SHOLAWAT BADAR

SHOLATULLAH SALAMULLAH ‘ALA THOHA ROSULILLAH

SHOLATULLAH SALAMULLAH ‘ALA YAASIIN HABIBILLAH

TAWASALNAA BIBISMILLAH WA BIL HADI ROSULILLAH

WA KULLI MAJAHID FILLAH  BI AHLIL BADRI YA ALLAH

ARTI:

Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thaha Rasulullah

Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah

Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah

Dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli Badr, ya Allah.

Kutipan di atas adalah sholawat badar, lengkapnya sebagai berikut:

shalawat badar

Bagi Warga NU, termasuk Muslimat pasti tidak asing dengan berbagai bacaan shalawat nabi yang beraneka ragam. Mulai dari shalawat nariyah, shalawat burdah, shalawat munjiyat, shalawat   kamaliyah, shalawat kubro, shalawat badar, hingga shalawat badawiyah.

Salah satu sholawat adalah sholawat badar yang merupakan pernghormatan, pujian, pengakuan dan rasa syukur bagi para Syuhada perang Badar. Hal seperti ini dilakukan pula di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sholawat ini adalah hasil karya dari ulama kita yaitu Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai `Ali Manshur adalah anak saudara/keponakanKiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab “”Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib `Alawi bin `Abbas bin `Abdul `Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan jodol “Inarat ad-Duja”.

Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai `Ali Manshur sekitar tahun 1960an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ketika itu, Kiyai `Ali adalah Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama di situ.

Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh massa, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai `Ali, yang memang mahir membuat syair `Arab sejak nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.

Dalam keadaan tersebut, Kiyai `Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih – hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Kanjeng Nabi s.a.w. Setelah siang, Kiyai `Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai `Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut.

Kyai `Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai “Sholawat al-Badriyyah” atau “Sholawat Badar”.maka terjadilah hal yang mengherankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai `Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.

Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib `Ali bin `Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai `Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai `Ali menerima para tamu istimewanya tersebut. Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib `Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai `Ali tersebut. Tentu saja Kiyai `Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib `Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu.

Tanpa banyak bicara, Kiyai `Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu. Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata karena terharu. Setelah selesai dibacakan Sholawat Badar oleh Kiyai `Ali, Habib `Ali menyerukan agar Sholawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai `Ali tersebut.

Selanjutnya, Habib `Ali Kwitang telah mengundan para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yang diundang diantaranya ialah Kiyai `Ali Manshur bersama pamannya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai `Ali diminta untuk mengumandangkan Sholawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Sholawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan populer dalam majlis-majlis ta’lim dan pertemuan. Maka tak heran bila sampai sekarang Shalawat Badar selalu Populer. di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya.

Shalawat badar adalah diantara shalawat yang paling popular di kalangan warga NU. Shalawat yang berisi puji-pujian  kepada Rasulullah SAW dan para mujahidin, khususnya para pejuang Badar ini bisa dibilang selalu dibaca dalam majelis taklim, forum pengajian dan istigotsah yang dislenggarakan oleh warga nahdiyyin. Shalawat Badar banyak sekali hikmah dan faedahnya, diantaranya bisa menjadi sumber kekuatan untuk memohon pertolongan Allah, serta  washilah kepada Rasulullah SAW sebagai manusia paling dikasihi oleh Allah SWT.

Keistimewaan shalawat badar tak hanya pada syair teks dan maknanya yang sangat sakral, tetapi juga terdapat pada ikatan historis dengan warga NU. Tak heran shalawat badar seolah menjadi  “lagu wajib” bagi warga NU.
Bahkan, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa pada Raker Pengurus PP Muslimat NU di Jakarta (19/10/2012) mengumumkan bahwa shalawat badar wajib dibaca untuk mengiringi pembacaan ayat suci al-Quran di setiap kegiatan seremonial Muslimat. Saking sakralnya, Muslimat akan memasukkan shalawat badar dalam peraturan Organisasi Muslimat NU.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

KAROMAH MANDI GARAM SERTA MANDI KEMBANG 7 RUPA – MACAN KERA

PADEPOKAN “NUR LANGIT”
Noercholish Santri

Mandi bunga dipercaya sejak dulu oleh nenek moyang tertulis dalam banyak kitab-kitab kuno & orang tua dulu sebagai media yg sangat efektif & manjur dalam ritual mandi ruwat untuk menyegarkan badan jasmani & rohani, memperbagus aura, menghilangkan hawa hitam, menbuka pintu keberuntungan dll.

Oleh kami dengan ritual khusus mandi garam bisa sebagai media aroma teraphy untuk memperbagus aura, ibarat pusaka yg auranya kusam & berkarat, maka mandi garam itu mengasahnya kembali biar kembali tajam,
insya ALLOH mandi garam juga dapat menetralisir aura negative, santet, teluh, pelet dll. Selain itu juga sudah di akui oleh ilmuwan Barat bahwa mandi air garam bisa menetralisir berbagai penyakit, juga dapat menyegarkan & menghilangkan rasa capek badan, sedangkan Rahasia Laut asal mula garam dalam agama islam adalah merupakan diantara rahasia ALLAH SWT, seputar lautan yg sesungguhnya bukan sekedar airnya asin namun juga mengandung lambang yg sering muncul dalam Al Qur’an, sehingga dengan bacaan khusus dapat menetralisir aura negative, kodam & penyakit jasmani. para ulama’ sufi membuat istilah-istilah yg berhubungan dengan lautan, semisal: Bahrun Nasur, Bahrul Malakat, Bahrul Lahut, Bahrus Samawat dll.

Badan Jasmani & Rohani anda ibarat pusaka yg lama tidak dirawat sehingga berkarat & kusam maka kalau mandi garam untuk mengasah biar lebih tajam, sedang mandi bunga ibarat memberi minyak –nya, biar lebih terawat, mengkilap, menarik & tahan lama. Karena dalam setiap bunga dipercaya oleh ahli kebatinan slalu ditunggu oleh bangsa rijallul ghoib atau sima tertentu, dan juga banyak mengandung filosofi dengan baunya yang harum semerbak sangat disukai oleh kodam putih, juga sebagai pencerahan batin.

Tata cara : Sebelum mandi garam ini baca do’a :
Alhamdulillah…1x, Ta’awudz….1x, Basmallah…3x,
Syahadat…3x, Allahu Akbar…11, Sholawat…11x, Istighfar…11x ditutup Al fateha…1x,Al Ikhlas 3x,Al Falaq 1x & An Nas 1X

Dan berdo’a : Yaa ALLAH gusti semoga dengan mandi garam & mandi bunga 7 rupa ini, semoga hari-hari kedepan ini Engkau hilangkan segala energi negative,hawa hitam, kesialan, keruwetan, hambatan, kesulitan, kesusahan dalam diri hamba. hadirkan energi positif sehingga hambaMU terlepas dari berbagai masalah, hadirkan rizki yg melimpah, keberuntungan, kesuksesan, ketentraman hati kepada hamba-Mu ini. sehat jasmani, Rohani serta selamat dunia sampai akhirat.AMIIN..

Setelah garam dikasih air 1 ember trus dipakai mandi basah mulai dari kepala sampai seluruh tubuh 3-7 x gayung. Mandi ini waktunya bebas tapi akan memberikan makna riyadhoh atau tirakat klo dilaksanakan diatas jam 00.00 wib dan lakukan sesering mungkin bagi yg mengalami banyak masalah, sakit lahir maupun batin.
“Semoga Segala Hajad & Do’a yg baik di ijabah Oleh Gusti ALLAH SWT. Amien




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262