HIZIB MALAIKAT

Salam Rahayu dari negeri nan permai, bayt para Aulia dan syuhada, tempat para santri mengaji dan benteng para Muhibbin. Negeri kami yang bernama Palembang Darussalam. Salam rindu kepada para Hikmater dan semua Bolo Samar.Salam Ta’dhim dengan dua tangan menjura kepada para sesepuh dan pengampuh di LASKAR Orang Samar ini.

Pengertian Hizib dan perbedaannya dengan wirid yang lain

Hizib berasal dari suku kata حِزْبٌ yang dapat diartikan sebagai lasykar, kumpulan , golongan atau pasukan. Melihat dari redaksi atau susunan yang terdapat didalam suatu hizib maka untuk selanjutnya pengertian Hizib adalah Sebuah kumpulan wirid ( yang berasal dari Alqur’an atau hadist Nabi ) yang digunakan untuk memohon pertolongan kepada Allah dalam menghadapi persoalan lahir maupun batin, baik urusan dunia ataupun akhirat.

Karena besarnya fadhilah suatu Hizib, dan kekhususannya, pengertian Hizib menjadi lebih Spesifik. Hizib tidak lagi hanya serangkaian wirid tapi merupakan pasukan pelindung bagi mereka yang mudawamah membacanya. Kekhususan Hizib ini tidak hanya terletak pada penciptaannya, tapi juga karena tidak sembarang Ulama yang dapat membuat Hizib. Karena itu sampai sekarang kita hanya kenal sedikit sekali dari berbagai bacaan yang bernama Hizib ini. Antara lain Hizib Maghrabi, Hizib Barqi, Hizib Iqbal dan lain-lain, yang jumlahnya dibandingkan dengan bacaan sejenis adalah sangat sedikit. Keistimewaan Hizib ini adalah penciptaannya oleh Ulama / Wali yang memang dibikin khusus untuk kalangan tertentu.

Rangkaian wirid tidak semuanya dapat disebut sebagai Hizib. Walaupun dilihat dari susunannya sama. Yakni sama-sama kumpulan ayat, dzikir, dan doa yang dipilih dan disusun oleh Ulama Salafush shalih yang termasyhur sebagai Waliyullah. Suatu rangkaian wirid ada yang bernama Ratib. Dewasa ini jama’ah-jama’ah Ratib tumbuh subur dimana-mana. Karena sifatnya yang ‘dingin’ dan tidak menimbulkan efek samping secara batiniah. Yang sangat terkenal adalah Ratib Al-Hadad yang diciptakan seorang Wali Qutub Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, atau Ratib Al-Atthas ciptaan Wali Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthas.

Yang membedakan suatu ratib dengan ratib yang lain atau suatu hizib dengan hizib yang lain adalah asrar yang terkandung didalam setiap rangkaian ayat, doa, atau kutipan hadist yang disesuaikan dengan Waqi’iyyah ( latar belakang penyusunannya, red )-nya. Namun meski muncul pada Waqi’ yang sama dan oleh penyusun yang sama, ratib sejak awal dirancang oleh Aulia untuk konsumsi umum meski tetap mustajab. Semua orang dapat mengamalkan untuk memperkuat benteng dirinya bahkan tanpa perlu Ijazah, meski tentu jika dengan ijazah lebih afdhal.

KEHARUSAN HIZIB UNTUK IJAZAH

Berbeda dengan Hizib, sejak awal dirancang untuk kalangan tertentu yang oleh sang Wali dianggap memiliki kemampuan lebih, karena itu mengandung dosis yang sangat tinggi. Hizib juga mengandung lebih banyak sirr ( rahasia ) yang tidak mudah dipahami oleh orang awam. Seperti kutipan ayat yang isinya seperti tidak terkait dengan rangkaian doa sebelumnya, padahal yang terkait adalah asbabun nuzulnya. Hizib juga biasanya mengandung lebih banyak Ismul ‘Azham ( Asma Allah Yang Agung ) yang tidak ada dalam ratib.

Diibaratkan seperti kapsul atau tablet obat, tentu tidak mempunyai dosis yang sama. Demikian juga seperti perbedaan kapsul anti biotic dan vitamin, yang satu diminum 3 kali sehari dan yang lain mungkin hanya boleh diminum satu kali dalam sehari semalam. Bahkan Vitamin, yang jelas-jelas berguna pun jika diminum melebihi dosis yang ditentukan, akan berakibat over dosis dan berakibat buruk bagi tubuh.

