ETIKA SANG MALAIKAT TERPUKAU

SAS
Ki Geblek Saestu

…Konon, sebelum kita (manusia) lahir dan mendunia, terlebih dulu kita melalui dua alam atau kehidupan. Yaitu, alam kandungan dan alam ruh. Jika satu saat, kita ditanya oleh seseorang “Berapa usiamu hidup di dunia?”, maka, kita hanya mampu menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Namun, jika orang tersebut bertanya kepadaku, maka, aku akan menjawab “Sembilan bulan sepuluh hari”. Why Can?
Itulah usia manusia yang sampai detik ini, bisa diestimasi dan diketahui. Selebihnya, hanya Sang Pencipta yang dapat ‘tersenyum’.
“Lho!.. itukan usia janin di dalam kandungan..?!, Lantas, usia hidup di dunia setelah lahir, berapa lama, donk..?”.
Jawabannya, “Tidak sampai 24 jam”. Karena, kita tidak pernah tahu, apakah esok kita akan hidup lagi sesudah naik ke pembaringan?.
“Wah, wah.. wah! Ngeri banget ya…”.
“Tentu..!”. Apa yang akan terjadi satu detik kemudian, tak ada seorang pun yang tahu. Apalagi seorang peramal utawa dukun, sedangkan malaikat saja hanya mampu bertasbih memuja keagungan Ilahi-Robbi.
…Menurut satu riwayat dalam Kitab Suci Al Furqon, diterangkan bahwa seluruh insan yang hidup di dunia adalah ‘nominator-nominator’ yang telah lulus ‘audisi’ di alam ruh. Ketika itu, Tuhan bertanya “Bukankan Aku ini (Tuhan) yang telah menciptakan kalian, wahai ruh?”. Kemudian, para ruh menjawab “Ya, benar! Engkau adalah Tuhan yang telah menciptakan kami. Dan kami, bersaksi atas kebenaran itu”. Maka, para ruh yang telah menjawab dengan benar diluluskan Tuhan untuk masuk ke dalam rahim seorang perempuan – tentunya, segala MoU [Memorandum of Understanding / Nota Kesepahaman] yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan dunia, telah ditandatangani.
“Emm.. di atas segel dan pakai materai, donk?!”
“Sudah pasti!, karena ini menyangkut hak, kewajiban, peran, fungsi serta tugas dan tanggung jawab selama menghuni planet bumi”.
Syahdan.., beberapa masa kemudian, Tuhan mengumpulkan para ruh kembali untuk menambah isi muka bumi – reaudisi dengan pertanyaan yang sama.
Pada kesempatan itu, ternyata ada satu ruh yang tertinggal dari barisan. Meski begitu, Tuhan tidak marah. Justru, Ia tersenyum dengan agung-Nya. Kemudian Ia berkata “Wahai ruh, jika Aku tidak memaafkanmu dan memberi kesempatan lagi bagimu, maka Aku, bukanlah Aku!. Apakah kau juga masih ingin turun ke dunia?”. Mendengar pertanyaan ini, ruh itu mengangguk dengan takzimnya.
“Baiklah.., jika itu memang keinginanmu. Jawablah pertanyaan-Ku ini; “Bukankan Aku ini (Tuhan) yang telah menciptakanmu, wahai ruh?”.
“Bukan..!, jawab ruh itu. Lantas, Tuhan pun mengulang pertanyaan-Nya yang sama, sampai tiga kali. Ternyata, jawaban ruh itu pun sama; bukan, bukan.. dan bukan.
“Tidakkah kau mendengar pertanyaan-Ku, wahai ruh?”. Lalu, ruh itu menjawab; “Tidak..!”
..Akhirnya, Tuhan memerintahkan kepada satu malaikat untuk membawa ruh itu, kembali ke alamnya.
..Setibanya di alam ruh, Sang Malaikat bertanya; “Wahai ruh, mengapa engkau berbuat demikian?, mengapa engkau menjawab; bukan, bukan.. dan bukan?, dan mengapa pula engkau menjawab; tidak, ketika terakhir Tuhan bertanya?”.
“Wahai Malaikat, aku adalah ruh yang bakal menghuni jasad anak-cucu Adam yang disebut manusia. Tidakkah kau sadari bahwa aku ini lebih baik dan sempurna dari pada dirimu?”.
Mendengar penuturan tersebut, Sang Malaikat hanya bisa mengangguk seraya bertasbih. “Tapi.., jika engkau memang lebih baik dan sempurna dari diriku, mengapa engkau justru menjawab; bukan dan tidak?”, sangkal Sang Malaikat.
“Wahai Malaikat, di sinilah letak kesempurnaanku yang diberikan oleh Tuhan. Jika engkau merasa bingung, maka, gabungkanlah dua jawabanku itu. Niscaya kau akan mengerti apa yang aku maksudkan”, kata ruh itu, menjelaskan.
“Hm… bukan dan tidak”, gumam Sang Malaikat. “Jika digabungkan.., maka… ‘bukan tidak’”, lanjutnya lagi. “Berarti…Ya!”, teriak Sang Malaikat, spontan. “Wahai ruh, aku mengerti sekarang. Jawabanmu adalah ‘Ya!’.
Aku akan menghadap lembali pada Tuhan, karena sesungguhnya kau pun lulus pada saat ‘audisi’”.
“Tidak perlu, wahai Malaikat. Karena, sesungguhnya pun Tuhan telah mengetahui akan hal ini. Dan sesungguhnya pula, aku belum diizinkan-Nya untuk turun ke dunia, jika kondisinya belum benar-benar membutuhkan kehadiranku”.
Mendengar penjelasan ruh tersebut, Sang Malaikat lagi-lagi hanya bisa terpukau, bertasbih.. kemudian memberikan salam. Setelah itu, ia pun memutar badan dan menghilang.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

