu menekan dan mengendalikan hawa nafsu. Memahami Ilmu Ketuhanan diperlukan syarat berupa cipta yang bersih dari hawa nafsu dan olah nalar yang mumpuni. Ilmu Ketuhanan adalah ilmu yang “sangat halus” yang bisa ditangkap dengan kegigihan memperhalus batin dan mentaati prinsip-prinsip berpikir yang lurus.

Tujuan dari sembah cipta itu mengendalikan dua macam sifat: angkara( yang menimbulkan watak adigang, adigung, adiguna, kumingsun dsb.) dan watak keinginan mengusai akan kepunyaan orang lain (kemelikan-jw). Cipta yang bersih yaitu kalau sudah bisa mengendalikan angkara murka, Tandanya bila cipta sudah “manembah”, yaitu waspada terhadap bisikan jiwa.

Jadi sembah itu intinya melatih cara kerja cipta, dengan cara Tata, Titi, Ngati ati, Telaten, dan Atul. Atul adalah pembiasaan diri agar mendarah daging menjadi kebiasaan dan watak yang akhirnya terbiasa mengetahui sejatinya penglihatan (sejatine tingal) yaitu Pramana, bisa dikatakan sampai kepada jalan sejati, yaitu penglihatan pramana (tingal pramana).

Tanda sudah sempurna sembah cipta adalah berda di dalam kondisi kejiwaan sepi dari pamrih apapun.  Seperti tidak ingat apapun itu pertanda sudah sampai batas, yaitu batas antara tipuan dan kenyataan (kacidran lan kasunyatan – jw), jadi sudah ganti jaman, dari jaman tipuan menjadi jaman kenyataan.

Rasa badan ketiga (saka penggorohan maring kasunyatan Rasaning badan tetelu), wadag astral dan mental tadi seketika tidak bekerja. Disitulah lupa, tetapi masih dikuati oleh kesadaran jiwa (elinging jiwa), dan waktu itu menjadi eneng, ening, dan eling.  Artinya eneng: diamnya raga, Ening : heningnya cipta, Eling: ingatnya budi rasa yang sejati.

C. SEMBAH JIWA. di Islam dinamai Hakekat. Kalau sudah bisa melaksanakan sembah cipta baru bisa melaksanakan sembah jiwa. Artinya: rasakan dengan menggunakan rasa “kasukman” yang bisa ditemui dalam eneng, ening dan eling tadi. Tandanya adalah semua sembah, panembah batin yang tulus tidak tercampuri oleh rasa lahir sama sekali.

Bila sudah melihat cahaya yang terang tanpa bisa dibayangkan tetapi tidak silau, pertanda telah sampai kepada kekuasaan “kasunyatan”(kesejatian), yang juga disebut Nur Muhamad, yaitu tiada lain Cahaya Pramana sendiri, karena dinamai pramana karena cahayanya yang saling bertautan dengan rasa sejati dan budi, disitu rasa jati dan budi akan berkuasa(jumeneng), sudah sampai kepada kebijaksanaan. Artinya kebijaksanaan merasa sampai mengerti yang melakukan semadi tadi, saling berkaitan tak terpisahkan dengan cahaya yang terang benderang yang tidak bisa dibayangkan.

D. SEMBAH RASA, di Islam dinamai Makrifat. Sembah rasa itu adalah mengalami Rasa Sejati. Inilah rasa manusia yang paling halus, tempat semua rasa dan perasaan dan bisa merasakan perlunya menjadi manusia  yang berbudi luhur dan menyadari bahwa dia adalah pribadi yang merupakan Wakil-Nya. Bahkan pada tahap akhir pemahaman makrifat, dia akan “menjadi” Tuhan itu sendiri (Gusti amor ing Kawulo). Rasa hidup adalah rasa Tuhan, rasa Ada, ya diri pribadi, bersatu tanpa batas dengan rasa semua ciptaan Nya. Tanda bila sudah mencapai kasunyatan, sudah hilang ilah-ilah yang lain hingga sampai mencapai TAUHID MURNI.  @@@




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

TENAGA DALAM PUKULAN ANGIN

Oleh: Ki Senggol Modot

Dengan daya metafisika,konsentrasi dan kepekaan tenaga dalam akan memunculkan energi yang dahsyat yang disebut tenaga dalam pukulan angin. Untuk mendapatkan Ilmu tersebut bisa ditempuh melalui laku sebagai berikut :

1. Shalat Hajat

Rakaat 1 setelah Al fatihah lalu membaca Al Kafirun

Rakaat 2 setelah Al Fatihah lalu membaca Al Ikhlas

Rakaat 3 setelah Al fatihah lalu membaca Al Kafirun

Rakaat 4 setelah Al Fatihah lalu membaca Al Ikhlas

2. Puasa 3 hari

Setiap malamnya puasa membaca :

Al Fatihah 51 kali

At Taubah ayat 128 sebanyak 51 kali

At Taubah ayat 129 sebanyak 51 kali

3. Baca surat At Taubah setiap selesai shalat fardhu selama 11 hati.

Setelah semua amalan diatas dilaksanakan,tenaga dalam pukulan angin siap dilakukan dengan cara sedot nafas,keluarkan nafas bersamaan saat memukul.

Perhatian!! Dilarang untuk memukul orang yang tak bersalah,dan jangan digunakan ketika Tawuran, karena berbahaya. Gunakan apabila ada orang jahat yang akan mencelakakan anda.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

arti kata sihing jawa

Banyak orang kesulitan mendapatkan informasi tentang arti kata sihing jawa, oleh karena itu situs http://khodamsakti.com ini berdiri dengan tujuan memberikan informasi bagi anda terkait dengan arti kata sihing jawa yang sedang anda cari. Pada halaman ini, kami mempunyai informasi tentang arti kata sihing jawa yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti arti kata sihing jawa yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel arti kata sihing jawa sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis.
arti kata sihing jawa adalah salah satu artikel yang paling banyak dicari dan diminati oleh banyak orang. Setiap orang mempunyai alasan dan kebutuhan tersendiri mengapa mencari artikel arti kata sihing jawa di internet. Namun sayangnya, artikel arti kata sihing jawa yang diminati oleh banyak orang ini sangat terbatas jumlahnya di internet. Dan untungnya http://khodamsakti.com selalu update artikel terbaru tentang hal-hal yang berkaitan dengan arti kata sihing jawa.
Keputusan Anda untuk mengunjungi situs http://khodamsakti.com sangatlah tepat. Apapun alasan Anda untuk mencari artikel tentang arti kata sihing jawa, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang arti kata sihing jawa yang sedang Anda cari.
Harapan kami, Informasi tentang arti kata sihing jawa yang disajikan di halaman ini bisa membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait dengan arti kata sihing jawa. Jika informasi yang disajikan di halaman ini tidak sesuai dengan keinginan Anda, silahkan jelajahi website http://khodamsakti.com ini melalui menu atau kategori agar Anda bisa mendapatkan informasi terkait arti kata sihing jawa sesuai dengan kebutuhan Anda.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262