BELAJAR ILMU SUPRANATURAL BOLEH ASAL WASPADA

Kajian sejarah menyebutkan bahwa sebelum agama-agama (Hindu, Budha, Islam) masuk ke nusantara, masyarakat Jawa sudah sangat mengenal tradisi mistik dan kebatinan yang tinggi. Kedatangan para wali di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut. Melainkan memanfaatkannya sebagi sarana dakwah.

Dalam hasanah ilmu supanatural di tanah air, kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas rapalannya berbahasa Arab misalnya hizib/hijib/asma. Sedangkan Aliran Kejawen (sebetulnya sudah tidak murni Kejawen lagi, melainkan bercampur dengan tradisi arab) mantranya murni berbahasa Jawa. Namun sekarang mantra tersebut sudah diawali dengan membaca “Basmalah” kemudian dilanjutkan dengan mantra Jawa dan diakhiri dengan memohon ijin Tuhan (Soko Kersaning Allah)..

Baik Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen itu sudah diketahui oleh para penyebar agama. Awalnya aliran hikmah dan oleh Para Wali kemudian dikoreksi dan direvisi dengan menyusun amalan ilmu-ilmu supranatural dengan tatacara yang sesuai dengan akidah agama, misalnya dilakukan puasa, wirid dan rapal yang biasanya dicampur antara bahasa arab-jawa. Intinya adalah do’a dan permohonan agar diijinkan Tuhan memiliki amalan tertentu. Mungkin itu alasan para wali mengapa mantra kejawen tersebut tidak seluruhnya berbahasa Arab. Yaitu agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran yang baru mereka kenal.

Salah seorang wali yang terkenal dengan kemampuan mengolah amalan ilmu supranatural adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah tokoh yang pandai dan cerdas memanfaatkan berbagai media dan sarana untuk berdakwah. Misalnya melalu suluk, tembang, kidung. Suluk dan kidung yang dikarangnya mengandung ajaran falsafah ketuhanan dan ajaran kebatinan yang sangat berharga.

CADANGAN ENERGI DI ALAM ASTRAL
Setiap perilaku manusia akan menimbulkan sebuah bentuk fisik di alam astral. Apapun perilakunya, suatu ketika akan kembali ke pelakunya dan akan menimbulkan akibat yang bersifat metafisik. Amalan ilmu supranatural yang diniatkan untuk tujuan baik akan membangkitkan energi astral yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Amalan sebuah ilmu adalah olah batin sebagai syarat yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan suatu ilmu supranatural.

Olah batin adalah mengisi energi batin yang gaib. Pengisian energi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai. Jadi syarat mendapatkan ilmu adalah mengamalkan bacaan wirid doa/mantra, menjauhi pantangan, berpuasa. Di Jawa kita mengenal puasa patigeni (tidak makan, minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain. Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang mengamalkan sebuah ilmu.

KHODAM
Setiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam bukanlah mahluk ghaib sejenis jin, namun khodam itu sebuah energi bentukan batin kita. Khodam adalah “roh” suatu ilmu. Khodam itu berada di alam astral dan akan tetap ada di badan orang yang sudah mengamalkan ilmu.

MACAM ILMU SUPRANATURAL
BeRdasarkan fungsinya ilmu supranatural digolongan menjadi sebagai berikut:

1. Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kekebalan
Berfungsi untuk bela diri secara metafisik. Ilmu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa.

2. Ilmu Kawibaan dan Ilmu Pengasihan
Fungsinya mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. lmu Kawibaan dimanfaatkan untuk menambah daya tarik kepemimpinan dan menguatkan energi komunikasi atau kata-kata yang diucapkan, disegani masyarakat dan perintahnya dituruti. Ilmu Pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang membuat simpati dan rasa sayang orang lain. Membuat pujaan hati jatuh cinta. Ilmu ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat lawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding termasuk memulangkan orang yang pergi jauh. Termasuk dalam ilmu pengasihan ini adalah ilmu penglarisan untuk menggaet pembeli agar datang ke toko dan usaha bisnis kita.

