HIKMAH & WIRID

PANGERAN SUKEMILUNG

Assalamu’alaikum wr,wb santri KOS yang kami mulyakan…artikel ini terdiri dari dua bahasan mengenai Wirid dan Doa. Berisikan penjelasan mengenai serba-serbi yang patut diketahui mengenai wirid dan doa. Bagian ini adalah yang pertama dari dua bahasan tersebut. Semoga penjelasan yang kami nukil dari berbagai kitab ini dapat menambah wawasan kita dan membuka cakrawala berpikir yang lebih baik. Dengan itu dapat menjadi pondasi bagi seseorang yang menyukai hal-hal supranatural, bagaimana memilah suatu wirid dan berdoa. Sehingga hal itu dapat mengantarkan maksud dan tujuan sebagaimana mestinya. Selamat membaca…

1.Pengertian Wirid Dan Manfaat Merutinkannya.

Mungkin anda pernah mendengar istilah ini,Wiridan. Cobalah untuk bertamu ketempat teman atau saudara sesaat setelah waktu sholat, mungkin anda akan disambut pemilik rumah dengan ucapan “ tunggu sebentar, sedang wiridan.” Istilah ini begitu popular sekali bagi kaum muslimin, khususnya warga Nahdliyyin yang notabene aktivitas ibadahnya tidak pernah absen dari kegiatan yang satu ini.Anak-anak mudanya apalagi kalangan santri yang melihat diantara mereka ada yang mempunyai bacaan-bacaan yang panjang pasti akan mengeluarkan ucapan “ wah, wiridannya kenceng .”

Tapi apa sebenarnya bentuk dari aktivitas yang satu ini? “ Wiridan” (wird ; bahasa arab), adalah kata yang biasa diucapkan dan telah menyatu dalam bahasa masyarakat kita khususnya kalangan santri dipondok-pondok pesantren.Asal katanya “ warada “artinya hadir,datang,sampai ( Mukhtar-Ashshahah, Muhammad Abu Bakar Ar-Razi ).Kemudian secara terminalogi menjadi istilah untuk berzikir dan berdoa sesuai dengan `aurad` ( jamak dari kata wirid ) yang datang dari Nabi Saw, para sahabat, maupun para ulama “ waratsatul Anbiya /wali.”

Istilah lainnya adalah “ Istighatsah” artinya memohon pertolongan kepada Allah secara langsung pada saat terjepit.Kata “wirid” dalam Al-qur`an sebagai berikut :

1.QS.28 Al-Qashash :23

و لما ورد ما ء مدين و جد عليه ا مة من الناس يسقون

“ Dan tatkala ia sampai disumber air negeri madyan ia menjumpai disana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya)

2.QS.12 Yusuf : 19

و جا ء ت سيا رة فا ر سلو ا وا رد هم فاداى دلوه

“ Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir ,lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya …”

3.QS.50 Qaaf : 16

ولقد خلقنا الانسن ونعلم ماتوسوس به نفسه,ونحن اقرب اليه من حبل الوريد

“ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

4.QS.55 Ar-Rahman : 37

فاءذا انشقت السماء فكانت وردةكالدهان

“ Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti ( kilapan ) minyak”

Dengan demikian amalan wirid diharapkan menjadi pengantar kesegaran ruhani dan bagian erat keseharian kita dan masyarakat , untuk memperoleh keselamatan, kebahagiaan, keberuntungan, ketentraman, kedamaian, tercukupi segala kebutuhan dan terpenuhi keinginan yang dimaksud dalam berbagai aktivitas mencapai ridha Allah SWT.Bahkan Hujjatul islam imam Al Ghozali telah mengatur wirid-wirid tertentu dalam kitab Bidayatul Hidayah.Para syekhul islam banyak menyusun kitab-kitab wirid dikarenakan banyaknya keberkahan, keuntungan yang didapat dari aktivitas ini. Ayat-ayat Alqur’an yang menunjukkan kepada masalah tersebut antara lain firman-firman Allah Ta’ala :

واتل مااوحي اليك من كتاب ربك لامبدل لكلمته ولن تجد من دونه ملتحدا واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم با لغداة والعشي يريدون وجهه ولاتعد عيناك عنهم تريد زينة الحيات الدنيا ولاتطع من اغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان امره فرطا

“ Dan engkau bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari kitab Tuhanmu,tidak ada perobah yang dapat merobah Kalimat-kalimatNYA, dan engkau tidak akan menemukan selain dariNYA tempat bersandar dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Tuhannya dipagi dan petang demi mendambakan keridhaanNYA dan janganlah engkau memalingkan perhatianmu dari mereka karena menginginkan perhiasan duniawi dan janganlah engkau patuhi orang yang kami lupakan hatinya dari mengingat kami dan dia senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan adapun tindakannya berlebih-lebihan.”

Pada dasarnya wirid berhubungan erat dengan kemaslahatan hidup. Dengan terus-menerus menjaga hubungan kita dengan sang Pencipta, kita akan berada terus dalam pengawasan-NYA. Aktivitas wirid adalah sarat dengan permohonan dan doa. Dalam Islam sangat ditekankan sekali agar seorang muslim selalu berdoa. Seorang yang mendapat ridho dan rahmat-NYA niscaya akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.

Kebahagian itu tidak mesti dengan berbentuk harta yang melimpah. Karena bisa saja berupa yang lain, seperti anak-anak yang cerdas, istri yang sholihah, disukai tetangga, hidup yang sehat jauh dari penyakit, pekerjaan lancar dan lain sebagainya.Tapi mesti diakui kita tidak bisa melepaskan dan mengingkari kemanusiaan kita yang memiliki nafsu, termasuk nafsu duniawi. Selama yang kita minta tidak bertentangan dengan agama, yang masih dalam jangkauan Ridho dan Rahmat Allah SWT, maka hal itu tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah Niat kita. Niat yang benar niscaya akan mendatangkan keberkahan.

Lalu wirid yang terbaik adalah membaca Alqur`an “ Barangsiapa ingin berdialoq dengan Allah, maka bacalah Alqur`an,” begitu sabda Rasulullah SAW. Dialoq dengan Allah adalah wirid yang paling indah. Setelah itu kalimat Thayyibah seperti La Ilaha Illallah. Allah menjaminkan surga bagi siapa pembaca kalimat itu. Lainnya adalah Istighfar, shalawat, tahmid, tasbih, Asma al-Husna, doa-doa ma`tsur dari Rasulullah. Selanjutnya kenapa kita tidak membiasakan aktivitas ini, setelah tahu manfaat yang bisa kita peroleh begitu nyata dan besar ?

2.Rahasia waktu, bilangan bacaan dan huruf.

Pada saat anda menerima ijazah wirid, pernahkah terpikir kenapa wirid harus dibaca dengan memperhatikan waktu-waktu tertentu ?ada yang mesti dibaca ba`da sholat fardhu, atau cukup dibaca ba`da maghrib dan shubuh saja, atau hanya satu kali dalam sehari semalam?Dan pernahkah anda memperhatikan untuk sebuah wirid mesti mempunyai hitungan tersendiri.Kenapa tidak kita baca saja saja sesuai dengan keinginan hati kita ?

Setiap kali Allah menciptakan sesuatu tentu ada maksud dan rahasia sendiri. Termasuk Waktu adalah salah satu rahasia yang tidak dipahami orang-orang awam. Hanya sedikit dari mereka yang bisa memahami ini. Yang sedikit itulah dari para Ulama-ulama Hikmah (baca:Waliyullah) yang dapat memahami asror dibalik penciptaan ini.Ketentuan waktu dibaca waktu shubuh, asar, maghrib dan isya memang berhubungan dengan rahasia dalam sholat.Allah SWT menciptakan jumlah rakaat yang berbeda, walaupun ada yang sama seperti zhuhur, asar dan isya yaitu empat rakaat. Maghrib tiga rakaat dan shubuh dua rakaat. Jelas kalau kita hubungkan dengan ilmu falaq sangat besar pengaruhnya.

Coba perhatikan, terkadang ijazah wirid sering sekali harus dibaca ba`da shubuh dan maghrib, karena kedua waktu itu mempunyai keistimewaan yang berbeda. Sekali lagi, setiap waktu memiliki kelebihan dan keistimewaan. Satu contoh, doa-doa Rasulullah SAW banyak yang terkait dan dibaca pada waktu shubuh dan malam hari. Diantaranya “ Allahumma inni asbahtu…”

Kalau kita bisa melihat, waktu-waktu mustajabah yang diberikan oleh Allah SWT itu justru pada waktu shubuh, plus nilai tambah pada saat pergantian waktu malam ke siang yang berkhasiat bagi kesehatan. Yaitu sejak matahari memancarkan sinarnya. Yang merupakan awal hari untuk beraktivitas. Dengan membekali diri untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dengan mengaplikasi bacaan-bacaan saat shalat shubuh agar menjadi bekal kita hingga sore harinya.

Pada saat pergantian hari itulah kita dihadapkan pada satu kelemahan. Terkadang disebabkan aktivitas dan lingkungan ikut terpengaruh kedalam tubuh, jasmani maupun rohani. Satu kelemahan yang sangat jelas, saat kita membutuhkan penjagaan Allah. Karena itu kita memerlukan bacaan-bacaan tertentu. Bacaan-bacaan yang berbeda tapi memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Dan waktu malam adalah saat yang penuh dengan kelalaian. Disinilah seorang harus membekali diri dengan penjagaan Illahiyah. Sudah dimaklumi, saat seperti inilah penuh dengan biasg-bayang jerat dari iblis dan sekutu-sekutunya. Orang-orang yang iri dengan hak dan rezeki orang lain akan melancarkan serangan pada waktu malam. Berusaha menghancurkan mereka yang lalai dari perlindungan Allah SWT.

Berusaha melindungi diri dengan memohon penjagaan dari Allah SWT adalah yang terbaik. Tidak hanya untuk diri pribadi, tapi untuk keluarga dan semua yang dikasihi. Memohon penjagaan dan keberkahan dari Allah SWT untuk urusan dunia dan akhirat. Disinilah fungsi dan tujuan dari wirid tersebut. Perhatikan ayat berikut ini,

وهو الذى جعل الليل والنهار خلفة لمن اراد ان يذكر او اراد شكورا

“ Dan Dialah yang menjadikan siang dan malam silih berganti untuk siapa yang mengingat Allah atau ingin mensyukurinya “

Sebagian dari ulama mengatakan makna ‘ khilfatan ‘ pada ayat tersebut yaitu ‘ yang satu mengiringi yang lain.’ Dan hal itu adalah untuk agar apa yang tak sempat dikerjakan diwaktu siang masih dapat dikerjakan (diqhodo’i) pada malamnya, yaitu waktu-waktu untuk berzikir dan bersyukur. Juga dengan adanya pergantian siang dan malam maka akan dapat pula diketahui batasan-batasan waktu, selain beraneka ragam amal-amal ibadah dan amal-amal baik lainnya dapat dikerjakan sesuai dengan waktu-waktunya. Untuk masalah itu terdapat pemberitahuan dari Rasulullah SAW, yaitu sabda Beliau,” hamba-hamba yang paling disukai Allah adalah mereka yang senantiasa memperhatikan matahari dan bulan dan pertukaranya demi untuk berzikir pada Allah Ta’ala.”

Allah tidak pernah meminta bantuan kepada siapapun.Karena DIA Maha Besar dan Maha Agung.Tapi DIA menjadikan sesuatu ada pembantu/penjaganya.Termasuk ayat-ayat atau doa-doa yang diturunkan. Tugas dari penjaga (khodam) ayat atau doa tersebut adalah mendoakan agar sipembaca ayat atau doa itu dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Memang benar, setiap huruf Hijaiyyah memiliki kandungan asrar (rahasia) masing-masing. Yang mengetahui hal tersebut adalah orang yang ahli al-asrar atau ulama tertentu. Ulama-ulama yang memahami ilmu ini biasanya Ulama Ahli Hikmah. Tidak jarang mereka mengetahui makna dan penggunaannya, misalkan huruf Alif Lam Mim, Ha Mim, Alif Lam Ro, Yaa Siin, dan seterusnya.

Ulama-ulama Hikmah yang menemukan formula bacaan suatu wirid dapat mengetahui asror dari bacaan-bacaan tersebut. Dari merekalah kemudian dapat diketahui nilai plus dari suatu bacaan. Hasil penyelidikan metafisis itulah akhirnya kita bisa mengetahui, sebagai contoh kenapa surat At-Tholaq ayat 2-3 banyak digunakan untuk wirid penarik rezeqi ? atau kenapa jika ayat Qursy dibaca 3 kali dengan menahan nafas pada bagian tertentu berfungsi untuk meredam niat jahat seseorang ?

Tidak usah kita memperpanjang bagian ini. Cukuplah untuk kita mengambil manfaat dari apa yang mereka tinggalkan. Mengambil apa yang mereka ajarkan. Dan menerapkan dalam kehidupan.

3.Kedudukan wirid dalam Agama dan kaitannya dengan Ijazah.

Masih jelas sekali dalam benak saya,pertama kali menerima ijazah sang guru menjabat tangan saya dan berucap,” Ajaztuka “ spontan saya mesti menjawab “ Qobiltu !” yang berarti serah terima wirid dianggap sah.Tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak beruntung mempunyai guru atau yang mengambil wirid berdasarkan buku atau melalui sarana/media tertentu misalnya?Apakah bisa dan sah jika wiridnya diamalkan? Bagaimana keberkahan wirid yang seperti ini? Manjur atau tidak bermanfaat sama sekali?

Mengenai ini pernah dibahas Syaikhina Al-Mursyid Habib Lutfi bin Yahya, beliau mengatakan untuk mereka yang mengambil bacaan wirid tidak langsung dari seorang guru hendaknya sedapat mungkin bersikap bijaksana. Karena bacaan wirid yang termaktub dibuku memiliki ijazah yang bersifat `ammah (umum). Sebab sang Muallif memberikannya secara bersama-sama kepada semua umat tanpa melihat kondisi umat secara langsung.

Namun agar ijazah tersebut bisa mengantar kita dalam mencapai peningkatan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, hendaknya mengikuti apa yang telah digariskan atau dicontohkan oleh Baginda Nabi SAW, sahabat, tabiin, tabiit-tabiin , yang itu tidak terdapat dalam penjabaran ijazah tersebut. Baik itu i`lan atau peringatan, maupun i`bar atau pemberitahuan dari para mualif tersebut. Sekalipun Ijazah tersebut sudah diberikan secara `ammah, tetap saja memerlukan seorang guru.

Selanjutnya beliau mengatakan, guru disini berfungsi sebagai penyambung lidah dalam bentuk ijazah `Ammah.Guru-guru atau Ulama tersebut adalah orang yang tahu persis dosis dan kemampuan orang yang menerima dan mengamalkan muamalah itu.Disinilah penting dan tingginya nilai seorang Guru, khususnya untuk menerapkan ijazah-ijazah yang `Ammah didalam kitab/buku tersebut.

Kalau sudah begini, berarti mengamalkan wirid yang didapat dari buku berarti sia-sia ? Jawabnya “ TIDAK !” karena ada atsar yang mengatakan,” Sesungguhnya Ilmu dan Hikmah itu adalah milik kaum muslim yang hilang, maka ambillah dimanapun dia berada.”

Selanjutnya Habib Lutfi mengatakan, “… Ambil dan teruskan bacaan-bacaan wirid tersebut sebagai satu bentuk nilai ibadah,…selanjutnya sesegera mungkin dimintakan ijazah kepada Ulama/guru yang memahami bidang tersebut…” Dalam dunia Wirid, Ijazah diperlukan dalam rangka menata hati supaya lebih mantap dan untuk mencapai pendekatan yang sempurna kepada Allah SWT.

Secara garis besar peran guru diperlukan dalam semua disiplin ilmu. Adanya seorang guru, permasalahan apapun dapat segera menemui jalan keluar.Berbeda dengan yang mencari jawaban sendiri, meskipun bisa dapat dipastikan tidak akan sempurna.

