KH ABBAS DJAMIL BUNTET CIREBON, SANG PENDEKAR SEJATI YANG TAK PERNAH MATI

 

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM. ‘ALA HADZIHINNIYYATI WALIKULLI NIYYATIN SHOLIHAH BIBAROKATI UMMUL QUR’AN,AL-FATIHAH …….

ALLOHUMMA INNI AS ALUKAS SALAMATA WAL ‘AFIATA FIL IJAAZATI WAL KAROMATI WAL ISTIQOMATI, WAASALUKAL LOHUMMAR ROHMATA WAL BAROKATA WAL’INAYATA WALQUWWATA WASSAJAA’ATA FIDDIINI WADDUNYA WAL AKHIROH,TABAARUKAL LIASMAAILLAHI TA’ALA, AL-FATIHAH…….

Alaa Biidznillahi Ta’ala Wabiridhoillahi Wabi Barokatihi Wabi Syafaa’atihi Rosulillahi SAW.Ila Hadrotinnabiyyil Mustofa Sayyidina Muhammadin SAW,Wa ‘ala Aalihi Wa Ashhabihi Wa Azwajihi Wadzurriyyatihi Wa Ahlibaitihil Kirom Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah…….

Khususon Ila Ruuh Abiina Adam AS Wa ummina Hawa Wama Tanaasalu Bainahuma Ila Yaumil Qiyaamati,Syaiun Lilahi lahumal fatihah…….

Waila Hadroti Jamii’il Anbiyaai Walmursaliin,Sholawatullohi Wasalaamuhu ‘alaihi Wa’alaihim Ajma’in.Wajami’il Malaaikatil Muqorrobina Warruhaaniyyin Khususon Ila Ruhil Amiin Sayyidina Jibril AS, Wa Sayyidina Mikail AS,Wasayyidina Isrofil AS,Wa Sayyidina Izroil AS,Wa Sayyidina Naubatil Kiroom AS Syaiun Lillahilahumul fatihah …….

Tsumma Ila Hadroti Jamii’is Shohabati Rosulillahi SAW Minal Muhajiriina Wal Anshoriyyiina,Khususon Ila Ruhi Saadzatina Abi Bakrin,Wa ‘Umar,Wa ‘Usman,Wa ‘Ali Rodiyallohu ‘anhum Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah …….

Khususon Ila Ruh Nabiyulloh Khidir Balya Bin Malkan AS , Wa Nabiyulloh Ilyas AS Al-fatihah …….

Tsumma Ila Arwahil Arba’atil Aimmatil Mujtahidiina Wamuqollidihim Fiddiin Wal ‘Ulamail ‘Amiliina Wal Fuqohai Wal Muhadditsiin Wal Qurrooi Wal Mufassiriina Wassaadzaati Shufuufiyyatil Muhaqqiqiin Wataabi’ihim Ila Yaumiddiin, Al-fatihah …….

Khususon Ila Hadroti Sulthonil Aulia Sayyidina Syekh Abdul Qodir Jailani RA,Shohibil Karomati Wal ‘Ajiibaah,Wal Ma’unati Wassalaamati Wal Barokah. Wausulihi Wafuruu’ihi Wa Talaamidzihi Innalloha Yu’li Darojaatihi Fil Jannati Waayyu’ida ‘alaina Min Barokatihil Fatihah …….

Wa ila Hadroti Jami’il Aulia Akthob,Wal Anjaab,Wal Autaad,Wal Akhyar Min Masyaariqil Ard Ila Maghoribiha Fi Barriha Wabahriha, Min Yaminiha Ila Simaliha,Khususon Ila Ruh :

ØSYEKH ABU HASAN AS-SADZILI RA,SHOHIBUL KAROMAH WAT THORIIQOH

ØSYEKH IMAM GHOZALI

ØSYEKH IMAM NAWAWI TANARA

ØSYEKH MUHAMMAD HAQQIN NAAZILI

ØSYEKH ABI ABDILLAH MUHAMMAD BIN MUHAMMAD AS SANUSI

ØSYEKH ABU QOSIM JUNAIDI AL BAGHDADI

ØSYEKH AHMAD BAIDOWI

ØSYEKH AHMAD RIFA’I

ØSYEKH AHMAD NABHANI

ØSYEKH AHMAD DAIROBI

ØSYEKH ABU YAZID AL BUSTOMI

ØSYEKH IMAM AHMAD BIN ALI AL BUNI

ØSYEKH IMAM SYAMSUDIN MUHAMMAD BIN ABU BAKAR BIN AYUB AD DAMSUKI

ØSYEKH ALI ABU HAYILLAH AL MARZUQI

ØSYEKH ABU HAMID AL GHOZALI

ØSYEKH ABU ABDULLAH MUHAMMAD BIN YUSUF

Rodiyallohu ‘anhum,Annalloha Yaghfirolahum Wayarhamuhum Wayataghosahum Birrohmati Wal Maghfiroti Wayu’li Darojatihim Fil Jannah,Wayanfa’una Bibarokatihim Waasroorihim Wa Anwarihim Wa’Uluumihim Fiddini Waddunya Walakhiroh,Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah…….

