INI KUNCI SUKSES

STTTT… hati-hati kalau berdoa “Ya Allah, Cintailah dan kasihanilah aku” …. Siapa bilang mencintai dan dicintai Allah itu enak? Kalau orang mengatakan enak, dia pasti belum pernah dicintai Allah. Beneran! Kok bisa begitu? Simaklah hidup Para nabi…. tidak ada nabi koq hidup berleha-leha, santai nyaman sejahtera. Tapi penuh perjuangan, kondisi terpepet dan terpojok, stress penuh tekanan, sangat berat. Di satu sisi terlihat memang demikian kenyataannya. Namun di sisi yang lebih hakiki, mereka mendapat sesuatu yang sangat spesial yaitu kedekatan dengan Allah SWT. Bahkan mereka ini diberi amanah untuk menjadi UTUSAN ALLAH. MAKA, KUNCI HIDUP SUKSES ADALAH MENIRU CARA HIDUP PARA NABI…. Bukan meniru cara hidup para selebritis, para bos, para juragan, para politikus, para penguasa…

Saya tidak mampu membayangkan, apakah masih ada di tahun 2014 ini orang yang  hidup ideal sesuai dengan tuntunan para nabi secara kaffah dan penuh totalitas? Alih-alih sesuai tuntunan, yang banyak disekitar kita malah yang hanya bertuhankan tontonan. Pengen jadi selebritis, pengen jadi artis dan aktor, pengen dikenal dan terkenal, pengen ini dan itu yang intinya bisa mendapatkan kebahagiaan dengan cara-cara tidak terpuji.

Pernah suatu ketika saya menemui seorang pemuda. Saya tanya apa keinginanmu sekarang? Dia menjawab pengen kaya, pengen terkenal, pengen sejahtera dan pengen bahagia dengan kekayaannya itu. Normal karena kebanyakan hati kita setidaknya mengamini hasrat dan keinginan pemuda ini. Linier dan sesuai dengan pikiran otak kiri hampir setiap pribadi sekarang ini.

Jarang dari diri kita berpikir keluar dari kotak kebiasaan. Out of the box. Berpikir pakai  OTAK KANAN, kreatif, inovatif, berpikir yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya, berani untuk menjadi diri sendiri yang sejati. Bagaimana maksudnya?

Begini. Tesis prinsip pertama: Diri kita ini kan sekarang sudah banyak terkontaminasi dengan peradaban yang sangat membius sehingga diri kita, pikiran kita, keinginan-keinginan kita, nafsu-nafsu kita. Tiap hari kita dijejali iklan-iklan, tontonan-tontonan, ide-ide, gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran yang sesungguhnya itu menjauhkan diri kita dari diri yang sejati.

Contohnya: Kita tidak butuh handphone, kita ditawari iklan handphone. Jadinya kita akhirnya tertarik kemudian membelinya. Kita jadikan handphone sebagai gaya hidup dan ideologi hidup. Kita jadikan handphone sebagai kebutuhan wajib. Kalau tidak bawa handphone jadi tidak enak. Pahamlah kita, bahwa kita butuh handphone sebagai sarana komunikasi sesungguhnya kebutuhan itu diciptakan oleh pabrik pembuat handphone.

Industri adalah produk rekayasa, hasil pikiran otak manusia bukan? Mereka lah pencipta kebutuhan…

Sementara kita belum tentu butuh lho.. Coba pikirkan..di jaman Nabi Muhammad sampai Nabi Adam.. handphone tidak ada dan sepertinya para nabi tidak butuh handphone bukan?

Jangankan berkomunikasi dengan sesama manusia, komunikasi sama Allah saja para nabi itu bisa koq. Kita? Pasti juga bisa lho komunikasi dengan sesama manusia dengan sarana instink, hati nurani, kepekaan manusia sesungguhnya luar biasa. Bukankah manusia juga bisa berkomunikasi dengan Allah? Koq bisa?

Lha kalau anda melaksanakan sholat, anda berkomunikasi dengan siapa? Apakah dengan gendruwo? Tidak bukan? Nah, itu berarti manusia memiliki perangkat yang lebih canggih dibanding handhone canggih buatan pabrik manapun. Sebab pencipta diri adalah YANG MAHA CANGGIH dan langsung dari langit.

Kalau soal-soal ringan seperti ini sudah dipahami, maka insya allah kita akan bisa dengan mudah untuk belajar untuk menjadi diri sendiri, untuk percaya diri, untuk bisa mengenal diri sendiri sebagai syarat wajib mengenal Ilahi.