Perhatikan hadist berikut ini, Rasulullah bersabda :

“ Ilmu merupakan perbendaharaan. Kuncinya adalah bertanya, karena itu bertanyalah semoga Allah melimpahkan Rahmat kepada kalian.Sehubungan dengan masalah ilmu ini, ada empat kelompok orang yang memperoleh pahala, yaitu orang yang bertanya, orang yang mengajarkan, orang yang mendengarkan, dan orang yang mencintai ketiganya.” (HR.Abu Nuaim dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib KWH).

Bertanya adalah kunci untuk memahami rahasia ilmu dan menyingkap keghaiban didalam hati. Menurut Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Shohibur Rotib), ilmu itu seperti harta benda dirumah yang tidak dapat diambil kecuali dengan kunci. Begitupun ilmu para Ulama dan Arifin, tidak akan dapat dipelajari dan diambil manfaatnya, kecuali dengan mengajukan pertanyaan secara jujur dan dengan keinginan yang kuat serta adab yang baik. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa wirid menempati kedudukan yang penting dalam agama dan mempunyai kelebihan tersendiri.As-syaikh Al-Umari, pengarang kitab Bahrul Anwar mengatakan “ ketahuilah bahwa yang membuat jiwa dan hati manusia jernih dan murni, sumbernya ialah dia berada ditempat-tempat yang dekat disisi Allah dan tempat bersaksi kepada-NYA. Selain dari itu untuk seseorang bisa sampai ketempat itu dia harus menggunakan sebab-sebab yang dapat menyampaikannya kesitu, serta berjalan dengan mengikuti rambu petunjuk yang telah tersedia dijalan kearah tempat itu. Adapun sebab yang harus digunakan dan jalan yang harus dilalui dan rambu yang arahnya harus diikuti adalah mengerjakan wirid-wirid.”

Al-Imam Habib Abdurrahman bin Muhammad Asseqaf mengatakan “ Barangsiapa yang tak mempunyai amalan wirid disetiap harinya, maka tak ubahnya dia seperti seekor binatang kera.” Wirid merupakan sebab bersihnya hati. Membuat jiwa jernih dan suci. Yang dapat melepaskan kekotoran-kekotoran yang diakibatkan oleh syahwat yang tadinya menempel dan melekat padanya. Ibarat karat yang menempel pada besi.

Selanjutnya Syaikh Umari mengatakan bahwa Allah dengan HikmahNYA , dijadikan-NYA didalam semua bentuk peribadatan yang berlaku terdapat sesuatu untuk pengetuk dan pembuka pintu alam-alam ghaib. Maka barangsiapa melaksanakan semua amal ibadahnya dengan memenuhi semua syarat dan adabnya, maka alam ghaib tidak lagi tertutup bagi dirinya.Dengan sebab itulah wirid dapat mengangkat derajat seseorang. Seseorang yang menjaga wiridnya dari hari kehari sama artinya berada dalam penjagaan Allah SWT terus-menerus.

Mengenai memilih Wirid dan zikir, sebagian ulama mengatakan sudah seharusnya seseorang memilih untuk dirinya dan menentukan zikir-zikir yang sesuai dengan kemampuannya yang dirasakannya ringan bagi dirinya, karena itu akan membantu untuk merutinkan dan menekuninya, serta akan tetap terpelihara kestabilan semangatnya dan tidak mengalami kejenuhan sehingga dia akan dapat mencapai tujuannya dengan mudah. Ketahuilah bahwa Allah memberikan bantuan-NYA kepada seseorang hamba sebesar kadar niat orang itu sendiri.

Disinilah terjadi peran guru. Guru yang bijaksana akan mengetahui kapasitas batin si murid. Tidak mungkin murid yang punya sifat malas diberi amalan yang panjang dan lama. Begitu juga karakter seseorang akan menentukan jenis wirid yang cocok untuk dibaca. Guru yang sempurna ilmunya lahir dan batin, akan ‘membaca’ pribadi si murid semata-mata untuk kebaikan dirinya. Tidak jarang kita mendengar ada Ahli Wirid yang mengalami ‘ kegoncangan ‘ / gangguan kejiwaan karena berlebihan ‘ dosis ‘ wiridnya. Biasanya adalah bacaan-bacaan Hizib yang memang sangat riskan sekali diijazahkan secara ‘ammah ( umum ). Karena doa-doa yang mempunyai ‘ dosis ‘ besar tidak akan terbuka begitu saja asror / rahasianya sebelum si pengamal di uji terlebih dahulu. Sekali lagi ! jika kita mendapatkan sebuah bacaan wirid alangkah baik dibawakan kepada ahlinya. Setidaknya hal itu akan membuat kita lebih aman dan mantab dalam pengamalannya. Apalagi jika bacaan itu berbentuk Hizib, yang notabene memang termasuk amalan ‘ kelas berat@@@

SERBA-SERBI D O A

1.DOA DAN SEGALA PERMASALAHANNYA

Doa secara bahasa berarti panggilan. Ketika engkau berkata “ aku berdoa kepada si fulan “ ketika engkau memanggilnya sudah tentu engkau berharap dia menjawabmu. Secara istilah, doa berarti permohonan dari pihak yang lebih rendah kepada pihak yang lebih tinggi, dengan cara kita merendahkan diri. Saat kita berkata “ Aku memohon pada-MU ya Allah !” ketika itulah kita memohon dengan merengek merendahkan diri kita dihadapan-NYA, penuh harap atas kebaikan-NYA.Ketahuilah ! doa sungguh punya keutamaan Agung dan pahala yang besar. Doa adalah senjata untuk mengalahkan musuh, benteng dari marabahaya. Dengan Doa berbagai kebutuhan tercukupi, tercapai dan berbagai kesulitan teratasi.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata,” Doa mengandung kunci-kunci kesuksesan, kunci-kunci kebahagiaan. Sebaik-baik doa adalah yang berasal dari hati yang suci dan bersih.” Allah berfirman ketika memerintahkan untuk berdoa dan menjamin pengabulannya,

ادعوني استجب لكم

“ Berdoalah kepada-KU, niscaya Aku kabulkan untuk kalian.”( Al-Mukmin {40}:60 )

واذا سالك عبادي عني فاني قريب اجيب دعوة الداع اذا دعان فايسجيبوالي وليومنوا بي بعلهم يرشدون

“ Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-KU dan hendaklah mereka beriman kepada-KU agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah {2} : 186)

قل ما يعبا بكم ربي لولل دعاوكم

“ Katakanlah (kepada kaum musyrik) :” Tuhanku tidak mengindahkan kalian, melainkan kalau ada ibadah kalian.”

( Al-Furqan {25} : 77 )

Ayat-ayat diatas jelas mengandung anjuran untuk berdoa, jelas pula bahwa doa bisa menjadi pencegah dari musibah.Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa yang yang diucapkan dengan hati yang lalai dan membelakangi/membangkang. Karena itu jika berdoa menghadaplah kepada Allah dengan sepenuh hati, dan yakini bahwa doa itu akan terkabul.Dalam satu hadist disebutkan,” Seorang lelaki menyuapkan satu suapan haram kemulutnya, niscaya Allah tidak akan mengabulkan doanya selama 40 hari. Dalam hadist lain,” Sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa seorang hamba yang diperutnya ada makanan haram, atau dia pernah berlaku zalim kepada sesame makhluk Allah.” Disebutkan pula bahwa berdoa dengan tetap memakan makanan haram sama halnya dengan membangun diatas air.

Inilah hambatan paling berat bagi terkabulnya sebuah doa. Doa memiliki berbagai syarat dan adab. Karena itu jadikan berbagai syarat dan adab itu sebagai persiapan untuk berdoa. Ada 3 perkara yang setidaknya mesti diindahkan seorang pendoa :

Pertama, iktikad yang shahih. Artinya benar-benar meyakini apa yang diajarkan Nabi SAW dan para salafush shalihin/Wali kedalam dirinya. Dan mengharapkan terkabulnya doa/ijabah dengan lantaran keberkahan dari doa yang mereka susun ataupun karena pribadi mereka yang dekat kepada Allah SWT.

