URUTAN DARI ILMU HIKMAH DAN SUFI

Santosoiman Wahyu

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Smg Allah SWT mencurahkan Rahmatnya buat kita semua. Salam hormat untuk para Sedulur dan Sesepuh KWA. Saya mencoba menjawab apa yang pernah saudara saya Mas Ampel tanyakan. Saya minta maaf sekali jika jawaban saya kurang berkenan di hati kerena terbatasnya pengetahuannya saya. Mohon sekiranya dimaafkan. Karena saya baru belajar Alif .

Bismillahir Rahmanir Rahim. Mas Ampel bertanya “urutan dari ilmu hikmah sampai sufi apa saja tingktan awal dan akhir?dan caranya mas?

Jawab: Mas Ampel saudaraku..Maaf saya coba jawab dengan keterbatasan saya karena sebenarnya di KWA ini banyak pengetahuannya yang lebih dari saya. Sekiranya salah mohon diluruskan. Sesungguhnya Sufi itu bukanlah tingkatan tetapi adalah seseorang yang mencoba berjalan mendekati Sang Maha Pencipta. Dia berjalan dengan bersungguh-sungguh dengan caranya dengan metodenya / Cara / Jalan/ Tarik/ Tarikat / Tariqoh.

Dan Ilmu Hikmah menurut islam itu bukan suatu urutan tapi karomah/ pemberian Allah SWT dari sisinya (LADUNI) : seperti seorang ahli Hikmah dalam Al-quran yang memindahkan singasana ratu Bilqis ke dalam kerajaan Nabi Sulaiman AS. QS Surat 27 : An-Naml ayat 40.

Jalan untuk mendekati Allah SWT berbagai macam yang biasa kita Klasifikasikan menjadi 3. tiga (3) ruang yang bertingkat dari bawah sampai ruang tingkat atas. . Tetapi sebelum naik Tangga kita tentu sudah mempunyai Kunci. Untuk membuka ruang dasarnya. Kunci tersebut adalah Dua Kalimat Syahadat. Ruang ini terdapat dalam kalbu kita. (Insya Allah sudah pernah saya bahas dalam Dzikir Teles dan Dzikir Garing). Kunci kedua adalah Istinja yang benar (Insya Allah akan saya terangkan nanti suatu saat)

Ruang pertama (Syariat / Syar’I / Islam)

Ruangan ini adalah ruang pertama dari Hati kita mengenal Islam secara syar’I secara benar menurut kaidah Al-quran dan Hadist. Segala sesuatu akan kita sandarkan dalam dalil Aqli dan Naqli. Ruang ini besar dalam hati kita sehingga bercampur baur dengan kebenaran dan lainnya. Emosi dan jiwa , akal dan nalar masih mendominasi. Kebenaran dilihat hanya dengan mata dan dalil yang kita artikan secara pribadi diri. Sehingga Sholat hanya gerakan tiada makna, kosong tanpa nyawa. Kita cenderung menyalahkan pada sesuatu yg menurut kita benar. Hati = Saya =Ego. Contoh : tidak puasa = dosa . kita tidak bertanya kenapa orang tsb tidak berpuasa, Sakitkah, uzur atau pekerja keras. Kalimat mendosakan seseorang banyak pada ruangan ini, salah dan benar kumpul. Bid’ah, haram dan halal. Biasa terucap. Karena karat banyak dalam ruang ini maka hati kita cenderung menjadi mahluk yg benar. Lupa pada kenapa kita diciptakan.

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Ku”
(QS. Adz-Dzariyat : 56).

Karena banyaknya karat maka kita harus sering membersihkannya caranya :
– Mulailah sholat jiwa dan raganya..sembahlah Allah dalam Sadar dan tidurmu
– Membaca Surah Alfatihah dengan benar ( Rahasia Al-Fatihah Insya Allah Nanti juga saya akan terangkan)
– Mulailah penuhi hatimu dengan Nur Ilahi, Dzikir
– Mulailah menata hati : tiada yg benar kecuali Allah Ta’ala
– Mulailah menjadi manusia apa adanya : ‘Laa Hawla wala quwwata illa billah’
– Hilangkan hakim dari diri kita karena Allahlah Hakim sesungguhnya
– Sabar dan Istiqomah senjata hati
– Seyum yang tulus senjata diri

Setelah langkah-langkah tersebut dijalankan Insya Allah pintu ke Ruangan ke dua (2) bisa kita lihat. Dan kita naiki.