Jangan tanyakan tentang karomah, maunah atau pun mukjizat dalam hidup kita masing-masing. Akan bisa kita temukan hal-hal itu dalam hidup kita keajaiban yang bisa menuntun kita untuk lebih bersyukur lagi terhadap kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita.

Oleh sebab itu maka sering saya ungkapkan kunci sukses kepada para sedulur yang ketemu dengan saya:

  •  Pelajarilah pelajaran yang belum pernah anda pelajari sebelumnya
  •  Bergeraklah yang belum pernah anda gerakkan sebelumnya
  • Berpikirlah yang belum pernah anda pikirkan sebelumnya
  • Berhati nuranilah yang belum pernah anda hati nuranikan sebelumnya
  • Hiduplah dengan cara hidup yang belum pernah anda lakukan sebelumnya

KESIMPULANNYA:  Belajarlah dari para nabi termasuk belajar HIDUP. Insya allah akan muncul keajaiban.

Semua Nabi adalah guru yang luar biasa. Misalnya, contohnya, asal tuntuk jari saja kepada salah satu dari semua nabi itu adalah Nabi Isa. Ayat-ayat di Al Quran menyebutkan lima mukjizat Nabi Isa a.s. Pertama, bahwa beliau mampu berbicara dengan manusia saat beliau masih di buaian. Kedua, beliau diajari Taurat dan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa yang ajarannya telah tersembunyi dan telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh orang-orang cerdik dari kaum Yahudi. Ketiga, beliau membentuk tanah seperti burung kemudian meniupkannya lalu tanah itu menjadi burung. Keempat, beliau mampu menghidupkan orang-orang yang mati. Kelima, beliau mampu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang belang.

Nah, kreatif kan cara hidup guru eyang Isa a.s ini?

Mukjizat keenam yang disebutkan dalam Al-Quran al-Karim surah Al Maidah 112 – 115 : “(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: ‘Hai Isa putera Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?’ Isa menjawab: ‘Bertakwalah kepada Allah jika betul- betul kamu orang yang beriman.’

Mereka berkata: ‘Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.’

Isa putera Maryam berdoa: ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.’

Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.”

Mukjizat yang keenam itu adalah turunnya makanan dari langit karena permintaan Hawariyin. Juga terdapat mukjizat yang ke tujuh yang terdapat surah Ali ‘Imran 49 yaitu beliau diberi kemampuan melihat hal-hal yang ghaib melalui panca inderanya meskipun beliau tidak menyaksikannya secara langsung. Oleh karena itu, beliau memberitahu kepada sahabat-sahabatnya dan murid-muridnya apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka:

“Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu benar-benar beriman. ”

Inilah mukjizat Nabi Isa yang ke tujuh yang didahului oleh mukjizat kelahirannya yang sangat mengagumkan. Beliau lahir tanpa seorang ayah, lalu diikuti mukjizat berikutnya di mana beliau diangkat dari bumi ke langit ketika penguasa yang lalim berusaha menyalibnya.

Sungguh-sungguh berbeda dan tidak bisa ditiru oleh orang manapun lho. Kalau saat itu sudah ada MURI atau GUINESS BOOK OF WORLD RECORD, pasti nama Nabi Isa masuk ke dalamnya lho.

Lautan mukjizat diberikan Allah kepada Nabi Isa….nah, ini adalah satu kisah lagi yang akan saya beberkan terkait cara hidup baru yaitu bagaimana sejatinya cinta Ilahi itu dengan maksud agar cinta Ilahi menjadi dasar hidup kita semua. Ila Hadroti nabi Isa A.s al fatihah….

Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Suatu ketika pemuda itu yang sedang menyiram air dan melihat Nabi Isa berada di hadapannya maka dia pun berkata, “Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut zarrah (atom) cintaku kepada-Nya.” Berkata Nabi Isa a.s, “Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat zarrah itu.”

Berkata pemuda itu lagi, “Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu zarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat zarrah.” Oleh karena keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, “Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat zarrah cintanya kepada-Mu.”

Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun pergi dari situ.

Selang beberapa waktu lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, “Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu.” Selesai Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun bertemu dan dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung- gunung dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit….

Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, “Aku ini Isa a.s.”

Melihat Nabi Isa kebingungan, Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, “Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat zarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya.”

