ASR: AMALAN TERTUA DIDUNIA, UMUR LEBIH DARI 4000 TAHUN

Wong Awam

ASR atau hizib Sulthanul Bahri merupakan sebuah doa dalam bahasa ARAM kuno (bahasa Nahra), yang merupakan nenek moyang semua bahasa di Timur Tengah, terutama bahasa Arab (maklum gan, Khidhirkan lahir pas zaman Nabi Nuh as dulu). Catatan : Bahasa nabi Khidhir bukan bahasa Suryani. Faktanya bahasa suryani baru ada pada abad ke 3 SM Kalau ga percaya liat aja sejarah Timur Tengah. Apakah ASR pertama kali di ajarin Khidhir di Indonesia ?

Jawabannya salah. ASR pertama kali di ajarin Khidhir as ke murid dari nabi Musa as, yaitu Yusa’ bin Nun. dan beliau as mengajarkan ASR sampai 4 tingkatan. Pada zaman Rasulullaah saw, orang yang pertama kali menerima amalan ASR adalah Abdullaah bin Amr bin Asy ra. Jadi bisa dikatakan ASR merupakan salah satu amalan tertua didunia, dengan umur lebih dari 4000 tahun.

Benarkah lahfaz amalan ASR kita selama ini? Sebenarnya ASR yang asli tuh cukup panjang, tapi oleh para Wali2 Islam dahulu memperpendeknya tanpa mengurangi manfaat dan artinya sedikit pun. Para wali telah mengubah sebuah amalan Hizib menjadi amalan Asma, dengan tujuan agar lebih mudah dipelajari murid2nya.

Seperti contoh ASR tingkat 3, Asma Natah. Lahfaz asli hizibnya adalah : Asma Natah dalam logat bahasa Aram : Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma Innaka’ Quwwatih, Kataban Nataha ‘Ifiil Kitaban Nataham. Asma Natah tanpa pake logat bahasa Aram : Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma Innaka Quwwati, Kataban Natah Fii Kitaban Nataham. Artinya : Wahai Allah, sesungguhnya Engkaulah (yang menjadi / memberi sumber) kekuatanku, kumpulan semua rahmat didalam (tempat) berkumpulnya semua rahmat.

NB : kalimat dalam kurung adalah kata bantu dari ane agar agan2 dapat memahami artinya dengan baik, bukan kata asli dari arti ASR tersebut. Namun oleh para wali Asma Natah itu di ubahnya menjadi sebuah doa kunci dalam bentuk Asma, yaitu : Bismillaahirrahmaanirrahim. Inna Quwwati Kataban Natah Kitaban Natah. Makanya ASR sekarang singkat2 semua dan mudah dihafal.

ASR yang asli dari nabi Khidhir cuma :
Asma Syahada / ASR tingkat 1
Asma Quwwata / ASR tingkat 2.
Asma Natah / ASR tingkat 3.
Asma Nakaban / ASR tingkat 4.
Asma Nataba / ASR tingkat 5.
Asma Nafata / ASR tingkat 6.
Asma Dunaya / ASR tingkat 7.
tingkat 8 sampai 10 ane lupa namanya..



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Sunan Bonang

Raden Maulana Makdum Ibrahim, atau yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Bonang, adalah seorang putera dari Sunan Ampel.

Berbicara tentang Sunan Bonang yang namanya didepannya tercantum kata-kata Maulana Makdum, mengingatkan kita kembali kepada cerita di dalam sejarah Melayu. Konon kabarnya dalam sejarah Melayu pun dahulu ada pula tersebut tentang cendekiawan islam yang memakai gelar Makdum, yaitu gelar yang lazim dipakai di India. kata atau gelar Makdum ini merupakan sinonim kata Maula atau Malauy gelar kepada orang besar agama berasal dari kata Khodama Yakhdamu dan infinitifnya (masdarnya) khidmat.

dan maf’ulnya dikatakan makhdum artinya orang yang harus dikhidmati atau dihormati karena kedudukannya dalam agama atau pemerintahan Islam di waktu itu.

