OASE WAQI’AH: PENANGKAL MISKIN

Ki Ageng Mantyasih

Surat al Waqi’ah, surat ke 56, terdiri dari 96 ayat. Tarjamah untuk waqi’ah adalah hari kiamat. Memang dalam gambaran umumnya, surat ini bercerita tentang kejadian hari kiamat. Namun, secara spesifik, surat ini mengetengahkan tentang nasib manusia berdasarkan pilihan hidupnya dalam kaitannya dengan jati diri fitrah kemurniannya. Setiap manusia lahir membawa keimanan. Kelahiran seorang anak Adam benar-benar merupakan berkah bagi bumi, karena hal itu berarti seorang wakil Allah telah bertambah.

Manusia adalah wakil Allah, karena ruh kemuliaan yang dititipkan oleh Nya. Sebuah tajalli yang paling sempurna hingga malaikatpun diwajibkan sujud padanya. Bukan kepada jisim material, melainkan kepada ruh kemuliaan, yang mengandung sir (rahasia): Allah Maha Mengetahui apa yang Dia ciptakan.

Maka tatkala diingatkan dengan kalimah “idza..”, manusia diberikan gambaran tentang waqi’ah (kiamat); sesuatu yang berada diujung kehidupan. Agar setiap jiwa kembali mengingat asal muasalnya. Bukankah awal dan akhir berada dalam satu garis? Mengingat yang akhir, membawa kembali kepada yang awal. Ini hanya soal persepsi. Tepatnya, yang awal adalah yang akhir, sebagaimana kesempurnaan adalah tatkala tidak sempurna.

Makna kiamat, menjurus kepada dua hal, berakhirnya hidup jagad semesta, dan berakhirnya hidup seseorang. Jagad semesta yang bisa jadi secara material lebih besar, sebenarnya berada dalam jagad kecil insan.

Hanya orang-orang yang citra materialnya sangat kuat, yang memiliki anggapan bahwa jagad semesta lebih besar dari jagad manusia. Sehingga, kiamat alam semesta, hanya akan dirasakan oleh orang-orang ini.

Orang-orang yang beriman tidak akan merasakan kehancuran semesta, karena kesadaran ilahiahnya begitu besar sehingga meliput seluruh semesta. Semesta menjadi kecil. Bahkan mereka (orang-orang yang beriman), hanya akan merasakan kiamat pada jagad kecilnya (lepasnya nyawa) seiring berhembusnya angin dari arah Yaman (demikian disebutkan dalam hadits).

Citra material berkaitan erat dengan timbunan-timbunan noda berdasarkan pilihan yang salah tentang arah, atau kesombongan khas iblis yang diakibatkan selalu menjauhnya dari cahaya.

Maka dengan pengingatan ini, kiranya seseorang tidak perlu menunggu, saat-saat “laisa liwaq’atiha kaadzibah”. Karena tentu saja, saat itu adalah saat-saat penuh kemiskinan. Isyarat kesengsaraan abadi yang sungguh ngeri.

Meninggikan dan Merendahkan

Khaafidhoturrofi’ah. Saat itu adalah saat meninggikan suatu golongan, dan merendahkan golongan yang lainnya. Ketinggian adalah simbol kemuliaan, suatu tempat dimana kehormatan berada. Berbeda dengan kerendahan, dimana ia menjadi tanda dari kehinaan dan tidak adanya kehormatan.

Golongan yang ditinggikan tentu saja karena mereka terbiasa merendahkan sayap-sayap mereka, khudu’ dan khusyu’ berhadap-hadapan dengan Allah. Mereka taat, mereka mengharap rahmatNya, karena mereka memahami diri. Sedangkan golongan yang direndahkan, tentulah mereka yang terbiasa meninggikan diri mereka terhadap larangan dan perintah Allah. Kepala mereka mendongak, tidak mau bersujud, akibatnya mereka berjalan dengan kepala; mata hati yang biasa buta, terbentur batu-batu selamanya.

Tiga Golongan

Wa kuntum azwaajan tsalaatsah. Golongan yang ditinggikan terbagi menjadi dua: assabiquunassabiqun dan ashhabul maimanah. Sedangkan golongan yang direndahkan adalah mereka yang disebut ashhabul masy amah.