Para pembaca LASKAR KHODAM SAKTI yang dikasihi Allah, inilah contoh seseorang yang telah merasakan kenikmatan tiada tara…. seperti orgasme jiwa raga yang tidak pernah berakhir… meninggalkan dunia… masuk ke alam kegilaan ….. dimabuk cinta kepada Allah.. bukan kepada yang dunia, bukan kepada apapun yang lainnya ….. Allahu Akbar…….

NAH SEDULURKU SEMUA…. YUK DI TAHUN 2014 INI HIDUP DENGAN CARA BARU…



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

KISAH PRABU KIAN SANTANG & MAHA GURU SAYYIDINA ALI R.A

GODOG adalah sebuah daerah pedesaan yang indah dan nyaman, berjarak 10 km kearah timur dari puseur dayeuh Garut. Tepatnya di Desa Lebakagung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Disana terdapat makam Prabu Kiansantang atau yang dikenal dengan sebutan Makam Godog Syeh Sunan Rohmat Suci. Hampir setiap saat banyak masyarakat yang ziarah, terlebih di bulan-bulan maulud

Prabu Kiansantang atau Syeh Sunan Rohmat Suci adalah salah seorang putra keturunan raja Pajajaran, Prabu Siliwangi, dari prameswarinya yang bernama Dewi Kumala Wangi (Nyi Subang Larang). Kian Santang lahir tahun 1315 Masehi di Pajajaran, mempunyai dua saudara, bernama Dewi Rara Santang dan Walang Sungsang.
Pada usia 22 tahun, tepatnya tahun 1337 Masehi, Kiansantang diangkat menjadi dalem Bogor kedua yang saat itu bertepatan dengan upacara penyerahan tongkat pusaka kerajaan dan penobatan Prabu Munding Kawati, putra Sulung Prabu Susuk Tunggal, menjadi panglima besar Pajajaran. Guna mengenang peristiwa sakral penobatan dan penyerahan tongkat pusaka Pajajaran tersebut, maka ditulislah oleh Prabu Susuk Tunggal pada sebuah batu, yang dikenal sampai sekarang dengan nama Batu Tulis Bogor. Peristiwa itu merupakan kejadian paling istimewa di lingkungan Keraton Pajajaran dan dapat diketahui oleh kita semua sebagai pewaris sejarah bangsa, khususnya Jawa Barat.
Kiansantang merupakan sinatria yang gagah perkasa. Konon tak ada yang bisa mengalahkannya. Sejak kecil sampai dewasa, yaitu berusia 33 tahun, tepatnya tahun 1348 Masehi, Kiansantang belum pernah tahu seperti apa darahnya. Dalam arti, belum ada yang menandingi kegagahannya dan kesaktiannya. Sering kali dia merenung seorang diri, memikirkan dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi kesaktian dirinya. Akhirnya Prabu Kiansantang memohon kepada ayahnya supaya mencarikan seorang lawan yang dapat menandinginya.
Sang ayah memanggil para ahli nujum untuk menunjukkan siapa dan dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi Kiansantang. Namun tak seorangpun yang mampu menunjukkannya. Tiba-tiba datang seorang kakek yang memberitahu bahwa orang yang dapat menandingi kegagahan Prabu Kiansantang adalah Sayyidina Ali, yang tinggal jauh di Tanah Mekah. Sebetulnya pada waktu itu Sayyidina Ali telah wafat, namun kejadian ini dipertemukan secara gaib dengan kekuasaan Alloh Yang Maha Kuasa. Lalu , orang tua itu berkata kepada Prabu Kiansantang: “Kalau memang kau mau bertemu dengan Sayyidina Ali, kau harus melaksanakan dua syarat: Pertama,harus mujasmedidulu di ujung kulon. Kedua, namamu harus diganti menjadi Galantrang Setra (Galantrang – Berani, Setra – Bersih/ Suci).
setelah Prabu Kiansantang melaksanakan dua syarat tersebut, maka berangkatlah dia ke tanah Suci Mekah pada tahun 1348 Masehi. Setiba di tanah Mekah, ia bertemu dengan seorang lelaki yang disebut Sayyidina Ali, tetapi Kiansantang tidak mengetahui bahwa laki-laki itu bernama Sayyidina Ali. Prabu Kiansantang yang namanya sudah berganti menjadi Galantrang Setra menanyakan kepada laki-laki itu.
“Kenalkah dengan orang yang namanya Sayyidina Ali?” tentu laki- laki itu menjawab dengan jujur, mengiyakannya, bahkan ia bersedia mengantar Kian Santang. Sebelum berangkat, laki-laki itu menancapkan dulu tongkatnya ke tanah. Setelah berjalan beberapa puluh meter, Sayyidina Ali berkata, “Wahai Galantrang Setra, tongkatku ketinggalan di tempat tadi, tolong ambilkan dulu!”
