Ada banyak versi mengenai guna-guna ini. Ada yang mengatakan perlu memakai kama lelipi (cairan senggama ular), air liur ular, bahkan bagian tubuh ular yang sedang bersenggama itu sendiri. Ilmu ini secara umum digunakan untuk pengasihan.
Kama lelipi itu sendiri bisa pula digunakan oleh bebotoh yang suka metajen. Jadi ketika melihat ular yang sedang bersenggama, tutupi dengan kain sehingga kama dari ular tersebut akan menempel pada kain tersebut. Kemudian setiap akan metajen (sabung ayam), kain itu dibawa, konon si bebotoh (penjudi) akan selalu menang. Dengan syarat kain tersebut tidak boleh dicuci agar kama ular tersebut tidak hilang.
Salah satu ilmu yang menggunakan kama lelipi (ular) adalah Guna Piwelas Jaring Sutra.
Guna Piwelas Jaring Sutra
OM KAKI ULA BHUMI,
AKU ANGAMET ATMANE SI ANU (NAMA ORANG YANG DITUJU)
TUMINGGALIN AWAK SARIRANKU,
TEKA POMA (3 X)
KADEP SIDHI MANDHI MANTRAMKU
Sarana:
-Jika menggunakan kama lelipi (ular), harus dimantrai 3 kali. Lalu jika bertemu dengan orang yang dituju, oleskan ke bagian tubuh orang tersebut. Dan jika menggunakan kules lelipi (kulit ular yang sehabis berganti kulit), bakar kules lelipi tersebut, diberi mantra, lalu oleskan pada sasaran.
Tujuan jahat: untuk menundukkan lawan jenis. Ini semacam pelet.
Tujuan baik: untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Sehingga pasangan tidak macam2.
Pesan: saya tidak bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan jika ada yang berani mencoba. Resiko tanggung sendiri. Tidak baik jika digunakan untuk mencari jodoh. Sebab dapat berakibat buruk pada generasi keturunan.
0 thoughts on “GUNA-GUNA KAMA LELIPI”