TUJUH BUTIR AIR MATA

Hidup penuh karomah dan keajaiban. Saat belum ada atau belum terlahir ke dunia pada hari ke-7 dan Jam 07.17, aku sudah direncanakan keberadaanku kelak. Siapa yang merencanakannya pastilah Sang Maha Perencana. Kemudian, saat aku telah hadir ke dunia maka aku mengolah hidupku untuk menyesuaikan diri dengan buku pedoman hidup. Inipun sebuah keajaiban. Kalau tanpa hidayah tuntunan, bisa jadi aku akan terlempar ke hidup yang tak berpedoman.

Aku menari-nari bersama pelangi dunia. Nafsu dan hasrat aku turuti. Hingga kemudian kumerasa capek, lelah dan lungkrah. Yang tidak bisa kuingkari, aku sadar bahwa aku senantiasa ada di dalam pengawasan-NYA. Sedetik pun DIA tidak pernah tidur dan terlena terhadap semua perbuatanku. Jangankan perbuatanku yang nyata-nyata terlihat. Getaran batin, pikiranku seliar apapun ternyata DIA juga Maha Tahu. Dan nanti setelah mungkin aku ditiadakan, jasadku dikubur di tanah basah dan dimakan cacing maka ruhku akan kembali ke dzat-NYA. Ini jelas sebuah keajaiban.

Bagiku, semua peristiwa yang menimpaku itu penuh arti dan makna. Sekecil apapun yang terjadi pada diriku, pasti itu semua sudah ada di dalam gambaran-NYA. Maka kusadari atau tidak, kuketahui atau tidak, nyambung atau tidak dengan logikaku, maka semua itu pasti ada faedahnya bagi hidupku. Kuyakini sesuatu meskipun tidak atau belum semuanya terbuktikan. Aku tahu, hidup itu sebuah laboratorium dimana aku boleh mencoba meragukan segala hal, kemudian menyelidikinya dan kemudian mendapatkan kepastian yang tidak terbantahkan lagi. Kepastian itu kemudian menjadi sebuah kata kunci dimana segala sesuatu bisa kuurai darinya. Hidup dengan hanya mengandalkan logika, membuat batinku terasa sumpeg dan sesak. Mata terasa kabur dan telinga terasa tuli.

Pada suatu ketika, akal sehat perlu kulengkapi dengan mata batin. Kurasakan segala hal dengan penghayatan. Kutulis puisi, syair, kupetik gitar, kubernyanyi di ujung senja sebuah pantai. Kubercinta dengan kata-kata. Kubertemu dengan seorang gadis yang lahir pada tanggal 7, kulabuhkan bahteraku padanya. Hidup terasa semakin hidup saat anak laki-laki ku hadir pada tanggal 27. Kuberi nama dia Hasan yang artinya “yang bagus dan tampan”. Dia menghibur hari-hariku, capek dan lelah bekerja sebagai lelaki tidak kurasakan sebagai beban yang berat.

Kata orang, mungkin aku hidup di alam imajiner. Pikiranku tidak waras.. Betapa sesungguhnya antara imaji dan hal yang nyata itu bagiku begitu sulit untuk dibedakan. Suatu ketika, saat aku duduk diam di sebuah pagi di rerumputan. Tiba-tiba datang seekor ular dan ular itu mendesis. Aku justeru melihat ular itu sedang menyapaku dengan sapaan hangat seorang teman berjenis makhluk lain. Aneh, kenapa ular itu tidak kuanggap sebagai ancaman? Justeru sebaliknya, ketika aku disapanya maka kubalas sapaan mesranya dengan salam dan dia pun kemudian pergi dengan gembiranya.

Aku jelas bergembira bila aku mampu memaknai semua ini sebagai wujud penghambaan dan rasa sukur telah di-ada-kan dengan satu misi khusus tertentu sebagaimana misi-misi khusus yang dirancang pada setiap manusia. Hidup memang ajaib dan penuh dengan hal-hal yang ajaib bagiku. Namun barangkali tidak bagi Tuhan Semesta Alam. Kenapa kukatakan “barangkali?” sebab aku tidak tahu betul apa kehendak-NYA kecuali diri-NYA sendiri.