Dan yang pasti Hizib tidak disusun berdasarkan keinginan sang Ulama. Karena Hizib rata-rata merupakan ilham dari Allah SWT. Ada juga yang mendapatkannya langsung dari Rasulullah SAW, seperti Hizbul Bahr, yang disusun oleh Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzily. Karena itu Hizib mempunyai fadhilah dan khasiat yang luar biasa. Selain itu ada juga syarat usia yang cukup bagi pengamal Hizib. Sebab orang yang sudah mengamalkan Hizib biasanya tidak lepas dari ujian. Ada yang hatinya mudah panas, sehingga cepat marah. Atau ada yang ditampakkan Allah Asrar dari hizib tersebut, si pengamal menjadi kehilangan control terhadap hatinya sehingga timbul kesombongan, ada juga yang berpengaruh kerezeki yang selalu terasa panas sehingga selalu menguap tanpa bekas. Karena itu diperlukan ijazah dari seorang ulama yang benar-benar mumpuni, dalam arti mempunyai sanad Ijazah Hizib yang bersambung dan mengerti dosis hizib tersebut. Selain itu diperlukan guru yang shalih yang mengerti ilmu hati untuk mendampingi dan ikut membantu sipengamal dalam menata hati dan menghindari efek negative dari suatu Hizib.

Dengan begitu, apakah mengambil wirid dari buku atau internet berarti sia-sia ? Jawabnya TIDAK ! Berdasarkan keterangan guru kami Habib Lutfi bin Yahya. Selanjutnya Habib Lutfi mengatakan, “… Ambil dan teruskan bacaan-bacaan wirid tersebut sebagai satu bentuk nilai ibadah,…selanjutnya sesegera mungkin dimintakan ijazah kepada Ulama/guru yang memahami bidang tersebut…” Dalam dunia Wirid, Ijazah diperlukan dalam rangka menata hati supaya lebih mantap dan untuk mencapai pendekatan yang sempurna kepada Allah SWT.

Fenomena Ilmu Hizib ini masih menarik perhatian banyak kalangan, terutama santri-santri muda yang selalu memburu jenis ilmu ini.Walaupun memiliki karakteristik yang keras, Hizib masih mendominasi sebagai ilmu yang ampuh dan nyaris tak terkalahkan. Sekali ini saya hanya menginformasikan salah satu amalan Hizib yang sangat ampuh dan mempunyai karakteristik keras. Tanpa bermaksud apa-apa, sekali ini mohon di maafkan, bahwa artikel ini hanya sebatas informasi saja. Jika para Hikmater ada yang berminat mengamalkannya, saya persilahkan untuk mencari Guru dan memintakan Ijazahnya.

Hizib malaikat di yakini mengambil karomah seribu malaikat. Dengan mengamalkan Hizib ini, seseorang Insya Allah akan di jaga dari berbagai macam bahaya yang mengancam, dengan kata lain akan di jaga dan dilindungi dalam setiap keadaan. Berikut kaifiatu amalan Hizib Malaikat….

Bismillahirrahmaanir rahiim…

Lanuriyahum min ayaatinal kubro hadzaar-rohmatu min(r) robbihi ahbilu laa khaufun ‘alaihim walaahum yakhjanuun. Idztastaghitsuuna robbahum fastajaaba lakum innii mumiddukum bi alfi minal malaikati murdifiinaa.

Artinya :

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Diperlihatkan kepada kalian dari tanda-tanda kekuasaan-KU itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Maka janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa susah. Ketika Tuhan kalian dimintai pertolongan maka Tuhan kalian mengabulkannya. Sesungguhnya Allah mengutus kepada kalian dengan seribu malaikat untuk jadi pengawal.

Cara mengamalkannya :

Mandi keramas ( mandi besar ) sebelum mulai puasa.Hizib ini dipuasai 3 hari dengan cara puasa mutih. Hari terakhir puasa sebaiknya kholwat ( berdiam diri di tempat tertutup dan banyak berdzikir atau membaca sholawat ).Setelah sholat shubuh baru bisa keluar dari tempat kholwat.
Selama menjalankan puasa sebaiknya setiap tengah malam melakukan sholat Taubat dan sholat Hajat khusus ( seperti sholat Hajat yang di ajarkan Nabiyullah Khidir AS )
Amalan Hizib ini dibaca sebanyak 111x setiap malam.Dan 5x setiap bada sholat fardhu.Setelah selesai puasa, maka cukup dibaca 3x saja setiap ba’da sholat fardhu.

Demikianlah…semoga berguna untukmu. Ini adalah sadaqoh dari kami untuk para sahabat.Barakallohu ‘alaikum…Wassalamu’alaikum wr wb.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

POWER OF WIRID

Ngatimin

Nuwun sewu EYANG SAMAR kepareng Derek latihan dadi wong apik nebaraken winih wonten blog KHODAM SAKTI kagem sedulur sedulur sedoyo kususipun seluruh alam amin.