Golongan elit, yakni mereka yang paling dahulu menyambut seruan keimanan. Merekalah al muqorrobun, orang-orang yang didekatkan. Begitu tingginya golongan ini, hingga disebutkan, “tsullatum minal awwalin, wa qaliilum minal akhirin” golongan elit ini hanya terdiri dari sebagian besar orang-orang yang terdahulu, dan sebagian kecil orang-orang yang terkemudian.

Tidak kalah beruntungnya bagi ashhabul maimanah atau golongan kanan. Ternyata proporsinya adalah “tsullatum minal awwalin, wa tsullatum minal akhirin” sebagian besar orang-orang terdahulu, juga sebagian besar orang-orang yang terkemudian.

Dan kesengsaraan, sungguh sengsara bagi ashabul masy amah atau golongan kiri. Tidak disebutkan proporsinya bisa jadi karena terlampau banyaknya.

Tiga golongan inilah yang akan manusia masuki. Seseorang bisa saja menjadi golongan elit, al muqorrobun, atau golongan kanan, atau golongan kiri.

Sebagaimana pilihan dalam hidup, ada orang-orang sangat mencintai dunia hingga lupa akhiratnya, merekalah calon golongan kiri. Ada pula yang mencintai dunia namun juga tidak melupakan akhiratnya, hati mereka masih terlimput oleh duniawi, namun mereka masih senantiasa mengingat Allah. Mereka membagi hidupnya untuk mengumpulkan dunia dan juga tidak lupa mengumpulkan bekal akhirat. Rahmat Allah meliputi mereka sehingga “Fasalamullaka min ashhabil yamin.” Merekalah golongan kanan.

Dan akhirnya, adalah mereka sangat merindukan akhiratnya, dunia sudah tidak memiliki tempat dihati mereka, rizqi mereka dijamin. Merekalah al muqorrobun.
Afaraayta?

Afaraitummaa tumnun ? Maka jelaskanlah, tentang nutfah yang kamu pancarkan. Inilah sebuah tantangan Allah dalam karunia pengingatan. Terangkan tentang nurfah (mani) yang kemudian menjadi segumpal darah, menjadi seonggok bayi, yang bisa melihat dan mendengar, menjadi dirimu. Siapa yang menjadikan demikian? Kamukah yang menjadikan atau Allah yang menjadikan. Allah yang telah menciptakan kita ke dunia, dan Allah pula yang yang akan menciptakan kita di akhirat. Maka, mengapa manusia tidak mengambil pelajaran tentang penciptaan kedua mereka diakhirat, padahal mereka tahu tentang penciptaan mereka ke dunia. Berikutnya Allah menantang sebuah penjelasan, Siapa yang membuat tanaman menjadi tumbuh besar? Tentang air yang kita minum, Siapa yang menurunkan hujan dari awan? Siapa yang membuat airnya tidak terasa asin? Kamukah atau Allah? Mengapa manusia tidak bersyukur? Terangkan tentang api yang dapat menyala dari sebuah kayu, kamukah atau Allah yang membuat kayu itu? Beragam gebrakan dari Allah untuk mengingatkan kita, menukikkan kesadaran kita tentang hakikat jati diri kita dengan menghadapkan pada kebesaran ciptaan Nya. Memang siapalah kita?

Qasam Allah

Laa uqsimu bi mawaaqi ‘innujum. Allah bersumpah demi tempat orbit bintang-bintang, ada yang menterjemahkan demi masa turunnya bagian-bagian al Qur’an, karena al Qur’an turun berangsur-angsur, dan setiap masa berkaitan erat dengan perputaran bintang pada tempat beredarnya sebagai petunjuk waktu. Manusia bersumpah dengan Nama Allah, sedangkan Allah bersumpah dengan nama ciptaan Nya. Seperti, demi masa, demi waktu dluha, demi malam. Sekali lagi untuk mengingatkan kita tentang sifat keterbatasan makhluq dan sifat kesementaraan alam.

Wa innahu laqosamullau ta’lamuunal ‘adhim, sesungguhnya sumpah ini kalau kamu tahu, adalah sebuah sumpah yang agung.

Betapa tidak? Allah tidak main-main dengan sumpahNya. Setiap bintang beredar pada garis edarnya, begitu juga manusia, telah memiliki jalannya masing-masing. Demi tempat berjalannya manusia dari kelahiran sampai kepada kematian, dengan beragam jalan yang khas yang ditempuh setiap individu, maka hendaklah seseorang memperhatikan jalannya, jalan hidupnya.

