ILMU MENYATUKAN DIRI DENGAN TUHAN

Sudah terlalu sering kita bahas di banyak forum, termasuk di blog KOS bahwa untuk mengenal Tuhan seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya. Maksudnya, untuk sampai kepada pengenalan terhadap Tuhan, haruslah terlebih dahulu dipahami dua hal. Pertama, ia harus terlebih dahulu mengenal asal mula akan kejadian dirinya sendiri, dari mana, di mana dan bagaimana ia dijadikan? Kedua, ia harus terlebih dahulu mengetahui apa sesuatu yang mula-mula dijadikan oleh Allah SWT. Kedua perkara di atas menjadi prasyarat kesempurnaan bagi para salik dalam mengenal Allah.
Kita paham, yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah Nur Muhammad SAW yang kemudiannya dari Nur Muhammad inilah Allah jadikan roh dan jasad alam semesta. Bermula dari Nur Muhammad inilah maka semua roh termasuk roh manusia diciptakan Allah sedangkan jasad manusia diciptakan mengikut jasad Nabi Adam as.
Karena itu, Nabi Muhammad Saw adalah ‘nenek moyang roh’ sedangkan Nabi Adam as adalah ‘nenek moyang jasad’. Hakikat dari penciptaan Adam as sendiri adalah berasal dari tanah, tanah berasal dari air, air berasal dari angin, angin berasal dari api, dan api itu sendiri berasal dari Nur Muhammad. Sehingga pada prinsipnya roh manusia diciptakan berasal dari Nur Muhammad dan jasad atau tubuh manusia pun hakikatnya berasal dari Nur Muhammad. Jadilah kemudian ‘cahaya di atas cahaya’ (QS. An-Nuur 35), di mana roh yang mengandung Nur Muhammad ditiupkan kepada jasad yang juga mengandung Nur Muhammad.
Bertemu dan meleburlah roh dan jasad yang berisikan Nur Muhammad ke dalam hakikat Nur Muhammad yang sebenarnya. Tersebab bersumber pada satu wujud dan nama yang sama, maka roh dan jasad tersebut haruslah disatukan dengan mesra menuju kepada pengenalan Yang Maha Mutlak, Zat Wajibul Wujud yang memberi cahaya kepada langit dan bumi, dan yang semula menciptakan, sebagaimana mesranya hubungan antara air dan tumbuhan, di mana ada air di situ ada tumbuhan, dan dengan airlah segala makhluk dihidupkan (QS. Al-Anbiya 30).
Pengenalan terhadap hakikat Nur Muhammad inilah maqam atau stasiun yang terakhir dari pencarian akan makrifah kepada Allah, Martabat Nur Muhammad inilah martabat yang paling tinggi, dan pengenalan akan Nur Muhammad inilah yang menjadikan ilmu menjadi sempurna.
Nur Muhammad mempunyai dua bentuk, yakni Nabi Muhammad yang dilahirkan dan menjadi cahaya rahmat bagi alam “tidaklah engkau diutus wahai (Muhammad Rasulullah Saw) melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam” dan yang berbentuk Nur.
Nur Muhammad adalah cahaya semula yang melewati dari Nabi Adam ke nabi yang lain bahkan berlanjut kepada para imam maupun wali; cahaya melindungi mereka dari perbuatan dosa (maksum); dan mengaruniai mereka dengan pengetahuan tentang rahasia-rahasia Illahi. Allah telah menciptakan Nur Muhammad jauh sebelum diciptakan Adam as. Lalu, Allah menunjukkan kepada para malaikat dan makhluk lainnya, bahwa: “Inilah makhluk Allah yang paling mulia”. Oleh itu, harus dibedakan antara konsep Nur (Muhammad) sebagai manusia biasa (seorang Nabi) dan Nur Muhammad secara dimensi spiritual yang tidak dapat digambarkan dalam dimensi fisik dan realitas.
Nur Muhammad sebagai prinsip aktif di dalam semua pewahyuan dan inspirasi. Melalui Nur ini pengetahuan yang kudus itu diturunkan kepada semua nabi, tetapi hanya kepada Ruh Muhammad saja diberikan universal. Nur Muhammad memiliki banyak nama sebanyak aspek yang dimilikinya. Ia disebut ruh apabila dikaitkan dengan ketinggiannya. Tidak ada kekuasaan makhluk yang melebihinya, semuanya tunduk mengitarinya, karena ia kutub dari segenap ruh. Ia disebut al-Haqq al Makhluq bih, (al-Haqq sebagai alat pencipta), hanya Allah yang tahu hakikatnya secara pasti.
Dia disebut al-Qalam al-A’la (pena tertinggi) dan al-Aql al-Awal (akal pertama) karena wadah pengetahuan Tuhan terhadap alam maujud, dan Tuhanlah yang menuangkan sebagian pengetahuannya kepada makhluk. Adapun disebut al-Ruh al-Ilahi (ruh ketuhanan) karena ada kaitannya dengan ruh al-Quds (ruh Tuhan), al-Amin (ruh yang jujur) adalah karena ia adalah perbendaharaan ilmu tuhan dan dapat dipercayai-Nya. Oleh itu, tajalli al-Haq yang paling sempurna adalah Nur Muhammad. Nur Muhammad ini telah ada sejak sebelum alam ini ada, ia bersifat qadim lagi azali. Nur Muhammad itu berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam berbagai bentuk para nabi, yakni Adam, Nuh, Ibrahim, Musa hingga dalam bentuk nabi penutup (khatamun nabiyyin), Muhammad Saw.