Wa ila Arwahi Jami’il Auliya Wal Ulama Indonesi & Pulau Jawa, Khususon Ila Hadroti

ØSYEKH JAMBU KARANG

ØSYEKH MAULANA MALIK IBROHIM SUNAN GRESIK

ØSYEKH MAULANA RADEN ROHMAT SUNAN AMPEL

ØSYEKH MAULANA RADEN AINUL YAQIN SUNAN GIRI

ØSYEKH MAULANA RADEN QOSIM SYARIFUDIN SUNAN DRAJAT

ØSYEKH MAULANA MAKDUM IBROHIM SUNAN BONANG

ØSYEKH MAULANA JAFAR SHIDIQ SUNAN KUDUS

ØSYEKH MAULANA RADEN SA’ID SUNAN MURIA

ØSYEKH MAULANA RADEN SYAHID SUNAN KALIJOGO

ØSYEKH MAULANA SYARIF HIDAYATULLOH SUNAN GUNUNG JATI CIREBON

ØSYEKH MAULANA RADEN FATAH DEMAK

ØSYEKH MAULANA HASANUDIN BANTEN

ØSYEKH MAULANA MANSYURUDIN BANTEN

ØSYEKH IMAM NAWAWI BANTEN

ØSYEKH AHMAD SALIM BANTEN

ØSYEKH ABDUSSALAM BANTEN

ØSYEKH ALI MANDAYA BANTEN

ØSYEKH MUHAMMAD SYAMSUDIN BANTEN

ØSYEKH ABUYA DIMYATI BANTEN

ØAL HABIB HUSEN AL IDRUS KAROMAH LUAR BATANG JAKARTA

ØRADEN PRABU KIAN SANTANG SUNAN ROHMAT GARUT

ØSYEKH ABDUL MUHYI PAMIJAHAN TASIKMALAYA

ØKI AGENG ANGGAWANA KALISOKA TEGAL

ØRADEN PURBAYA KALISOKA TEGAL

ØSYEKH SARIDIN PATI

ØSYEKH SUBAKIR

ØSYEKH ABDURRAHMAN SAMBU REMBANG

ØSYEKH ASY’ARI TUBAN

ØSYEKH TUNDUNG MUSUH TUBAN

ØSYEKH MAULANA IBROHIM SAMARQONDI TUBAN

ØSYEKH SULAIMAN MOJOKERTO

ØSYEKH ABDUL HAMID PASURUAN

ØSYEH MUHAMMAD KHOLIL BANGKALAN

ØSYEKH AHMAD KHOTIB BIN ABDUL GOFAR SAMBAS

ØSYEKH FATHULLOH HARUN AL MURTADLO

ØSYEKH GIRI WASIAT

ØSYEKH NGADIROSO

ØEYANG SHOLEH AL HAJJ

ØKIYAI SABUK ALU PINAYUNGAN

ØKIYAI SUKMA AJI SEGARA

ØKIYAI GUNTUR HIDAYATULLOH

ØMUHAMMAD FATWA AL FATIH

ØEYANG PRABU SILIWANGI

ØEYANG PRABU GALUH

ØEYANG NAGARAPAGEUH CIAMIS

ØEYANG JAGADITA SAKTI CIAMIS

Rodiyallohu ‘anhum, Annalloha Yaghfirolahum Wayarhamuhum Wayataghosahum Birrohmati Wal Maghfiroti Wayu’li Darojatihim Fil Jannah,Wayanfa’una Bibarokatihim Waasroorihim Wa Anwarihim Wa’Uluumihim Fiddini Waddunya Walakhiroh,Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah…….

Wa Khususon Ila Arwahi :

ØHADROTUS SYEKH KH.HASIM ASY’ARI JOMBANG

ØKH.ABDURRAHMAN WAHID JOMBANG

ØGUS MA’SUM LIRBOYO

ØKH.ABDUL HAMID PASURUAN

ØKH.RADEN KHOLIL (AYAH BANJAR) CIAMIS

ØKH.MUHAMMAD ILYAS RUHYAT TASIKMALAYA

ØKH. ABBAS ABDUL JAMIL BUNTET CIREBON

Rodiyallohu ‘anhum ,Annalloha Yaghfirolahum Wayarhamuhum Wayataghosahum Birrohmati Wal Maghfiroti Wayu’li Darojatihim Fil Jannah,Wayanfa’una Bibarokatihim Waasroorihim Wa Anwarihim Wa’Uluumihim Fiddini Waddunya Walakhiroh,Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah…….

