Sejarah Patrap

Ditulis Oleh Abu Sangkan
Saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang kajian tasawuf, setelah saya kehilangan guru saya, Mamak Abdullah bin Nuh dipanggil ke rahmatullah. sulit sekali saya mencari gantinya, untuk bisa mengenalkan kajian kitab-kitab yang pernah beliau ajarkan setiap ba’da subuh, antara lain kitab Ihya’ Ulumuddin karangan Imam al Ghazali dan kitab Al Hikam karangan Syeikh Ibnu ‘Athoillah Al Iskandary. Kedua kitab ini menjadi bacaan favorit si setiap pesantren di Indonesia, karena merupakan kitab tasawuf yang bisa dipertanggungjawabkan dan sebagai rujukan para ulama sufi.

Pertemuan saya dengan bapak Haji Slamet Oetomo, bermula dari berita seorang teman yang menceritakan bahwa ada seorang yang kasyaf dan mengerti ilmu hakikat makrifat.

Dengan berbekal ilmu dari pesantren, saya berniat ingin berjumpa dan memperdalam ilmu hakikat makrifat secara konkret, bukan teori. Akan tetapi alangkah terkejutnya hati saya, melihat penampilan beliau yang amat sederhana, tidak seperti yang saya bayangkan, berjengot, berjubah dan bersorban.

Sekilas, kita akan meremehkan beliau dari sisi ini, apalagi beliau seorang karyawan sebuah perusahaan, yang jarang terjadi pada seorang ahli dibidang ilmu makrifat melakukan hal ini. Beliau tetap seorang manusia biasa yang bekerja dengan tangannya sendiri. Beliau adalah seorang keturunan ulama besar di Banyuwangi, Mbah Mas Muhammad Shaleh.

Tradisi pengajaran ilmu hakikat makrifat di wi;ayah Banyuwangi selalu mengaitkan silsilah ajarannya kepada Mbah Muhammad Shaleh. Beliau adalah imam masjid pertama pada masa Tumenggung Pringgo Kusumo yang sekarang menjadi mesjid Jami’ di kota Banyuwangi, dan wafat pada tahun 1918.

Bapak Haji Haji Slamet Oetomo, di masa remajanya memegang nasihat buyutnya yang diberikan secara turun-temurun, yaitu : “Kalaulah kamu tidak mau bershalawat kepada Rasulullah, cintailah Rasulullah, Pelajarilah semua ilmu asal jangan mempersulit matimu, yaitu ilmu hakikat makrifat”.

Barangkali berangkat dari sinilah kemudian beliau mencari guru-guru ilmu baik ilmu kanuragan maupun mengenai ketuhanan. Semua aliran sudah dimasukinya, bahkan sampai di tanah Banten. Akan tetapi ia tidak meninggalkan nasihat buyutnya tersebut, yaitu memperteguh bertauhid kepada Allah. Alangkah kecewanya ia pada masa pencariannya, ketika melihat kenyataan bahwa ilmu kanuragan kedigdayaan masih bisa dikalahkan dengan aliran ilmu yang lainnya, jagoan ini dikalahkan dengan jagoan itu, kesaktian-kesaktian itu tidak memberikan manfaat apa-apa terhadap kehidupannya, bahkan beliau sering diberi ilmu oleh beberapa pendekar terkenal, namun anehnya mengapa ilmu-ilmu itu tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya. Maka beliau kembali berpikir, ternyata tidak ada seorangpun yang melebihi kesaktian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya Allah yang Maha Kuat, yang Maha Hebat dan senantiasa memberikan manfaat kepada kehidupan manusia.

Setelah ia menelusuri segala macam aliran dan ilmu, maka nasihat buyutnyalah yang menjadi pemicu semangatnya untuk menemui ilmu hakikat makrifat.

Selama 33 tahun beliau menjalani tafakur, dengan menekuni ketauhidan dan berzikir secara terus menerus baik sambil berdiri, duduk maupun berbaring. Kemudian secara perlahan-lahan banyak yang tertarik untuk nyantri kepada beliau dan terus bertambah hari demi hari sehingga saat ini santrinya banyak tersebar di seantero nusantara maupun di luar negeri.

Beliau banyak membuka cakrawala imu hakikat dengan mudah dan sederhana. Tanpa harus menggunakan bahasa yang sulit. Karena lebih banyak praktek ketimbang bicara. Itulah prinsip dari beliau yang saya tangkap. Dan sebagai santri saya ditugaskan untuk menceritakan kembali hasil kajian ilmu keislaman beliau, dalam bentuk tulisan.

Beliaulah yang pertama kali membuka cakrawala pikiran saya mengenai hakikat makrifat yang sesungguhnya. Walaupun saya sudah membaca banyak kitab di pesantren, tetapi secara konkret saya belum pernah menjalankan kerohanian yang sebenarnya.