KUNCI PEMBUKA PINTU ILMU HIKMAH

Senopati Mataram

CAHAYA KEARIFAN ADALAH LAPAR, MENJAUH DARI ALLAH ADALAH KENYANG, MENDEKATI ALLAH ADALAH MENCINTAI FAKIR DAN MISKIN DAN AKRAB DENGAN MEREKA. JANGAN KENYANGKAN PERUTMU, NANTI PADAM CAHAYA HIKMAH DALAM HATIMU (Rasulullah SAW)

Sudah terbukti tetapi tetap saja tidak dipercayai orang, bahwa ORANG YANG HIDUP SEDERHANA HIDUP JAUH LEBIH BAHAGIA DARI ORANG YANG HIDUP MEWAH. Dan penyebab kehancuran peradaban manusia ialah kerakusannya akan kesenangan dunia. Kerakusan dunia disebabkan oleh syahwat seks, syahwat perut, dan syahwat kekuasaan. Dengan mengurangi ketiga hal tersebut, kita menutup pintu neraka dan membuka pintu surga, sebagaimana disabdakan Nabi saw: BIASAKAN MENGETUK PINTU SURGA DENGAN LAPAR.

Jika orang sudah merasa cukup dengan makan sekedarnya, ia juga akan merasa cukup dengan keinginan-keinginan yang sekedarnya juga. Ia akan merdeka dan mandiri. Ia akan hidup tentram. Ia akan mempunyai waktu lebih banyak untuk beribadah dan berdagang untuk hari akhirat. Ia akan termasuk orang yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikannya dari berzikir kepada Allah.

Bersamaan dengan kebiasaan hidup bersahaja, kita mempunyai peluang untuk memberikan kelebihan harta buat membantu kaum lemah – fakir miskin dan anak-anak yatim. KITA HANYA DAPAT MENDEKATI ALLAH SWT, DZAT PALING NYATA SEKALIGUS PALING GAIB DI ALAM SEMESTA DENGAN MENYEMPURNAKAN PERJALANAN RUHANIAH KITA DENGAN MEMBERI, DENGAN BERBAGI, DENGAN BERKHIDMAT KEPADA SESAMA!!!!

Pada satu sisi lapar mendorong perbuatan baik. Pada sisi lain lapar mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan mengalahkan nafsu amarah (diri yang memerintahkan keburukan). Dalam keadaan kenyang, kita punya kekuatan untuk melakukan kemaksiatan.

Pada saat yang sama perut yang lapar dapat mendorong kita untuk mengurangi tidur dan membiasakan jaga. Kurangi tidur sering dipraktekkan orang untuk mempertajam pengalaman ruhaniah.

Dengan perut yang lapat kita mudah bangun tengah malam. Dahulu, kalau para guru sufi menyajikan makanan untuk para muridnya, mereka berkata: JANGAN BERIKAN ILMU KEPADA PERUT-PERUT YANG KENYANG, KARENA MEREKA AKAN MENGUBAHNYA MENJADI MIMPI. JANGAN BERIKAN SAJADAH KEPADA MEREKA, KARENA MEREKA AKAN MENGUBAHNYA MENJADI KASUR.