KHUSUSON ILA ABI WA UMMI LAHUMAL FATIHAH…….

TSUMA ILAA JAMII’IL AHLIL KUBUUR MINAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAATI, WALMUMINIINA WAL MUMINAATI MIN MASYAARIQIL ARDI ILA MAGHORIBIHAA, BARRIHAA WA BAHRIHAA KHUSUUSHON ILAA AABAAINA WA UMMAHAATINA WAAJDADINAA WAJADDATINAA WAMASYAAYIKHINA WAMASYAAYIKHI MASYAAYIKHINAA WALIMAN AHSANA ILAINA WALIMAN AHABBA ILAINA WALIMANIJTAMA’NA HAA HUNAA BISABABIHI,LAHUMUL FAATIHAH…………

###

SURABAYA TAHUN 1945.

Syahdan, ia berdiri di atas tempat yang agak tinggi. Mengenakan bakiak yang dibawanya dari Cirebon, ia membaca doa sambil menengadahkan tangannya ke langit. Saat itulah kekuatan karamahnya keluar. Ribuan alu (penumbuk padi) dan lesung melesat dari rumah-rumah penduduk dan menerjang para serdadu musuh, memukul mundur pasukan penjajah. Pihak sekutu kemudian mengirimkan pesawat pengebom Hercules untuk meluluhlantakkan Surabaya. Namun pesawat itu, berkat kekuatan karamah Kyai Abbas, meledak di udara. ALLAHU AKBAR….

Setiap usai salat zuhur atau Asar, tahun 1920-an, sebuah langgar di langgar Buntet, Cirebon, selalu penuh sesak oleh para tamu. Ada yang datang dari daerah sekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan ada yang dari Jawa Timur. Mereka bukan santri yang hendak menuntut ilmu agama, melainkan masyarakat yang hendak belajar ilmu kesaktian kepada sang guru.

Walaupun namanya sudah sangat terkenal di seantero pulau jawa, baik karena kesaktian maupun kealimannya. Kala itu Kiai Abbas (1879-1946) tetap saja hidup sederhana. Dilanggar beratap genteng itu, ada dua kamar dan ruang terbuka cukup lebar dengan hamparan tikar yang terbuat dari pandan. Di ruang terbuka inilah, sejak tahun 1920 hingga 1945 kiai Abbas menerima tamu tak henti-hentinya

Kiai Abbas Djamil Buntet adalah putra sulung Kiai Abdul Djamil, yang dilahirkan pada hari Jumat 24 Zulhijah 1300 H atau 1879 M di desa Pekalangan, Cirebon. Sedangkan KH. Abdul Djamil adalah putra KH. Muta’ad, menantu pendiri Pesantren Buntet, yakni mbah Muqayyim, salah seorang Mufti pada masa pemerintahan Sultan Khairuddin I, kesultanan Cirebon.

Masa kecilnya banyak dihabiskan dengan belajar pada ayahnya sendiri, KH Abdul Djamil. Setelah menguasai dasar-dasar ilmu agama, ia baru pindah ke Pesantren Sukanasari, Pleret, Cirebon, di bawah asuhan Kiai Nasuha. Kemudian pindah lagi ke Pesantren salaf di daerah Jatisari, Pimpinan Kiai Hasan, masih di jawa Barat, lalu ia melanjutkan ke sebuah Pesantren yang diasuh oleh Kiai Ubaidah di Tegal, Jawa Tengah.

Setelah berbagai ilmu keagamaan dikuasai, ia pindah ke Pesantren yang sangat kondang di Jawa Timur, Tebuireng, Jombang, di bawah asuhan Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, tokoh kharismatik yang kemudian menjadi pendiri NU. Di Pesantren Tebuireng, kematangan dan kepribadian Kiai Abbas mulai terbentuk. Di Pesantren itu ia mulai bertemu dengan para santri lain dan Kiai yang terpandang, seperti KH. Wahab Chasbullah (Tokoh dan sekaligus salah seorang arsitek berdirinya NU), KH Abdul Manaf (pendiri pesantren Lirboyo, Kediri).

Abbas Djamil dikenal juga sebagai santri yang gigih dan giat belajar, walaupun ilmunya sudah sangat dalam, ia tetap berniat memperdalam ilmunya dengan belajar ke Makkah Al-Mukarramah. Beruntunglah ia bisa belajar ke sana. Saat itu di Tanah Mekah itu masih ada ulama Jawa terkenal sebagai guru utamanya, yaitu KH Mahfudz Termas, asal Pacitan Jawa Timur.

Sedangkan rekan santri yang lain adalah KH. Bakir (Yogjakarta), KH Abdillah (Surabaya) dan KH. Wahab Chasbullah (Jombang). Di waktu senggang, Kiai Abbas ditugasi mengajar para Mukimin (orang-orang Indonesia yang tinggal di Mekah). Santrinya antara lain, KH Cholil Balerante (Palimanan), KH Sulaiman Babakan (Ciwaringin).

Sepulang dari Makkah, Kiai Abbas Langsung memimpin Pesantren Buntet dengan penuh kesungguhan. Kiai muda ini, sangat energik, mengajarkan berbagai khasanah kitab kuning. Namun ia juga tidak lupa memperkaya dengan ilmu keislaman modern yang mulai berkembang saat itu. Kitab karya ulama Mesir, seperti Tafsir Tontowi jauhari dan Fahrurrazi, juga diajarkan di Pesantrennya.

Dengan sikapnya itu, nama Kiai Abbas dikenal di seluruh Jawa, sebagai seorang ulama yang alim dan berpikiran progresif. Namun demikian ia tetap saja rendah hati kepada para santrinya.

Walaupun usianya ketika itu sudah 60 tahun, tubuhnya masih kelihatan gagah dan tegap. Rambutnya yang lurus, dan sebagian sudah mulai memutih, selalu di tutupi peci putih yang dilengkapi serban, seperti lazimnya para Kiai. Pada saat itu, tahun 1939, perjuangan kemerdekaan sedang menuju puncaknya. Pengajaran ilmu kenuragan dirasa lebih mendesak untuk mendukung kemerdekaan. Maka Kiai Abbas pun mulai merintis perlawanan, dengan mengajarkan berbagai ilmu kanuragan pada masyarakat luas.

Sudah barang tentu orang-orang yang berguru kepada Kiai Abbas bukan sembarangan atau pesilat pemula, melainkan para pendekar yang ingin meningkatkan ilmunya. Biasanya tamu yang datang langsung di bawa masuk ke dalam kamar pribadinya. Dalam kamar itulah mereka langsung dicoba kemampuannya dengan melakukan duel, sehingga membuat suasana gaduh. Baru setelah diuji kemampuannya, sang Kiai mengijazahkan wirid tertentu sebagai amalan yang diperlukan, sehingga kesaktian dan kekebalan mereka bertambah.

Dengan gerakan itu, Pesantren Buntet dijadikan markas pergerakan kaum Republik, untuk melawan penjajahan. Mulai saat itu, pesantren Buntet menjadi basis perjuangan umat Islam melawan penjajah yang tergabung dalam barisan Hisbullah. Di Pesantren Buntet, organisasi ini di ketuai oleh Abbas dan adiknya, KH Anas, serta dibantu ulama lain, seperti KH. Murtadlo, KH. Sholeh, dan KH. Mujahid. Karena itu muncul tokoh Hisbullah di zaman pergerakan Nasional yang berasal dari Cirebon, seperti KH Hasyim Anwar, dan KH Abdullah Abbas, putra Kiai Abbas.

Ketika melakukan perang gerilya, tentara Hisbullah memusatkan perhatiannya di daerah Legok, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, dengan front di perbukitan Cimaneungteung, yang terletak di daerah Walet selatan membentang  ke bukit Cihirup, Kecamatan Ciipancur, Kuningan. Daerah tersebut terus dipertahankan sampai terjadinya perundingan Renville tahun 1947, ketika kemudian pemerintah RI beserta semua tentaranya hijrah ke Yogjakarta pada tahun yang sama.

Semasa perang kemerdekaan, banyak warga pesantren Buntet yang gugur dalam pertempuran. Diantaranya, KH. Mujahid, Kiai Akib, Mawardi, Abdul Jalil, Nawawi, dan lain-lain.

Basis-basis kekuatan laskar yang dibangun oleh Kiai Abbas itu kemudian menjadi pilar penting bagi tercetusnya Revolusi Nofember di Surabaya tahun 1945. Peristiwa itu terbukti setelah KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Bung Tomo segera datang berkonsultasi kepada KH. Hasyim Asy’ari guna minta restu dimulainya perlawanan terhadap tentara Inggris. Tetapi KH Hasyim menyarankan agar perlawanan rakyat itu tidak dimulai terlebih dahulu sebelum Kiai Abbas dan laskar andalannya datang ke Surabaya.

Memang setelah dipimpin oleh Kiai Abbas dan adiknya KH. Anas, laskar Pesantren Buntet mempunyai peranan besar dalam perjuangan menentang tentara Inggris yang kemudian dikenal dengan peristiwa 10 November 1945, atas restu KH. Hasyim Asy’ari. Ia terlibat langsung dalam pertempuran di Surabaya tersebut. Selanjutnya juga Kiai Abbas mengirimkan para pemuda yang tergabung dalam tentara Hisbullah ke berbagai daerah pertahanan, untuk melawan penjajah yang hendak menguasai kembali Republik ini, seperti ke Jakarta, Bekasi, Cianjur dan lain-lain.