SETIAP aktivitas tiada yang tidak membuahkan hasil. Itulah kata para ahli hikmah. Begitu halnya dengan aktivitas rohani, setiap olah rohani tentu membekaskan sesuatu bagi pengamalnya. Tetapi hasil itu kadarnya tergantung dari factor pendorong yang amat kompleks.

Ibarat alat tulis, setiap goresan tentu meninggalkan bekas. Tetapi alat tulis yang dipegang oleh orang yang ahli –melukis umpamanya—hasilnya tentu berbeda dengan hasil goresan orang awam. Begitu halnya, suatu amalan akan menghasilkan yang berbeda, tergantung dari siapa yang mengamalkannya.

Ayat kursi yang diamalkan oleh orang yang saleh tentu hasilnya berbeda ketika ayat itu diamalkan oleh orang awam. Jadi, yang menentukan itu bukan jenis amalannya, tetapi siapa yang “dibalik” amalan itu. Dalam kehidupan sehari hari manusia pun melihat adanya perbedaan – perbedaan yang dilakukan satu orang dengan orang lain, walau menggunakan alat yang sama.

Si A bisa menorehkan tanda tangan (saja) hasilnya sudah bisa untuk membeli mobil, si B menorehkan ribuan tanda tangan tetapi hanya mendapatkan sekadar uang lelah, bahkan si C tidak mendapatkan apa – apa. Mengapa bisa demikian ?.

Jawabnya adalah soal pangkat. Semakin tinggi pangkat seseorang semakin banyak yang mampu dilakukannya. Begitu halnya di dalam berdoa atau beramal yang berkaitan dengan suprantaural (gaib) pangkat dalam kerohanian menentukan hasil yang hendak diraihnya.

Artinya, semakin tinggi tingkat spiritual Anda semakin banyak hal – hal yang mampu dilakukan. Karena itu dua orang yang menghadapi problem yang sama —jenis maupun bobotnya— yang seorang cukup membaca ayat kursi sebanyak 117 kali dan problemnya sudah berhasil, sedangkan orang lain baru berhasil setelah menyelesaikan hitungan 313 kali. Bahkan boleh jadi, ada orang lain yang sudah mampu menyelesaikan problemnya hanya dengan tiga atau tujuh kali ayat kursi.
Bagaimana meningkatkan pangkat kerohanian itu ? caranya adalah berupaya meningkatkan ketakwaan yaitu menjalankan perintah dan mencegah apa pun yang dilarangNYA. Karena itu banyak kelompok oleh rohani yang mencanangkan rambu rambu kepada pengikutnya, seperti anjuran untuk memperbanyak ibadah—sunnah disamping yang wajib—.

Upaya menghindari dari dosa dosa besar serta menambah intensitas pendekatan itu secara tidak langsung akan menghantarkan manusia pada kelas spiritual yang makin tinggi. Dari kegiatan riyadhah itu memiliki bias pada perubahan hati—sebuah organ manusia yang menentukan apakah manusia itu menjadi baik atau buruk—karena dengan gerak hati pula seluruh anggota badan yang lain menjadi bergerak dan bertindak.

Wirid atau mengamalkan amalan ritual yang dilakukan secara rutin dna benar serta diikuti dengan tata laku yang menunjangnya adalah memancarkan cahaya –cahaya halus pada hati. Semakin banyak cahaya itu makin banyak pula cahaya yang meneranginya.

Seorang guru hikmah berkata bahwa dalam hati manusia itu terdapat dua wilayah yang satu dengan yang lain saling bertempur untuk menguasai. “Wilayah” yang dimaksud itu adalah kekuasaaan setan yang disebut Khotir Syaithoni, dan wilayahnya malaikat yang disebut Khotir Malaki.

Seseorang yang hatinya lebih didominasi khotir syaithoni memiliki kecenderungan untuk selalu berbuat hal hal yang buruk, sedangkan hati yang penuh dengan khotir malaki mempengaruhi manusianya untuk selalu berbuat yang baik baik.
Wirid itu dimaksudkan untuk menyuplai hati dengan cahaya – cahaya positif (Khotir Malaki). Sehingga dengan dominannya khotir malaki itu, kekuasaan setan makin terdesak atau menipis, dan hati yang terbebas dari khotir syaithoni ini adalah hati yang peka terhadap cahaya cahaya halus, atau dalam istilah sederhananya disebut hati yang memiliki kekuatan batin.

Hati yang demikian itu tidak hanya mempengaruhi sikap positif pada perilaku manusianya. Tetapi jugamenjadi sumber inspiriasi dalam karya karya teknologi batin. Dan menjadi modal paling besar seseorang yang ingin membangkitkan kemampuan alam bawah sadarnya. Bahkan terbebasnya hati dari khotir syaithoni menyebabkan manusia itu memiliki kemampuan melihat alam malakut (alam gaib) sebagaimana tersurat pada sabdi Rasullah SAW.