3. Ilmu Trawangan & Meraga Sukma
Ilmu trawangan berfungsi untuk menajamkan mata batin hingga dapat menangkap isyarat yang halus, melihat jarak jauh, tembus pandang dan lain-lain. Sedangkan Ilmu Meraga Sukma adalah kelanjutan dari Ilmu Trawagan. Dalam ilmu trawangan hanya mata batin saja yang berkeliaran kemana-mana, sedangkan jika sudah menguasai ilmu Meraga Sukma seseorang bisa melepaskan ruh untuk melakukan perjalanan astral. Baik Ilmu Trawangan maupaun Meraga sukma adalah ilmu yang membutuhkan keteguhan dan kebersihan hati. Biasanya hanya dikuasi oleh orang yang sudah tua.

4. Ilmu untuk Pertunjukan
Hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas dan air keras namun sebenarnya hanya dipakai sebagai pertunjukan saja

5. Ilmu Pengobatan
Ilmu kesehatan tubuh dan dimanfaatkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit baik yang fisik maupun yang metafisik. Misalnya ilmu yang dimiliki mak erot, amalan agar kuat seks, dan ilmu supranatural alternatif yang digunakan untuk mengobati darah tinggi, diabetes dan lainnya.

Olah kanuragan adalah seperti olah raga. Namun biasanya tidak hanya raganya saja yang dilatih untuk menguasai jurus-jurus, kuncian maupun kemahiran untuk menyerang dan bertahan. Namun juga kemampuan membangkitkan tenaga dalam. Tenaga dalam yang diganbung dengan amalan batin khusus (laku) kemudian menjadi ilmu dan ajian yang sangat banyak jenisnya. Ajian ini bersumber dari energi yang tidak nampak oleh mata.

DARI MANA ASAL ILMU SUPRANATURAL?
Setidaknya, seseorang memiliki kemampuan atau mampu menguasai ilmu ajian berasal dari:

1. Warisan
Seseorang bisa mendapatkan warisan ilmu supranatural dari kakek-buyut simbah-canggah, orang tua maupun orang lain yang yang tidak dikenalnya sama sekali. Mereka yang mendapatkan ajian ini secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya sudah memiliki ajian tertentu. Maka orang menyebut sebagai “ilmu tiban” yang artinya datang tanpa disangka-sangka sebelumnya.

2. Menjalankan Laku Tirakat.
Tirakat adalah bentuk olah rohani khas jawa yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa amalan, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu supranatural. Berhasil atau tidaknya menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.

3. Pengisian.
Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian ilmu hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.

APA EFEK SAMPINGNYA?
Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan siksaan saat sakaratul maut menjelang kematian dan ini benar JIKA orang yang bersangkutan menanam NIAT BURUK dan MENGAMALKAN AJIAN tersebut untuk tujuan buruk. Maka hukum karma/sebab akibat harus ditanggungnya. Namun, apabila dia menanam NIAT BAIK dan MENGAMALKAN AJIAN tersebut untuk tujuan yang baik dan positif, misalnya untuk membela diri, membela kebenaran dan ajaran keyakinan yang dimiliki maka hukum sebab akibat juga akan diterimanya langsung dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ada sebuah mitos bila orang akan miskin bila memiliki ajian tertentu, maka hal ini tidak benar. Rizqi dan nasib kita ada di “tangan-Nya”. Bukan di tangan khodam ajian. Bila kebetulan orang yang memiliki ajian itu miskin, maka itu bukan disebabkan oleh ilmunya, melainkan karena malas bekerja, tidak memiliki kemampuan dan kompetensi tertentu dan sebagainya.

Yang perlu diperhatikan bahwa kebanyakan orang yang memiliki ilmu gaib maka dia biasanya menjadi SOMBONG. Perlu diketahui bahwa KESOMBONGAN inilah sebenarnya yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. RASA MEMILIKI yang berakibat KESOMBONGAN inilah yang tidak diperkenankan dan akan nyrimpeti LAKU kita dalam menjalani SANGKAN PARANING DUMADI nya manusia. Jadi bukan ilmu supranaturalnya yang dilarang namun karena dampak sifat negatif yang ditimbulkannya yang berpengaruh. Apalagi bila pemilik ilmu spuranatural ini malas bekerja dan hanya menunggu uluran tangan orang lain maka dia akan dikutuk oleh Tuhan. Akhirnya bisa disimpulkan bahwa negatif dan positifnya Ilmu Suptanartural tergantung pada NIAT DAN LAKU AMALAN dan PERBUATAN pemiliknya




