FILOSOFI KERIS

Bengawan Candhu

“AUM AWIGHNAMASTU, HANATA SIRA INARCAYA, YEKA SARA ULUN, ULUN YUN MIMINTA, INGGITA DE INAGRUHAN RI ANDIKA” YANG ARTINYA,

“YA,TUHAN SEMOGA TIDAK ADA HALANGAN. ADALAH PUSAKA YANG DIHORMATI, IALAH PUSAKAKU, HAMBA INGIN MEMOHON SYARAT TANDA-TANDA DIBERI NUGRAHA YANG BAIK”.

Menyambut ultah KWA yg ke 4 ini,kami dr salah satu kepingan kecil dari keluarga kwa ingin mengucapakan selamat ulang tahun kwa yg ke 4,semoga tetap menjadi sarana dan wahana silaturahmi yang membawa berkah danmanfaat bagi kita semua dan segenap sohibul bait. Dan pada kesempatan ini,kami bermaksud  berbagi share saja buat semua sedulur2 disini,terutama dibabagan tosan aji atau pusaka,mumpung masih hangatnya pengechasan dan pembangkitan sabda doa dan aura pusaka di kwa sidoarjo. Dan mohon maaf,ini bukan bermaksud mengunggulkan keris di jawa atau filosofinya kok cenderung ke jawa,karena memang ini sebatas pemahamn kami yg cetek dan masih muda,sehingga sudut pandang kami masih sangat terbatas. Semoga pada kesempatan yang lain bisa kami lengkapi dan kami tambahkan,atau bahkan ada sedulur yg berkenan meng share dengansudut pandang berbeda dan lebih lengkap kembali.

1)Keris filosofi secara jarwo dosok,atau makna dari pemenggalan kata.

Keris

Kata ini dapat kita jarwa dosok-kan ke dalam dua suku kata sebagaimana yang dijabarkan berikut ini.

Ke … dari asal kata … kekeran, yang mempunyai arti; pagar, penghalang, peringatan atau     pengendalian. Ris …  dari asal kata …. aris, yang mempunyai arti ; tenang, lambat atau halus.

Dengan berlandaskan pada penjabaran tersebut di atas, Sang mPu sebagai pembuat keris tersebut menginginkan agar hasil karyanya itu selalu dapat “ngeker” atau memagari dan menghalangi maupun memperingatkan juga mengendalikan sang pemilik secara “aris” atau tenang dan lambat-sabar. Artinya walaupun kita mempunyai kepandaian, kekayaan dan sejenisnya, hendaknya kita tidak “grusa-grusu”  atau tergesa-gesa untuk memamerkannya pada orang lain, agar dirinya tenar dan diketahui oleh semua orang bahwa dia mempunyai kelebihan.

Duwung

Seperti halnya kata keris tadi, kata duwung ini juga dapat dijabarkan sebagai berikut.

Du      ….  dari asal kata udu, yang berarti andil, taruhan, rela kehilangan

Wung ….  dari asal kata kuwung, yang berarti kewibawaan, kenyataan.

Curiga

Sebagaimana penjabaran sebelumnya, curiga juga dapat dijarwa dosok-kan sebagai berikut.

Curi … dari asal kata padas curi, yang dapat diartikan sebagai; batu runcing, juga tempat berbahaya.

Ga    … dari asal kata raga, yang mempunyai arti badan wadag atau jasmaniah.

Penjabaran dari persenyawaan rasa di atas dapat diterangkan sebagai berikut. Padas curi (batu-batu runcing) jika diletakkan pada tempatnya akan menjadi pemandangan yang elok untuk dilihat. Akan tetapi jika padas curi tersebut diletakkan sembarang tempat akan menjadi tempat yang berbahaya bagi badan wadag  manusia.

Berawal dari deskripsi tersebut, dapat kita ambil makna bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini  sudah diatur oleh “Rta” ,hukum alam abadi. Semua sudah diatur oleh Arsitek Alam, Tuhan itu sendiri. Mulai dari tata surya, galaksi, bintang-bintang, hingga tata letak bumi. Semua itu sudah diatur berdasarkan arsitektur yang maha canggih sehingga membentuk integrasi alam yang selaras dan harmonis. Namun kadang kala manusia  sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang diterimanya selalu membuat kekacauan alam dengan merubah tatanan yang sudah digariskan oleh Rta tersebut.

Perincian rasa yang berbobot seperti tertera di atas, menjadi kenyataan bahwa para mPu adalah manusia yang rela kehilangan ilmu (energi/kekuatan)-nya untuk ikut udu atau andil demi kewibawaan hasil karyanya, sehingga dengan andil para mPu tadi duwung (keris) yang bersangkutan mempunyai kekuatan yang luar biasa yang juga dapat mengalirkan vibrasi kewibawaan itu pada sang pemilik keris. Dan hal ini, pada jaman dahulu untuk mendapatkan keris yang bertuah itu tidak bisa dibayar dengan segudang harta. Karena calon pemilik keris tersebut biasanya harus melakukan tapa, brata, yoga atau samadhi untuk mendapatkan keris yang sudah “berkuwung” sebagaimana para mPu juga melakukannya untuk memberikan kekuatan pada kerisnya.

