DHUHA WAQI’AH

Salam.

Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang menjadi kebiasaan para Nabi. Shalat ini menjadi tiket istimewa bagi mereka yang istiqamah dalam mengamalkannya. Yakni, tiket memasuki surga melewati pintu yang disebut Pintu Dhuha. Seperti yang sudah maklum para spiritualis ketahui, bahwa setiap gerakan dan bacaan fisik yang diulang secara rutin akan berpengaruh terhadap batin, begitupun dengan gerakan shalat dan segala bacaannya. Apalagi sesuatu yang memang sudah dilisensi oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tentu akan lebih besar lagi pengaruhnya. Pengaruh juga datang dari faktor waktu. Maka waktu sepenggalah atau waktu dhuha ini merupakan waktu tepat dalam penyelarasan batin dalam hal kerezekian. Kenapa begitu? Begitulah kenapa, ketika kita mendapat rezeki, wajah kita secerah mentari di waktu pagi, sumringah, menyenangkan, dan jauh dari terik kegarangan. Tidak heran, jika shalat dhuha, masyhur dikenal sebagai shalat untuk memohon rezeki.

Berikutnya, mengenai surah waqi’ah. Sudah maklum diketahui pula, bahwa setiap getaran kata-kata pada dasarnya menggerakkan batin dunia. Apalagi kalam Allah, gerakannya sebagaimana Kun, tanpa tanding, tiada terkungkung ruang dan waktu. Maka setiap bacaan al Qur’an yang digemakan, akan menyusun jagad hidup pembacanya, bahkan bagi yang hanya mendengarkannya. Batin kehidupannya akan mekar dengan Indah, terberkahi sesuai dengan kandungan Kalam Allah yang ia baca atau ia dengarkan. Berita gembiranya, berkah itu meliput hingga akhirat, tak hanya dunia.

Bagian Pertama

1. Apabila terjadi hari kiamat,

Saat seseorang dipaksa menyadari siapa dirinya.

2. Tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.

Tidak ada lagi kepalsuan yang biasa membelenggunya.

3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),

Menjadi jelas, kedudukan masing-masing manusia, dengan kedudukan yang sebenar-benarnya(tanpa dibuat-buat) .

4. Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,

Saat semua keakuan masing-masing manusia di remuk paksa.

5. Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,

Dan keangkuhannya di robek-robek.

6. Maka jadilah ia debu yang beterbangan,

Sadarlah manusia bahwa ia bukan siapa-siapa.

7. Dan kamu menjadi tiga golongan.

Seseorang dihadapkan kepada tiga pilihan.

8. Yaitu golongan kanan. alangkah mulianya golongan kanan itu.

Pilihan pertama, memilih duniawi dengan tanpa melupakan akherat.

9. Dan golongan kiri. alangkah sengsaranya golongan kiri itu.

Pilihan kedua, memilih dunia semata.

10. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,

Pilihan ketiga, memilih akherat semata.

11. Mereka Itulah yang didekatkan kepada Allah.

Sehingga yang tampak hanya Allah, selain Nya hilang, termasuk dirinya. Saking dekatnya.

12. Berada dalam jannah kenikmatan.

Akheratnya akherat.

13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

Yang tak mungkin dikejar.

14. Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian

Yang tak mengikuti arus kebanyakan.

Bagian Kedua

15. Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,

Kekayaan dan kemewahan tanpa batas.

16. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.

Pergaulan yang menyenangkan.

17. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,

Orang-orang terbaik berebut melayaninya.

18. Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,

Menawarkan sarana, fasilitas, dan pelayanan yang terus menerus.

19. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,

Jiwa mereka kokoh, karakter mereka benar-benar teruji.

20. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,

Kebebasan dalam menentukan hasil.

21. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.

Cita-cita tak terhalang, apapun mewujud sesuai keinginan.

22. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,

Kepuasan seksual tanpa ampun.

23. Laksana mutiara yang tersimpan baik.

Privatif, dengan kesetiaan penuh.

24. Sebagai balasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan.

Sebuah pengembalian yang berlipat sempurna.

25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,

Segala sesuatunya memiliki makna, segalanya diliputi keberkahan.

26. Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam.

Dan, nuansa yang penuh penghargaan sebagai pemenang.

Bagian Ketiga

27. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.

Jalur keselamatan umum yang dilalui mukmin.

28. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,

Kehidupan yang selamat dari segala macam marabahaya lahir.

29. Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

Kenikmatan yang bertingkat-tingkat.

30. Dan naungan yang terbentang luas,

Perlindungan dan solusi yang tak disangka-sangka dari segala penjuru arah.

31. Dan air yang tercurah,

Rizki lahir yang begitu melimpah,

32. Dan buah-buahan yang banyak,

Kebaikan berbuah kebaikan

33. Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.

Terus menerus, dan tanpa jeda,

34. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

Kenyamanan yang menentramkan.

35. Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung

Kenikmatan seksual setiap saat.

36. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.

Kepuasan yang paling berkualitas, tak pernah habis.

37. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.

Memahami letak-letak kepuasan, melayani dengan sempurna.

38. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,

Yang seimbang dalam segala sesuatunya.

39. (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu.

Yang mudah dijadikan contoh.

40. Dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.

Yang mudah diikuti.

Bagian Keempat

41. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?

Golongan pecinta duniawi.

42. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih,

Kehendak yang membabi buta, nafsu yang penuh gejolak

43. Dan dalam naungan asap yang hitam.

Pikirannya gelap.

44. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

Tidak ada ketenangan dan kedamaian.

45. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan.

Meletakkan dunia di tahta hatinya.

46. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar.

Terus-menerus menumpuk beban, hingga tak mungkin lagi untuk terbang.

47. Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah Sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?