“Andaikan setan – setan itu tidak mengerubungi hati anak anak Adam. Niscaya mereka dapat melihat Alam Malakut yang ada di langit. (HR. Ahmad)
Karena itulah, Wirid atau bentuk – bentuk riyadhoh lain —sepanjang yang terkait dengan ibadah—memiliki fungsi pokok menyuplai pancaran pada hati. Sedangkan dari aspek lain, aktifitas itu memiliki fungsi samingan di antaranya :
– Menabung energi gaib.
– Bentuk olah pernapasan dan konsentrasi.
– Melatih istikomahnya hati.
– Memprogram batin, memvisualisasikan kehendak.
– Dll.

Percayakah Anda bahwa wirid itu bisa menabung kekuatan ? Dalam sebuah hadis Qudsy Allah berfirman banya mengingat Allah dikala engkau suka (tidak ada bahaya) menyebabkan Allah akan mengingatmu dikala susah. ARtinya, aktivitas mengingat Allah —melalui wirid atau zikir—menyebabkan Allah akan mengingat pengamal zikir/ wirid itu di kala sudah (bahaya).
Itu pula yang membuat keyakinan para ahli hikmah bahwa riyadhoh juga sebuah upaya menyimpan energi. Sedangkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hakim : Tidak sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah, selain berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang. Terbukti orang – orng yang rajin mengamalkan wirid wirid tertentu, semakin pada intensitasnya, makin sering ia mengalami hal hal gaib yang secara nalar hal itu mustahil mampu dilakukannya.
Selain itu, wirid juga diyakini merupakan bentuk dari latihna konsentrasi dan olah nafas, tetapi hal ini sering tidak dimengerti oleh pengamalnya. Dan sebagaimana kita ketahui, jauh sebelum ilmu pernafasan atau tenaga dalam dikenal banyak orang, metode ilmu wirid sudah menerapkan dasar dasar dari olah pernafasan dan konsentrasi itu.

Itulah sebabnya, mengapa banyak ahli wirid kemudian memiliki kemampuan adi kodrati baik yang berkaitan dengan kewaskitaan (tembus pandang) kanuragan (kekuatan fisik) dan lain lain. Dan penyelidikan ilmu modern meyakini adanya efek dari aktivits olah nafas ini.

Hikmah dari wirid, menurut para ahli ilmu batiniah—selain yang sudah tersebut di atas—adalah melatih hati bersifat istiqomah, yaitu mempertahankan amalan baik dari rasa bosan. Sehingga, menurut para hukama kelebihan yang dimiliki para ahli wirid itu justru karena karamah yang timbul dari istiqomah. Sehingga muncullah pepatah : Al Istiqomah khoirul min ali karomah yang artinya Istiqomah itu lebih mulia dari seribu karomah (kemuliaan).

Hikmah lain dari ketekuknan wirid adalah terpogramnya hati kepada salah satu tujuan. Kesimpulannya, wirid adalah memprogram kehendak batin. Dan geraknya hati itu juga bagian dari kehendak (persangkaan) dan doa manusia. Karena itu wirid merupakan sarana untuk meraih sesuatu yang terkandung dalam hati. Ketika seseorang berkehendak sesuatu, maka ucapan dari mulut hanyalah sebuah sarana. Intinya justru pada hati itu. Karena itu pula, dari jenis amalan wirid yang sama tidak harus menghasilkan hikmah/ manfaat yang sama.

Seperti wirid ayat kursi ada yang meyakini mampu mendatangkan hajat yang berkaitan dengan rezeki, tetapi pada pihak lain ada yang meyakini untuk menolak niat jahat, untuk bela diri atau benteng gaib suatu lokasi agar terhindar dari tangan jahil.
Mengapa bisa demikian ? Bukankah amalannya terdiri dari ayat yang sama ? Tentu, karena yang menentukan itu tidak semata mata ayatnya, tetapi kehendak hati seseorang ketika mengamalkan ayat itu ditujukan untuk tujuan yang bagaimana.
Karena keyakinan bahwa wirid itu tergantung program kehendak pengamalnya, lalu muncullah ilmu ilmu yang mengklasifikasikan hikmah dari amalan itu. Muncul pula ahli yang diyakini masyarakat mampu memberikan petunjuk cara cara pengamalan, dan informasi itu kemudian dijadikan pedoman yang menimbulkan keyakinan hati.
Dengan demikian, dalam aktivitas wirid itu seluruh aspek pengolahan batin tercakup seluruhnya. Mulai dari aspek doa, istikomah, olah pernapasan dan konsentrasi dan pengerahan visualisasi batin menuju pada satu titik tujuan



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262