Di mata KH Hasyim Asy’ari, KH. Abbas memang bukan sekedar santri biasa. Dialah santri yang mempunyai beberapa kelebihan, baik dalam bidang ilmu beladiri maupun ilmu kedigdayaan. Tidak jarang kiai Abbas diminta bantuan khusus yang berkaitan dengan keahliannya itu. Hubungan KH. Hasyim dengan Kiai Abbas memang sudah lama terjalin, terlihat ketika pertama kali KH Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng, Kiai sakti dari Cirebon itu banyak memberikan perlindungan, terutama dari gangguan para penjahat setempat, yang merasa terusik oleh kehadiran Pesantren Tebuireng sekitar tahun 1900.

Walaupun revolusi November 1945 di Surabaya dimenangkan oleh laskar-laskar pesantren dengan gemilang, hal itu tidak membuat mereka terlena. Belanda dengan segala kelicikannya akan selalu mencari celah menikam Republiki ini. Karena itu kiai Abbas selalu mengikuti perkembangan politik, baik di lapangan maupun di meja perundingan.

Di tengah gigihnya perlawanan rakyat terhadap penjajah, misi diplomasi juga dijalankan. Semua tidak terlepas dari perhatian para ulama. Maka betapa kecewanya para pejuang, termasuk para ulama yang memimpin perang itu, ketika sikap para diplomat kita sangat lemah, banyak mengalah pada keinginan Belanda dalam perjanjian Linggarjati pada tahun 1946, yang hasilnya banyak mengecewakan tentara RI.

Mendengar isi perjanjian seperti itu, Kiai Abbas sangat terpukul, merasa perjuangannya dikhianati. Ia jatuh sakit, dan akhirnya kiai yang sangat disegani sebagai pemimpin gerilya itu wafat pada Hari Ahad, Subuh, 1 Rabiulawal 1365 atau tahun 1946 M. Beliau dimakamkan di komplek Pesantren Buntet. Mutiara dari Pesantren Buntet itu telah menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi nusa dan bangsa. Meskipun dia sudah tiada, namun semangat kepahlawanannya tidak pernah luntur dan menjadi inspirasi para pejuang muslim di seluruh nusantara



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ROTIB AL ATHTHAS

===Sangat disayangkan bila untaian doa-doa mustajabah yang luar biasa dari Rotib Al Athtas ini terlewatkan dari wawasan kita. Selamat membaca dan semoga mendapatkan barokah++=== salam.

AUDZUBILLAHIMINASSYAITONIRROJIM

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM. ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK, AL-FAATIHAH ILAA HADHRATI HABIIBINA WA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW. WA MAN WALAHU, ILAA RUUHI SAYIDINA AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS SHAAHIBU RATIB, WA SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS WA USHULIHIM WA FURU’IHIM, INNA ALLAHA YATAGHASYSYAHUM BIR-RAHMATI WAL MAGHFIRATI AL-FAATIHAH…..

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat-nikmat-Nya, Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Al-Fatihah untuk kehadirat Tuanku, kekasih kami, dan pemberi syafa’at kami, pemimpin kami, Baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarga, sahabat orang yang mengikutinya, dan ruhnya sayidina Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas penyusun ratib ini , dan syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros serta asal usul dan keturunan mereka, sesungguhnya Allah akan menolong mereka dengan rahmat dan ampunan, Al-Fatihah……

LAU ANZALNAA HAADZAL QUR’AANA ‘ALAA JABALIN LARAITAHU KHAASYI’AN MUTASHADDI’AN MIN KHASY-YATILLAAHI WATILKAL AMTSAALU NADHRIBUHAA LINNAASI LA’ALLAHUM YATAKKAFARUUN. HUWALLAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWA ‘AALIMUL GHAIBI WASY-SYAHAADATI HUWAR RAHMAANUR RAHIIMU. HUWALLAAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL MALIKUL QUDDUUSUS SALAAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL ‘AZIIZUL JABBARUL MUKABBIRU SUBHAANALLAAHI ‘AMMAA YUSYRIKUUNA. HUWALLAAHUL KHAALIQUL BAARI-UL MUSHAWWIRU LAHUL ASMAA-UL HUSNA YUSABBIHU LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM.