Dalam teori martabat tujuh dipahami bahwa dunia manusia merupakan dunia perubahan dan pergantian, tidak ada sesuatu yang tetap di dalamnya. Segalanya akan selalu berubah, memudar, dan setelah itu akan mati. Oleh karena itulah, manusia ingin berusaha mengungkap hakikat dirinya agar dapat hidup kekal seperti Yang Menciptakannya. Untuk mengungkap hakikat dirinya, manusia memerlukan seperangkat pengetahuan batin yang hanya dapat dilihat dengan mata hati yang ada dalam sanubarinya.
Seperangkat pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu ma‘rifatullah. Ilmu ma’rifatullah merupakan suatu pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk mengenal dan mengetahui Allah.
Ilmu ma‘rifatullah dipilah menjadi dua macam, yaitu ilmu makrifat transeden dan ilmu makrifat imanen. Tuhan menyatakan diri-Nya dalam Tujuh Martabat, yaitu martabat pertama disebut martabat tidak nyata dan martabat kedua sampai dengan martabat ketujuh disebut martabat martabat nyata, terinderawi. Yakni, martabat Ahadiyyah (ke-’ada’-an Zat yang Esa); martabat Ahadiyyah (ke-’ada’-an Zat yang Esa); martabat Wahidiyyah (ke-’ada’-an asma yang meliputi hakikat realitas keesaan); Keempat, martabat Alam Arwah; martabat Alam Mitsal; martabat Alam Ajsam (alam benda); dan martabat Alam Insan.
Ketujuh proses perwujudan di atas, keberadaannya terjadi bukan melalui penciptaan, tetapi melalui emanasi (pancaran). Untuk itulah, antara martabat transenden atau martabat tidak nyata dengan martabat imanen atau martabat nyata secara lahiriah keduanya berbeda, tetapi pada hakikatnya keduanya sama.
Seorang Salik yang telah mengetahui kedua ilmu ma‘rifatullah, ia akan sampai pada tataran tertinggi, yaitu tataran rasa bersatunya manusia dengan Tuhan atau dikenal dengan sebutan Wahdatul-Wujûd. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan air laut dan ombak. Air laut dan ombak secara lahiriah merupakan dua hal yang berbeda, tetapi pada hakikatnya ombak itu berasal dari air laut sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisah.
Maqam Nur Muhammad adalah maqam paling tinggi dari pencarian dan pendakian sufi menuju makrifah kepada Allah, tiada lagi maqam atau stasiun paling tinggi sesudah ini. Kesimpulannya, berbahagialah orang-orang yang dapat menyandingkan penyatuan sumber asal mula penciptaannya dalam satu harmoni, yakni Nur Muhammad, sebab ia berada pada satu kedudukan yang tinggi dan terbukanya segala hijab yang membatasinya.
Allah telah menciptakan Nur Muhammad dan Nur itu telah diwarisi melalui generasi nabi-nabi hingga ia sampai kepada Abdullah bin Abdul Muthalib dan turun kepada Nabi Muhammad Saw. “sesungguhnya yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah cahaya-ku (Nur Muhammad)”.
Sesungguhnya Allah menciptakan sebelum sesuatu, Nur Nabi-mu daripada Nur-Nya’. Maka jadilah Nur tersebut berkeliling dengan Qudrat-Nya sekira-kira yang dihendaki Allah. Padahal tiada pada waktu itu lagi sesuatu pun; tidak ada lauh mahfuzh, qalam, sorga, neraka, Malaikat, langit, bumi, matahari, bulan, jin dan manusia; tiada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Dari nur inilah kemudian diciptakan-Nya qalam, lauh mahfuzh dan Arsy. Allah kemudian memerintahkan qalam untuk menulis, dan qalam bertanya, “Ya Allah, apa yang harus saya tulis?” Allah berfirman: “Tulislah La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.” Atas perintah itu qalam berseru: “Oh, betapa sebuah nama yang indah dan agung Muhammad itu, bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, ya Allah.” Allah kemudian berkata, “Wahai qalam, jagalah kelakuanmu ! Nama ini adalah nama kekasih-Ku, dari Nur-nya Aku menciptakan arsy, qalam dan lauh mahfuzh; kamu, juga diciptakan dari Nur-nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apa pun.”
Ketika Allah telah mengatakan kalimat tersebut, qalam itu terbelah dua karena takutnya akan Allah dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contohnya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang dan meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
Berikut salah satu ilmu dalam khasanah budaya nusantara agar kita bisa menuju Nur Muhammad yang Agung tersebut. Baca, hapal, hayati, resapi dan amalkan dalam hidup sehari-hari:

===WAHAI SEDULURKU ADAM SUFI
BADANKU TIDUR ROHKU TERJAGA
GERAKKAN AKU NUR MUHAMMAD===

Silahkan diamalkan sesuai dengan kemampuan. Semoga kita akan sampai kepada NYA. Salam paseduluran. Rahayu…



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ILMU MENGENAL DIRI – 3

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

Ilmu mengenal diri adalah untuk merasakan / meniru bagaimana kondisi hati para wali-wali dahulu saat berdoa / berdzikir / beribadah ( kalimat diatas adalah kalimat yang diwejangkan / dinasehatkan kepada saya dalam mimpi setelah -+ seminggu mengamalkan ilmunya )

Jadi intinya tidak hanya anggota badannya saja yang menghamba tetapi hatinya juga belajar ikut menghamba dan untuk yang lebih tinggi lagi seperti para Nabi, cara menghambanya sudah melebihi tingkatan cara pengemis, seluruh jiwa raga dan hatinya sudah melebur ke titik nol dengan kepasrahan tingkat tinggi / tanpa ke egoan sehingga benar-benar menghamba

Dan “La haula wala quwwata illa billah” ( tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan ALLAH ) benar-benar menyatu / melebur ke dalam dirinya

Contoh perbedaan kondisi batin / hati antara Nabi saw dengan umatnya terdapat pada hadist berikut :
Riwayat dari Anas ra. sebelum Nabi saw diberi wahyu
Beliau didatangi oleh 3 malaikat ketika beliau tidur di Masjidil Haram
Malaikat pertama bertanya : “Yang mana dia”
Malaikat yang ditengah menjawab : “Dia yang terbaik”
Malaikat yang terakhir menjawab : “Bawalah dia yang terbaik”
Maka terjadilah peristiwa Isra’ Miraj…………….
Nabi saw melihat mereka dengan mata hatinya
Karena ketika mata Nabi saw tidur, hatinya tidak tidur
Para Nabi memang seperti itu
Yakni ketika mata mereka tidur, hati mereka tidak tidur
Kemudian Nabi saw diajak oleh Jibril hingga naik ke langit bersama beliau
( HR. Imam Bukhari 3570 )

Dan sebaiknya tidak usah bernafsu langsung ke tingkatan tinggi karena ilmu yang tinggi tanpa diikuti pengalaman-pengalaman dan arahan guru bisa membuat terpelesetnya seseorang