– Ruangan Kedua (Hakikat)
Saya hanya mencoba menerangkan dengan keterbatas saya, karena saya pribadi belum masuk keruang ini masih ada dalam ruang Syariat. Mudah-mudahan ada yang bisa menerangkan ruangan ini secara detil saya sangat berterimakasih. Insya Allah saya coba :

Bismillahir Rahmanir Rahim Ruangan ini adalah kelanjutan dari ruangan pertama dan lebih kecil dari ruang ke satu. Kenapa, ?. karena jarang orang yang masuk keruangan ini, tapi banyak yg merasa sudah masuk ke ruangan ini. Mungkin karena tersesat dan atau disesatkan oleh Syetan, pihak ketiga, diri sendiri (Ego), Nafsu. Maka kita merasa sudah memasuki ruangan hakikat padahal mungkin di ruangan lain yang menyesatkan. Naudzubillah. Semoga Allah mengampuni kita semua.

Pada ruang hati kita yang kedua ini. Hanya yang bersih dan suci yang bisa masuk, ruangan ini diisi oleh rasa Tawadhu, Welas Asih, tidak mau mendahului Allah, rasa paling benar tidak ada, kalimat anda salah saya benar tidak ada, mulai mengerti arti dan rasa Laa Hawlaa Walaa Quwata ila billah. Mulai mengerti kenapa ada ayat Sajadah. Dan memahami Al Quran dan Hadist bukan dari bacaan tetapi dari Kalam. Mengerti Hakikat sebenarnya suatu perbuatan dan amalan. Mulai berkomunikasi dengan isyarat Allah. Dan melihat Allah dalam Ciptaan sesungguh-Nya.

Pada ruangan ini mulai kita mengetahui hamparan bumi terlihat lebih lapang, mudah semua urusan karena merasa tiada yg berarti semua urusan dan mulai mengerti ilmu Kalam. (Wallahu A’lam). Sehingga banyak yg tersesat di ruangan ini atau tidak mau beranjak dari ruangan ini atau karena senangnya dengan ruangan ini (karena mulai mengerti ilmunya Allah yg sangat luas) maka banyak yg bermain dan tergelincir keluar dari ruangan ini menuju keluar yaitu ruangan permainan. Sehingga ada istilah Majnun (menjadi gila) karena sulit atau bingung membedakan atau ke asyikan sendiri.

Ilmu hikmah berada pada ruangan ini. Karena sudah mendapat Kalam sehingga mengerti untuk apa suatu ayat di amalkan. Banyak yang mengamalkan amalan2 untuk mendapat karomah sehingga lupa pada ruangan ke 3 yaitu Makrifatullah. Padahal barang siapa yang sudah naik dan masuk ke Ruangan ke tiga Karomah itu hanyalah hiasan saja.

Cara-Cara Membersihkan Ruangan di Hati kita ini / Ruang Hakikat .
– Cara cara Ruangan Pertama tentu tetap dilaksanakan dan bahkan tambah dikuatkan, Sholat dan puasa malah makin Khusuk makin tawadhu.
– Mulai belajar menghilangkan saya dan menimbulkan Aku.
– Mulai melipat gandakan Ikhlas
– Cara tersendiri yang khusus yang hanya dia, Wali2 Allah dan Allah SWT yang Tahu. Yang hakikatnya sangat tipis sehingga Nabi Musa pun harus belajar pada Nabi Khidir. Batas Salah dan benar bukan di penglihatan Mata. Tapi di hati dan isyarat dari Allah SWT. Seperti Nabi Ibrahim AS. waktu mendapat perintah menyembelih Nabi Ismail AS. Isyarat masuk kedalam hati. Penglihatan bukan suatu hujah atau sandaran untuk keputusan. Insya Allah setelah tahapan ini maka atas izin Allah. Tersingkap Hijab pintu ke Tiga (3). Sehingga kita bisa naik ke tingkat ini. MAKRIFATULLAH.