A’UUDZU BILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIMI MINASYAITHAANIR RAJIIM (3X)
“Aku berlindung pada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk” (3x)

A’UUDZU BIKALIMAATILLAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ (3X)
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa-apa yang diciptakan-Nya” 3x

BISMILLAAHIL LADZIY LAA YADHURRU MA’ASMIHII SYAI-UN FIL ARDHI WALAA FIS SAMAA’II WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM. (3X)
“Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun dapat memberi mudharat, baik di bumi maupun di langit dan Dia- lah Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui” 3x

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM WA LAHAWLAA WA LAQUWWATA ILLAA BILLAAHI ‘AALIYYIL ‘AZHIIM. (10X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan tiada kekuatan dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”(10x)

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM (3X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”(3x)

BISMILLAAHI TAHASHSHANNAA BILLAHI BISMILLAAHI TAWAKKALNA ‘ALAALLAH (3X)
“Dengan nama Allah aku berlindung dengan Allah. Dengan nama Allah aku berserah diri pada Allah”(3x)

BISMILLAHI AAMANNAABILLAAHI WA MAN YU’MIN BILLAAHI LAKHAUFUN ‘ALAYHI (3X)
“Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah maka tiada takut baginya”(3x)

SUBHANALLAHI ‘AZALLAHU SUBHANALLAHI JALLALLAAHU
“Maha suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha suci Allah Maha Agung Allah”(3x)

SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIM (3X)
“Maha Suci Allah dengan segala puji kepada-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung.” (3x)

SUBHANANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHA WALLAAHU AKBAR (4X)
“Maha Suci Allah, dan segala puji hanya khusus bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanyalah Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar.” (4x)

YAA LATHIIFAN BI KHALQIH, YAA ‘AALIMAN BI KHALQIH, YAA KHABIIRAN BI KHALQIH, ULTHUF BINA YA LATHIIFU, YA ‘ALIIMU, YA KHABIIR 3X
“Yang Maha Lembut terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengetahui terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengamati terhadap makhlukNYA, berlemah lembutlah kepada kami Yang Maha Lembut, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mengamati” 3x

LAA ILAHA ILLAALLAHU (40/70/100X) MUHAMMADUR RASULULLAAH
“Tiada yang wajib disembah selain Allah (40/70/100x) Muhammad adalah rasul Allah”

HASBUNALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL (7X)
Bagi kami cukup Allah sebagai pelindung kami dan Dia adalah sebaik-baiknya Penolong

ALLAHUMM SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIN, ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAIHI WASSALLIM (11X)
“Wahai Tuhan kami, berilah shalawat/rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad, Ya Tuhan Kami berilah shalawat/rahmat-Mu kepadanya dan kesejahteraan-Mu.” 11x

ASTAGHFIRULLAHI (11X)
“Aku mohon ampunan Allah” (11x)

TA’IBU ‘ILAALLAAHU (3X)
Semoga aku termasuk golongan orang yang taubat kepad Allah

YA ALLAH BIHA, YA ALLAH BIHA, YA ALLAHU BI HUSNIL KHATIMAH 3X
“Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah karuniailah kami husnul khatimah (akhir hayat yang baik)” 3x

GHUFRAANAKA RABBANAA WA ILAIKAL MASHIIR.
LAA YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLA WUS’AHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHAA MAKTASABAT, RABBANA LAA TU-AAKHIDZNAA IN NASIINAA AU AKHTHA’NAA RABBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINAA ISHRAN KAMAA HAMALTAHUU ‘ALAL LADZIINA MIN QABLINAA RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAA LAA THAAQATA LANAA BIH, WA’FU’ANNA WAGHFIRLANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN.

“ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMu-lah kami kembali.
Allah tidak membebani seseorang melainkan lebih dari kemampuannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya (mereka berdo’a) Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada oramg-orang sebelum kami, Ya Tuhan kami janganlah pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIIBINA WA SYAFI”INA WA MAULANA MUSTHAFA MUHAMMAD BIN ABDULLAH SAW WA AALIHI WA ASHAABIHI WA DZURRIYAATIHI WA AHLI BAITIHIIM AJMAA’IN. INNALLAAHA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BIASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI WAYAJ ’ALUUNAA MIN HIZBIHIM WA YARZUQUUNA MAHABBATAHUM WA YATAWAFFANAA ‘ALAA MILLATIHIM WA YAHSYARNAA FII ZUMRATIHIM. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada hadirat penghulu kami, kecintaan kami dan pemberi syafaat kami, Rasullullah Muhammad bin Abdillah SAW, juga kepada keluarganya, sahabat – sahabatnya, istri – istri nya dan anak cucu nya, dengan harapan semoga Allah meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Rahasia mereka, cahaya mereka dan ilmu mereka dalam urusan agama dan dunia, dan semoga Allah menjadikan kami termasuk golongan mereka, dan mengaruniai kami kecintaan terhadap mereka, serta mewafatkan kami atas agama mereka dan membangkitkan kami dalam barisan mereka. Al Fatihah semoga Allah memberikan pahala kepada kamu sekalian.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA AHMAD BIN ISA AL-MUHAJIR WA SAYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN ALI BA’ALAWY WA SAYIIDIL AL-HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEQAFF, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM WAL JAMI’I SADATINA ALII BA’ALAWY WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAYHIM ‘AJMA’IIN. INNALLAAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BI BARAKATIHIM WA ASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan kepada ruh Sayyidinal Imam al Mujahir Ilallah, Ahmad bin Isa, dan kepada ruh Al Fagihil Muqaddam bin Ali Ba Alawy juga kepada nenek moyang dan anak cucu keduanya, semua dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka serta meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Asror mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah”