Barangkali pengajaran kepada saya di pesantren yang boleh dikatakan sebagai ulama tasawuf dari seorang ulama besar, Mama’ Abdullah bin Nuh di Bogor (penerjemah kitab Minhajul ‘Abidin, Oh Anak, karya Imam Al Ghazali, penyusun kamus bahasa Inggris-Arab-Indonesia). Dalam kuliahnya beliau mengajarkan, bagaimana Al Ghazali menguraikan dasar-dasar makrifatullah dan tanjakan-tanjakan yang harus ditempuh bagi orang yang ingin menjalankan kesufian, salah satunya dengan beruzlah.

Haji Slamet tidak mau disebut Guru. Seringkali dalam setiap pertemuan beliau mengatakan : Saya bukan guru kalian, saya adalah teman seperjalanan menuju Allah, teman diskusi, teman berbagi pengalaman dan …”Watawa shaubil haqqi watawa shaubish shabr.” … saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”. (QS. Al ‘Ashr, 103 ayat : 3). Ayat inilah kiranya yang lebih tepat dalam mendudukkan maqam bapak Haji Slamet Oetomo, tidak lebih!!! Meskipun demikian, saya tidak akan pernah menghilangkan himmah saya kepada beliau, saya tetap menjalankan tradisi pesantren sebagai seorang santri.

Hak beliau untuk tidak mau dianggap sebagai guru, tetapi kewajiban saya untuk menghargai dan tawadhu’ serta menggurukan beliau, tanpa harus mengkultuskan beliau sebagai imam atau guru mursyid, beliau sendiri melarang penghormatan yang berlebih-lebihan karena dapat berakibat syirik.

Hal inipun pernah ditakutkan oleh Rasulullah, tatkala orang-orang mulai memujanya terlalu berlebihan. Rasulullah mengatakan : “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu … ” (QS. Al Kahfi, 18 : 110). Juga Rasulullah mengkhawatirkan umatnya bersikap seperti orang-orang Nasrani yang memuja rahib-rahib dan para Nabi sebelumnya. Sebagaimana firman Allah di bawah ini :

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan juga mereka mempertuhankan Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanyalah disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah, 9 : 31)

Yang menjadikan saya tertarik lebih dalam atas wejangan (nasihat) bapak Haji Slamet Oetomo adalah, “Kita jangan mengubah syariat Islam, akan tetapi justru kita harus mengkhusuki syariat yang sudah ada. Jangan membuat syariat baru, karena shalat dan zikir yang sudah dinash-kan oleh Allah itulah yang kita ikuti”. Sebagaimana firman ALlah dalam surat Al Kahfi, 18 : 110:

“…Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”.

Dari nasihat ini saya teringat pelajaran Al Hikam, salah satu kitab yang sangat mantap ajaran tauhidnya. Didalamnya tertulis pendapat Al Junaed mengenai ajaran tasawuf yang benar, yaitu :

* Mengenal Allah, sehingga antaramu dengan Allah tidak ada perantara (hubungan dengan Allah tanpa perantara).
* Melakukan semua akhlak yang baik menurut sunnaturrasul dan meninggalkan semua akhlak rendah.
* Melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah.
* Merasa tiada memiliki apapun, juga tidak dimiliki oleh siapapun kecuali Allah.

Adapun caranya : Yaitu mengenal Asma Allah (menyebut nama Allah) dengan penuh keyakinan, sehingga menyadari sifat-sifat dan af’al Allah di alam semesta ini.

Adapun gurunya : Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah mengajarkan dari tuntunan wahyu danmelaksanakannya lahir batin sehingga diikuti oleh para sahabt-sahabtanya.

Adapun manfaatnya : Mendidik hati sehingga mengenal zat Allah, sehingga berbuah kelapangan dada, bersih hati dan berbudi pekerti yang luhur dalam menghadapi semua makhluk.

Wassalam,
Abu Sangkan




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

AJIAN LAMPAH LUMPUH

Ini ajian saat berada dalam keadaan darurat dan yang tidak perlu dilakukan bila tidak sangat terpaksa. Sebab pembunuhan itu merupakan dosa yang sangat besar kecuali dilakukan untuk membela diri atau kita berada dalam kondisi peperangan untuk membela agama, bangsa dan negara dari rongrongan musuh.

Dalam khasanah ilmu-ilmu metafisika terapan yang dimiliki kaum pendekar masa lalu , ajian jenis ini yang tergolong sangat mematikan karena apabila Anda menyerang musuh dengan ajian ini, maka musuh anda akan mengalami kelumpuhan dan nyawa musuh anda akan melayang dengan sebab-sebab yang tidak terduga dalam waktu tidak lebih dari tiga hari.