Mawaqi’ setiap manusia begitu gamblang bagi mereka yang mengenal diri. Posisi dan darajah yang disadari betul oleh, hanya mereka yang menukik kesadaran ilahiyahnya. Karena sejatinya, manusialah bintang yang bercahaya itu; jika sempurna iman.

Fie Kitaabin Maknun

Innahu laquraanun kariem. Sesungguhnya, al Qur’an ialah bacaan yang sangat mulia. Muara sekaligus hulu setiap ilmu pengetahuan yang benar, menilap habis ilmu pengetahuan yang sesat. Segala sesuatu ada di dalamnya, dan dialah cahaya pada hari dimana kegelapan merata pekat.

Sebagai bacaan, al Qur’an menyajikan sisi keindahan, dan pembersih sekaligus obat bagi mereka yang membaca namun tidak memahami artinya. Dan menyajikan lapis-lapis hikmah dan jawaban atas semua pertanyaan bagi mereka yang membaca dan memahami bacaannya. Lepas dari itu semua, keduanya, baik yang memahami maupun yang tidak berada dalam porsi keunggulannya masing-masing. Masing-masing akan mendapatkan cahaya, mendapatkan penyembuhan, dan berjalan dalam bingkai hikmah, dengan disadari (bagi yang memahami bacaannya), dan dengan tanpa disadari (bagi mereka yang tidak memahami). Yang jelas keduanya otomatis berada di rel keselamatan menuju titik cahaya.

Dan yang memiliki kebun, ialah mereka yang memiliki hafalan. Maka bagi pemilik kebun, ada yang bisa menikmatinya dengan cara memakan buahnya, dan menikmatinya dengan hanya merasa senang tatkala memandangnya. Kedua-duanya adalah pemilik. Yang pertama, ialah mereka yang memiliki hafalan dan memahami hafalannya, yang kedua, adalah mereka yang memiliki hafalan tapi tidak memahami hafalannya. Kedua-duanya adalah pemilik kebun, keduanya sama-sama bahagia.

Bacaan yang mulia, ada pada kitab yang terpelihara, yakni dengan menghafalnya. Tidak boleh menyentuhnya, kecuali orang-orang yang disucikan. Orang yang disucikan ialah mereka yang menginginkan kesucian dan berusaha sungguh-sungguh kepadanya. Tidak akan berfaedah apa-apa (al Qur’an) bagi mereka yang hanya ingin bermain-main, dan menggunakannya sebagai bahan olok-olokan. Maka niat ialah penentu segala sesuatu setelahnya. Bagi mereka yang meremehkan al Qur’an, berarti mereka telah mengganti rizki yang baik dengan rizki yang buruk. Mereka mendustakan dan selalulah mereka mengingkari, padahal bacaan ini turun dari Tuhan pemilik seluruh alam.
Hal itu karena hawa nafsu telah menjadi tuhannya.

Kadzib wa Dlaallin

Tsumma innakum ayyuha dlaalliin al mukadzibun. Inilah bagian mereka bagi yang suka mendustakan lagi sesat. Medustakan nasehat, mendustakan kebenaran, mendustakan kejujuran, mendustakan kehormatan, sehingga mereka meluncur menuju jurang kehinaan. Mereka memakan buah zaqum yang berduri, mereka memenuhi perutnya dengan zaqum, dengan kedengkian, kesombongan, syahwat, dan kesenangan dunia. Dan mereka meminum air yang sangat panas, mereka senang dengan barang dan sesuatu yang haram, mereka minum seperti unta yang haus, keadaan diri mereka sudah seperti binatang, karena mereka selalu memperturutkan keserakahan dan sikap berlebih-lebihan. Itulah hidangan kehinaan untuk mereka. Yang sesat dan mendustakan, berada pada naungan yang sempit, karena mereka terbiasa hidup bermewah-mewah. Dan mereka mengerjakan dosa hingga dosa-dosa itu menimbunnya, dan mereka tidak yakin akan dibangkitkan setelah mati. Celakalah mereka!