Kedua, menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah ketika berdoa dan meyakini akan RahmatNYA. Allah berfirman :

فادعوا الله مخلصين

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-NYA” ( Al-Mukmin {40} : 14 )

Ketiga, sebaiknya membaca doa dengan benar, berhati-hati agar tidak salah baca. Dalam kitab Iddatu-Ddai, ibn Fahd berkata,” maksudnya bacaan yang salah dari sebuah doa tidak akan sampai/naik kepada Allah adalah, Para malaikat hafadzah (penjaga) akan ‘menyensor’ terlebih dahulu kesalahan baca itu, berikut konsekwensi perubahan-perubahan maknanya. Allahpun tidak akan menjawab doa berdasarkan bacaan yang salah, melainkan Dia akan menjawabnya berdasarkan maksud si pendoa. Allah dengan sifat RahmanNYA akan mengabulkan maksud sipendoa walaupun dia tidak fasih dalam melafalkan doa.

Selanjutnya perlu di perhatikan pula bahwa, kalaupun doa telah memenuhi syarat-syarat diatas terkadang pengabulannya di akhirkan juga. Yakni pengakhiran ini dimaksudkan untuk kemaslahatan sipendoa itu sendiri. Atau bisa saja Allah mencintai hamba-NYA dan senang mendengar rintihan doanya, mengecilkan diri dan mendesak-desak permohonannya kepada Allah. Dengan begitu pengabulannya sengaja tidak disegerakan supaya ia sering kembali kepadaNYA.

Diriwayatkan Jabir bin Abdullah, Nabi SAW bersabda,” Seorang hamba berdoa kepada Allah dan Allah mencintainya, maka Allah berkata kepada Jibril,” Penuhi permintaan hambaKU ini, tapi tunda dulu ! karena aku senang mendengar rintihan suara doanya.” Disisi lain seorang hamba berdoa kepada Allah dan Allah membencinya, maka Allah berkata kepada Jibril,” Penuhi kebutuhan hambaKU ini segera, karena aku benci mendengar rintihan doanya.”

Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Tholib berkata.” Bisa jadi pengabulan doa seorang hamba diakhirkan, supaya pahala sang pemohon jauh lebih besar karunia kepadanya jauh lebih melimpah. Jika kita bisa memahami ini, tidak usahlah meragukan doa ketika pengabulannya belum kunjung jua (diakhirkan), karena itu semata untuk kemaslahatan dirimu juga. Karena sungguh tidaklah ragu terhadap ayat-ayat Allah kecuali orang-orang kafir.

Begitu juga sangat dianjurkan sekali untuk berdoa dengan cara Bertawasul. Mengenai ini sudah sangat jelas sekali dalilnya. Banyak cara bertawasul, misalnya dengan membaca asma-asma tertentu, dengan doanya orang sholeh, ataupun dengan amal saleh yang pernah kita lakukan. Mengenai bertawasul ini dapat diketahui contohnya dari satu hadist mengenai Nabi Adam A.S, tatkala dia berkata,” Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMU dengan kemuliaan Muhammad disisiMU agar engkau mengampuni semua kesalahanku.”

Begitu juga dengan bacaan-bacaan yang mengandung asma-asma Allah alhusna sangat dianjurkan sekali, sebab dengan itu dapat terbuka semua kesulitan dan memudahkan maksud dengan sebab kemuliaan dan sifat Rahman Allah SWT.

2.Sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh seseorang yang akan berdoa.

Kami ringkaskan bagian ini dari kitab Al-Qirthas, syarah Ratib Al-Attas. Disitu disebutkan bahwa sebagian dari adab-adab dalam berdoa adalah harus bersihnya dhohir dan bathin, juga pakain dan tempat melaksanakannya, kosongnya perut dari makanan haram, memakai harum-haruman dan didahului dengan melakukan amal-amal shaleh dan bersedekah walau hanya dengan sesuatu yang sedikit. Kemudian memperbanyak melakukan ( doa ) setelah mengerjakan shalat-shalat wajib atau lewat tengah malam. Ini mengacu pada hadist yang telah diriwatkan oleh Attirmizi dari Abi Umamah Al-Bahili r.a dia mengatakan bahwa telah ditanyakan kepada rasul Allah SAW,” Doa yang bagaimana yang lebih didengar ?’ dijawab oleh beliau SAW dengan sabdanya “ dipenghujung akhir tengah malam dan seusai shalat-shalat yang wajib.”Selanjutnya dijelaskan bahwa sebaiknya doa dilakukan dengan menghadap kekiblat dalam keadaan terbuka kepala tidak tertutup dengan menundukkan kepala dan memusatkan pikiran dan bergairah dengan kemauan serta semangat yang sungguh-sungguh. Berkeyakinan kuat akan terkabulnya doa dengan berbaik sangka kepada Allah SWT. Disertai rasa takut dan hormat, seperti yang dimaksud dalam ayat :

ويدعوننا رغبا ورهبا

“ Dan mereka meminta kepada kami dengan penuh semangat dan rasa takut.”

Kemudian perlu juga diperhatikan cara pengucapannya yaitu dengan perasaan memelas dan jangan dilagu-lagukan. Kemudian bagi yang mendengarkan agar turut meng-Amin-kan.Jika hendak berdoa usahakanlah pada waktu-waktu dan tempat-tempat yang mempunyai keberkatan dan keistimewaan tersendiri. Seperti didalam masjid atau pada waktu lewat tengah malam. Atau pada saat turun hujan lebat, pada malam/siang hari jum’at dan saat matahari akan terbenam dihari itu, dan juga disore hari kamis.Ketika imam sedang duduk diantara dua khotbah, ketika sebelum mengucapkan AMIN dalam setiap shalat (diakhir setiap Fatihah), juga dihari Arafah, juga setelah bersuci baik wudhu maupun mandi janabah yang wajib ataupun sunahnya, juga mandi sunah lainnya seperti mandi sunah Taubat, mandi sunah Jum’at, mandi sebelum Ihram dan mandi sunah hari lebaran.

Kemudian sepanjang bulan Ramadhan disiang maupun malamnya, juga setiap hari biasa disetiap kedua penghujung malamnya ( maghrib dan fajar ), saat berkecamuknya peperangan antara umat islam melawan kuffar, saat setelah diucapkan iqamatis shalat, pada saat sujud, setelah membaca / meghkatamkan Alqur’an, saat minum air zam-zam , saat menutupkan mata orang mati.

Juga ditempat-tempat suci dan dalam keseluruhan peribadatan ditanah Haram Makkah dan Madinah dan Baitul Maqdis, juga didekat Maqbarah ( kuburan ) Nabi terutama Maqbarah Nabi Muhammad SAW, juga tatkala berada didekat guru baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal, saat berbuka puasa sebelum makan/minum.

Termasuk juga dari adabnya adalah mengangkat tangan sebatas tinggi bahu dan perut telapak tangan ditadahkan keatas dan membalikkannya tatkala beristiazah (minta ditolakkan) seperti memberi isyarat menolak sesuatu atau ketika meminta agar dihindarkan dari suatu kejahatan. Dan dalam kedua hal itu tangan tetap telanjang. Membuka doanya dengan kata pujian, tahmid, tasbih dan beristighfar kepada Allah serta bershalawat atas Nabi Muhammad SAW.

Janganlah dikira arti ridho terhadap qadha adalah meninggalkan doa, atau membiarkan saja anak panah yang dibidikkan kearah dirinya tanpa usaha untuk menangkisnya dengan tameng, sehingga membiarkannya mengenai dirinya. Sedangkan dia berkemampuan untuk menahannya dengan perisai. Termasuk dalam Ridho terhadap qadha adalah berusaha mencapai apa yang disukai Allah melalui penyebab untuk memperolehnya. Meninggalkan asbab adalah sesuatu yang berlawanan dengan apa yang di ridhaiNYA. Doa adalah tameng/perisai dari ketentuan Allah. Dengan sebab berdoa ketentuan yang tidak disukai tidak akan mengenai secara vital. Hal ini berbeda dengan orang yang membiarkan saja semua ketentuan yang berlaku yang berpendapat bahwa apapun yang ditaqdirkan sudah seharusnya diterima apa adanya. Jika sudah begini tidak ada gunanya Doa.