2)Keris mengajarkan kita buat menyimpan atau mengesampingkan ego dan amarah. Kita tentu sering melihat bahwa pada waktu kita jagongan temanten,atau bhkn temanten sendiri atau bahkan keluarga keraton dan para abdi dalem dalam mengenakan pusaka diletakkan dibelakang punggung,ini dimaksudkan secara tersirat dan tersurat dalam ajaran leluhur kita,bahwa agar kita dalam hal berfikir,berpendapat dan bertindak diharapkan dapat lebih momong,bijaksana,serta perlunya menjaga akhlak dan tepo seliro kita terhadap sesama. Karena dengan menaruh dibelakang posisi keris diharapkan kita membelakangkan emosi,ego,amarah dalam serawung,pertemanan ataupun persahabatan baik didunia nyata maupun dunia maya. Tapi tetap dengan menunjukkan ketegasan dan kesantunan juga keberanian pada tempatnya dan pada saatnya. Dan ini menunjukkan bahwa kita memiliki dan mengedepankan etika,estetika dalam pergaulan,membuat perasaan nyaman bagi rekan2 di sekitar kita.

3) Keris dan warangka sebagai filosofi dimensi spiritual. Dan bila kita sudah berbicara keris maka tentu kita tdk luput buat membicarakan warangka/sarung dari keris tsbt.  Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat kita khususnya Jawa diartikan secara filosofis sebagai hubungan yang cukup sinergis, menyatu untuk mencapai tatanan kehidupan dunia yang harmonisan. Maka lahirlah filosofi “manunggaling kawula-Gusti”, dekat dan bersatunya hamba dengan rajanya,dekat dan  bersatunya insan kamil dengan Sang Penciptanya, bersatunya rakyat dengan pemimpinnya, sehingga kehidupan selalu aman damai, tentram, bahagia, sehat sejahtera. Karena masing sudah mengetahui tugas dan kewajibannya. Dimana manusia, selain saling hormat menghormati,tepo seliro,mawas diri antara yang satu dengan yang lainnya, juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi dan fungsinya masing-masing secara benar dan bertanggung jawab.

4) Keris sendiri dalam kultur Jawa dipandang dan diperlakukan sebagai simbol dan juga status bagi pemiliknya. Hampir setiap keluarga aristokrat Jawa, dapat dipastikan mereka memiliki keris pusaka keluarga, yang memiliki keampuhan-keampuhan yang khas atau keistimewaan khusus dalam dapur,ricikan,maupun katiyasan atau sabda doanya.

5)Keris juga kita akui sebagai bentuk senjata. Menurut Lord Abberton of Eaton, keris pertama diciptakan oleh Raden Panji Inukertapati. Bentuk keris pada relief candi penataran berbeda dengan bentuk keris yang biasa kita jumpai, hal ini dikarenakan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Namun corak dan gayanya menandakan sebagai senjata tikam. Dan dalam cerita purwacarita jaman pewayangan,empu yang pertama kali menciptakan keris adalah empu Ramahadi dengan tiga buah pusaka belum memakai gelar kyai tapi masih asli originalnya jadi menggunakan nama sang,3 buah karya empu ramahadi adalah sang lar ngatap,sang pasopati dan sang cundrik arum.

6) Keris dianggap sebagai peninggalan berharga dan istimewa atau bisa dianggap sebagai pusaka wasiat. Dan ini terbukti lo kangmas mbakyu,coba diingat2 kita pasti sering mendengar,apabila seseorang(orang tua kita,kakek nenek kita atau eyang eyang kita) akan tiba ajalnya atau jauh hari sebelumnya, banyak yang sudah mewasiatkan sesuatu peninggalan yang dianggap berharga semisal tanah, sawah maupun rumah, begitu pula sebilah keris, sesuatu yang paling membanggakan jika pewarisnya diberi kepercayaan untuk memeliharanya. Dan biasanya untuk pusaka2 tertentu akan dipilih keturunannya yg sekiranya orgnya sdh mantap dan matang secara lahir dan batin,agar dapat dimanfaatkan dan disimpan sebagaimana mestinya.

7). Keris sebagai lambang identitas pribadi. Sebilah keris erat kaitannya dengan identitas seseorang,terutama dalam cerita,hikayat maupun sejarah. Sebagai contoh keris empu gandring adalah kerisnya ken arok,keris naga sasra sabuk inten kerisnya mahesa jenar, keris  jaka piturun sebagai tanda Sultan di Yogyakarta, keris Kyai Setan Kober dengan Arya Penangsang, keris Kyai Pulanggeni dengan Raden Harjuna, tombak Kyai Baru dengan Ki Ageng Mangir,keris kyai carubuk kepunyaan kanjeng sunan kalijaga,keris gajah dompu adlh keris kepunyaan raja2 sisingamangaraja dan masih banyak tokoh-tokoh lain dalam legenda,cerita,hikayat,sejarah negeri ini dgn keris sebagai identitas pribadi.

8) Keris marupakan manifestasi doa dan sabda. Dalam dunia tosan aji, manusia Jawa merumuskan doa yang diwujudkan dalam sebentuk pusaka keris. Doa itu dilantunkan dalam laku, mulai tapa, matiraga, tapa bisu, dan lainnya. “Jadi keris sesungguhnya dalam filosofinya sebagai media untuk mengantarkan sugesti dari doa. Cita-cita dan harapan manusia Jawa dimantramkan dan disimpan dalam keris,seolah olah sang empu merekam dan menanam sabda dan doanya dalam sebilah keris. Yang dimana keris tsbt tidak jarang mjd sebuah keyakinan dan buku hidup.