Salam seorang besar yang mengepalai suatu departemen ketika terjadi pembentukan adat yang berdasarkan Islam, tatkala agama Islam memasuki lingkungan Minangkabau, berpangkat Makdum pula.Rupanya Makhdum atau Mubaligh Islam yang berpangkat atau bergelar Makhdum itu data ke Malaka dalam abad ke XV, ketika Malaka mencapai puncak kejayaannya. kembali mengenai diri Sunan Bonang disamping beliau adalah putera Sunan Ampel juga menjadi muridnya pula. adapun daerah operasinya semasa hidupnya adalah terutama Jawa Timur. Disanalah beliau mulai berjuang menyebarkan agama Islam.

Beliau adalah putera dari Sunan Ampel dalam perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, seorang putera dari Arya Teja, salam seorang Tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban. menurut dugaan Sunan Bonang dilahirkan dalam tahun 1465 M, serta wafat pada tahun 1525 M.
Maulana Makhdum Ibrahim, semasa hidupnya dengan gigih giat sekali menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Timur, terutama di daerah Tuban dan sekitarnya. sebagaimana halnya ayahnya, maka Sunan Bonang pun mendirikan pondok pesantran di daerah Tuban untuk mendidik serta menggembleng kader-kader Islamyang akan ikut menyiarkan agama Islam ke seluruh tanah Jawa. konon beliaulah yang menciptakan gending Dharma serta berusaha mengganti nama-nama hari nahas/sial menurut kepercayaan Hindu, dan nama-nama dewa Hindu diganti dengan nama-nama malaikat serta nabi-nabi. Hal mana dimaksudkan untuk lebih mendekati hari rakyat guna diajak masuk agama Islam.

Di masa hidupnya, beliau juga termasuk penyokong dari kerajaan Islam Demak. serta ikut pula membantu mendirikan Masjid Agung di kota Bintoro Demak.

Adapun mengenai filsafat Ketuhanannya, adalah :
“Adapun pendirian saya adalah, bahwa imam tauhid dan makrifat itu terdiri dari pengetahuan yang sempurna, sekiranya orang hanya mengenal makrifat saja, maka belumlah cukup, sebab ia masih insaf akan itu. Maksud saya adalah bahwa kesempurnaan barulah akan tercapai hanya dengan terus menerus mengabdi kepada Tuhan. Seseorang itu tiada mempunyai gerakan sendiri, begitu pula tidak mempunyai kemauan sendiri. dan seseorang itu adalah seumpama buta, tuli dan bisu. Segala gerakannya itu datang dari Allah.”

Ada kitab yang disebut Suluk Sunan Bonang yang berbahasa prosa Jawa Tengah-an, tetapi isinya mengenai hal-hal agama islam. di mana kalimatnya agak terpengaruh oleh bahasa Arab. Besar kemungkinan kita ini adalah berisi kumpulan atau himpunan catatan dari pelajaran-pelajaran yang pernah diberikan oleh Sunan Bonang semasa hidupnya kepada murid-muridnya. Di dalam dongeng-dongeng diceritakan,.bahwa pada suatu ketika pernah ada seorang pendita hindu yang datang untuk mengajak berdebat dengan sunan bonang, bahkan kemudian pendeta hindu itupun akhirnya bertaubat serta menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam.

Pada masa hidupnya dikatakan bahwa Sunan Bonang itu pernah belajar ke Pasai. Sekembalinya dari Pasai, Sunan Bonang memasukkan pengaruh Islam ke dalam kalangan bangsawan dari keraton Majapahit, serta mempergunakan Demak sebagai tempat berkumpul bagi para murid-muridnya.

Sunan Bonang perjuangannya diarahkan kepada menanamkan pengaruh ke dalam. Siasat dari Sunan Bonang adalah memberikan didikan Islam kepada Raden Patah putera dari Brawijaya V, dari kerajaan Majapahit, dan menyediakan Demak sebagai tempat untuk mendirikan negara Islam. adalah tampak bersifat politis dan Sunan Bonang rupanya berhasil cita-citanya mendirikan kerajaan Islam di Demak.
Hanya sayang sekali harapan beliau agar supaya Demak dapat menjadi pusat agama Islam untuk selama-selamanya kiranya tidak berhasil




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262