Sebetulnya dengan penjelasan yang ada dan tersebut diatas tidak perlu untuk menambahinya lagi dengan penjelasan lainnya. Namun perlu disinggung sedikit agar dapat lebih mudah dipahami, karena tujuan kami adalah untuk lebih menguatkan keyakinan pembaca dan menambah gairah untuk mengamalkannya. Bahwa sebagian orang (golongan) berpendapat bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan doa ( baca :khasiat-khasiat amalan/doa ) hal itu merupakan sesuatu yang tidak jelas dan tidak nyata dan tidak ada buktinya atau dengan kata lain tidak ada kepastiannya dan diluar rumus-rumus ilmiah. Lebih jauh mereka mengatakan bahwa apa yang disampaikan (para Ulama) mengenai hal itu adalah cerita bikin-bikinan saja. Dan tidak puas dengan itu, mereka juga mengajak orang lain untuk mengikuti dan membenarkan pendapat mereka.

Kami nukil penjelasan ini dari guru kami Al-Habib Muhammad bin Ali Syihab. Berkenaan dengan adannya sebagian orang yang berpendapat ‘nyeleneh’ seperti itu. Karena tidak semua umat punya kemampuan memahami dan mempelajari hikmah dari suatu doa. Berikut ini penjelasannya :

“ Untuk mengarahkan kepenjelasan yang dimaksud itu maka akan kami antar dengan cara menjelaskan arti kata-kata yang sering terdengar yaitu ILMUL YAQIN,AINUL YAQIN dan HAQQUL YAQIN, walaupun mungkin hal itu sudah dimengerti namun tetap saja ada kemungkinan ada yang belum memahaminya. Terutama dari kalangan Pemuda yang kebanyakan dari mereka tidak berkesempatan memperhatikan hal demikian dengan teliti apalagi mempelajarinya dengan seksama. Dan faktor penghambatnya adalah pengetahuan tentang bahasa, dan kalaupun ada juga hanya sebatas mereka mendapatkan dari hasil “ nguping “ sepintas saja.
ILMUL-YAQIN

Ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan Ilmul-Yaqin adalah satu lukisan kata-kata tentang sesuatu yang diperoleh dengan cara menyimak dan diyakini kebenarannya. Dan sifat keyakinannya itu adalah hanya berdasarkan kepercayaan sipenyimak terhadap orang yang `menjelaskan/memberitahukan kepadanya. Sampai dia mengetahui sesuatu yang dimaksud, hanya saja pengetahuan tentang itu masih berupa gambaran atau lukisan sebab dari penjelasan tadi. Bahwa begitu adanya atau bentuknya atau begini masalahnya atau begitu nanti jadinya atau seperti itu prosesnya, namun dia sendiri belum pernah menyaksikan sesuatu yang dilukiskan itu bagaimana yang sebenarnya. Namun meyakini penjelasan itu adalah benar dan betul adanya.

AINUL-YAQIN

Kemudian berdasarkan pengetahuan yang berupa gambaran/lukisan kata-kata yang didengarnya dan diyakininya itu, dia mencoba mengadakan praktek, jika hal itu merupakan suatu cara yang harus dipraktekkan atau mencarinya agar dapat menemukannya jika hal itu merupakan sesuatu yang telah berwujut fisik. Sehingga dia akan melihat hasil dari prakteknya itu, atau bagaimana rupanya, atau bagaimana hasilnya jika dikerjakan. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang diberitahukan kepadanya, maka berarti pengetahuannya tentang itu telah meningkat sampai ketingkat pembuktian yaitu telah disaksikan sendiri dan begitulah yang dimaksudkan dalam pemberitahuan yang telah diterimanya. Dan betul telah dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa hal itu benar sesuai dengan kenyataan yang dilukiskan. Sampai tingkat ini hal itulah yang disebut sebagai Ainul-Yaqin.

HAQQUL-YAQIN

Pengetahuan yang telah didapat tadi dan diyakini kebenarannya mungkin saja masih diliputi dengan keraguan, apakah hal itu akan selamanya demikian atau masih ada peluang terjadinya perubahan-perubahan. Maka diulanginya lagi percobaan-percobaannya dan setelah ternyata hasilnya tetap sama, maka hilanglah keraguan tentang yang diketahuinya. Diapun menjadi tahu betul dan meyakini sepenuhnya tanpa ada keraguan sedikitpun terhadap apa yang diketahuinya itu. Dan inilah yang disebut Haqqul-Yaqin.

Untuk yang terakhir ini dapat pula dikatakan hal itu berupa pengetahuan yang dapat dirumuskan yang disebut rumusan ilmiah seperti yang telah populer, yaitu siapa saja yang menggunakan resep yang sama, cara dan bahan yang sama, dosis dan alat yang sama, dia akan mendapatkan hasil yang sama pula dan dapat dilakukan kapan saja.

Mungkin ada yang berkata, apa kaitannya penjelasan ini dengan rahasia dibalik doa ? yang kami maksud adalah bahwa doa dapat membuat reaksi pada alam disekitar kita dan akan menimbulkan suatu proses ghaibiyah. Ketahuilah bahwa dalam bidang ini percobaannya tidaklah sama seperti percobaan pada proses kimiawi atau seperti benda-benda fisik yang dapat dimaklumi keadaannya. Sehingga dapat dilihat proses kerja / kejadiannya dengan mata kepala.Berhubung duduk permasalahan ini adalah sesuatu yang tidak ada majasnya dan yang hanya berupa suara yang diucapkan atau berupa sesuatu yang dituliskan, jadi merupakan keghaiban pada manusia. Jadi laboratoriumnya adalah manusia itu sendiri dan mempraktekkannya sendiri dan merasakannya secara bathiniah.

Namun hal ini merupakan hukum pasti dan membutuhkan petunjuk dan guru-guru tertentu yang pengetahuannya telah sampai ketingkat itu. Yang telah mempunyai wewenang tentang hal tersebut, merekalah yang disebut Ulama atau Aulia ahlil kasyaf, Al-Washil Al-Mushil Al-Maftuh Lahu wal Mufattih Lil Akhar, yang dimaksud adalah Kasyaf Suariyah “ Ilmiah Ma’nawiyah Haqiqiah.” Karena ada juga diantara mereka yang mendapatkan kasyaf yaitu terbukanya hijab sesuatu sehingga dapat dilihatnya dengan mata kepalanya yang tidak tampak dimata manusia awam.Dari petunjuk merekalah kita harus meyakini sepenuhnya.

3.Arti Hikmah dan Fadhilah.

Mungkin anda pernah mendengar/membaca “ amalan ini hikmahnya adalah begini-begini …” sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata itu adalah bahwa adanya sesuatu yang akan ditimbulkan oleh Amalan itu dan hal itu sudah menjadi semacam ketentuan. Jika hal itu dikerjakan maka akan terwujutlah apa yang dinamakan hikmahnya. Yang berarti apabila ada kalimah (baca:Doa) tertentu diucapkan oleh seorang hamba, maka dari ucapan itu akan terjadilah suatu proses untuk sebuah kejadian. Yang mulai terjadinya setelah Doa itu dilafazkan. Akibat dari doa tersebut itulah yang dinamakan Fadhilah/khasiat. Fadhilah bisa diartikan kelebihan atau kemuliaan atau keistimewaan, dipakai untuk mengungkapkan apa yang Allah jadikan tersirat didalam suatu amalan. Dan itu berarti sudah suatu hukum sebab akibat dan tetap akan berjalan kesemuanya menurut hukum yang berlaku. Pengetahuan tentang ini disebut juga Ulumul Hikmah. Yang Allah katakan “ dan barangsiapa yang mendapatkan Al-Hikmah maka dia telah memperoleh pengetahuan yang banyak.”