Surga Keni’matan

Fie jannaatin na’im. Surga sendiri sudah sangat menyenangkan, apalagi surga kenikmatan, surganya surga. Diperuntukkan bagi al muqorrobun, golongan orang-orang yang paling dahulu beriman. Yang senantiasa mengambil kesempatan pertama dalam kebaikan, yang hatinya bersegera dalam memenuhi panggilan kebaikan. Beban-beban keduniaan sudah terangkat dan hilang dari sayap-sayap mereka, sehingga mereka bisa terbang bebas. Rizki mereka tidak terbatas di tanah. Karena mereka bisa terbang dan memetik buah-buahan di pepohonan yang tinggi, sayap mereka mengepak ringan mengunjungi siapapun yang membutuhkan pertolongan. Wala khoufun ‘alaihim walaa hum yahzanun. Tiada ketakutan dalam diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Merekalah yang senantiasa menantikan azan dikumandangkan dari dalam masjid, merindukan panggilan sholat, sementara mereka selalu siap dengan pakaian yang terbaik, berada di dalam rumah Allah. Kepala-kepala mereka tertunduk karena setiap saat berhadap-hadapan dengan Allah. Pertobatan mereka sungguh mengagumkan, sedekah mereka tidak tanggung-tanggung. Mereka menyediakan diri mereka sendiri untuk Allah. Tidak takut akan celaan para pencela. Maka, sungguh pantas, mereka mendapatkan “qiilaan salaaman salaama ” Selamat!

Fasabbih Bismi Rabbikal ‘Adhim

Fasabbih bismi rabbikal ‘adhim. Maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Agung. Menyebut ialah mengingat sekaligus melafalkan. Dalam keduanya terdapat proses penyebaran jaring-jaring. Jejaring yang pertama merengkuh hati dan pikiran sehingga hati menjadi bening, pikiran menuju kemurniannya. Hati dan pikiran terhubung dengan langit, mengikuti setiap kehendakNya, meraup segala hikmah yang banyak, mengokohkan tiang-tiang pancang petunjuk, dan menguatkan tali-tali maqbulnya doa. Sekaligus adalah meretasnya segala macam korosi dan polusi yang mungkin meliput sebagai akibat bergaul dengan banyak manusia yang belum tersucikan. Jejaring yang kedua, menggetar rahmat dan rizqi yang melimput seluruh udara, menangkap segala keberuntungan, menolak segala bala dan bencana. Memungkinan kasih lebih banyak terkembang, bagai layar kapal yang melajukan kapal kehidupan menuju surga impian. Sekaligus menetralkan bibit kebencian yang tersebar melalui mata-mata penuh amarah dan keserakahan.

Maka dengan menyebut Nama Nya yang Agung, segala hal bertekuk lutut terhadapmu, dan bahkan dirimu yang seringkali terkekang tali nafsu, terjebak pekatnya minuman godaan.

Dengan menyebut-nyebut Nya mengisyaratkan cinta, menggambarkan kerinduan, dan akhirnya mengguratkan ketenangan.

Murni, itulah asal muasal kita. Bertasbih berarti mensucikan diri, dari segala tali penghambat menuju Allah, yang sementara banyak orang terkatung-katung pada harapan dan angan kosong kepada selain Nya, bersandar pada lidi yang rapuh, kita mengosongkan hati kita, memberikan tahta sepenuhnya untuk Allah ar Rahman.

Maka sebutlah Nama Tuhanmu, sebutlah dengan penuh rasa kangen, sebut dengan keseluruhan isi surah waqi’ah yang agung, inna hadza lahuwal haqqul yakin, sesungguhnya inilah sebuah keyakinan yang benar, maka sebutlah, sebut berkali-kali.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ILMU PEMBUKA ILMU KASYAF DAN TERAWANGAN

Ilmu Pembuka Pintu Khasaf  ( Cara 1 )