Putus asa untuk terbang.

48. Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?”

Membohongi diri.

49. Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,

Setiap manusia.

50. Benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.

Masyhur diketahui oleh semua manusia, yakni kiamat.

Bagian Kelima

51. Kemudian Sesungguhnya kamu Hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,

Yang tidak paham orientasi, yang paham tapi membangkang.

52. Benar-benar akan memakan pohon zaqqum,

Memakan penyesalan.

53. Dan akan memenuhi perutmu dengannya.

Berkubang dalam rasa sesal yang hebat.

54. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.

Tangis kesedihan yang melelehkan diri.

55. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.

Kehinaan dan kehinaan.

56. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan”.

Setiap hal memiliki balasannya.

Bagian Keenam

57. Kami Telah menciptakan kamu, Maka Mengapa kamu tidak membenarkan?

Tiada menyadari, sibuk menutup-nutupi, dan selalu memalingkan muka.

58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.

Kenikmatan seksual sebagai puncak kenikmatan,yang manusia rasakan.

59. Kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?

Siapakah yang sebenarnya merasakan, dan apakah sebenarnya rasa tersebut?

60. Kami Telah menentukan kematian di antara kamu dan kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,

Tercabutnya segala macam rasa dan kenikmatan dari setiap orang.

61. Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

Digantikan dengan kenikmatan yang tidak bisa dibayangkan.

62. Dan Sesungguhnya kamu Telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?

Kenikmatan puncak yang tidak dimaknai.

Bagian Ketujuh

63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.

Jabarkan tentang amal perbuatanmu.

64. Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?

Siapa yang menggerakkanmu beramal, siapa yang memberi kekuatan untuk berbuat?

65. Kalau kami kehendaki, benar-benar kami jadikan dia hancur dan kering, Maka jadilah kamu heran dan tercengang.

Amal perbuatan yang sia-sia.

66. (sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”,

Tidak ada nilainya.

67. Bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.

Tidak ada manfaatnya.

68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

Jabarkan tentang penngetahuan yang engkau dapatkan.

69. Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?

Siapa yang meletakkannya di dalam hati?

70. Kalau kami kehendaki, niscaya kami jadikan dia asin, Maka mengapakah kamu tidak bersyukur?

Pengetahuan yang tidak mencerahkan.

Bagian Kedelapan

71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).

Jabarkan tentang gairah yang berasal dari saripati hidup.

72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?

Siapa yang membuatmu penuh semangat untuk beraktifitas?

73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

Sebagai petunjuk bagi para pejalan.

74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.

Dan murnikanlah dirimu, Tinggikan NamaNya di atas segalanya.

Bagian Kesembilan

75. Maka Aku bersumpah dengan masa Turunnya bagian-bagian Al-Quran.

Fase-fase kehidupan setiap manusia.

76. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui.

Ketetapan yang tidak bisa ditinjau ulang.

77. Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia,

Memuliakan setiap pembacanya.

78. Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),

Pada hati yang bersih, yang merindukan pertemuan dengan Tuhannya.

79. Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

Tidak bermanfaat, kecuali bagi manusia yang percaya kepada kebaikan, menggunakan akal sehat dan setia mengikuti nurani.

80. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.

Sebagai kerja pemeliharaan alam semesta.

Bagian Kesepuluh

81. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?

Menurunkan derajatnya sebagai sarana memperoleh hajat dunia semata.

82. Kamu mengganti rezki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.

Sibuk memperhatikan yang kecil-kecil, melupakan sesuatu yang besar.

83. Maka Mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,

Ketika pintu untuk perbaikan telah tertutup.

84. Padahal kamu ketika itu melihat,

Padahal pintu itu selalu dapat dimasuki sewaktu-waktu.

85. Dan kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat,

Tanda-tanda selalu disebar, tapi mata hati tak bisa melihat, tak dapat membaca.

Bagian Kesebelas

86. Maka Mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?

Dikuasai hawa nafsunya

87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?

Hawa nafsu tidak memiliki kuasa sedikitpun.

88. Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

Yang dikehendaki baik oleh Allah, karena kualitas ketulusannya.

89. Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan.

Hadiah terbaik. Kelas terbaik. Posisi terbaik.

Bagian Keduabelas

90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

Keduniaan tidak membuatnya lupa akherat.

91. Maka keselamatanlah bagimu Karena kamu dari golongan kanan.

Mendapat dunianya akherat, dunia dalam akherat.

92. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,

Tahu namun tak mau tahu, tak tahu berlagak tahu.

93. Maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,

Pengetahuan yang menghancurkan.

94. Dan dibakar di dalam jahannam.

Kerusakan dan kerusakan.

95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.

Yang ditulis dalam papan cahaya di setiap hati mukmin.

96. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.

Dan murnikanlah dirimu, wujudkan kebesaranNya dimana-mana.

Dalam Melaksanakan Dhuha Waqi’ah ini, yang dimaksud dengan bagian tersebut adalah raka’at. Seluruhnya berjumlah dua belas raka’at dengan pembagian empat-empat (empat raka’at salam, tanpa tasyahud awal), masing-masing raka’at membaca masing-masing bagian tersebut. Sebaiknya memang dihafalkan surah waqi’ahnya, namun dibaca pun tidak mengapa (sambil memegang mushaf kecil), asalkan tidak mengganggu ketenangan gerakan shalat.

Sekali lagi, mohon maaf, saya tidak bisa menjanjikan fadhilah dan manfaat apa-apa, jika hati Njenengan tergerak, silahkan saja, mudah-mudahan Allah akan melimpahkan kebaikan yang banyak kepada Njenengan sekeluarga.

Salam Pamuji Rahayu,

Muhammad Zainur Rakhman

(Ki Ageng Mantyasih)



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262