TIDAK MENYESALKAH DIRIMU MEMILIH JALAN YANG SUNYI?

 

Alhamdulillah, rasa sukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga hari ini kita masih bisa hadir menyapa siapa saja yang membaca blog KOS ini. Di tengah kesibukan sehari-hari, kita merasakan bahwa waktu sangat pendek dan tidak cukup. Semua serba cepat sekarang, dan kita merasakan dikuasai oleh waktu. Semua inginnya serba instan. Berkejaran kita terhadap target-target duniawi hingga terasa tidak ada waktu lagi untuk merenung, tiada waktu untuk memaknai dan tidak ada waktu untuk mengendapkan peristiwa-peristiwa sehingga inti sari hakekat peristiwa itu tidak terlihat.

Kapan kita akan hidup wajar? Normal dan apa adanya? Kita bisa menguasai waktu. Kita bisa menjalani proses demi proses dengan kesabaran dan ketelitian yang pada akhirnya tujuan akan tercapai dengan memahami inti sari setiapa kejadian?

Allah Maha segalanya. Waktu dan juga pasangan abadinya, yaitu ruang sesungguhnya ciptaanAllah SWT juga. Keduanya adalah makhluk misterius yang sabar mendidik kita untuk menjadi pribadi. Kita perlu berkolaborasi dengan dua dimensi ini agar terbebaskan dari penguasaan secara sepihak. Kepenatan, kebosananan dan juga kekeringan oase dalam hidup umumnya terjadi ketika seseorang tidak mampu menguasai ruang dan waktu.

Beruntung, Allahu Akbar… Allah Maha Akbar, begitu kita ucapakan, terasa dada kita longgar, terasa kesesakan terurai, terasa ada semangat untuk mampu menguasai diri dari keterhimpitan hidup. Ini rejeki yang besar, yang dipupuk dengan iman karena kita mendapatkan rezeki yang selama ini jarang kita hayati: kesadaran, rasa eling dan waspada terhadap kehadiran NYA melintas ruang dan waktu. Hidup pun bersinar karena kita berani menjalani hidup dengan terad untuk mewujudkan yang terbaik.

Kebersihan hati itu mengundang rahmat daripada Allah. Begitu juga hidayah, yakni sebuah petunjuk yang membimbing seseorang itu untuk dekat kepada Allah. Namun, andainya hati itu sarat dengan dosa dan perilaku dipenuhi noda-noda maksiat, maka mana mungkin kita bisa menjadi kepanjangan tangan untuk berbagi ruang kepada orang lain untuk menerima hidayah…..

Pernah dengar orang yang semakin sesat apabila dia semakin mendalami sesuatu ilmu? Pernah dengar ilmu mantik yakni ilmu logik? Ada manusia yang menjadikan sains itu tuhan, sehingga merasakan kehidupan beragama itu adalah suatu perkara yang kuno, jadul dan kolot. Semua karena dia merasa bahwa logika itu segala-segalanya. Manusia merasa mampu membentuk bahagia dengan uang yang didapat dari hukum ekonomi yang matematis, menyembuhkan penyakit dengan ilmu sains, mencipta tumbuh-tumbuhan, dan juga meramal cuaca.

Semakin bertambah ilmunya, semakin banyak harta bendanya, semakin angkuh dia karena merasa semua bisa dibeli dengan uang. Termasuk kebijaksanaan dan hakekata hidup. Tanpa sedikit dia sadar, ada mata hati yang memberikan simpati karena sedih melihat kebodohannya. Orang punya agama juga, pernah suatu masa menjadi sesat dengan ilmu logikanya. Padahal agama mengajarkan untuk hidup sempurna, jangan hanya berpikir tapi rawatlah yang lebih dari itu yaitu hati nurani….. tafakkur— tadzakkur/berdzikir—tadabbur… itulah tiga aspek untuk menyempurnakan agama.

Ibadah-ibadah akan mampu untuk memberikan ketenangan spiritual. Zikir akan mampu membuat kita menyelami samudra hakikat sejati alam ruhani yang tidak mampu dijangkau oleh dunia logika yang dangkal…..

Saya pernah bertanya pada diri sendiri, “tak menyesalkan memilih jalan sunyi?” Walaupun kadang-kadang jujur saya merasa sangat amat berat dan payah, setiap hari mengaduk-aduk keikhlasan diri. Bahkan harus semakin bersyukur dan sentiasa terus berdoa kepada Allah agar hati itu diperteguh untuk memilih jalan keimanan agar semakin disempurnakan lagi.

Hijrah atau revolusi adalah sebuah pilihan bebas. Dengan kebebasan, kita menentukan pilihan untuk berubah. Perubahan harus terus menerus dilakukan karena semua ini adalah proses. Kita akan semakin peka terhadap kemandegan proses bila senantiasa menyadari bahwa semua ini adalah sementara dan relatiF. Hanya Allah SWT yang Maha Abadi dan Absolut dengan segala kuasanya dalam mendampingi proses manusia untuk berubah.

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” [Ar-Ra’d, 13:11]

Ada orang yang mencari hidayah sepanjang hidupnya, dan menemukan secercah cahaya di akhir hayatnya. Tetapi adakah hidupnya sia-sia? Tidak sesekali, bahkan itulah kehidupan yang paling mulia. Mati di dalam keadaan hadirnya cinta kepada Allah yang maha Mencintai Siapapun dan Apapun.

Monggo kita tetapkan langkah dan tekad untuk berproses menyempurnakan diri. Allah itu Maha sabar dan Pengampun. Dakwahilah diri sendiri agar sabar berjalan di jalan sunyi…. setapak demi setapak, karena tongkat sakti sim salabim itu sesungguhnya tidak ada… perubahan tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata…. Setiap perubahan memerlukan waktu yang berproses secara alami di dalam ruang….. Maka bersabarlah..

Semoga kita mampu menjaga tali persaudaraan yang sangat kuat yang menghubungkan hati nurani setiap manusia…tali silaturahim kemanusiaan tanpa membedakan kulit, ras, keturunan, suku bangsa, karena semua perbedaan ini hanyalah aksidensia semata… Dihadapan Allah, kita semua sama…kecuali amal ibadahnya dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu perilakunya menebarkan salam dan perdamaian…. Hingga kita bisa merasakan setitik rasaa surgawi ….“dalam syurga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.” [Al-Ghaasyiyah, 88:10-11]… Wasaalamualaikum wr wb….

0 thoughts on “TIDAK MENYESALKAH DIRIMU MEMILIH JALAN YANG SUNYI?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *