MENGINGAT KEMBALI PESAN DARI MAHA GURU LUQMAN HAKIM

“hai anakku! Allah SWT mengawasi dirimu dalam kepekatan malam, ketika engkau bersholat atau tidur di dalam istana. Dirikan sholat, jangan engkau ragu untuk meninggalkan perkara makruh dan lempar jauh segala kejahatan dan kekejian.”

Luqman Hakim adalah seorang maha guru ahli hikmah dari Negeri Habasyah (Ethiopia sekarang). Nama lengkap beliau adalah Luqman Bin Baura, anak dari saudara perempuan Nabi Ayyub as. Namun riwayat lain mengatakan, Lukman merupakan anak dari bibi Nabi Ayyub as. keturunan Azar (ayah dari Nabi Ibrahim) dari suku Bani Israil.

Lukman bukanlah Nabi melainkan seorang ahli hikmah—pengembala kulit hitam yang kemudiandianugerahi Allah dengan ilmu hikmah— yang kemudian namanya diabadikan dalam Al-Qur’an. Terungkap seperti dalam ayat 12, tersebut pula penegasan bahwa ia telah dianugerahi hikmah oleh Allah SWT namun tidak mendapatkan misi kenabian apapun.

Sebagaimana dinyatakan Muhammad bin Umar, Al-Harith, Bashar, Qatadah, Yaqub binIbrahim, dan Ibn Al-Mathna. Dalam kaitan ini, Qatadah meriwayatkan bahwa Allah memberi kesempatan kepada Luqman Al-hakim untuk memilih salah satu di antara dua karunia yang akan diberikan Allah,yaitu Nubuwwah dan Hikmah.

Ternyata Luqman memilih hikmah, bukan Nubuwwah. Luqman Al-Hakim ditanya oleh Jibril, kenapa memilih hikmah, ia menjawab: sekiranya aku diutus untuk menyampaikan nubuwwah, maka hal itu adalah tugas berat, dan aku dapat menegakkannya dan berhasil. Akan tetapi, karena Allah memberi kesempatan untuk memilih, maka saya menjadi kuatir tidak kuat memikul tugas Nubuwwah itu, sehingga aku lebih condong dan lebih suka memilih hikmah.

Taburan hikmah terungkap misalnya ketika Luqman ngobrol dengan majikannya: “Wahai Luqman sembelih kambing ini lalu keluarkan dua dagingnya yang paling enak.” Luqman lalu menyembelih dan mengeluarkan lidah dengan hati.

Keesokan harinya, majikannya kembali berkata: “Luqman, sembelih domba ini, dan keluarkan dua daging yang paling tidak enak”. Luqman kembali mengeluarkan lidah dengan hati.

Majikannya lalu bertanya, wahai Luqman, saya meminta kamu mengeluarkan daging yang paling enak dan paling tidak enak, kamu mengeluarkan yang sama, lidah dengan hati. Kenapa demikian?

Luqman menjawab: “Tidak ada yang seenak keduanya, apabila dipakai dengan sebaik mungkin, dan tidak ada yang sejelek dari keduanya, manakala dipakai tidak pada tempatnya”.

Itulah Luqman sehingga karena itulah Allah memberikan nama Luqmanul Hakim (Luqman yang bijaksana).

Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak bersedh, karena keyakinan takdirnya hanya kepada Allah.

Petuah Hikmah dari bibir Luqman —dalam al-Qur’an, Surat Luqman: 13-19:

“13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

16. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Percikan hikmah Luqman lainnya:
Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”.

Dalam buku Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwa Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:

01 – Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah.

02 – Orang – orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah.

03 – Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah, maka dia tawadduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepadaNya.

04 – Hai anakku; seandainya ibu bapakmu marah kepadamu karena kesalahan yang kau lakukan, maka marahnya ibu bapakmu itu adalah bagaikan pisau baja yang membersihkan tanaman pengganggu di sawah.

05 – Jauhkan dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu bisa menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

06 – Dan Berharaplah selalu kepada Allah, jangan mendurhakai-Nya. Takutlah kepada Allah dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah.

07 – Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.

08 – Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi dari semua itu, yaitu manakala engkau mempunyai tetangga yang jahat.

09 – Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.

10 – Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

11 – Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau menghadiri majlis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.

12 – Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu tidak baik dan lebih baik berikanlah makananmu kepada binatang saja.

13 – Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan saja manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan pahitnya barang itu, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.

14 – Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.

15 – Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih ingin terus menambahkannya.

16 – Hai anakku; bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.

17 – Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.

18 – Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.

19 – Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya yang akan mendatangkan cela pada dirimu.

20 – Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia karena engkau diciptakan Allah bukanlah untuk
dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.

21 – Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.

22 – Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

23 – Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandung racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.

24 – Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati akan tentram mendengarkan nasihatnya, sehingga hati ini akan hidup dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya sebagaimana tanah subur yang disirami air hujan.

25 – Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau berteman dengan orang yang bermuka dua, karena kelak dia akan membinasakan dirimu.
Semoga ada manfaatnya. Salam paseduluran.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.