Semula Galantrang Setra tidak mau. Namun Sayyidina Ali mengatakan jika tidak mau, tentu tidak akan bertemu dengan Sayyidina Ali. Terpaksalah Galantrang Setra kembali ketempat bertemu, untuk mengambilkan tongkat. Setibanya di tempat tongkat tertancap, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sebelah tangan. Ternyata tongkat tidak bisa dicabut, bahkan tidak sedikitpun berubah. Sekali lagi, Kian santang berusaha mencabutnya, tetapi tongkat itu tetap tidak berubah. Ketiga kalinya, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sekuat tenaga dengan disertai tenaga bathin. Tetapi tongkat tetap tertancap di tanah dengan kokoh, sebaliknya kedua kaki Galantrang Setra amblas masuk ke dalam tanah, dan keluarlah darah dari tubuh Galantrang Setra.
Sayyidina Ali mengetahui kejadian itu, maka beliaupun datang. Setelah Sayyidina Ali tiba, tongkat itu langsung dicabut sambil mengucapkan Bismillah dan dua kalimat syahadat.Tongkatpun terangkat dan bersamaan dengan itu hilang pulalah darah dari tubuh Galantrang Setra. Galantrang Setra merasa heran, kenapa darah yang keluar dari tubuh itu tiba-tiba menghilang dan kembali tubuhnya sehat. Dalam hatinya ia bertanya. “Apakah kejadian itu karena kalimah yang diucapkan oleh orang tua itu tadi?”. Kalaulah benar, kebetulan, akan kuminta ilmu kalimah itu. Tetapi laki-laki itu tidak menjawab. Alasannya, karena Galantrang Setra belum masuk Islam.
Kemudian mereka berdua berangkat menuju Mekah. Setelah tiba di Mekah, di tengah perjalanan ada yang bertanya kepada laki-laki itu dengan sebutan Sayyidina Ali. Galantrang Setra kaget mendengar panggilan ”Ali” tersebut. Ternyata laki-laki yang baru dikenalnya tadi tiada lain adalah Sayyidina Ali.
Setelah Kiansantang meninggalkan Mekah untuk pulang ke Tanah Jawa (Pajajaran), ia terlunta-lunta tidak tahu arah tujuan. Maka ia berpikir untuk kembali ke Mekah lagi dengan niat bulat akan menemui Sayyidina Ali, sekaligus bermaksud memeluk agama Islam. Pada tahun 1348 Masehi, Kiansantang masuk Islam. Ia bermukim selama dua puluh hari sambil mempelajari ajaran agama Islam. Kemudian dia pulang ke tanah Jawa (Pajajaran) untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya.
Setibanya di Pajajaran, ia bertemu dengan ayahnya. Kian Santang menceritakan pengalamannya selama bermukim di tanah Mekah serta pertemuannya dengan Sayyidina Ali. Pada akhir ceritanya, ia memberitahukan bahwa dirinya telah masuk Islam dan berniat mengajak ayahnya untuk memeluk agama Islam. Prabu Siliwangi kaget sewaktu mendengar cerita anaknya, terlebih ketika anaknya mengajak masuk agama Islam. Sang ayah tidak percaya, dan ajakannya ditolak.
Tahun 1355 Masehi, Kiansantang berangkat kembali ke tanah Mekah. Jabatan kedaleman, untuk sementara diserahkan ke Galuh Pakuan yang pada waktu itu dalemnya dipegang oleh Prabu Anggalang. Prabu Kiansantang bermukim di tanah Mekah selama tujuh tahun dan mempelajari ajaran agama Islam secara khusu. Merasa sudah cukup menekuni ajaran agama Islam, kemudian ia kembali ke Pajajaran tahun 1362 M. Ia berniat menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa. Kembali ke Pajajaran pun disertai saudagar Arab yang punya niat berniaga di Pajajaran sambil membantu Kiansantang mensyi’arkan agama Islam.
Setiba di Pajajaran, Kiansantang langsung menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat, karena ajaran Islam dalam fitrohnya membawa keselamatan dunia dan akhirat. Masyarakat menerimanya dengan tangan terbuka. Kemudian Prabu Kiansantang bermaksud menyebarkan ajaran agama Islam di lingkungan Keraton Pajajaran.