Tiba-tiba musuh Anda akan dihantam energi khodam ajian anda sehingga tenaganya hilang sama sekali dan bahkan dalam beberapa kasus dia akan mengalami kecelakaan, menjadi korban pembunuhan orang lain dan sebagainya. Anda juga tidak mungkin terlacak oleh aparat kepolisian karena ulah Anda tersebut tidak bisa dibuktikan oleh hukum.

Bahkan dalam tradisi dayak meyakini, bahwa ajian jenis ini akan mematikan musuh hingga nyawanya tidak bisa direinkarnasi lagi. Ajian semacam ini juga dimiliki oleh prajurit di Malaka, SIDI ARAB saat bertempur dengan prajurit Siam, CAU PANDAN di abad 15 silam. Meskipun jarak keduanya ribuan mil jauhnya, ajian ini membuat Cau Pandan tubuhnya lumpuh, matanya tiba-tiba buta dan tewas setelah tiga hari mengalami luka dalam dan luka luar dengan pendarahan yang hebat.

Untuk memiliki ajian ini lakunya sebagai berikut:

1. Niat dengan membaca BISMILLAH SAYA BERNIAT MEMILIKI AJIAN LAMPAH LUMPUH

2. Tawasul: ALFATIHAH disampaikan untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarga, Nabi Khidir A.S, Syekh Abdul Qodir al Jailani.

3. Baca mantra berikut ini: WANUKFIKHO FISHUURI FASHO’IQO MAN FISSAMAAWAATI WAMAN FIL ARDLI ILLAA MAN SYA-ALLOOHU TSUMMA NUFIKHO FIIHI UKHROO FAIDZAAHUM QIYAAMUYYANDZHURUN, W A-ASYROQOTIL ARDLU BINUURI ROBBIHAA WAWUDLI AL KITAABU WAJII-A BINNAABIYYIINA WASYSYUHADAA-I WAQUDLIYA BAINAHUM BILHAQQI WAHUM LAA YUZHLAMUN (3 x selesai sholat fardhu).

4. Selesai membaca mantra tiupkan pada telapak tangan Anda untuk mengumpulkan energi gaib.

5. Lakukan puasa biasa tujuh hari mulai hari RABU PON. Berbuka puasa pada jam 12 malam hanya makan kurma tujuh biji dan air putih.

CARA MENGGUNAKAN:

1. Duduk posisi bersila

2. Dengan keyakinan penuh, bayangkan tubuh musuh berada di depan anda duduk.

3. Lakukan langkah mulai ajian lampah lumpuh: NIAT dengan membaca BISMILLAH SAYA BERNIAT MENJALANKAN AJIAN LAMPAH LUMPUH

4. TAWASSUL

5. BACA MANTRA 3 X, KUMPULKAN ENERGI DI TANGAN

6. Pukulkan ke bagian tubuhnya yang mematikan.

7. Tunggu dengan istiqomah lawan anda akan mengalami kematian secara cepat.

***

Ada kalanya, kita akan didatangi oleh utusan korban yang telah kita sakiti dan untuk meminta maaf pada kita dan kita pun memaafkan kesalahannya. Utusan tersebut meminta kita yang mengobati sebab tidak ada dukun/paranormal/ orang pintar lain yang bisa mengobati sakitnya yang sangat parah tersebut. Untuk mengobati caranya sebagai berikut:

1. Duduk bersila di depan orang yang akan disembuhkan.

2. Niat membaca BISMILLAH SAYA BERNIAT MENYEMBUHKAN ………(nama orang tersebut dan nama ibunya) SETELAH TERKENA AJIAN LAMPAH LUMPUH.

3. Tawasul: ALFATIHAH disampaikan untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarga, Nabi Khidir A.S, Syekh Abdul Qodir al Jailani.

4. Baca mantra berikut ini: WANUKFIKHO FISHUURI FASHO’IQO MAN FISSAMAAWAATI WAMAN FIL ARDLI ILLAA MAN SYA-ALLOOHU TSUMMA NUFIKHO FIIHI UKHROO FAIDZAAHUM QIYAAMUYYANDZHURUN, W A-ASYROQOTIL ARDLU BINUURI ROBBIHAA WAWUDLI AL KITAABU WAJII-A BINNAABIYYIINA WASYSYUHADAA-I WAQUDLIYA BAINAHUM BILHAQQI WAHUM LAA YUZHLAMUN (7 x).

5. Selesai membaca mantra tiupkan pada telapak tangan Anda dan sedotlah energi gaib yang ada di tubuhnya.

6. Selanjutnya suruh si sakit untuk menjalani pengobatan medis. Pengobatan akan memakan waktu relatif cukup lama karena sakitnya yang luar biasa.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262