Khasaf merupakan tabir antara yang tampak dengan yang tak tampak. Seandainya tabir ini telah terbuka, maka akan terlihatlah segala yang tersembunyi. Pintu Khasaf merupakan pintu penghubung antara alam sadar dan alam bawah sadar akan menuntun orang untuk memahami
alam yang ada diluar dirinya seperti alam gaib yang menyimpan begitu banyak misteri yang hanya dengan ilmu Allah SWT sajalah yang akan terbuka rahasianya.
Orang yang telah terbuka Pintu Khasafnya akan diberi kemudahan untuk merasakan, membaca dan melihat segala sesuatu yang akan terjadi ataupun berada jauh diluar kemampuan  indera fisiknya. Orang yang telah terbuka Pintu Khasafnya akan terbuka pula indera Keenam
ataupun Mata Ketiganya. Bila kita telaah lebih jauh, sebenarnya Pintu Khasaf merupakan pintu yang diperuntukan bagi orang yang berhati suci dimana batas antara hamba dan khalik sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, kesucian hati menjadi mutlak sebelum membuka Pintu Khasaf.
Pembukaan Pintu Khasaf dapat dilakukan dengan banyak cara. Diantaranya dengan cara yang relative aman namun tetap efektif, yaitu dengan mengamalkan doa atau ayat suci Al Quran tertentu dengan jumlah dan tata cara tertentu. Tata cara yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan keyakinan yang akan menstimulasi organ-organ tertentu dari sifat fisik dan
kimia tubuh manusia sehingga memiliki frekwensiyang memungkinkannya untuk mendeteksi hal-hal diluar indera. Tentu saja, ini semua tidak terlepas dari ijin dan ridho Allah SWT sebagai pemilik suatu ilmu.
Ada dua hal yang penting yang harus diperhatikan dalam membuka Pintu Khasaf.
Pertama adalah niat dan kesungguhan. Niat menjadi penting artinya mengingat segala sesuatu
sangat tergantung kepada niat kita. Niat yang kuat akan menghasilkan energi terfokus,
sebaliknya niat yang lemah hanya akan menyebabkan energi terpecah.
Sedangkan yang kedua adalah besar kecilnya potensi batin yang dimiliki seseorang turut
pula mempengaruhi keberhasilan dalam usaha ini. Potensi batin terkadang sangat terkait dengan kesinambungan rohani kedua orang tua, keinginan untuk meluruskan hati dan pemahaman yang sempurna akan segala sesuatu yang bersifat hakiki. Kesungguhan dalam mengasah batin, turutpula menetukan besar kecilnya potensi batin seseorang.
Orang yang telah terbuka Pintu Khasafnya akan memiliki begitu banyak kelebihan.
Diantaranya akan mampu membaca apa yang telah, sedang dan akan terjadi, mampu melakukan
teropong gaib dari jarak yang tak terbatas, mampu membaca isi hati orang lain, mengukur ilmu lawan, menangkap getar-getar dari alam gaib, melihat mahluk dari dimensi lain dan sebagainya yang bermuara pada ketajaman Alam Bawah Sadar. Semua orang sakti mengandalkan intuisi semacam ini untuk menunjang kesaktiannya.
Dalam menguasai ilmu ini tidak perlu melakukan puasa atau ritual ditempat-tempat
angker. Cara inipun tidak menggunakan bantuan jin, namun murni memohon kemurahan Allah
SWT. Yang berat dalam menempuh cara ini hanyalah kesanggupan untuk menahan nafas
selama mungkin. Semakin lama kita mampu menahan nafas, menunjukan kalau kita semakin
mampu melawan nafsu dan dan mengendalikan diri. Demikian sebaliknya Apabila kita belum
mampu menahan nafas menurut yang semestinya, kita harus melatihnya setahap demi setahap
sampai kita mampu membaca semua bacaan dalam satu tahanan nafas.
Berikut ini akan dikemukakan bagaimana cara membuka Pintu Khasaf dengan
menggunakan Ayat suci Al-Quran.
Tata cara membuka Pintu Khasaf :
Setiap selesai Sholat Maghrib dan ketika hendak tidur, bacalah:
1. Surat Al-Fatihah 1x
2. Surat Al-Ikhlas 1x
3. Surat Al-Falaq 1x
4. Surat An-Naas 1x
5. Ayat Kursi 1x
6. Doa:
” Walau Anna Qur’aanaan Suyyirat Bihil Jibaalu Aw Quththi’at Bihil Ardhu Aw Kullima
Bihil Mautaa Bal Lillahil Amru Jamii’aa, La haula wala quwwata illa billahil ’aliyyil      ’adziim ”

Semua bacaan diatas harus dibaca dalam satu satu tahanan nafas sambil dalam hati memohon
kemurahan Allah SWT untuk membuka Pintu Khasaf.
Bila memang belum sanggup membaca bacaan di atas dalam satu nafas, cobalah pada tiga hari pertama mengamalkan bacaan 1 sampai 3 dalam satu tahanan nafas. Tiga hari berikutnya
mengamalkan bacaan 1 sampai 4 dalam satu tahanan nafas. Tiga hari berikutnya mengamalkan
bacaan 1 sampai 6 dalam satu tahanan nafas dan setelah itu mengamalkan keenam bacaan
diatas dalam satu tahanan nafas.