Tahap 3. MAKRIFATULLAH
Berat sekali saya menerangkan tingkat ini karena makin tidak tahunya dan makin terbatasnya pengetahuan saya. Semoga Allah memafaatkan dan mengampuni saya karena mencoba dengan ilmu yang sedikit ini menuliskan MAKRIFATULLAH. (Allahhumaghfirlii / Ya Allah Ampuni saya) semata-mata saya menulis ini hanya bermaksud meng agungkan Engkau Ya Allah. Tiada maksud kesombangan apa pun karena Engkau lah semata-mata yang Berhak dengan Pakaian Kesombangan.

Bismillahir Rahmanir Rahim. Tingkat ini adalah tingkat tertinggi dari suatu bangunan Hati. Tingkat tertinggi seorang Mahluk dapat menemui sang Pencipta. Tanpa hijab atau penghalang apapun. Tingkatnya para Nabi, Wali-wali Allah. Tingkat tersembunyi. Bahkan jika ada yang tahu seorang Wali maka hanyalah Wali Allah juga. Karena mereka biasa bertemu dalam Alam Allah lainnya. (Wallahu A’lam). Jika orang umum tahu dia Wali maka biasanya dia akan pergi dan bersedih karena ke waliannya sudah diketahui oleh umum. Dia merasa ada yang salah dengan dirinya. Bahkan akan meminta di angkat nyawanya karena sedihnya.

Pada Tingkat ini orang biasa tiada pengetahuan untuk medakwakan suatu masalah. Ada Wali yang seperti orang gila, Ada wali yang berdagang kecil-kecilan, Ada wali yang jadi penguasa, bahkan ada wali yang kita lihat seperti Penjahat. (Nabi Khidir membunuh anak kecil) Nalar kita hanya sebatas pandangan mata dan Al Quran sebagai bacaan bukan sebagai Kalam.

Pada tingkat ini Karomah atau ke ajaiban adalah hadiah Allah yg mereka tidak pinta atau mereka cari. Karomah adalah semata-mata karena Allah ridho dengan para Wali. Sehingga ucapannya adalah ucapan Allah.

Contoh, Sunan Ampel karena sedih melihat masjidnya kotor setelah seorang pengurusnya yg biasa membersihkan masjid wafat (Mbah Sholeh), maka terucap kata. Bila Mbah Sholeh hidup tentu akan bersih masjid ini..Tiba-tba Mbah Sholeh ada dan sedang Nyapu kembali. Begitu berulang kali sampai sembilan kali sampai kanjeng Sunan Ampel meninggal baru tidak hidup lagi. Itulah maka di sebal timur masjid Agung Sunan Ampel bisa dilihat ada Sembilan makam dengan Nama Yang Sama. Bisa dilihat saat ini. Allahu Akbar..

Pada tingkat ini Amalan-amalannya adalah Hanya Allah yang Tahu. Sedangkan Nabi Muhammad adalah satu-satu diatas Wali. Beliau berada di luar ruang satu dua dan tiga, Beliau berada di Sisi Allah. Karena tidak diciptakannya alam ini kecuali untuk Mu ya Muhammad. Semua ada karena Nur Muhammad yang Allah ciptakan. Hanya Allah yang tahu kedudukan Baginda Nabi. (Ya Nabi Salamu Alaik)

Salah = benar = hitam = putih tiada salah tiada yang benar tiada yang hitam tiada yang putih yang ada hanya Allah.

Sholat=dzikir = ingat=Pasrah=tiada daya=Aku kosong=Allah Isi ..Kosong=Isi pada Kasus Syeh lemah Abang Aku = Allah. Keinginan ku = keinginan Allah.

Pada tahap ini Manusia sudah bukan dengan kata kata biasa mengapresiasikannya. Kasus murid Syeh Siti Jenar yang mencari mati untuk bertemu Allah. mudah tergelincir kita sebagai manusia biasa untuk memahaminya. Sehingga saling menyalahkan dan saling membenarkan. Diam yang utama diam = kosong = isi = Allah. Laa Hawla Wala Quwata ila billah. Hanya Allah yang maja benar.