9)Wujud keris yang lurus maupun ber-luk memiliki makna masing2,keris (berlekuk) adalah simbol kebijaksanaan,dimana bila kita hidup maka kita harus menghindari hal2 yg buruk yg bertentangan dgn hukum negara,hukum adat dan hukum ketuhanan. sedangkan keris lurus adalah simbol keteguhan prinsip,apbl kita melangkah harus mantap dan lurus dalam fikiran,perkataan dan perbuatan. Kebijaksanaan dan tekad itu harus seimbang dan akhirnya bermuara ke atas (Tuhan). Karena itu, keris ujungnya lancip,” Dan secara singkatnya,masing2 luk melambangkan filosofi sbb : Keris Lurus melambangkan kepercayaan diri dan mental yang kuat.
Keris Luk 3 melambangkan keberhasilan cita-cita.
Keris Luk 5 melambangkan : dicintai oleh banyak orang.
Keris Luk 7 melambangkan kewibawaan.
Keris Luk 9 melambangkan kewibawaan, kharisme dan kepempiminan.
Keris Luk 11 melambangkan kemampuan untuk mencapai pangkat tinggi.
Keris Luk 13 melambangkan : kehidupan stabil dan tenang.

10). Keris sebagai lambang kemapanan hidup. Bagi seorang lelaki masyarakat Jawa, hidupnya akan dikatakan paripurna/mapan/sempurna, jika telah memiliki hal2 sbb: Wisma/rumah, Wanita/istri, Turangga/kendaraan, Kukila/hewan piaraan, dan Curiga/keris. Dan kolektor  keris rata2 orangnya boleh dibilang ada budget yg bisa dianggarkan buat pemaharan pusaka2 tsbt bahakan bial diseriusi maka biaya perawatan juga perlu alokasi dana pada waktu tertentu.

11). Keris sebagai lambang status sosial. Ini bisa kita lihat pada gambar dari ukiran-tangkai keris yang mempunyai wanda atau istilah keren sekarang sebagai profil atau screen saver atau chasing, misalnya: samba keplayu, maraseba, mangkurat, yudawinatan, longok, pakubuwanan, pakucumbring dan lainnya, dimana profil tersebut disesuaikan dengan kepribadian dan kedudukan sosial sang pemakai. Begitu pula dari warna pendok kemalon: merah untuk para sentana-minimal para bupati, hijau untuk para mantri, coklat untuk para bekel, hitam untuk para abdi dalem tingkat biasa (mohon dikoreksi apabila pendapat ini keliru).
12). Keris sebagai tanda jasa/satya lencana/penghormatan pengakuan terhadap orang atau keahlian tertentu. Dalam dunia perkerisan, kita mengenal keris berganja kinatah gajah singa, keris ini merupakan satya lencana yang diberikan kepada para perwira/prajurit Mataram yang telah berjasa menumpas pemberontakan kadipaten pati atas kerajaan Mataram (Sultan Agung). Dan ada keris diatas luk 13,krn idealnya dan umumnya keris maximal adlh13,tp ternyata ada luk 15,17,19,21,25,27,29,31 bahkan dengar2 ada luk 37 dan luk 41. Luk diatas 13 tsbt diberikan sebagai penghargaan dan penghormatan kepada org2 yg memiliki ke ahlian khusus dalam lingkungan istana,msl ahli tari,ahli ukir,ahli pengobatan/tabib dsb.
13). Keris sebagai atribut duta. Sewaktu resepsi pernikahan Pangeran Bernard dengan Putri Juliana dari negeri Belanda, Raja Paku Buwana X (Surakarta) mengutus puteranya G.P.H Suryohamidjojo agar menghadiri resepsi tersebut, maka sang putera diberi izin memakai keris Kanjeng Kyai Pakumpulan. Atau pada jaman dahulu pernikahan dianggap sah,bila laki2 berhalalangan hadir cukup memasrahkan pusakanya sebagai wakil dirinya dalam acara resepsi pernikahan tsbt. Dan itu dianggap sah karena sdh terwakilkan oleh pusaka/ageman pribadi tsbt.
14). Keris sebagai lambang persahabatan. Pada zaman dahulu, tanda mata yang paling tinggi martabatnya adalah keris, ini dibuktikan dengan istilah “kancing gelung” atau “cundhuk ukel” yaitu pemberian sebilah keris lengkap dari orang tua kepada anak perempuannya yang baru saja menikah, yang pada akhirnya tanggung jawab pemeliharaan keris tersebut dipegang menantu lelaki. Sering kita dengar bahwa raja2 nusantara  memberikan keris dgn garap yg indah dan cukup mewah kepada raja2 lainnya. Misal keris taming sari kepunyaan hang tuah adlh beliau peroleh dr sang taming sari utusan raja majapahit. Kmdn raja solo pernah memberikan pusakanya tombak kepada pangeran diponegoro sebagai bentuk dukungan kepada pangeran diponegoro atas perjuangandan perlawanan beliau thdp penjajajah belanda.  Keris Si Ginje adalah keris kesultanan jambi yg dlm kisah sejarah mrpkn tanda persahabatan dr  sultan agung hanyakrakusuma.
15). Keris sebagai falsafah. Bentuk dhapur dan corak pamor yang beraneka ragam memiliki nilai falsafah, dhapur brojol= penggapaian cita-cita, pamor pedaringan kebak= harapan sukses akan material, dan lain sebagainya. Luk 11,contoh Dapur Sabuk Inten, merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman dahulu.
Luk 13,contoh Dapur Sengkelat mengandung makna nyala (kehidupan) hati, maksudnya adalah perilaku yang luhur, dimana setiap siang dan malam kita selalu waspada dalam keadaan apapun. Dan juga keris2 yg lain memiliki makna dan filosofi masing2.