PINTU PEMBUKA ITU….

Berbagai amalan ilmu-ilmu gaib telah dibeber di LASKAR kita ini. Mulai yang remeh temeh dan cenderung hanya sebagai hiburan seperti atraksi memegang telur agar tidak dapat pecah, atraksi debus beragam hizib-asma dari khasanah ilmu-ilmu hikmah berkekuatan dahsyat, hingga ajian-ajian langka peninggalan leluhur nusantara. Dari Aceh, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Papua dan lain sebagainya.

Sungguh menarik kiriman artikel dari para sedulur semua. Ada amalan kekebalan badan namun ada pula amalan anti kekebalan dan lain sebagainya. Sebagai pengamat, sungguh kreatif para sedulur mengirim artikel dan sungguh kreatif dulu nenek moyang kita menemukan dan menciptakan berbagai amalan ilmu gaib tersebut. Ada amalan bisa terbang seperti burung, ada amalan bisa berlari cepat dan ringan seperti angin, ada amalan kekuatan badan menghadapi musuh, amalan menghantam dari jarak jauh dan jarak dekat, ada juga beragam amalan kerejekian dan lain sebagainya.

Ada juga ilmu-ilmu kasepuhan untuk mereka yang sudah ’sepuh’ dari segi mental (usia mental) dan dari segi usia biologis (usia kronologis). Normal saja…untuk usia 40-an ke atas, amalan ilmu-ilmu gaib ajian untuk mengalahkan/menundukkan musuh dari luar diri sudah tidak menarik lagi. Sebab musuh terbesar manusia adalah musuh dari ’dalam’ diri kita.

Kita tidak akan membahas tentang khasiat dan tata cara menggunakan ilmu-ilmu tadi secara lebih spesifik. Pada kesempatan kali ini, kita akan menyisir sedikit cara tentang APA KUNCI PEMBUKA PINTU ILMU HIKMAH? KUNCI NYA ADALAH MENGETAHUI BAGAIMANA MEMPERTAJAM RASA UNTUK MERASAKAN ENERGI GAIB YANG ADA PADA DIRI KITA DAN DI LINGKUNGAN SEKITAR KITA.

Sebelum menjawabnya, marilah kita renungkan… Kenapa saat mengamalkan berbagai ilmu gaib biasanya disyaratkan untuk berada dalam kondisi perut lapar? Itu karena DALAM LAPAR TERKANDUNG MEKANISME MENGELUARKAN KEKUATAN BATIN YANG TERSEMBUNYI DALAM DIRI KITA.

Siapakah dalam hidup ini contoh manusia ideal yang benar-benar memiliki kepekaan merasakan energi gaib? Kalau menurut saya, orang yang paling halus kepekaannya adalah Rasulullah SAW. Dengan kepekaannya ini pula dia diijazahi oleh Allah SWT cara membuka hijab atau selubung batin hingga MATA BATINNYA TERBUKA LEBAR-LEBAR… MELAYANG MENEMBUS ALAM BARZAKH, ALAM MALAKUT HINGGA BERTEMU DENGAN SINGGASANA-NYA DI TUJUH ARAS LANGIT BATIN MANUSIA….

Simaklah, bagaimana Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya berusaha mempertajam mata batinnya dengan cara menaklukkan “syahwat perut”.

Pada suatu hari –menurut Anas bin Malik- Fatimah as datang dengan membawa potongan roti untuk Rasulullah saw. Beliau bertanya: Potongan apakah ini? Fatimah berkata: Potongan roti. Aku merasa tidak enak kalau aku tidak membawanya untukmu. Rasulullah saw bersabda; Ketahuilah, ini makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu selama tiga hari.”

Dari manusia suci sang Rasulullah –yang kata ‘Aisyah tidak pernah makan kenyang tiga hari berturut-turut itu– keluar perintah “Biasakan mengetuk pintu surga, supaya pintu itu terbuka bagimu?”. Aisyah bertanya, “Bagaimana kami membiasakan mengetuk pintu surga.” “Dengan lapar dan dahaga,” kata Nabi.

Apa yang kita peroleh jika kita mengendalikan syahwat perut dengan lapar? Apa yang akan kita peroleh bila kita berlatih melaparkan perut kita, mengendalikan nafsu kita?