Termasuk dalam hal ini adalah Ilmu Pengetahuan, bahkan yang sifatnya jauh dari jangkauan pikiran manusia yaitu hal-hal yang bersifat ghaibiyah, dan cara menguasainya dan mendaya gunakannya. Dalam wawasan inilah didapatnya pengetahuan bahwa melalui pengucapan ayat-ayat Alqur’an , zikir-zikir dengan asma-asma dan doa. Bahwa hal itu dapat merobah suatu keadaan kepada keadaan lain/baru. Doa itu sendiri juga sudah termasuk pula kedalam zikir atau adalah salah satu zikir, malah keseluruhan peribadatan adalah doa dan doa ibarat otak baginya. Ketahuilah bahwa apa yang disebut dan diyakini sebagai suatu Fadhilah adalah nikmat yang tak ternilai yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya.

Semoga dengan sedikit penjelasan ini akan menjadi terang permasalahan dan tidak ada lagi yang mengatakan bahwa bidang ilmu ini adalah TIDAK MASUK AKAL. Seterusnya hal ini tergantung kepada diri kita masing-masing. Yang jelas kami sudah memberikan pengertian sejauh apa yang dapat kami terangkan. Hanya sebatas ini yang dapat kami paparkan mudah-mudahan memberi manfaat. “ Bi husnil I’tiqat Tablughul Murad “ Dengan keyakinan yang baik dan sempurna akan dapat meraih apa yang diinginkan.

4.Tanda-tanda Doa Terkabul.

Apakah bisa diketahui bagaimana tanda-tanda terkabulnya sebuah do’a ? sesungguhnya Allah dengan sifat Rahman dan Rahimnya telah memberikan pertanda kepada hambanya yang mau berpikir. Coba saja anda perhatikan, seperti yang sudah diyakini biasanya jika mendung tebal menggantung dilangit tidak lama dari itu akan turun hujan lebat. Atau jika dirumah tiba-tiba ada kupu-kupu yang hinggap diyakini bakal ada tamu. Pertanda ini termasuk dalam ilmu Firasat. Orang jawa biasa menyebutnya ilmu Titen atau niteni !

Kami temukan dalam kitabnya KH. Ahmad Zainuri Rosyid “Al-Jawahirul Hilmiyah”, jus Awal halaman 32-33 jawaban mengenai hal ini. Adapun sebagian dari

tanda-tanda terkabulnya sebuah do’a adalah :
Mempunyai rasa khawatir
Mengeluarkan airmata
Semangat hatinya dalam berdoa
Tenang hatinya
Terasa ringan tubuhnya

Kemudian diterangkan pula orang-orang yang di Ijabah do’anya adalah :
Orang yang terdesak
Orang yang dianiaya
Do’a kedua orang tua
Pemimpin yang adil
Orang yang sholeh
Do’a anak yang berbakti pada orang tua, guru dan mertua.
Do’anya musafir
Do’anya orang yang berpuasa
Do’anya orang yang sakit
Doanya orang yang jihat fi sabilillah
Do’anya orang yang merutinkan mandi fajar dan melaksanakan sholat fajar.
Doanya orang yang pergi haji sampai kembali kerumah 40 hari

Sebagian dari syarat-syarat terkabulnya sebuah do’a
Taubat sebelum berdo’a
Mengembalikan sesuatu yang bukan haknya
Menjalankan perintahnya dan meninggalkan larangannya
Benar ucapannya / dapat dipercaya ( jujur )
Tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan.
Yaqin do’anya di ijabah
Konsentrasi dalam permintaannya
Tidak meminta sesuatu yang dilarang syariat
Tidak meminta sesuatu yang mustahil

5.Mengapa Doa Tidak di Ijabah ?

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :
Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada manfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan. Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
Engkau takut kepada neraka, tetapi setiap saat kau dekati neraka dengan maksiat-maksiatmu. Lalu dimana rasa takutmu ?
Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

6.Jihad Doa
Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku tidak paham apa maksudnya ?”

“Bagaimana bunyi dua ayat itu?” Tanya Imam Ja’far.
“Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60).“ Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far.
“Tidak,” jawab orang itu.
“Lalu ayat yang kedua apa?” Tanya Imam Ja’far lagi.

“Ayat yang kedua berbunyi “Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin” (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far lagi.
“Tidak,” jawabnya.
“Lalu mengapa?” Tanya imam Ja’far.
“Aku tidak tahu,” jawabnya

Imam Ja’far kemudian menjelaskan, “Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo’a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do’amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo’a kepada Allah, maka berdo’alah kepada-Nya dengan Jihad Do’a. Tentu Alah akan menjawab do’amu walaupun engkau orang yang berdosa.”

“Apa yang dimaksud Jihad Do’a?” sela orang itu.

“Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat.

Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.Kemudian bacalah, “Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorangpun bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do’amu,” papar Imam Ja’far.***

Disarikan dari kitab :
Al Qirthas, syarah Ratib Al Atthos /

Habib.Ali bin Hasan Al Atthos
Almakhroju minal musykilati wadzofaru bil hasanati /

Habib.Muhammad bin Ali Syihab
Al `Athiyyatul Haniyyah wal wasiatul Mardhiyyah /

Habib.Ali bin Hasan Al Atthos
Nasihat Spiritual, Mengenal Tarekat Ala Habib Lutfi bin Yahya/

Fahmi Jindan
Al Ijazat minal Masyaayikhi wal Habaib Al Kirom

=== Selesai syarah wirid dan Doa ===



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

BALA TENTARA PULUHAN RIBU MALAIKAT

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Situasi keamanan, terutama di kota-kota besar semacam Jakarta, dewasa ini memang sangat rawan. Aksi-aksi kejahatan, dengan berbagai macam modus, bisa mengancam siapa saja, dan kapan saja. Salah satu langkah prepentif untuk pengamanan diri adalah dengan mengamalkan ritual gaib, yang insya Allah untuk perlindungan diri kita dari segala macam serangan gaib seperti sihir,tenung,teluh,guna-guna dan lain-lain sebagainya.

”BALA TENTARA 1000 (Seribu) MALAIKAT”

Bismillaahirrohmaanirrohim,Idz tastaghiisyuuna robbakum fa’astajaaba lakum annii mumid-dukum bi’alfim-minal malaa’ikati murdifiin, Wamaa ja’alahulloohu illa busyro awalitath ma’innabihi quluu bukum,Wamaa annashru illa min indillaah, innallooha aziizun hakiim.(Surat Al-Anfaal : 9-10).

Artinya:(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:”Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”, Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

”BALA TENTARA 3000 (Tiga Ribu) MALAIKAT”

Bismillaahirrohmaanirrohim,Idz taquulu lil mu’miniina alay-yakfiyakum ayyumiddakum robbukum bitsalaatsati aalaafim-minnal malaa’ikati munzaliin. (Surat Al-Imron : 124).

Artinya: (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”

”BALA TENTARA 5000 (Lima Ribu) MALAIKAT”

Bismillaahirrohmaanirrohim,Balaa in-tashbiruu watat-taquu wayaatuukum min faurihim haadzaa yumdidkum robbukum bikhomsati aalaa fim-minal malaa’ikati musawwimiin (Surat Al-Imron : 125).

Artinya: Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.

”BALA TENTARA (70 Ribu) MALAIKAT”

Bismillaahirrohmaanirrohim,Lau anzalnaa haadzal qur’aana alaa jabalil laro’aitahuu khoosyi’am mutashod-di’am min khosyyatil-laah, Wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa lin-naasi la’al-lahum yatafak-karuun. Huwalloohul-ladzii laailaahaillaa huwa aalimul ghoibi wasy-syahaadah huwar-rohmaanur rohiim. Huwalloohul-ladzii laailaahaillaa huwa almalikul qud-duusus salaamul mu’minul muhaiminul aziizul jabbaarul mutakabbir,Suhaanalloohi amma yusyrikuun, Huwalloohul khooliqul baari’ul mushowwiru lahul asmaa’ul husnaa, Yusabbihu lahuu maa fissamaawaati wal ardhi wahuwal aziizul hakiim.(Surat Al-Hasyr : 21,22,23,24)

Artinya: Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir, Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan, Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Keterangan : Amalan ini multi fungsi, bisa kita manfaatkan agar Doa kita di AMIN-kan oleh Ribuan para malaikat Allah, Caranya bacalah 4 Surat tersebut sebanyak 21 kali, lalu berdoa diawali dengan membaca Shelawat atas Nabi Muhammad SAW. Insya Allah Mustajab.