16). Keris sebagai medium sengkalan(chronogram). Terkenal istilah sirna ilang kertaning bumi (sirna=0, ilang=0, kerta=4, bumi=1), sengkalan tersebut menggambarkan tahun 1400 saka, begitupula ganja berkinatah gajah singa= gajah singa keris siji= berarti tahun 1558 saka, tahun runtuhnya kadipaten Pati oleh prajurit Mataram.

17). Keris sebagai pelengkap busana. Ini sering dijumpai pada saat resepsi pernikahan umpamanya, sehingga kita dengar istilah disengkelit, dianggar dan lainnya yang kesemuanya ditentukan oleh macam upacara yang akan diikuti.
18). Keris sebagai medium. Medium= media perantara, Keris pusaka dianggap mempunyai angsar/ kekuatan untuk memperlancar komunikasi dua arah antara alam nyata dengan alam ghaib, fungsi inilah sampai kapanpun akan dianggap paling menarik untuk diperbincangkan,karena banyak hal yg cukup misterius,unik dan terasa istimewa bagi kalangan tertentu. Dan tidak jarang keris dijadikan sarana memperkuat atma sang supranaturalis dlm berkomunikasi maupun membuka alam gaib.
19). Keris sebagai dekorasi. Umumnya keris yang ditempel ditembok atau media lainnya adalah hanya keris semacam souvenir tanpa kandungan aura/yoni/isi, karena dianggap kurang etis bila menempatkan keris pusaka hanya dari sisi estetika saja.
20). Keris sebagai benda koleksi. Biasanya, bagi para keluarga yang mempunyai banyak keris dari hasil warisan, maka mereka sebagian besar hanya memandang dari keindahan luarnya saja tanpa menghiraukan aspek spiritualnya. Ini berarti sering diantara mereka memperjualbelikan keris pusaka sebagaimana benda koleksi yang lain.
21). Keris sebagai obyek hobby. Kalangan yang menempatkan keris sebagai hobby adalah mereka yang mengumpulkan banyak keris pusaka hanya untuk pemuasan hati semata, tanpa menghiraukan baik tidaknya sebuah pusaka,atau tdk terlalu memperhatikan tuah,tp semata2 nilai atau keindahan dr keris tsbt saja.
22). Keris sebagai sipat kandel / piandel. Sipat kandel adalah: suatu sarana yang membuat pemiliknya lebih percaya diri untuk meraih nasib baik, terlindung, selamat dan maksud lain yang sejenis. Kalangan pecinta keris pusaka semacam ini menjadikannya sebagai “jimat”. Contoh konkretnya adalah keris Jendral Sudirman, Keris Bung Tomo, Keris Bung Karno,karena dlm perjuangan mrk selalu menyertakan keris dlm menyertai perjuangan dan pengobar semangat juang keberanian mrk dlm menghadapi penjajah belanda. serta nama-nama besar lain negeri ini, disamping para beliau adalah para bijak cendekia namun ada sesuatu yang diharapkan dari keris pusaka, terutama pada saat kritis, hal tersebut adalah hal yang wajar sebagaimana kita membutuhkan sesuatu harus menggunakan alat-alat tertentu untuk mempermudah kerja usaha kita.

23) . Spirit KerisMenurut Mpu Brojoningrat dari Surakarta dalam makalahnya, menuliskan keris merupakan visualisasi dari simbol-simbol dapur/bentuk, pamor, bahan/guru bakal guru dadi dan ukuran (anatomi antara lain, sanyari, sakilan dan lain-lain). Keris adalah kaca benggala pola tatanan hidup, falsafah, hingga pemahaman ketuhanan (konsepsi Lingga Yoni). Terciptanya Keris pusaka sebagai titik temu kemanunggalan antara Yang tinemu ing nalar (sesuatu yang dapat dinalar) dan Yang tan tinemu ing nalar (sesuatu yang tidak dapat dinalar). Heneng (konsentrasi), hening (tenang), awas (waspada) dan eling (ingat). Keris merupakan perpaduan unsur material ibu bumi bopo akoso, baja, besi dan pamor (meteorid). Yang diasuh/ditempa ribuan kali hingga sampai pada tataran wesi ‘tapisane gebagan’. Diharapkan manusia juga sampai pada tataran tapisane gebagan. Mpu dalam membabar keris pusaka tansah hateteken kasukcen apepayung budi rahayu (dituntun kesucian dan dilindungi budi luhur), jumbuhing kawulo gusti (anugerah Yang Kuasa), warongko majing curigo (perlindungan dari kecurigaan), rorohing atunggil (roh Yang Maha Esa). Keris punya konsep netes, nitis dan natas. Purwo, madyo, wusono, miwiti, nengahi, mungkasi, pathet 6, pathet 9 dan pathet menyuro. Tri loka lekere kongsi. Pada besalen dalam bangunan limasan apitan, relief candi sukuh terdapat ububan/lamusan. Susuh angin ngendi nggone, tapake kuntul ngalayang, kusumo njrah ing tawang.
Demikian yang bisa kami sampaikan filosofi keris yang bisa kami samapaikan,agar bagi kita pemilik keris akan semakin mengerti dan menghargai budaya adiluhung peradaban besar nenek moyang dan leluhur kita yg perlu kita jaga dan kita lestariakan keberadaannya. Semoga bermanfaat.