Tiba-tiba mengaku-ngaku, merasa tinggi hati, besar hati, dll, sehingga bisa membuat terpeleset hati tanpa disadari / tidak terasa karena itu semua bersifat halus dan lembut
Ilmu mengenal diri juga merupakan kunci ibadah kepada ALLAH SWT, jadi sebelum berfikir surga lebih berfikirlah lagi / dahulu tentang tangga / kendaraan / jembatannya terlebih dahulu untuk menuju kesana

Sama saat kita sedang bersekolah, sebelum menikmati nilai 80 / 90 / 100 maka berfikir terlebih dahulu cara untuk mendapatkannya

Begitu juga sebelum berkumpul dengan jamaah orang-orang yang baik kelak, berfikirlah terlebih dahulu apakah tingkah lakunya serta keramahannya sudah mencerminkan orang yang baik
Dilarang keras menuju surga dengan cara instan yaitu melakukan aksi teroris / pengeboman, demi menuruti kehendak / ego / seenaknya sendiri tanpa melihat hasil perbuatannya kepada orang lain dan tanpa mengenal apa sebenarnya / hakikatnya yang menjadi keinginan TUHAN

Hakikat Islam adalah agama rahmatan lil alamin ( memberi contoh / tauladan yang baik ), jangan jadikan Islam sebagai agama pilihan atau tujuan untuk jalan instan menuju surga dengan melakukan aksi terorisme

Baru mengenal 1 ayat sudah beraksi, padahal ayatnya adalah ayat yang menceritakan kondisi pada masa perang tetapi dipraktekkan pada masa damai ( terpeleset dalam menafsirkan karena merasa ilmunya telah tinggi )

Barang siapa yang menduga bahwa terdapat seseorang yang lebih memusuhi daripada nafsunya sendiri maka sedikitlah mengenal / mengetahui terhadap dirinya sendiri
( Nashaihul Ibad, Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani Al Jawi )

Contoh # 10 :
Seorang pengemis jalanan sejati tidak akan puas hanya mendapat 1 uang saja, dia akan terus melangkah agar mendapatkan uang yang lain lagi dan amat sangat haus uang

Dan seorang pengemis ALLAH sejati tidak puas hanya beribadah wajib saja, tetapi juga menambah ibadah tambahan lainnya seperti sholat qobliyah dan ba’diyah, berzikir, mengaji Al Quran, bersholawat, dll, dan sangat haus beribadah karena merasa ibadahnya ( rasa syukurnya ) masih sedikit sekali

Kemudian DIA menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaannya) NYA dan DIA menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur
( QS. As Sajdah 9 )

Riwayat dari Al Mughirah bin Syu’bah ra. dia berkata :
Nabi saw berdiri dalam sholat Sunnah di malam hari
Sehingga ke 2 telapak kakinya atau ke 2 betisnya bengkak
Kemudian Rasulullah saw ditanya mengenai hal itu
Rasulullah saw ditanya :
Mengapa anda masih juga beribadah seperti itu
Padahal ALLAH swt sudah menjamin anda dengan surga
Maka beliau menjawab :
Apakah aku tidak boleh menjadi hamba ALLAH yang bersyukur
( HR. Imam Bukhari 1130 )

Hadist diatas menerangkan bahwa Nabi saw adalah pribadi yang haus bersyukur

Dalam dunia tarekat ada beberapa penambahan dzikir yang disebut Zikir Sirri, Zikir Khususiyah, dll. Penambahan dzikir ada yang diberikan secara umum / massal ada yang diberikan secara khusus
Zikir Sirri dan Zikir khususiyah pada masing-masing tarekat berbeda-beda hitungannya tetapi tujuannya sama. Zikir Sirri contohnya seperti membaca asma ALLAH dalam hati dengan menggunakan hitungan, pada awalnya 1000x dan kemudian terus meningkat

Tujuan dijalankan Zikir Sirri adalah agar setelah keluar dari tempat berzikir untuk kembali bekerja / melakukan aktifitas lain, di dalam hatinya tetap ingat dan mengucapkan Asma ALLAH
Sedangkan Zikir Khususiyah adalah seperti membaca surat AlFatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, AnNass, Al Waqiah, dll

Walau panjang saya usahakan menjelaskan dengan kalimat yang semudah-mudahnya untuk diserap dan mohon maaf apabila ada tulisan yang saya ringkas karena sebenarnya bisa berlembar-lembar apabila benar-benar dituliskan secara mendetail

1. Mengapa bersyukur dengan membaca surat AlFatihah ?
Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanirrahiim…………..
Arti :
Segala puji bagi ALLAH, TUHAN semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang………………….