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

AJIAN SERAT JIWA TINGKAT 1 (SUBSTANSI)

Salam Persahabatan….
Berikut ini merupakan tahapan awal dari cara mempelajari Ajian Serat Jiwa yang berisi sepuluh macam tingkatan ilmu kadigdayaan dan kanuragan…
Untuk dapat mempelajar Ilmu dari Ajian Serat Jiwa tahap ke I, anda dihadapkan pada cara melatih dan memasukkan energi bathin Tingkat Tinggi yakni “Ajian Serat Cakra Manggilingan”
Sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam tubuh setiap manusia terdapat 7 cakra sebagai pusat energi pembangkit dari potensi kekuatan dalam dan bathin…, yang selalu berputar-putar sesuai dengan fungsinya sebagai generator pembangkit kekuatan listrik/energi tubuh pada manusia.
Ketujuh cakra tersebut meliputi : Cakra Mahkota, Solar Plexus, Tenggorokan, Jantung, Mata Ketiga, Abdominal, dan dasar… Yang akan diolah kekuatannya secara bathin dalam kesempatan kali ini  dalam penguasaan Ajian Serat Jiwa Tingkat I.
Untuk lebih jelasnya dapat dibaca referensi sebagai berikut :

 

Ada tujuh pusat energi atau cakra (seven chakra) yang terletak di kelenjar-kelenjar sepanjang garis tengah pinggang. Setiap cakra merupakan pusaran energi vital yang bergetar secara aktif yang melebar melalui dan disekeliling permukaan tubuh dan mengeluarkan gelombang-gelombang getaran elektromagnetik yang dikenal sebagai Aura.
Di pusat-pusat energi inilah, pikiran dan perasaan pertama kali berperan secara langsung mempengaruhi dan mengatur seluruh fungsi tubuh, metabolisme, sirkulasi, eliminasi, reproduksi. Pada tingkat energi, pengalaman membuktikan kebenaran adanya cakra-cakra itu.
Ketika energi-energi dalam cakra mengalir bebas dan terbuka, seseorang menciptakan suatu keadaan seimbang dan sehat dalam sistem tubuhnya. Ketika semua warna bervibrasi menurut frekuensinya yang sempurna, resultante aura menjadi cahaya putih yang merupakan pembauran ketujuh warna. Cahaya ini beradiasi dari inti kristal atau inti diri seseorang.
Ilustrasi berikut adalah penggambaran ketujuh cakra dengan identitas, arti, letak, warna dan energi yang ditimbulkannya…
1. Cakra Mahkota (puncak kepala) Kelenjar otak kecil :
Pusat spiritual, tempat jiwa tak berumah yang berhubungan dengan pusat dan sumber; pembaharuan spritual; berhubungan dengan sang ilahi; tempat mana keinginan-keinginan spritual terbagi ke dalam kepribadian dan hidup sehari-hari.
(Amethyst atau Batu kecubung ; Kuarsa jernih; Teladan; Selenite; Intan), Identifikasi pribadi dengan yang tak terbatas; kesatuan dengan tuhan; kedamaian; kebijaksanaan…
2. Cakra Mata ketiga (ditengah-tengah kening) kelenjar di bawah otak :
Pusat persepsi, tempat kesadaran dan persepsi batiniah; pandangan; menggambarkan pusat dan jendela jiwa; kemampuan untuk membedakan ilusi dari realita.
(Amethys atau Batu kecubung; Fluorite; Sodalite; Lapis Lazuli; Luvulite; Azurite; Safir), membersihkan pikiran bawah sadar untuk berhubungan dengan intuisi; pola pikir seimbang; melihat kesempurnaan Ilahi pada seluruh hal; Devosi…
3. Cakra tenggorokan (area tenggorokan thyroid atau gondok) :
Pusat ekspresi; komunikasi; kreatifitas seni; sains; musik; sastra; etnik; suara hati; pelatihan diri; suatu afirmasi bagi diri; berbicara dari kebenaran; intuisi intelektual; bahasa; kesadaran; seksualitas; ekspresi verbal dari hari dan pikiran.
(Turquoise, Batu Akik biru, Amazonite; Aquamarine; Celestite; Chrysocholla; Permata silika; Turmaline biru), kemampuan untuk memverbalkan; mengekspresikan kebenaran melalui kekuatan kata yang terucap…
4. Cakra jantung (area hati) Kelenjar Thymus :