Terimakasih kepada para senior dibidang tosan aji atas segenap inspirasi dan karya2ya. Dan trmksh kepada para empu nusantara yg sampai detik ini,karyanya yg adiluhung masih bs kita nikmati eksotika,karya,keindahan,kewingitan dan keisitimewaannya,yg telah memberikan ilham dan hikmah kepada kami semuanya selaku generasi muda.

Terimakasih kepada sohibul bait  yg selalu berendah hati dan berkenan senantiasa meluangkan waktu,biaya dan fikiran dlm setiap waktu dan setiap detikny u/momong dan menyedulur kepada segenap lapisan sedulur2 dimanapun berada.

Terimakasih kepada segenap keluarga besar LASKAR KHODAM SAKTI yg tetap hadir dan seduluran di blog KHODAM SAKTI maupun dalam blog2,grup,twitter dimanapun berada,salam hormat dan salam paseduluran selalu. Silaturahmi dan paseduluran Never die.

1.     ^ Darmosoegito, Ki. 1992. Bab Dhuwung. Djojobojo. Surabaya. Hal. 16.

2.     ^Indonesia – Information related to Intangible Cultural Heritage. Laman UNESCO.

3.     ^abOrigin of The Keris. II. Chinese Influence. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

4.     ^Origin of The Keris. III. Keris and Sivaism. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

5.     ^abc Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. hal. 4.

6.     ^Origin of The Keris. I. Keris Buda. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

7.     ^ Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 3.

8.     ^ Moebirman. 1980.a,Keris Senjata Pusaka. Yayasan Sapta Karya. Jakarta.

9.     ^ lihat misalnya pada versi bahasa Inggris dari terbitan 1944 oleh Armando Cortesao (Cortesao A. 2005. Suma Oriental of Tome Pires and The Book of Francisco Rodriguez. Asian Publishing House. New Delhi. Hal. 179.

10.                        ^Origin of The Keris. IV. The birth of modern keris. Laman Old Blades – Malay World Edged Weapons

11.                        ^Recits 1997.

12.                        ^ Darmosoegito, Ki. 1992. Ibid. Hal. 9.

13.                        de Voyages du XVI et XVIIème siècle. Laman Old Blades: Malay World Edged Weapons.

14.                        ^The Malay armed forces in: ‘Description of Malaca’, from Godinho de Eredia (1613). Laman Old Blades: Malay World Edged Wapons. “Description of Malaca” dirilis ulang oleh The Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Cetakan 14,

15.                        ^ Harsrinuksmo B. 1986. Petunjuk Praktis Merawat Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7.

16.                        ^ Harsrinuksmo, B. 1985. Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7–8.

17.                        ^ Kusni. 1979. Pakem. Pengetahuan tentang Keris. C.V. Aneka. Semarang. Hal. 91.

18.                        ^abc Murtidjono. 1991. Besalen-besalen di Surakarta Masa Kini. Dalam:Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta 1991. Kumpulan Makalah. Panitia Pameran dan Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 35–42.

19.                        ^ Harsrinuksmo B. 1985. Tanya Jawab Soal Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 30., dan Jeno Harumbrojo (Yogyakarta)

20.                        PENGARANG : MT. Arifin JUDUL : Keris Jawa [Bilah latar sejarah hingga pasar]
PENERBIT : Hajied Pustaka JakartaCETAKAN : 2006ISBN : 979-25-5290-1
JUMLAH HALAMAN:460



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ROTIB AL ATHTHAS

===Sangat disayangkan bila untaian doa-doa mustajabah yang luar biasa dari Rotib Al Athtas ini terlewatkan dari wawasan kita. Selamat membaca dan semoga mendapatkan barokah++=== salam.

AUDZUBILLAHIMINASSYAITONIRROJIM

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM. ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK, AL-FAATIHAH ILAA HADHRATI HABIIBINA WA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW. WA MAN WALAHU, ILAA RUUHI SAYIDINA AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS SHAAHIBU RATIB, WA SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS WA USHULIHIM WA FURU’IHIM, INNA ALLAHA YATAGHASYSYAHUM BIR-RAHMATI WAL MAGHFIRATI AL-FAATIHAH…..

