MISTERI BUKIT MENJULUK SEDAYU LAWAS

AHMAD FARID

Kisah ini terjadi pada tahun 2006 pada saat saya masih membujang. Saat itu saya sebagai Pembina komunitas siswa pecinta alam. Memang saya sangat minat pada dunia petualangan dan supranatural. Oleh karena itu saya mengagendakan kegiatan safari camp pada liburan sekolah.  Tujuan kami adalah Bukit Menjuluk di Sedayulawas, Kec. Brondong, Kab. Lamongan.

Pada saat itu memang sedang in tayangan televisi berbau misteri. Untuk itu kami bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya. Kami sepakat acara safari camp kami diliput untuk sebuah acara TV itu. Tibalah pada hari yang ditentukan, setelah seremonial di aula, sekolah rombongan kami yang berjumlah 25 orang bergegas berangkat bersama kru tv itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, tibalah rombongan di Masjid Besar Sedayulawas. Di sebelah barat masjid itu terdapat makam kuno milik ayahanda Sunan Sendang yang bernama Syeikh Abdul Qohar dari Timur Tengah. Rombongan / Tim kami berziarah sejenak di makam itu, lalu kami lanjutkan perjalanan ke Bukit Menjuluk. Karena sulitnya medan, kru TV memutuskan untuk menyewa pedati (jawa: cikar) untuk mengangkut peralatan shooting.

Sementara itu, tim pecinta alam menyusuri jalan setapak yang sedikit licin karena habis diguyur hujan pada malam harinya. Tibalah rombongan di lereng Bukit Menjuluk yang landai, sangat cocok untuk mendirikan tenda. Jarum jam menunjukkan pukul satu siang, saya bersama tim memutuskan mencari keberadaan makam kuno yang konon milik penyebar islam di Sedayulawas pada masa lampau. Ternyata kami sempat kebingungan mencari keberadaan makam kuno tersebut. Setelah beberapa saat kami menemukan makam kuno tersebut yang hampir tak terlihat karena ditumbuhi semak belukar. Segera kami membabat semak itu. Saat itu terlihat jelas keberadaan makam kuno tersebut. Terdapat tiga makam  berjejer di tempat itu. Senja semakin gelap, kami pun harus kembali ke tenda untuk melakukan persiapan ritual di makam kuno tersebut. Setelah sholat maghrib, kami lanjutkan dengan ritual tahlil. Kemudian kami kembali menuju makam tersebut dengan penerangan senter. Kami berniat menguak misteri makam kuno tersebut. Seorang paranormal dari acara TV tersebut kemudian mendeteksi energi makam kuno itu. Lalu kami menuju tempat yang agak lapang untuk melakukan proses mediumisasi sosok penjaga makam kuno itu. Setelah berkomat-kamit membaca mantra, tubuh paranormal itu kejang dan rubuh di tanah, merayap dan mendesis-desis layaknya ular.

Host acara TV mencoba berdialog dengan sosok arwah yang merasuki tubuh paranormal itu. Sosok itu mengaku bernama Ki Munjayani yang bertugas menjaga makam kuno tersebut. Rupanya Ki Munjayani tidak sendiri, ia ditemani sosok kembarannya yang bernama Ki Munjayana. Setelah sadar, paranormal itu lalu meminta alat tulis kepada kru untuk membuat sketsa dua sosok ular ghaib penjaga makam kuno itu. Ia lalu mulai mengoreskan ujung pensil di selembar kertas, lambat laun sketsa sosok itu semakin jelas menggambarkan ular raksasa dengan mahkota di kepalanya. Kami terpana dengan hasil sketsa itu. Mata kami pun terbuka, bahwa ada makhluk lain di sekitar kita yang harus kita hormati keberadaannya. Tidak saling mengusik satu dengan lainnya. Acara malam itu kami akhiri dengan atraksi api unggun dengan penampilan yang mendebarkan seperti hipnotis, berjalan di atas bara api, mengangkat seseorang dengan dua jari, dan lain-lain. Setelah itu kami beranjak tidur di tenda membawa misteri Bukit Menjuluk ke alam mimpi.(*)




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.