Terawangan secara islami ( Cara 2 )
Berguna untuk melihat alam gaib dan alam nyata dari jarak jauh serta untuk
melihat kekuatan gaib atau energi yang ada pada benda, pusaka atau azimat. Syarat
ilmu ini : ISLAM, yakin pada diri sendiri dan pada ALLAH, tekun berlatih dan sabar,
tidak tergesa-gesa dan tidak cepat putus asa.
Ritual Penyerapan Ilmu :
Selama 1 minggu berturut-turut, anda wajib mengamalkan ayat di bawah ini setiap habis solat fardu.
(1)- LAA TUDRIKUHUL ABSHOORU WAHUWA YUDRIKUL ABSHOORO WAHUWAL LATHIIFUL KHOBIIR. 100 X (Surat Al An’am ayat 103).
(2)- FAKASYAFNAA ‘ANGKA GHITHOO-AKA FABASHORUKAL YAUMA HADIID. 100 X
Dan tengah malamnya setelah solat sunnah hajat 2 rokaat baca ayat ke 1 di atas
sebanyak 21 x dan ayat ke 2 di atas sebanyak 1000 x. Setiap malam selama 1 minggu
tersebut.
Pada saat mengamalkan malam hari ini, harap pejamkan mata dan konsentrasilah pada
titik pangkal hidung (pertemuan dua alis mata = Cakra Ajna).

Praktek Latihan Terawangan :
Setelah selesai masa penyerapan ilmu, maka siapkan diri untuk melatih atau praktek
terawangan. Lakukan pada tengah malam, atau setelah solat maghrib atau menjelang
subuh. Carilah ruang tempat yang sunyi dalam keadaan gelap (matikan lampu). Lebih
baik lagi berlatihlah di tempat angker/seram.
Setelah berwudlu duduklah bersila menghadap kiblat, pejamkan mata. Sebaiknya dengan
membakar kemenyan atau buhur..Lakukan pernafasan normal, halus panjang dan perlahan (seirama keluar dan masuknya nafas)
seraya memusatkan pandangan pada titik pangkal hidung, bacalah niat :
“Ya ALLAH, berilah hamba kemampuan melihat dengan mata bathin sesuatu yang tidak mampu dilihat mata zhohir”
Lalu baca ayat ke 1 di atas sebanyak 21x dan ayat ke 2 di atas sebanyak 21x
Nikmati dengan rasa tenang suasana tersebut, perhatikan adanya titik cahaya pada
pangkal hidung. Pandanglah titik cahaya tersebut dengan konsentrasi.Kemudian tetap dengan nafas yang teratur dan seirama, tentukan obyek yang akan
anda coba terawang, seraya di dalam hati mengucapkan kalimat : “Laa ilaaha illallaah” berulang-berulang
Biasanya titik cahaya itu makin lama semakin membesar. Ingat, gunakan mata bathin anda, jadi mata fisik tetap terpejam dan jangan
terpengaruh dengan keadaan sekitar.
Apabila belum tergambar jelas hasil terawangan anda, maka ulangi kegiatan tersebut
pada malam-malam berikutnya. Koreksi setiap kelakuan anda yang belum baik untuk
membersihkan mata bathin anda.Tekun dan bersabarlah dalam berlatih.

Catatan :
– Biasanya bagi anda yang berbakat, dalam masa penyerapan ilmu pun sudah dapat
melihat alam gaib
– Pengamalan kedua ayat tersebut sebaiknya dipertahankan untuk menambah dan
merawat daya mata bathin. Tetapi cukup diamalkan setiap habis solat subuh dan
maghrib, masing-masing cukup 7x
– Tiap tengah malam, usahakan untuk mengamalkan ayat ke 2 di atas sebanyak 1000x
setelah solat sunnah hajat 2 rokaat