KHUSHUSHAN AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIBINA WA BARAKATINA SHAHIBI RATIB QUTHBI ANFAS AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS TSUMMA ILAA RUUHI SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM, INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA BI BARAKAATIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ‘ULUMIHIM, WA NAFAKHATIHIM FII DIIN WA DUN-YAA WAL AKHIRAAT, SYAI-UN LILLAAHI LAHUM. AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al-Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada ruh penyusun ratib ini, sayyidina wa habiibina wali penolong, wali qutub yang utama, al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas juga kepada ruh Syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros, juga kepada nenek moyangnya, anak cucu mereka dan orang – orang yang mempunyai hak atas mereka semuanya, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dengan berkah mereka,Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka juga semangat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH ILLAA HADHRATI JAMI’IL AULIYA TA’ALA WA SHALIHIINA WAL IMMATIR-RASYIDIINA WAL ULAMA’I AMIILIIN, WA ILLAA HADHRATI WALIDIINA WA MASYAIKHINA WA MU’ALLIMIINA WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN. TSUMMA ILLAA HADHRATI JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT. INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA WA BARAKAATIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ‘ULUUMIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga Allah menyampaikan pahalanya kepada arwah para aulia, orang – orang yang saleh dan pemimpin yang adil. Kemudian kepada arwah orang tua kami, guru – guru kami, mereka yang telah mengajar kepada kami, serta mereka yang mempunyai atas kami semuanya. Kemudian kepada arwah mukminin, mukminat, dan muslimin, muslimat, penduduk negeri ini, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dari Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH BINIYYATIL QABUULI WA WUSHUULI WA HUSHULI TAMAMI KULLI SU’LIN WA MA’MUUL WA SHALAHISY-SYAANI ZHAHIRAAN WA BATHINAN FI DIIN WA DUNYA WAL AKHIRAT DAFI’ATAN LIKULLI SYARRIN JALIBATAN LIKULLI KHAIRIN LANA WALIDIINA WALI’AWLADINA WA ‘AHBAABINAA WA MASYAIKHINAA FID-DIINI MA’AL LUTHFI WAL ‘AAFIAH WA’ALAA NIYYATIN YUNAWWIRU QULUUBANA WA QUWWALIBANAA MA’AT TUQAA WAL HUDAA WAL’AFAAFA WAL MAUTI ‘ALAA DIINIL ISLAM WAL IIMAN BILAA MIHNATIN WA LAA IMTIHAANIN BI HAQQI SAYYIDINAA WALADI ‘ADNAAN WA LIKULLI NIYYATIN SHAALIHATIN WA ILLA HADHRATIL HABIIB MUSTHAFA MAULANA SAYIDINA MUHAMMAD SHALLALLAAHU ALAIHI WA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAMA. AL-FATIHAH……

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga bacaan kami diterima dan sampai kepada Allah serta dapat mencapai semua yang dicita – citakan, mendapat perbaikan keadaan lahir dan batin dalam urusan agama, dunia dan akhirat, serta menolak semua kejahatan dan mendatangkan semua kebaikan, bagi kami, orang tua kami, orang – orang yang kami cintai, guru – guru kami dalam agama, disertai kelembutan dan kesejahteraan. Dan dengan niat semoga Allah menerangi kalbu dan sanubari kami dengan cahaya takwa, petunjuk dan penjauhan diri dari keinginan – keinginan hina, dan meninggal dunia dalam keadaan memeluk Islam dan iman, tanpa disertai bencana dan cobaan, berkat kemuliaan putra Adnan (Rasullullah) , mengumpulkan semua niat yang baik dan bertambah – tambah cinta kepada sayyidina Nabi Muhammad SAW wa shohbihi wa sallam, Al Fatihah.”