Kesimpulannya : Laksanakan Sholat sebenar-benarnya sholat. sholat jiwa dan raga sehingga akan membuka jalan menuju Makrifatullah. Senyum dan Salam adlh Islam. Dan saya takut terjadi perselisihan yang menjauhkan kita dari Rahmat Allah SWT. Yang benar dari Allah dan yang salah pasti dari saya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

para leluhur sunda dan makamnya (bag 2)

Embah Dalem Dardja (Tjikopo)
Embah Djaengranggadisastra (Tjikopo)
Nyi Mas Larasati (Tjikopo)
Embah Dalem Warukut (Mundjul, Cibubur)
Embah Djaya Sumanding (Sanding)
Embah Mansur Wiranatakusumah (Sanding)
Embah Djaga Alam (Tjileunyi)
Sembah Dalaem Pangudaran (Tjikantjung Majalaya)
Sembah Dalem Mataram (Tjipantjing)
Eyang Nulinggih (Karamat Tjibesi, Subang)
Embah Buyut Putih (Gunung Pangtapaan, Bukit Tunggul)
Embah Ranggawangsa (Sukamerang, bandrek)
Eyang Yaman (Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut)
Embah Gurangkentjana(Tjikawedukan, Gunung Ringgeung Garut)
Embah Gadjah Putih (Tjikawedukan Gunung wangun)
Ratu Siawu-awu (Gunung Gelap, pameungpeuk Sumedang)
Embah Mangkunegara ( Cirebon )
Embah Landros (Tjibiru Bandung)
Eyang latif (Tjibiru Bandung)
Eyang Penghulu (Tjibiru Bandung)
Nyi Mas Entang Bandung (Tjibiru Bandung)
Eyang Kilat (Tjibiru Bandung)
Mamah Hadji Umar (Tjibiru Bandung)
Mamah Hadji Soleh (Tjibiru Bandung)
Mamah Hadji Ibrahim (Tjibiru Bandung)
Uyut Sawi (Tjibiru Bandung)
Darya binSalmasih (Tjibiru Bandung)
Mmah Hadji Sapei (Tjibiru Bandung)
Embah Hadji Sagara Mukti (Susunan Gunung Ringgeung)
Eyang Istri (Susunan Gunung Ringgeung)
Eyang Dewi Pangreyep (Gunung Pusaka Padang Garut)
Ratu Ayu Sangmenapa (Galuh)
Eyang Guru Adji panumbang (Tjilimus Gunung Sawal)
Eyang Kusumah Adidinata (Tjilimus Gunung Sawal)
Eyang Rengganis (Pangandaran Ciamis)
Ki Nurba’in (Sayuran, Gunung Tjikursi)
Buyut Dasi (Torowek Tjiawi)
Embah Buyut Pelet (Djati Tudjuh Kadipaten)
Embah Gabug (Marongge)
Eyang Djayalaksana (Samodja)
Nyi Mas Rundaykasih (Samodja)
Nyi Mas Rambutkasih (Samodja)
Eyang Sanghiang Bongbangkentjana (Ujung Sriwinangun)
Eyang Adipati Wastukentjana (Situ Pandjalu Ciamis)
Eyang Nila Kentjana (Situ Pandjalu, Ciamis)
Eyang Hariangkentjana (Situ Pandjalu Ciamis)
Embah Dalem Tjikundul (Mande Cianjur)
Embah Dalem Suryakentjana (PantjanitiCianjur)
Embah Keureu (Kutamaneuh Sukabumi)
Ibu Mayang Sari (Nangerang Bandrek Garut)
Eyang Prabu Widjayakusumah (Susunan Payung Bandrek Garut)
Embah Sayid Kosim (Gunung Alung Rantjapaku)
Embah Bang Sawita (Gunung Pabeasan Limbangan Garut)
Uyut Manang Sanghiang (Banten)
Eyang Ontjar (Nyampai Gunung Bungrangrang)