Setelah Prabu Siliwangi mendapat berita bahwa anaknya sudah kembali ke Pajajaran dan akan menghadap kepadanya. Prabu Siliwangi yang mempunyai martabat raja mempunyai pikiran. “Dari pada masuk agama Islam lebih baik aku muninggalkan keraton Pajajaran”. Sebelum berangkat meninggalkan keraton, Prabu Siliwangi merubah Keraton Pajajaran yang indah menjadi hutan belantara.
Melihat gelagat demikian, Kiansantang mengejar ayahnya. Beberapa kali Prabu Siliwangi terkejar dan berhadapan dengan Kiansantang yang langsung mendesak agar sang ayah dan para pengikutnya masuk Islam. Namun Prabu Siliwangi tetap menolak, malah beliau lari ke daerah Garut Selatan. Kiansantang menghadangnya di laut Kidul Garut, tetapi Prabu Siliwangi tetap tidak mau masuk agama Islam. Dengan rasa menyesal, Kiansantang terpaksa membendung jalan larinya sang ayah. Prabu Siliwangi masuk ke dalam gua yang sekarang disebut gua sancang Pameungpeuk.
Prabu Kiansantang sudah berusaha mengislamkan ayahnya, tetapi Alloh tidak memberi hidayah kepada Prabu Siliwangi. Kiansantang kembali ke Pajajaran, kemudian membangun kembali kerajaan sambil menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok, dibantu oleh saudagar Arab sambil berdagang. Namun istana kerajaan yang diciptakan oleh Prabu Siliwangi tidak dirubah, dengan maksud pada akhir nanti anak cucu atau generasi muda akan tahu bahwa itu adalah peninggalan sejarah nenek moyangnya. Sekarang lokasi istana itu disebut Kebun Raya Bogor.
Pada tahun 1372 Masehi, Kiansantang menyebarkan agama Islam di Galuh Pakuan dan dia sendiri yang mengkhitan laki-laki yang masuk agama Islam. Tahun 1400 Masehi, Kiansantang diangkat menjadi Raja Pajajaran, menggantikan Prabu Munding Kawati atau Prabu Anapakem I. Namun Kiansantang tidak lama menjadi raja, karena mendapat ilham harus uzlah, pindah dari tempat yang ramai ketempat yang sepi. Dalam uzlah itu, ia diminta agar bertafakur untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam rangka mencapai kema’ripatan. Kepada beliau dimintakan untuk memilih tempat tafakur dari ke 3 tempat, yaitu Gunung Ceremai, Gunung Tasikmalaya, atau Gunung Suci Garut.
Waktu uzlah harus dibawa peti yang berisikan tanah pusaka. Peti itu untuk dijadikan tanda atau petunjuk tempat bertafakur nanti, apabila tiba disatu tempat peti itu godeg/ berubah, maka disanalah tempat dia tafakur, dan kemudian nama Kiansantang harus diganti dengan Sunan Rohmat. Sebelum uzlah, Kiansantang menyerahkan tahta kerajaan kepada Prabu Panatayuda, putra tunggal Prabu Munding Kawati.
Setelah selesai serah-terima tahta kerajaan dengan Prabu Panatayuda, maka berangkatlah Prabu Kiansantang meninggalkan Pajajaran. Tempat yang dituju pertama kali adalah Gunung Ceremai. Setibanya disana, peti diletakan di atas tanah, tetapi peti itu tidak godeg alias berubah. Kiansantang kemudian berangkat lagi ke gunung Tasikmalaya, disana juga peti tidak berubah. Akhirnya Kiansantang memutuskan untuk berangkat ke gunung Suci Garut. Setibanya di gunung Suci Garut, peti itu disimpan diatas tanah, secara tiba-tiba berubahlah peti itu. Dengan godegnya peti tersebut, berarti petunjuk kepada Kiansantang bahwa ditempat itulah beliau harus tafakur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tempat itu kini diberi nama Makam Godog.
Prabu Kiansantang bertafakur selama 19 tahun. Sempat mendirikan Mesjid yang disebut Masjid Pusaka Karamat Godog yang berjarak dari makam godog sekitar kurang lebih 1 Km. Prabu Kiansantang namanya diganti menjadi Syeh Sunan Rohmat Suci dan tempatnya menjadi Godog Karamat. Beliau wafat pada tahun 1419 M atau tahun 849 Hijriah. Syeh Sunan Rohmat Suci wafat di tempat itu yang sampai sekarang dinamakan Makam Sunan Rohmat Suci atau Makam Karamat Godog.

Semoga Bermanfaat




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262