Al-Ghazali menyebutkan faidah di antaranya adalah….

Pertama, membersihkan hati dan menajamkan mata batin. Kata Al-Syibli: Setiap hari aku melaparkan perutku, pintu hikmah dan ‘ibrah (pelajaran) terbuka bagiku. Kata Yazid al-Bisthami: Lapar itu mega. Bila perut lapar dari hati akan tercurah hujan hikmah. Bila lapar memancarkan kearifan, kenyang akan melahirkan kedunguan.

Kedua, melembutkan hati dan membersihkannya sehingga mampu merasakan kelezatan berzikir. Kadang-kadang kita berzikir dengan kehadiran hati, tetapi kita tidak menikmatinya dan hati kita tidak tersentuh sama sekali. Pada waktu yang lain, hati kita sangat lembut dan kita merasakan kelezatan berzikir dan kenikmatan bermunajat. Menurut para sufi, sebab utama dari hilangnya kelezatan zikir adalah perut yang kenyang. Kata Abu Sulayman: Apabila orang lapar dan haus, hatinya akan terang dan lembut. Bila orang kenyang, hatinya akan buta dan kasar.

Ketiga, meluluhkan dan merendahkan hati, menghilangkan kesombongan dan liarnya jiwa. Ketika kita lapar, kita merasakan kelemahan tubuh kita di hadapan kekuasaan Allah. Betapa ringkihnya kita, kalau Tuhan memisahkan kita dari makanan dan minuman hanya untuk beberapa waktu saja. Karena itu, KETIKA NABI SAW DITAWARI SEMUA KENIKMATAN DUNIA, IA MENOLAKNYA DAN BERKATA, “TIDAK, AKU INGIN LAPAR SEHARI DAN KENYANG SEHARI; PADA WAKTU LAPAR AKU BISA BERSABAR DAN MERNEDAHKAN DIRIKU, PADA WAKTU KENYANG AKU BISA BERSYUKUR.”

Keempat, mengingatkan kita pada ujian dan azab Allah. Ketika orang kenyang ia tidak akan ingat pedihnya kelaparan dan kehausan. Seorang yang arif akan mengenang derita –lapar dan haus- pada hari akhirat atau pada waktu sakratul maut, ketika ia merasakan lapar dan haus di dunia ini.

Orang yang selalu kenyang tidak akan merasakan pedihnya hari kiamat. Begitu pula, orang yang tidak pernah lapar akan lupa pada sebagian masyarakat yang diuji Tuhan dengan kelaparan. Ia akan kehilangan imannya; karena ia tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya. Nabi Yusuf as membiasakan puasa setiap hari. Orang bertanya kepadanya: Mengapa Anda lapar padahal perbendaharaan bumi di tangan Anda? Yusuf menjawab: Aku takut kenyang dan melupakan orang yang lapar.

NAH, TIPS PRAKTIS UNTUK MAMPU MERASAKAN DENGAN MUDAH BERBAGAI AMALAN GAIB YANG SUDAH ANDA AMALKAN APAKAH SUDAH MERASUK KE DALAM DIRI KITA ATAU BELUM… YAITU DENGAN LAPAR…. COBA RASAKAN PADA SAAT LAPAR BAGAIMANA KITA MENDZIKIRKAN SATU MANTRA SEBUAH ILMU GAIB???? PASTI AKAN SANGAT TERASA.

MAKA DENGAN LAPAR KITA MAMPU MERASAKAN MILYARAN ENERGI TERHALUS DI JAGAD RAYA…

MULAI ENERGI KESEDIHAN YANG DIPANCARKAN SEORANG IBU YANG MENGGENDONG BAYINYA DI GUBUK REYOT TETANGGA, ENERGI YANG DIKUMPULKAN SEORANG DUKUN SANTET YANG DENGAN BERINGAS MENDATANGKAN JIN UNTUK MEMBUNUH CALON KORBAN, HINGGA MERASAKAN DATANGNYA RAJA JIN YANG INGIN MENGABDI PADA KITA….

TERAKHIR, SAYA YANG BODOH INI MENGUCAPKAN SELAMAT MERAYAKAN ISRA MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW SEMOGA ALLAH SWT MEMBERIKAN KEPEKAAN KEPADA JIWA-JIWA YANG HAUS KESEJATIAN




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262