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat-nikmat-Nya, Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Al-Fatihah untuk kehadirat Tuanku, kekasih kami, dan pemberi syafa’at kami, pemimpin kami, Baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarga, sahabat orang yang mengikutinya, dan ruhnya sayidina Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas penyusun ratib ini , dan syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros serta asal usul dan keturunan mereka, sesungguhnya Allah akan menolong mereka dengan rahmat dan ampunan, Al-Fatihah……

LAU ANZALNAA HAADZAL QUR’AANA ‘ALAA JABALIN LARAITAHU KHAASYI’AN MUTASHADDI’AN MIN KHASY-YATILLAAHI WATILKAL AMTSAALU NADHRIBUHAA LINNAASI LA’ALLAHUM YATAKKAFARUUN. HUWALLAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWA ‘AALIMUL GHAIBI WASY-SYAHAADATI HUWAR RAHMAANUR RAHIIMU. HUWALLAAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL MALIKUL QUDDUUSUS SALAAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL ‘AZIIZUL JABBARUL MUKABBIRU SUBHAANALLAAHI ‘AMMAA YUSYRIKUUNA. HUWALLAAHUL KHAALIQUL BAARI-UL MUSHAWWIRU LAHUL ASMAA-UL HUSNA YUSABBIHU LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM.

A’UUDZU BILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIMI MINASYAITHAANIR RAJIIM (3X)
“Aku berlindung pada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk” (3x)

A’UUDZU BIKALIMAATILLAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ (3X)
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa-apa yang diciptakan-Nya” 3x

BISMILLAAHIL LADZIY LAA YADHURRU MA’ASMIHII SYAI-UN FIL ARDHI WALAA FIS SAMAA’II WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM. (3X)
“Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun dapat memberi mudharat, baik di bumi maupun di langit dan Dia- lah Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui” 3x

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM WA LAHAWLAA WA LAQUWWATA ILLAA BILLAAHI ‘AALIYYIL ‘AZHIIM. (10X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan tiada kekuatan dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”(10x)

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM (3X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”(3x)

BISMILLAAHI TAHASHSHANNAA BILLAHI BISMILLAAHI TAWAKKALNA ‘ALAALLAH (3X)
“Dengan nama Allah aku berlindung dengan Allah. Dengan nama Allah aku berserah diri pada Allah”(3x)

BISMILLAHI AAMANNAABILLAAHI WA MAN YU’MIN BILLAAHI LAKHAUFUN ‘ALAYHI (3X)
“Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah maka tiada takut baginya”(3x)

SUBHANALLAHI ‘AZALLAHU SUBHANALLAHI JALLALLAAHU
“Maha suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha suci Allah Maha Agung Allah”(3x)

SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIM (3X)
“Maha Suci Allah dengan segala puji kepada-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung.” (3x)

SUBHANANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHA WALLAAHU AKBAR (4X)
“Maha Suci Allah, dan segala puji hanya khusus bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanyalah Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar.” (4x)

YAA LATHIIFAN BI KHALQIH, YAA ‘AALIMAN BI KHALQIH, YAA KHABIIRAN BI KHALQIH, ULTHUF BINA YA LATHIIFU, YA ‘ALIIMU, YA KHABIIR 3X
“Yang Maha Lembut terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengetahui terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengamati terhadap makhlukNYA, berlemah lembutlah kepada kami Yang Maha Lembut, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mengamati” 3x

LAA ILAHA ILLAALLAHU (40/70/100X) MUHAMMADUR RASULULLAAH
“Tiada yang wajib disembah selain Allah (40/70/100x) Muhammad adalah rasul Allah”

HASBUNALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL (7X)
Bagi kami cukup Allah sebagai pelindung kami dan Dia adalah sebaik-baiknya Penolong

ALLAHUMM SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIN, ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAIHI WASSALLIM (11X)
“Wahai Tuhan kami, berilah shalawat/rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad, Ya Tuhan Kami berilah shalawat/rahmat-Mu kepadanya dan kesejahteraan-Mu.” 11x

ASTAGHFIRULLAHI (11X)
“Aku mohon ampunan Allah” (11x)

TA’IBU ‘ILAALLAAHU (3X)
Semoga aku termasuk golongan orang yang taubat kepad Allah

YA ALLAH BIHA, YA ALLAH BIHA, YA ALLAHU BI HUSNIL KHATIMAH 3X
“Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah karuniailah kami husnul khatimah (akhir hayat yang baik)” 3x

GHUFRAANAKA RABBANAA WA ILAIKAL MASHIIR.
LAA YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLA WUS’AHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHAA MAKTASABAT, RABBANA LAA TU-AAKHIDZNAA IN NASIINAA AU AKHTHA’NAA RABBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINAA ISHRAN KAMAA HAMALTAHUU ‘ALAL LADZIINA MIN QABLINAA RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAA LAA THAAQATA LANAA BIH, WA’FU’ANNA WAGHFIRLANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN.

“ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMu-lah kami kembali.
Allah tidak membebani seseorang melainkan lebih dari kemampuannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya (mereka berdo’a) Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada oramg-orang sebelum kami, Ya Tuhan kami janganlah pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIIBINA WA SYAFI”INA WA MAULANA MUSTHAFA MUHAMMAD BIN ABDULLAH SAW WA AALIHI WA ASHAABIHI WA DZURRIYAATIHI WA AHLI BAITIHIIM AJMAA’IN. INNALLAAHA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BIASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI WAYAJ ’ALUUNAA MIN HIZBIHIM WA YARZUQUUNA MAHABBATAHUM WA YATAWAFFANAA ‘ALAA MILLATIHIM WA YAHSYARNAA FII ZUMRATIHIM. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada hadirat penghulu kami, kecintaan kami dan pemberi syafaat kami, Rasullullah Muhammad bin Abdillah SAW, juga kepada keluarganya, sahabat – sahabatnya, istri – istri nya dan anak cucu nya, dengan harapan semoga Allah meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Rahasia mereka, cahaya mereka dan ilmu mereka dalam urusan agama dan dunia, dan semoga Allah menjadikan kami termasuk golongan mereka, dan mengaruniai kami kecintaan terhadap mereka, serta mewafatkan kami atas agama mereka dan membangkitkan kami dalam barisan mereka. Al Fatihah semoga Allah memberikan pahala kepada kamu sekalian.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA AHMAD BIN ISA AL-MUHAJIR WA SAYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN ALI BA’ALAWY WA SAYIIDIL AL-HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEQAFF, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM WAL JAMI’I SADATINA ALII BA’ALAWY WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAYHIM ‘AJMA’IIN. INNALLAAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BI BARAKATIHIM WA ASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan kepada ruh Sayyidinal Imam al Mujahir Ilallah, Ahmad bin Isa, dan kepada ruh Al Fagihil Muqaddam bin Ali Ba Alawy juga kepada nenek moyang dan anak cucu keduanya, semua dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka serta meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Asror mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah”

KHUSHUSHAN AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIBINA WA BARAKATINA SHAHIBI RATIB QUTHBI ANFAS AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS TSUMMA ILAA RUUHI SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM, INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA BI BARAKAATIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ‘ULUMIHIM, WA NAFAKHATIHIM FII DIIN WA DUN-YAA WAL AKHIRAAT, SYAI-UN LILLAAHI LAHUM. AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al-Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada ruh penyusun ratib ini, sayyidina wa habiibina wali penolong, wali qutub yang utama, al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas juga kepada ruh Syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros, juga kepada nenek moyangnya, anak cucu mereka dan orang – orang yang mempunyai hak atas mereka semuanya, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dengan berkah mereka,Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka juga semangat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH ILLAA HADHRATI JAMI’IL AULIYA TA’ALA WA SHALIHIINA WAL IMMATIR-RASYIDIINA WAL ULAMA’I AMIILIIN, WA ILLAA HADHRATI WALIDIINA WA MASYAIKHINA WA MU’ALLIMIINA WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN. TSUMMA ILLAA HADHRATI JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT. INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA WA BARAKAATIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ‘ULUUMIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga Allah menyampaikan pahalanya kepada arwah para aulia, orang – orang yang saleh dan pemimpin yang adil. Kemudian kepada arwah orang tua kami, guru – guru kami, mereka yang telah mengajar kepada kami, serta mereka yang mempunyai atas kami semuanya. Kemudian kepada arwah mukminin, mukminat, dan muslimin, muslimat, penduduk negeri ini, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dari Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH BINIYYATIL QABUULI WA WUSHUULI WA HUSHULI TAMAMI KULLI SU’LIN WA MA’MUUL WA SHALAHISY-SYAANI ZHAHIRAAN WA BATHINAN FI DIIN WA DUNYA WAL AKHIRAT DAFI’ATAN LIKULLI SYARRIN JALIBATAN LIKULLI KHAIRIN LANA WALIDIINA WALI’AWLADINA WA ‘AHBAABINAA WA MASYAIKHINAA FID-DIINI MA’AL LUTHFI WAL ‘AAFIAH WA’ALAA NIYYATIN YUNAWWIRU QULUUBANA WA QUWWALIBANAA MA’AT TUQAA WAL HUDAA WAL’AFAAFA WAL MAUTI ‘ALAA DIINIL ISLAM WAL IIMAN BILAA MIHNATIN WA LAA IMTIHAANIN BI HAQQI SAYYIDINAA WALADI ‘ADNAAN WA LIKULLI NIYYATIN SHAALIHATIN WA ILLA HADHRATIL HABIIB MUSTHAFA MAULANA SAYIDINA MUHAMMAD SHALLALLAAHU ALAIHI WA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAMA. AL-FATIHAH……

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga bacaan kami diterima dan sampai kepada Allah serta dapat mencapai semua yang dicita – citakan, mendapat perbaikan keadaan lahir dan batin dalam urusan agama, dunia dan akhirat, serta menolak semua kejahatan dan mendatangkan semua kebaikan, bagi kami, orang tua kami, orang – orang yang kami cintai, guru – guru kami dalam agama, disertai kelembutan dan kesejahteraan. Dan dengan niat semoga Allah menerangi kalbu dan sanubari kami dengan cahaya takwa, petunjuk dan penjauhan diri dari keinginan – keinginan hina, dan meninggal dunia dalam keadaan memeluk Islam dan iman, tanpa disertai bencana dan cobaan, berkat kemuliaan putra Adnan (Rasullullah) , mengumpulkan semua niat yang baik dan bertambah – tambah cinta kepada sayyidina Nabi Muhammad SAW wa shohbihi wa sallam, Al Fatihah.”