Ayat diatas menerangkan dan memerintahkan agar pujilah ( syukurilah ) ALLAH atas sifatNYA yang sangat luar biasa yaitu Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Kita bersalah namun tidak langsung ditimpakan azabNYA kepada kita karena ALLAH SWT sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada kita

Kita kurang ajar namun tidak langsung ditimpakan azabNYA kepada kita karena ALLAH SWT sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada kita

Surat Al fatihah selain juga disebut sebagai surat pembuka AlKitab ( Fatihatul Kitab ) dan Induk Bacaan ( Ummul Quran ) juga merupakan surat pujian / surat syukur
Jadi apabila berterima kasih ( mensyukuri ) kepada ALLAH SWT khususnya karena sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada kita, maka kita berterima kasih / syukuri dengan melantunkan membaca Surat Al fatihah

2. Mengapa bersyukur dengan membaca surat Al Ikhlash ?
Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Qul Huwallahu ahad……….
Arti :
Katakanlah, DIA-lah ALLAH Yang Maha Esa………….

Kita patut bersyukur bahwa ALLAH SWT itu Maha Esa, tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanakan, tidak ada sesuatupun yang setara dengan DIA

Bayangkan jika ALLAH SWT ada dua, pasti para pemikir yang lain akan berfikir lagi jangan2 ALLAH itu ada 3 / 4 / dan masih ada yang lain lagi

Maka perlu disyukuri dengan melantunkan membaca Surat Al Ikhlash sebagai bentuk terima kasih bahwa ALLAH SWT itu memperkenalkan kepada hamba-hambaNYA sebagai TUHAN Yang Maha Esa dan tidak ada TUHAN yang ke 2 / 3 / masih banyak lagi yang lainnya

3. Mengapa bersyukur dengan membaca surat Al Falaq ?
Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Qul ‘Audzubirabbil falaq. Min syarri maa qolaq………….
Arti :
Katakanlah : Aku berlindung kepada TUHAN Yang menciptakan Subuh. Dari kejahatan semua makhluk ciptaanNYA………..

Makhluk ciptaannya ada yang berbuat jahat dan kita dihindarkan dari kejahatan semua makhluk ciptannNYA, maka perlu berterima kasih ( bersyukur ) dengan melantunkan membaca surat Al Falaq

4. Mengapa bersyukur dengan membaca surat An Naas ?
Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Qul A’udzu birabbin naas…….
Min Syaril was wasil khannaas. Alladzi yuwaswisu fii shudurin naas…………..
Arti :
Katakanlah : Aku berlindung kepada TUHAN penguasa manusia…………
Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan ( kejahatan ) ke dalam dada manusia……….

Anugerah ALLAH SWT yang berupa perlindunganNYA kepada kita sehingga kita tidak terpengaruh / menuruti bisikan / ajakan syetan ke dalam dada kita agar kita korupsi, mencuri, merampok, membunuh, berjudi, mabuk, berkata jorok, cerewet, mudah mengeluh, suka berteriak-teriak, mengadu hewan / melakukan tindak kejahatan yang lainnya, maka kita perlu berterimakasih ( bersyukur ) dengan membaca surat An Naas

5. Mengapa bersyukur dengan membaca surat Al Waqiah ?
Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu
( QS. Al Waqiah 8 )

Sesungguhnya Al Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia
Pada kitab yang terpelihara
Tidak menyentuhnya kecuali hamba2 yang disucikan
Diturunkan dari TUHAN Semesta Alam
Maka apakah kamu menganggap remeh Al Quran ini?
( QS. Al Waqiah 77 – 81 )

Dari keterangan diatas jelaslah bahwa ALLAH SWT sangat memuliakan golongan kanan dan kitab suci Al Quran

Jika ALLAH SWT memuliakan golongan kanan dan kitab suci Al Quran, yang disampaikanNYA melalui Surat Al Waqiah, maka sebagai hamba ALLAH sejati seharusnya juga ikut memuliakan golongan kanan dan kitab suci Al Quran tersebut

Salah satunya bukti fisik / praktek pertama / awal dari langkahnya adalah dengan turut memuliakannya dengan membaca firman TUHAN tersebut khususnya Surat Al Waqiah
Untuk praktek selanjutnya dalam kehidupan sehari2 adalah menjaga tata krama / kesopanan / adab, dll

* Apakah setelah membaca Surat Al Waqiah, kemudian selesai ?