Belajar Ilmu Terawangan ( Cara 3 )
Di jaman yang sudah modern ini, banyak orang-orang untuk belajar menguasai Ilmu
Terawangan. Banyak pula dari kalangan atas hingga bawah yang berduyun duyun
mendatangi Paranormal yang tujuannya mempelajari Ilmu Terawangan.
Tapi tanpa kita sadari, semua perburuan mendapatkan Ilmu Terawangan kadang
dimanfaatkan oleh oknum-oknum paranormal yang tidak bertanggung jawab, yang
membuat kita merasa dapat menguasai ilmu terawangan untuk menembus alam ghaib
dengan imbalan / mahar yang gila gilaan gede nya.
Lucunya, orang yang mengaku “BISA” mengantar kita untuk melihat alam alam
gaib tersebut. belum pernah ke tempat gaib tersebut. Sehingga tidak heran, banyak para
peminat ilmu terawangan yang merasa tertipu dan dibohongi. Kalau mau di pikir pikir
sudah berapa banyak biaya yang di keluarkan, belum lagi waktunya.
Mengapa banyak peminat ILMU TERAWANGAN ini, walaupun sudah membayar
mahal tetap belum bisa menguasai ILMU TERAWANGAN ini ? Intinya, mereka belum
mengetahui secara benar tata caranya. Maka dari itu saya ingin share kepada para peminat
ILMU TERAWANGAN ini segala syarat dan dasar untuk menguasainya.
Semoga bermanfaat!!!
Ada 3 tingkatan yang harus dikuasai secara bertahap
1. ILMU PENERAWANGAN MEDITASI TAK BERATURAN
– Ambilah posisi duduk bersila, kedua tangan diatas lutut.
– Pejamkan mata
– Berdoa kepada Allah AWT, untuk meminta keselamatan dan perlindungan dalam
melakukan semedi meditasi
– Kemudian tarik nafas dan tahan beberapa lama kemudian hembuskan nafas, lakukan
beberapa kali untuk menenangkan pikiran
– Setelah pikiran tenang kemudian konsentrasikan segala pikiran, rasa , karsa, cipta pada
keluar masuknya napas. Napas dalam keadaan biasa/tidak menahan napas, jadi napas
seperti biasa
– Latihlah meditasi tingkat 1 ini selama kurang lebih 1 hingga 2 minggu. Lama latihan 1
jam. Untuk pemula latihan dianjurkan pada jam 12 malam dan berada ditempat yang
gelap.
– Setelah anda berlatih pada jam 12 malam dan telah berhasil melihat bayangan-bayangan
alam ghaib, maka selanjutnya anda latihan semedi meditasi pada siang hari.
– Jika anda sudah bisa melihat bayangan alam ghaib, alam nyata, alam roh baik pada siang
hari maupun malam hari, anda tingkatkan untuk melanjutkan semedi meditasi tingkat 2
2. MEDITASI TINGKAT 2 PENYEARAHAN
Caranya : lakukan semedi meditasi seperti cara semedi meditasi tingkat Satu
– Latihan dilakukan pada jam 12 malam, lama latihan 1 jam
– Ketika berdoa kepada Allah SWT, mintalah tujuan serta niat yang mau kita lihat
misalkan minta melihat alam ghaib, alam nyata. Jadi nanti yang terlihat akan sesuai
dengan tujuan yang kita niatkan.
– Setelah anda mampu melihat bayangan alam ghaib penyearahan pada malam hari,
dilanjutkan latihan pada siang hari
– Setelah kita dapat melihat alam ghaib, alam nyata, alam roh pada siang hari, kita bisa
melanjutkan ilmu penerawangan semedi meditasi tingkat 3
3. ILMU PENERAWANGAN MEDITASI PENYEARAHAN TINGKAT TIGA (3)
– Latihan dilakukan pada jam 12 malam
– Lakukan semedi meditasi seperti cara semedi tingkat 1
– Ketika membaca permohonan doa kepada Allah SWT, niatkan tujuan yang mau kita
lihat, apakah alam ghaib, alam nyata, dan alam roh
– Anda harus berusaha dalam melatih tingkat 3 ini bayangan yang terlihat harus sesuai
dengan kehendak bathin, dan bayangan tersebut terlihat dalam jangka waktu 5 hingga 10
menit, jadi dalam waktu singkat anda mampu melihat alam yang anda kehendaki
– Setelah anda mampu melihat alam yang anda kehendaki dalam waktu 5 hingga 10 menit
diwaktu malam hari, sekarang anda latih pada siang hari.
– Setelah anda mampu menguasai ilmu penerawangan tingkat 3 dan anda sudah dapat
berkomunikasi dengan makhluk halus berarti anda sudah menguasai ilmu penerawangan
dengan sempurna.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262