Pusat cinta; rasa kasihan; energi jiwa yang lebih tinggi; rasa cinta tanpa syarat; cinta yang menyembuhkan; energi yang bersatu dengan sentuhan; cinta diri; impersonal namun dalam dan berarti; berhubungan dengan komunitas.
(Kuarsa mawar; Kunzite; Turmalin merah muda; Malachite; Aventurin hijau; Peridot; Emerald; Dioptase; Turmalin hijau; Rhodochrosite; Morganite; Calcite merah muda), melepaskan tekanan traumatis emosional, kesadaran jiwa/hati, mengekspresikan cinta dalam tindakan…
5. Cakra solar plexus (area pusar) Limpa :
Pusat kekuatan; elemen api; dorongan ego; identitas; kepercayaan diri; energi wanita; “saya mampu” ; emosi-emosi yang musnah, asimilasi pengalaman; pencernaan.
6. Cakra abdominal (area alat kelamin) kelenjar prostat :
Pusat seks; elemen air rahim; pemeliharaan; aliran bawah sadar akan ketertarikan antara manusia; dirasakan dan tidak dapat dilihat; energi bulan; astral impian; pembauran dengan orang lain, hubungan ibu dengan anak; hubungan antara kekasih.
(Carnelian; Wulfenite; Amber; Ruby; Citrine; Agate atau Batu akik), penggunaan dorongan-dorongan kreativitas ke dalam seluruh aspek kehidupan manusia; kelahiran jiwa yang tinggi; mengarahkan diri kepada devosi…
7. Cakra dasar/akar (dasar punggung) kelenjar adrenal :
Pusat pertahanan, energi bumi; dunia eksternal; gerakan-gerakan kesehatan; kerja; uang; hubungan dengan bumi; perlindungan akan pertahanan hidup, keamanan; naluri binatang; pengetahuan akan tubuh.
(Garnet; Ruby; Jasper; Rhodonite; Batu darah; Hermatite; Kuarsa asap; Turmalin hitam; Obsidian hitam; Onyx), menghubungkan dorongan-dorongan jiwa dalam tubuh dengan bumi untuk meraih kemampuan bekerja secara bersemangat…
Untuk lebih mudahnya, penulis menyebutnya dengan “Cakra Manggilingan“, yakni pusat generator pembangkit energi dalam manusia yang selalu berputar-putar untuk dapat menciptakan “listrik energi bathin” agar dapat disalurkan menjadi kekuatan yang bermanfaat, baik untuk pengobatan maupun ilmu kadigdayaan …
PERSYARATAN LELAKU ILMU :
  1. Sediakan waktu khusus untuk berpuasa 1 hari saja dengan ketentuan hari “bebas” dengan menghindari makan sahur dan berbuka dengan makanan yang berunsur hewani
  2. Menyediakan waktu secara khusus dalam masa lelaku tersebut untuk “bermeditasi = bertafakur = olah rasa dan mantra” dengan membaca do’a amalan ajian secara sungguh-sungguh…
  3. Hendaknya lelaku olah rasa tersebut dilanjutkan setelah masa lelaku puasa hingga 3 sampai 7 hari lamanya agar daya kekuatan bathin “Ajian Serat Cakra Manggilingan” benar-benar meresap ke dalam tubuh anda…

 

CARA MENGOLAH SERAT CAKRA MANGGILINGAN  :
  1. Sebelumnya awali dengan lelaku sesuci dengan mandi besar dengan keramas pada pukul 12 malam untuk membersihkan kotoran dhahir…
  2. Lanjutkan dengan mengerjakan 2 rokaat sholat hajat dengan khusyu’…
  3. Setelah salam bacalah amalan dzikir : Istighfar 100x ulangan
  4. Kemudian bacalah : “Laa Ilaha Illallaah….. 100x ulangan.
  5. Diteruskan bacaan Sholawat Nabi 100x ulangan
  6. Ditutup dengan : “Laa Khaula wala Quwwata illabillaahi ‘aliyul azhim…” 100x ulangan
  7. Akhiri dengan do’a permohonan agar hajat anda dalam mempelajari Ajian Serat Cakra Manggilingan di-ijabahi oleh Raja Penguasa Alam Semesta (Allah Robbul Jalil)…
  8. Kemudian bacalah do’a ajian dengan sungguh-sungguh dengan tata cara sebagai berikut…
DO’A AJIAN YANG HARUS DIBACA :
Duduk bersila secara rileksasi, dengan menempatkan kedua telapak tangan yang terbuka ke atas… pada masing-masing ujung lutut kaki anda yang ditekuk melipat…
Bacalah do’a Ajian di dalam bathin sebagai berikut :
“Bismillahir rohmanir rohiim…
Sang Hyang Walukat Jati Yaa Allah… 
Purbaning Allah…
Dzat wiradat teguhing wulu…
Dzat niyat saking kersaning Allah….”
 