NAAS /LARANGAN BULAN DAN TANGGALNYA

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Naas (larangan) Bulan & Tanggal
1. Jika bulan muharram maka Na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 14 dan 20.
2. Jika bulan shafar na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 1 dan 20
3. Jika bulan maulud na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 1 dan 14.
4. Jika bulan ba’da maulud na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 10 dan 20.
5. Jika bulan jumadil awal na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 10 dan 11.
6. Jika bulan jumadil akhir na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 10 dan 14.
7. Jika bulan rajab na’asnya (larangannya) jatuh tanggal =12 dan 13.
8. jika bulan ruwah na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 14 dan 20.
9. Jika bulan puasa na’asnya (larangannya) jatuh tanggal =9 dan 20.
10. Jika bulan syawwal na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 10 dan 20.
11. Jika bulan khidah na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 2 dan 11.
12. Jika bulan besar na’asnya (larangannya) jatuh tanggal 6 dan 20.

Menolak Pengaruh Hari Sial atau Hari Buruk

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Setiap kali kita akan bepergian untuk mengerjakan sesuatu hal, seringkali kita mendengar tentang hari yang buruk, naga hari (nogo dino), hari naas, hari sial, hari sangar ataupun istilah istilah semacamnya. Memang ada kalanya kita tidak ambil peduli dengan segala hal semacam itu, akan tetapi apabila kita telah mengetahui tentang naas hari, maka akan lebih baik jika kita menghindarinya, atau dengan kata lain tidak melawan apa yang telah menjadi ketentuan alam.

Sebab sebagaimana telah kita ketahui bahwa alam semesta, bumi, laut atau apapun yang mempunyai sifat dinamis, maka semua itu mempunyai satu roh atau spirit yang bisa mempengaruhi roh yang lain, seperti roh kita misalnya. Untuk lebih mengenal tentang roh, anda bisa membaca artikel artikel yang telah saya tulis sebelumnya. Seperti artikel tentang Tubuh, Jiwa dan Roh.

Kembali ke masalah hari yang buruk atau sial, sebetulnya ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menolak atau melebur pengaruh buruk dari naas hari tersebut, apabila memang dengan terpaksa harus bepergian meskipun tahu bahwa waktu yang kita ambil akan melawan peringatan alam. Sebab dalam dunia roh atau spiritual juga dikenal yang namanya etika, adat atau tata cara dalam versi yang tak tertulis.

Hal atau etika yang harus dilakukan untuk melebur hari sial adalah, jika harus bepergian pada hari:

Minggu
Meraba betis 2 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Senin
Meraba kemaluan 2 kali dan dalam 2 langkah pertama harus menahan napas

Selasa
Meraba telapak kaki 1 kali dan dalam 2 langkah pertama harus menahan napas

Rabu
Meraba Bahu 2 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Kamis
Meraba hidung 4 kali dan dalam 4 langkah pertama harus menahan napas

Jumat
Meraba ubun ubun 3 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Sabtu
Meraba dada 4 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Uang Berkah
Oleh : Zainal Riyadi (asaz84@gmail.com)

Amalannya : Robbi inni qobalta nafsan far hamha, wa in arsaltaha, an tahfazoha, bima tahfazu bihi `ibadakas sholihin

Do`a ini dibaca 3x, tatkala kita menerima uang dari hasil usaha atau dari pemberian siapapun,setelah didoakan kemudian ditiupkan kepada uang tersebut.

Insya Allah, uang yg sudah kita doakan itu akan menjadi berkah tatkala dibelanjakan lagi. tapi ingat ini bukan sekali-kali “uang balik” ini adalah “uang berkah” yang jika dibelanjakan, maka dia akan memanggil teman-temannya (uang2) secara gaib, meluncur kepada si pembaca do`a tsb. dan ingat lagi, sekali-kali bukanlah uang itu akan datang dan muncul secara tiba2, tetap saja uang datangnya itu melewati jalur dan jalan usaha, atau pergaulan / silaturrahmi.

AMALAN DOA INGIN BERTEMU DENGAN NABI KHIDIR AS

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Nabi Khidir alayhi sallam ialah seorang Nabiyulloh yang masih keturunan Nabi Nuh as, Nama asli beliau adalah Abil Abbas Balya bin Malkan bin Falekh bin Ghabir bin Saleh bin Arfasad bin Sam bin Nuh as.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui makam Nabi Khidir, karena Allah Swt saja yang maha mengetahui yang gaib, beliau mengusai berbagai macam kunci Hikmah dan Laduniah. Karena memang sifatnya ghoib bukan berarti anda tidak bisa menemuinya. Ada 2 cara untuk bisa bertemu dengan sang Nabi Khidir ini diantaranya :

1.Bila anda ingin sekali menemui atau ditemui oleh Nabi Khidir as, maka lakukanlah amalan dibawah ini :

– Duduklah di tepi sungai atau di laut pada malam hari selama 40 (empat puluh) malam, dan setiap malam bacalah asma dibawah ini 100 (seratus) kali dengan memohon pertolongan Allah :

Yaa Lathiifan Bikholqihi, Wayaa aaliman bikholqihii, Wayaa khobiiron bikholqihi ulthuf bii.

Artinya :”Wahai Tuhan yang maha lembut terhadap hamba-hambanya, Wahai Tuhan yang maha mengetahui terhadap hamba-hambanya, Wahai Tuhan yang maha waspada terhadap hamba-hambanya, Lindungilah aku.”

– Insya Allah anda akan ditemui oleh Nabi Khidir as, dan sampaikanlah keinginan anda.

– Salah satu ciri beliau ini Ibu Jarinya lunak tak bertulang, Nah, hal ini bisa anda ketahui pada saat anda berjabat tangan dengannya. Maka setiap kali anda di datangi orang saat anda munajat, ajaklah berjabat tangan.

Keterangan : Amalan ini telah di ijazahkan oleh Kyai Mahfudz Sya’roni kepada pengunjung Blog Wong Halus yang ingin mengamalkannya.

2. Cara Kedua untuk bisa bertemu/berjumpa dengan Nabi Khidir ialah dengan membaca doa dibawah ini :

Latinnya:
Bismillahil amaan al amaan, Yaa hanaanul amaan al amaan, Yaa manaan ulamaan al amaan,
Yaa dayaanulamaan al amaan, Yaa subhanul amaan al amaan, Yaa burhaanul amaan al amaan,
min fitnatiz zamaani wa jafaa il ikhwani wa syarrish syaithon wa zulmis sulthon
bi fadhlika ya rohiim ya rohman ya zul jalaali wal ikroom,Wa sallallahu ala khairi khalqi hi muhammadin wa alihi wa as haabi hii ajmaiin bi rahmatika ya arhamar rahimiin.

Tata caranya :

-Ketika anda mau tidur anda berwudhu terlebih dahulu, baca Doanya, lalu segera tidur dan jangan berbicara sedikitpun kepada siapa saja. “Jadi Langsung Tidur.”

– Posisi Tidur anda harus di posisi kanan yaitu Kepala anda di Utara dan kaki anda di selatan, seperti layaknya orang yang mau dikuburkan.

Cara bacanya :

1.Alloohumma sholli alaa sayyidina muhammad, Wa alaa ali sayyidinaa muhammad 11 kali.
2.Baca doa tersebut 15 kali.
3.Lalu ditutup dengan membaca shelawat lagi : Alloohumma sholli alaa sayyidinaa muhammad Wa alaa ali sayyidinaa muhammad 11x.

Insya Allah dalam mimpi anda akan ditemuinya.