Setelah membaca Surat Al Waqiah adalah bertasbih

Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayatnya :
Maka bertasbilah dengan (menyebut) nama TUHAN Yang Maha Agung
( QS. Al Waqiah 96 )

Di dalam ayat khususnya ayat terakhir Surat Al Waqiah terdapat perintah agar bertasbih “Maka bertasbihlah” ( berzikir dengan membaca tasbih )

* Apakah setelah membaca Tasbih, kemudian selesai ?

Setelah membaca Tasbih adalah beristighfar

Jawaban sekaligus perintahnya ada pada ayat :

Maka bertasbihlah dengan memuji TUHANmu dan mohonlah ampun kepadaNYA. Sesugguhnya DIA adalah Maha Penerima Taubat
( QS. An Nashr 3 )

Hendaklah kamu meminta ampun kepada ALLAH agar kamu diberi rahmat
( QS. An Naml 46 )

Dan aku tidak membebaskan diriku ( dari kesalahan ), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh TUHANku. Sesugguhnya TUHANku Maha Pengampun dan Maha Penyayang
( QS. Yusuf 53 )

Selain beristighfar untuk diri sendiri juga beristighfar untuk orang lain, Wahab bin Munabah berkata :
Ditulis dalam kitab Taurat, Barang siapa yang ingin mempunyai badan yang sabar, lidah yang berzikir, hati yang khusyu maka hendaklah dia memperbanyak istighfar mohon ampunan bagi orang mukmin baik laki2 maupun perempuan, muslim laki2 maupun perempun
( Nashaihul Ibad, Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani Al Jawi )

* Apakah setelah membaca Istighfar, kemudian selesai ?

Bisa dilanjutkan dengan membaca sholawat dan perintahnya ada pada ayat :

Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
( QS. Al Ahzab 56 )

Jika ALLAH SWT bersholawat kepada Nabi Muhammad saw, maka seorang hamba ALLAH sejati juga harus mengikuti perintahnya yaitu bersholawat kepada Nabi Muhammad saw
Ada sholawat yang full bersholawat saja dan ada sholawat plus doa / doa memohon ampunan didalamnya

Dalam Zikir Khusuyiyah Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah paling sering bersholawat “Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammadin nabiyil ummiyi wa ala alihi washohbihi wassalim”

Sholawat yang ada doa didalamnya dan yang berkaitan dengan memohon ampunan dan rahmat, contohnya adalah Sholawat Munjiyat dan Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah juga mendawamkan membaca Sholawat Munjiyat

Di dalam Sholawat Munjiyat terdapat kata2 “dengan rahmat itu ENGKAU membersihkan kita dari segala kesalahan / kejelekan”

Didalam Sholawat Nariyah terdapat kata2 yang penting yaitu memohon Husnul Khotimah dan turunnya hujan rahmat.

Kyai Hamid Pasuruan yang terkenal dengan berbagai karamahnyapun juga istiqomah membaca Sholawat Nariyah

Ulama besar seperti Hadratus Syeikh Ahmad Asrori Al Ishaqi ( Ponpes Al Fitrah, Kedinding. Surabaya ) juga dawam / istiqomah membaca Sholawat yang panjang dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani yaitu Sholawat Husainiyah / Sholawat Basyairul khairat / Sholawat Qur’an

Cukup sekian, dan terima kasih sebesar-besarnya atas kesabarannya kepada siapa saja yang telah memposting artikel saya, karena artikelnya saya bagi menjadi beberapa bagian agar tidak terlalu panjang dan tidak menjenuhkan

Sekali lagi dan tak bosan saya sampaikan, hanya ALLAH SWT yang bisa membalasnya dan melipatgandakannya. Aamiin

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262