(Sambil membaca do’a pandangan mata dipertajam menghadap ke depan seakan menghirup kekuatan gaib yang maha dahsyat…)
Lanjutkan dengan membaca dalam bathin…
“Sang Hyang Getiat Jati Yaa Allah…
Purbaning Allah…
Yaa wasesaning Allah…
Dzat wiradat teguhing getih…
Dzat niyat kersaning Allah…”
(Kemudian kepalkan kedua telapak tangan anda  dengan kuat hingga bergetar hebat…, kemudian tarik nafas hisap secara cepat melalui hidung…, lalu hembuskan/tiupkan melalui mulut pada kedua kepalan tangan anda  tersebut yang sudah di angkat di depan mulut… Tegangkan terus getaran pada kedua kepalan tangan anda untuk beberapa saat untuk menyalurkan energi ghaibnya…)
Sambil membaca dalam bathin ….
“Sang Hyang Detiat Jati Yaa Allah…
Purbaning Allah…
Yaa wasesaning Allah…
Dzat wiradat teguhing daging…
Dzat niyat kersaning Allah…”
(Turunkan tenaga getar ghaib tersebut dari kepalan tangan menyalur kepada kedua kaki anda sambil menarik nafas hisap cepat dan menghembuskannya 3x ke arah ke dua kaki anda … cukup dari sugesti  dan  pandangan mata yang tertuju ke arahnya… )
Lanjutkan bacaan dalam bathin….
“Sang Hyang Rohat Jati Yaa Allah…
Purbaning Allah…
Yaa wasesaning Allah…
Dzat wiradat teguhing otot…
Dzat niyat kersaning Allah…”
(Sambil bergerak berdiri spontan hempaskan/hentakkan kedua kaki anda ke tanah sebanyak 3x sambil menahan nafas…)
Lalu akhiri dengan bacaan di dalam bathin…
“Sang Hyang teguhing balung…
Dzat niyat saking kersaning Allah…
Sang Hyang Maha Simat Jati Yaa Allah…
Yaa purbaning Allah…
Wasesaning Allah…
Dzat wiradat teguhing sungsum…
Dzat niat saking kersaning Allah…”
(Kemudian hembuskan nafas anda melalui mulut ke arah depan sebanyak 4x dengan pandangan mata tetap  tajam berwibawa…)
Selanjutnya tahap pendinginan dan netralisir dengan membaca asma’ : “Yaa Allahu-Yaa Karimu…” hingga getaran dalam tubuh dan pernafasan anda menjadi alami kembali…
KEISTIMEWAAN AJIAN SERAT JIWA TINGKAT I :
  1. Dengan sering melatih olah bathin cakra manggilingan tersebut…, insyaallah tubuh anda akan kuat/kebal terhadap bahayanya senjata pusaka, wesi aji, ataupun senjata tajam… Apabila selalu berpantang dengan makanan yang berunsur hewani…
  2. Apabila digunakan untuk pukulan setingkat gerakan jurus  tenaga dalam…, ajian ini sangat berbahaya dan dapat membinasakan lawan. Maka berhati-hatilah dalam menggunakannya (bijaksana).
Demikian sedikit kemampuan yang dapat penulis persembahkan kehadirat sahabat semuanya…
Semoga jerih payah yang sedikit ini memiliki manfaat bagi mereka yang gemar mengasah jatidiri…
Insyaallah dilain waktu di sambung pada postingan Ajian Serat Jiwa Tingkat II…
Wasallaam…




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262