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM.ALHAMDULILLAHIR-RABBIL-‘ALAAMIN.
AR-RAHMAANIR-RAHIIM (3X)
ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK
SUBHAANAKA LAA NUHSII TSANAA-AN ‘ALAIKA ANTA KAMA ATSNAITA’ALAA NAFSIKA FALAKAL HAMDU HATTA TARDLAA WA LAKAL HAMDU IDZAA RADLIITA WA LAKAL HAMDU BA’DAR RIDLAA.
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AWAALIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AAKHIRIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIN-NABIYYIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MURSALIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MALA ILLA YAUMID-DIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FII KULLI WAQTIN WAHIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN HATTA TARITSAL ARDLA WAMAN ‘ALAIHAA WA ANTA KHAIRUL WAARITSIINA.
ALLAAHUMMA INNAA NASTAHFIDHUKA WA NASTAUDI’UKA DIINANAA WA ANFUSANAA WA AHLANAA WA AULAADANA WA MASYAIKHINA WA AMWALAANA WA KULLA SYAI’IN A’THAITANAA.
ALLAHUMMAJ’ALNAA FII KANAFIKA WA AMAANIKA WA JIWAARIKA WA ‘IYAADZIKA MIN KULLI SYAITHAANIN MARIIDIN WA JABBARIN ‘ANIIDIN WA DZII’AININ WA DZII BAGHYIN WA MIN SYARRI KULLI DZII SYARRIN INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.
ALLAHUMMA JAMMILNAA BIL’AAFIYATI WAS SALAAMAATI WA HAQIQNAA BIT TAQWAA WAL ISTIQAMAATI WA A’IDZNAA MIN MUUJIBAATI NADAMATI FIL-HALI WAL MAALI INNAKA SAMII’UD DU’AAI.
ALLAHUMAGHFIRLANA WA LIWALIDIINA WA LI AWLADIINA WA MASYAIKHINA WA LII IKHWANINAA FID DIINI WA LI ASHABIINA WA ‘AHBAABINAA WA LIMAN AHABBANAA FIIKA WALIMAN AHSANA ILAINA WA MU’ALIMIINA FID-DIIN WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN WA LIL JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT INNAKA ALLA KULLI SYAI’IN QADIIR YAA RABBAL ‘ALAAMIIN.
WA SHALLI ALLAHUMMA BIJAMALIKA WA JALALIKA ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI AJMA’IN.
ALLAHUMMAR-ZUQNAA KAMAA LAL MUTABA’ATI LAHU ZHAHIRAN WA BATHINAN BIL ‘AFIYAATA WAL SALAMAH YAA ARHAMAR-RAHIIMIIN
SUBHAANAKA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMA YASHIFUUNA WASALAMUN ‘ALAL MURSALIINA WAL HAMDULILLAHI RABBIL’AALAMIIN.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat – nikmat Nya.
Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Maha Suci Engkau kami tidak mampu menghinggakan sanjungan kepada Mu, sebagaimana Engkau telah menyanjung diri Mu sendiri.Bagi Mu lah segala pujian hingga Engkau Ridho, bagi Mu lah segala pujian jika Engkau Ridha, dan bagi Mu lah segala pujian sesudah Engkau ridha.
Ya Allah limpahkanlah segala shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad, di kalangan orang – orang permulaan; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad dikalangan orang – orang kemudian ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di setiap waktu dan saat ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di kalangan malaikat hingga hari kiamat ; dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad hingga Engkau warisi bumi dan siapa – siapa yang ada di atasnya, sedang Engkau adalah sebaik – baik pemberi warisan.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan-MU dan kami titipkan kepadaMU agama, diri, keluarga, anak-anak, harta, dan segala sesuatu yang telah Kau berikan kepada kami.
Ya Allah jadikanlah kami selalu di bawah pengawasan, keamanan dan perlindungan-Mu dari godaan setan yang terkutuk, pengusa-pengusa yang keji, dari orang-orang yang berbuat aniaya dan dzalim dan dari segala sesuatu yang bersifat jahat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas penentu segala sesuatu.
Ya Allah, tetapkanlah diri kami dengan kesehatan dan keselamatan, yakinlah diri kami dengan takwa dan istiqomah dan hindarkanlah kami dari penyebab-penyebab penyesalan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Segala doa.
Ya Allah ampunilah segala dosa kami semua, anak cucu keturunan kami, guru-guru kami, kedua orang tua kami, istri/suami kami kakek-nenek kami, keluarga kami, saudara-saudara kami, sanak kerabat kami, orang-orang dirumah kami, sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami dan kecintaan kami karena Allah, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang mengajarkan agama kepada kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, serta seluruh kaum muslimin muslimat wal mukminin mukminat.
Limpahkanlah shalawat ya Allah dengan keindahan dan keagunganMu atas junjungan kami Muhammad dan atas keluarganya dan semua sahabat-sahabatnya.
Ya Allah limpahkanlah/anugrahkan selalu kesempurnaan rezeki kepada kami untuk menjadi pengikutnya yang baik; lahir dan batin, dalam keadaan sejahtera dan selamat atas rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan keutamaan ayat : Maha Suci Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang disifatkan oleh orang orang kafir, dan sejahtera atas sekalian Rasul dan segala puji bagi Allah yang mempunyai alam semesta ini.”
@@@



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262