Kerap terlintas di benak ini kenapa ku ada dan apa misiku… Tak selalu kutemukan jawaban yang jelas, namun kuyakin semua makhluk telah mengikuti kehendak dan perintah Ilahi dengan terpaksa ataupun suka cita. DIA membuat hukum yang pasti diikuti semua makhluk, hal ini bisa aku rasakan dalam renungan yang hening. Kuperhatikan keluar masuknya nafas kedipan mata dan degup jantung yang bergerak mengalirkan darah sambil mengirimkan nutrisi menggantikan sel-sel yang hilang indahnya penglihatan memandang alam suara debur ombak menggema menembus telinga dan lidah merasakan lezatnya buah-buahan dan biji-bijian. Oh .. alangkah indahnya semuanya ini, manusia hanya bisa merasakan dan menyaksikan. Tidak sedikitpun ikut andil dalam membuat rasa semua ini. Bagaimana rasa itu muncul? Bagaimana bentuk rasa itu? Pernahkah bisa terpegang bentuk rasa itu?

Rasa itu memang sesuatu yang sungguh gaib, Allahu Akbar…dengan penuh penghayatan aku memahami; bahwa aku sebenarnya hanya diam terpaku dalam kesibukan af’al Allah. Hanya DIA lah yang Maha Menggerakkan semua ini, termasuk bumi, bintang, galaksi dan DIA juga yang mengatur senyawa-senyawa bereaksi serta butiran atom bergerak pada porosnya. Maka, kuharus bersyukur atas semua ini. Kesadaranku ini tidak setiap saat hadir dalam hidupku. Dulu saat kulahir dari perut ibu kupasti belum mengetahui apa-apa, kemudian DIA memberi kepadaku pendengaran dan penglihatan serta pikiran dan perasaan agar bersyukur.

Guru sejati manakah yang bisa mengalahkan Allah SWT? Dia adalah Sang Maha Guru yang mengajarkan apa-apa yang belum diketahuinya. Allah-lah yang menuntunku, memberikan inspirasi, ilham dan wahyu. Tubuh patuh mengikuti hukum-NYA, tidak terkecuali aku yang setiap saat menjadi orang yang kufur nikmat ini. Sunnah-sunnah Allah berlaku kepada alam semesta baik yang mikro maupun yang makro. DIA sumber segala hakikat dan sumber segala pengilhaman.

Maka, kuterus belajar sedikit demi sedikit tentang semua hal. Baik itu apa yang kulihat, kudengar, dan kuhayati, juga yang sudah diturunkan kepada para manusia bijaksana sepanjang masa dimana mereka telah sampai pada pemahaman yang lebih tinggi karena sudah mendapatkan wahyu ilham. Sesungguhnya tidak hanya aku dan dirimu yang sudah mendapatkan ilham tersebut. Bahkan DIA mewahyukan kepada lebah dan mewahyukan kepada tiap-tiap langit itu urusan masing-masing.

Jadi aku dan engkau diberi roh dan roh adalah limpahan Dzat-NYA sehingga muncullah kesadaran serta kemampuan abstraksi dan berkomunikasi secara lisan maupun simbolik, kemampuan analisis dan sintesis, berakal dan berpikiran. Kesemuanya itu merupakan intrumen yang disediakan dalam rangka untuk menjalankan tugas kekhalifahan. DIA mengilhamkan kepada jiwa manusia. Dia yang mengajarkan jiwa manusia melalui kalam baik tentang semua jalan baik itu jalan kebajikan maupun jalan kejahatan… Jalan hitam atau jalan putih, jalan susah atau jalan senang, jalan derita atau bahagia…..

–Wahai orang-orang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan memberikan kemampuan bagimu untuk membedakan yang benar dan yang salah dan barang siapa bertaqwa niscaya Dia akan mengadakan bagimu jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka–

Dengan demikian semakin kupaham bahwa cara untuk mendapatkan cahaya atau hidayah yaitu mengamalkan hal yang diwajibkan dan disunnahkan. Memberi manfaat ke semua orang, membantu yang kesusahan, bersedekah sosial, serta melakukan dzikrullah baik berdiri, duduk, maupun berbaring untuk mengingat NYA. Dan kuyakin, kalau kuingat pada-NYA maka DIA akan menyambut ingatanku, dengan sambutan kasih sayang serta memberinya cahaya penerang bagi hatiku.

Ya Allah Ya Majid, berilah semangat kepada debu kotor ini bersujud, menangis dan menitikkan tujuh butir air mata di Kaki-Mu Yang Maha Mulia.. Yang Mahanya Semua yang Serba Maha.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.