AMALAN INGIN BERTEMU SUNAN KALIJAGA
Oleh : Zainal Riyadi (asza842gmail.com)

Amalan ini telah di ijazahkan oleh Romo Kyai Drs.Hartoyo dan guru-guru saya yaitu bila kita ingin bertemu dengan Sunan Kalijaga. Walau Kanjeng Sunan Kalijaga sudah wafat, bukan berarti tidak bisa ditemui. Jika anda ingin bertemu dengan Kanjeng Sunan Kalijaga, cobalah lakukan hal berikut ini :

1.Anda Berendam di sungai yang bening pada tengah malam sampai jam 03.00 (menjelang fajar sidiq).
2.Sambil berendam anda membaca :
– Asyhadu alla ila haillallah, Wa Asyhadu anna Muhammadarasulullah 1x
– Allohu Akbar 11x
Keduanya anda amalkan dengan menahan nafas.

3.Lakukanlah 7 (tujuh) kali ulangan, Insya Allah anda bisa bertemu dengan beliau bahkan ada kemungkinan beliau mau berkenan mengajarkan suatu ilmu.

Dan sebagaimana kita ketahui, Kanjeng Sunan Kalijaga adalah wali Allah yang memiliki khodam ilmu teramat banyak, karena ia seorang wali yang hidup dan dibesarkan dari dua Kultur yaitu Kultur Jawa yang sarat akan dengan laku tirakat,dan Kultur Sufi keislaman.

Dengan kata lain yang terdapat dalam pribadi Kanjeng Sunan Kalijaga adalah dua energi tinggi dari laku batinnya sebagai orang Jawa dan laku spiritualnya sebagai penyebar Agama. Sehingga beberapa pengamat menyakini bahwa selain memiliki Karomah (langsung dari Allah SWT) Kanjeng Sunan Kalijaga juga banyak menyimpan atau memiliki ilmu Kejawen yang telah di islamkan oleh beliau.

Cara yang kedua :

Pada tengah malam, terlebih dahulu anda sudah wudhu dan mengirimkan Hadiah Al-Faatihah sekali untuk beliau, lalu anda tidur di pinggir sungai atau kali.Insya Allah makbul.

Keterangan : Ketika anda tertidur pulas di pinggir sungai atau kali, Insya Allah dia akan datang dan membangunkan anda, Jangan lupa berikanlah hormat Salam kepadanya.

Dulu ketika saya sedang meditasi dan berzikir didalam kali, saya pernah ditemui olehnya dan ia dengan tangan kanannya memeggang kepala ubun-ubun saya. Sekedar pengalaman saja buat pengunjung Wong Halus.
Semoga semua amalan yang saya sertakan kedalam Blog Wong Halus ini bisa bermanfaat bagi anda. Terima Kasih. @@@

BALASAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHOLAT”

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Di Riwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah S.A.W sedang duduk bersama para sahabat, kemudian datang pemuda Arab yang masuk kedalam mesjid dengan menangis. Apabila Rasulullah S.A.W melihat pemuda itu menangis maka baginda pun berkata, “Wahai orang muda kenapa kamu menangis?” Maka berkata orang muda itu, “Ya Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya.”

Lalu Rasulullah S.A.W memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut orang muda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikut orang itu, maka Abu Bakar r.a dan Umar r.a mendapati ayah orang mudah itu telah bertukar rupa menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah S.A.W, “Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar menjadi babi hutan yang hitam.”

Kemudian Rasulullah S.A.W dan para sahabat pun pergi ke rumah orang muda dan baginda pun berdoa kepada Allah S.W.T, kemudian mayat itu pun bertukar kepada bentuk manusia semula. Lalu Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut. Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada pemuda itu, “Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?” Berkata orang muda itu, “Sebenarnya ayahku ini tidak mau untuk mengerjakan sholat.”

Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda, “Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah S.W.T seperti babi hutan yang hitam.”

Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. Lalu mereka mencoba membunuh ular itu. Apabila mereka mencoba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, “Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyiksanya sehingga sampai hari kiamat.

Lalu para sahabat bertanya, “Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?”

Berkata ular: “Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya.”

Apabila dia mendengar azan, dia tidak mau datang untuk sembahyang berjamaah.
Dia tidak mau keluarkan zakat hartanya,Dia tidak mau mendengar nasehat para ulama.
Maka inilah balasannya!”

10 ORANG YANG SHOLATNYA TIDAK DITERIMA ALLAH SWT

Pada kali ini saya akan memberikan suatu hikmah kepada pengunjung Wong Halus mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua sebagai pelajaran yang berarti dalam beribadah kepada Allah SWT.

10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

1.Orang lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2.Orang lelaki yang mengerjakan shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3.Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4.Orang lelaki yang melarikan diri.
5.Orang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (Taubat).
6.Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7.Orang perempuan yang mengerjakan shalat tanpa memakai tudung.
8.Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9.Orang-orang yang suka makan riba.
10.Orang yang shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.

AZAB MENINGGALKAN SHALAT

Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Dalam sebuah hadis menerangkan bahwa Rasulullah S.A.W telah bersabda : “Barangsiapa yang mengabaikan shalat secara berjamaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang berbahaya ke atasnya. Tiga darinya akan diberikan semasa di dunia antaranya :

1.Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
2.Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
3.Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
1.Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
2.Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
3.Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.

Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :
1.Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat mengerikan.

2.Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
3.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :

1.Hisab ke atasanya menjadi sangat berat.
2.Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
3.Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka.

Khasiat shalawat Kepada Nabi SAW
Oleh : Zainal Riyadi

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.”

Berkata Jibril A.S. : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”

Berkata pula Mikail A.S. : “Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”

Berkata pula Israfil A.S. : “Mereka yang bersalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu.”

Malaikat Izrail A.S pula berkata : “Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi.”

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.

Kelebihan Puasa 10 Muharam
Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : ” Sesiapa yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Asyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.”

Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : ”Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Asyura daripada hari-hari lain?”. Maka berkata Rasulullah S.A.W : ” Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Asyura, menjadikan laut pada hari Asyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Asyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Asyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Asyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Asyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir’aun pada hari Asyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Asyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Asyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Asyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Asyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Asyura “.

Tujuh Macam Pahala Yang akan Mendapat Berkah Setelah Mati
Oleh : Zainal Riyadi (asza84@gmail.com)

Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.

1.Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi mesjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadah di dalamnya.
2.Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3.Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4.Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.
5.Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.
6.Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.
7.Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ia selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur’an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : “Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :

1.Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)
2.Ilmu yang berguna dan diamalkan.
3.Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

Telah diceritakan bahawa Allah S.W.T telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis pun datang kepada baginda dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.

Bertanya Rasulullah s.a.w, “Siapakah kamu ini ?” Orang tua itu menjawab, “Aku adalah iblis.”

“Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?”

Orang tua itu menjawab, “Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku.”

Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, “Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?” Iblis menjawab, “Lima belas.”

Diantaranya :
1.Engkau sendiri hai Muhammad.
2.Imam dan pemimpin yang adil.
3.Orang kaya yang merendah diri.
4.Pedagang yang jujur dan amanah.
5.Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.
6.Orang Mukmin yang memberi nasihat.
7.Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.
8.Orang yang tetap dan cepat bertaubat.
9.Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.
10.Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.
11.Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.
12.Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.
13.Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.
14.Orang yang hafal al-Qur’an serta selalu membacanya.
15.Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur.

Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, “Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?” Jawab iblis, “Sepuluh golongan” :

1.Hakim yang tidak adil.
2.Orang kaya yang sombong.
3.Pedagang yang khianat.
4.Orang pemabuk/peminum arak.
5.Orang yang memutuskan tali persaudaraan.
6.Pemilik harta riba.
7.Pemakan harta anak yatim.
8.Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan sholat.

9.Orang yang enggan memberikan zakat.
10.Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah.

Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia.” Itulah di antara perbualan Nabi dan iblis. Sudah sepatutnya kita maklum bahwa sesungguhnya Iblis itu adalah musuh Allah dan manusia. Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis, karena barang siapa yang menjadi kawan iblis artinya menjadi musuh Allah. Demikianlah sebaliknya, barang siapa yang menjadi musuh iblis bererti menjadi kawan kekasih Allah.

Mudah-mudahan para pengujung Blog Wong Halus dapat mengambil hikmah didalam riwayat Nabi Muhammad SAW ini.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262