Eyang Ranggalawe (Talaga Cirebon)
Ibu Siti Hadji Djubaedah (Gunung Tjupu Banjar Ciamis)
Mamah Sepuh ((Gunung Halu Tjililin Bandung )
Embah Sangkan Hurip (Ciamis)
Embah Wali Abdullah (Tjibalong Tasikmalaya)
Mamah Abu (Pamidjahan Tasikmalaya)
Embah Dalem Panungtung Hadji Putih Tunggang Larang Curug Emas (Tjadas Ngampar Sumedang)
Raden AstuManggala (Djemah Sumedang)
Embah Santiung (ujung Kulon Banten)
Eyang Pandita (Nyalindung Sumedang)
Embah Durdjana (Sumedang)
Prabu Sampak Wadja (Gunung Galunggung Tasikmalaya)
Nyi Mas Siti Rohimah/Ratu Liongtin (Jambi Sumatera)
Eyang Parana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
Eyang Singa Watjana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
Eyang Santon (Kulur Tjipatujah, tasikmalaya)
Eyang Entjim (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
Eyang Dempul Wulung (Djaga Baya Ciamis)
Eyang Dempul Walang (Djaga Baya Ciamis)
Eyang Giwangkara (Djaga Baya Ciamis)
Embah Wali Hasan (Tjikarang Bandrek, Lewo Garut)
Embah Raden Widjaya Kusumah (Tjiawi Sumedang)
Dalem Surya Atmaja (Sumedang)
Eyang Rangga Wiranata (Sumedang)
Eyang Mundinglaya Dikusumah (sangkan Djaya, Sumedang)
Eyang Hadji Tjampaka (Tjikandang, Tjadas Ngampar Sumedang)
Eyang Pangtjalikan (Gunung Ringgeung Garut)
Eyang Singa Perbangsa (Karawang)
Embah Djaga Laut (Pangandaran)
Raden Ula-ula Djaya (Gunung Ringgeung Garut)
Raden Balung Tunggal (Sangkan Djaya, Sumedang)
sembah dalem wirasuta (Majalaya )
Embah Raja Peduni (majalaya)
Eyang santoan Qobul (Banjaran, bandung)
pangeran qudratulloh di gunung cabe / g. sunda pelabuhan ratu
prabu ciung wanara di belakang SMU 7 Bogor komplek Bantar jati
raden mbah jangkung kp. cilumayan – sisi cibereno , bayah – bantenLeluhur-leluhur dari pihak wanita. Yang ada di situs Medang Kamulan Ciamis dan Situs Medang Kamulan di Gunung Padang Cianjur
1. Ibu Sakti Pertiwi Gilang Gumilang Herang
2. Ibu Ratu Siti Dewi Hasta
3. Ibu Ratu Siti Dewi Banjaransari
4. Ibu Ratu Siti Dewi Pohaci
5. Ibu Ratu Siti Dewi Ratna Nastuna Larang Lancang Kamurang Galuh Pakuwon
6. Ibu Ratu Siti Dewi Cakrawati
7. Ibu Ratu Siti Dewi Sekar Jagat
8. Ibu Ratu Siti Dewi Niti Suari Sunan Ambu
9. Ibu Sakti Pertiwi Dewi Poerbasari
10. Ibu Ratu Siti Dewi Cempo Kemuning
11. Ibu Ratu Siti Dewi Ayu Jendrat
12. Eyang Sepuh Tunggal Dewa Sinuhun Rama Agung
13. Eyang Sepuh Prabu Manikmaya
14. Eyang Sepuh Prabu Ismaya
15. Syech Sulton Jannawiyah
16. Sri Baduga Maharaja Prabu Wangi (Lingga Buana) – Kakek dr Sri Baduga Maharaja Siliwangi
17. Sri Prabu Dewa Naskala Ningrat Kencana (Ayahanda dr Prabu Siliwangi)
18. Hyang Makukuhun Wali Haji Sakti Galuh Pakuwon