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM.ALHAMDULILLAHIR-RABBIL-‘ALAAMIN.
AR-RAHMAANIR-RAHIIM (3X)
ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK
SUBHAANAKA LAA NUHSII TSANAA-AN ‘ALAIKA ANTA KAMA ATSNAITA’ALAA NAFSIKA FALAKAL HAMDU HATTA TARDLAA WA LAKAL HAMDU IDZAA RADLIITA WA LAKAL HAMDU BA’DAR RIDLAA.
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AWAALIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AAKHIRIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIN-NABIYYIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MURSALIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MALA ILLA YAUMID-DIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FII KULLI WAQTIN WAHIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN HATTA TARITSAL ARDLA WAMAN ‘ALAIHAA WA ANTA KHAIRUL WAARITSIINA.
ALLAAHUMMA INNAA NASTAHFIDHUKA WA NASTAUDI’UKA DIINANAA WA ANFUSANAA WA AHLANAA WA AULAADANA WA MASYAIKHINA WA AMWALAANA WA KULLA SYAI’IN A’THAITANAA.
ALLAHUMMAJ’ALNAA FII KANAFIKA WA AMAANIKA WA JIWAARIKA WA ‘IYAADZIKA MIN KULLI SYAITHAANIN MARIIDIN WA JABBARIN ‘ANIIDIN WA DZII’AININ WA DZII BAGHYIN WA MIN SYARRI KULLI DZII SYARRIN INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.
ALLAHUMMA JAMMILNAA BIL’AAFIYATI WAS SALAAMAATI WA HAQIQNAA BIT TAQWAA WAL ISTIQAMAATI WA A’IDZNAA MIN MUUJIBAATI NADAMATI FIL-HALI WAL MAALI INNAKA SAMII’UD DU’AAI.
ALLAHUMAGHFIRLANA WA LIWALIDIINA WA LI AWLADIINA WA MASYAIKHINA WA LII IKHWANINAA FID DIINI WA LI ASHABIINA WA ‘AHBAABINAA WA LIMAN AHABBANAA FIIKA WALIMAN AHSANA ILAINA WA MU’ALIMIINA FID-DIIN WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN WA LIL JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT INNAKA ALLA KULLI SYAI’IN QADIIR YAA RABBAL ‘ALAAMIIN.
WA SHALLI ALLAHUMMA BIJAMALIKA WA JALALIKA ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI AJMA’IN.
ALLAHUMMAR-ZUQNAA KAMAA LAL MUTABA’ATI LAHU ZHAHIRAN WA BATHINAN BIL ‘AFIYAATA WAL SALAMAH YAA ARHAMAR-RAHIIMIIN
SUBHAANAKA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMA YASHIFUUNA WASALAMUN ‘ALAL MURSALIINA WAL HAMDULILLAHI RABBIL’AALAMIIN.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat – nikmat Nya.
Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Maha Suci Engkau kami tidak mampu menghinggakan sanjungan kepada Mu, sebagaimana Engkau telah menyanjung diri Mu sendiri.Bagi Mu lah segala pujian hingga Engkau Ridho, bagi Mu lah segala pujian jika Engkau Ridha, dan bagi Mu lah segala pujian sesudah Engkau ridha.
Ya Allah limpahkanlah segala shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad, di kalangan orang – orang permulaan; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad dikalangan orang – orang kemudian ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di setiap waktu dan saat ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di kalangan malaikat hingga hari kiamat ; dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad hingga Engkau warisi bumi dan siapa – siapa yang ada di atasnya, sedang Engkau adalah sebaik – baik pemberi warisan.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan-MU dan kami titipkan kepadaMU agama, diri, keluarga, anak-anak, harta, dan segala sesuatu yang telah Kau berikan kepada kami.
Ya Allah jadikanlah kami selalu di bawah pengawasan, keamanan dan perlindungan-Mu dari godaan setan yang terkutuk, pengusa-pengusa yang keji, dari orang-orang yang berbuat aniaya dan dzalim dan dari segala sesuatu yang bersifat jahat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas penentu segala sesuatu.
Ya Allah, tetapkanlah diri kami dengan kesehatan dan keselamatan, yakinlah diri kami dengan takwa dan istiqomah dan hindarkanlah kami dari penyebab-penyebab penyesalan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Segala doa.
Ya Allah ampunilah segala dosa kami semua, anak cucu keturunan kami, guru-guru kami, kedua orang tua kami, istri/suami kami kakek-nenek kami, keluarga kami, saudara-saudara kami, sanak kerabat kami, orang-orang dirumah kami, sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami dan kecintaan kami karena Allah, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang mengajarkan agama kepada kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, serta seluruh kaum muslimin muslimat wal mukminin mukminat.
Limpahkanlah shalawat ya Allah dengan keindahan dan keagunganMu atas junjungan kami Muhammad dan atas keluarganya dan semua sahabat-sahabatnya.
Ya Allah limpahkanlah/anugrahkan selalu kesempurnaan rezeki kepada kami untuk menjadi pengikutnya yang baik; lahir dan batin, dalam keadaan sejahtera dan selamat atas rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan keutamaan ayat : Maha Suci Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang disifatkan oleh orang orang kafir, dan sejahtera atas sekalian Rasul dan segala puji bagi Allah yang mempunyai alam semesta ini.”
@@@



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262