sejarah
Syahdan menurut hikayat tutur kata para sepuh, setelah pada tahun 17 M Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menginjakkan kakinya di Gunung Padang dan mengukuhkan situs Salaka Domas maka kemudian Sri Panggung Pertama beserta keluarga dan bala tentaranya membuat keraton kerajaan di Gunung Padang yang diberi nama Medang Kamulan.
Sri Panggung Pertama bergelar Sri Ratu Prabu Gung Binathara Adjar Kusuma Padangi menikahi Siti Dewi Hasta yang bergelar Ratu Sindil karena menciptakan Kitab Sindil, dan memiliki putri Sri Ratu Dewi Nyi Mas Ayu Jendrat yang menciptakan Kitab Nila Sastra Ayu Jendrat yang dikenal sebagai kitab para Dewa dan memuat ajaran ajaran Pitutur (berisi tutur riwayat berdirinya kerajaan atau nagari) , Pituduh (berisi petunjuk aturan hidup dalam masyarakat) , Pibakalen (berisi pembekalan manusia dari lahir hingga proses kematian).
Sampurasun rampes. Neda maaf ka Gusti Pangeran nu Maha Agung nyuwun hampurakeun ka luluhur sepuh jeung pinisepuh nu kasebat Tataran Sunda

Buat di Cianjur saya tau karena saya aslinya. Eyang Dalem Cikundul putra dari Eyang Dalem Arya Wangsa Goparna dari Nangka Beurit Sagalaherang subang dimakamkan di Bukit Pasir Gajah Majalaya Cikundul beserta sanak saudara dan keturunan2 beliau termasuk Camat Cikalong Pertama dan Cicitnya yang Pendiri Silat Cikalong Eyang Mama Haji Ibrahim Djajaperbata Bin Dalem Aom Rajadiradja.
Eyang Surya Padang dimakamkan di seberangnya yaitu di Gunung Sawit beserta Eyang Sawit yang konon masih keturunan2 dari para prajurit Pajajaran yang hijrah akibat Islamnisasi dari Banten dan Cirebon. Eyang Gunung Jati alias Eyang Dalem Arya Kidul nu linggih di Bukit Babakan Jati Cianjur yanb\g jadi tempat favorit saya buat tirakatan karena sekalipun di pinggir kota tapi jauh dari mana2 jadi biasa fokus kalau buat ritual. Eyang Dalem Arya Cikondang alias Eyang Dalem Arya Adimanggala di makamkannya ada 2 karena beliau punya ilmu Panca Sona yang legendaris itu,untuk dari leher kebawah dimakamkan di tepi sungai cikondang dibawah pohon mangga di tengah2 sawah,kalau kepalanya ada di bukit cikondang dan tempatnya wingit&angker banget bagi yang ingin tirakatan. Perlu diketahui saya punya babad dan silsilah ketrurunan Eyang Dalem Cikundul/Raden Jayasasana dari beliau kebawah dan dari beliau keatas. Ok dekian dulu buat sekarang

Eyang Nurbaya Eyang Nurbayin, itu ceritanya beda lagi kang kalau beliau dari Kadipaten Cibale Agung yang letaknya dekat jangari cianjur beliau merupakan abdi dalem disana yg pada waktu itu di pimpin oleh kerabat Eyang Dalem Cikundul yaitu keturunan dari adik ayah beliau yang bernama Panembahan Girilaya yang mempunyai putra bernama Eyang Lumaju Agung Dalem Marta yang merupakan pendiri Kadipaten Cibale Agung  Kadipaten Cikundul dibentuk. Salam Buat keturunan2 Eyang Dalem Cikundul. Ngomong2 ada yang punya Ilmu Sahadat Cianjur/Sahadat Rasa Cikundul

Ada Revisi..Makam Eyang Surya Padang tuh adanya di Gn Gambir Cikalong dan selain beliau dimakamkan juga sesepuh dari kerajaan pajajaran yang bernama Eyang Gambir Sawit yang dimakamkan di puncak Gn Gambir sedangkan Eyang Surya Padang sendiri dimakamkan di kaki gn nya. Penunggu Gn Gambir sendiri berupa siluman harimau yang besarnya segede kerbau jantan dan itu banyak org2 skitar atau yang berziarah ke makam beliau kebetulan melihat. Untuk Eyang Gentar Bumi makam beliau ada di kaki Gn Halimun beliau merupakan salah satu panglima perang pajajaran pada masa Prabu Nusya Mulya alias Prabu Seda Raja terakhir Pajajaran sebelum diluluh lantakan oleh Sultan Maulana Yusuf dari Banten.Eyang Gentar Bumi juga salah satu sepuh yang menguasai Ilmu Sahadat Sukawayana yang terkenal itu dan merupakan kunci masuk ke alam ghaib kerajaan pajajaran yang ada di sukawayana dan goa kuta maneuh sukabumi.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262