RENUNGAN SEORANG WALIYULLAH

KI JURUANGON

Assalamu’alaikum Wr. Wb.. Sedulur KOS, di hari Jum’at ini izinkan saya menyampaikan artikel tentang renungan seorang waliyullah yang saya terjemahkan dari kitab Mau’idzah Hasanah, salah satu karya Waliyullah Muhyiddin Ibn Arabi, seorang kekasih Allah yang sangat masyhur. Terima kasih, Wassalam…. Juru Angon

Dikisahkan, bahwa seorang waliyullah sedang ber-tafakkur mengenai persoalan, beban dan cobaan yang berat, tetapi ia belum memperoleh jawaban yang arif dan bijak. Dalam munajat-nya ia mengadu kepada Tuhannya: “Ya Allah, ya Tuhanku, Engkau ciptakan aku tanpa Engkau meminta persetujuanku, Engkau matikan aku tanpa Engkau beri isyarat terlebih dahulu, Engkau perintah aku dan Engkau larang aku, tanpa Engkau memberitahuku. Engkau kuasakan atasku hawa nafsu yang membinasakan dan syaitan yang menyesatkan. Engkau tanamkan kesenangan syahwati yang memabukan dalam diriku, Engkau jadikan dunia yang menyilaukan di depan pelupuk mataku.

Kemudian Engkau takut-takuti aku, Engkau bentak aku dengan ancaman dan peringatan, lalu Engkau berfirman: “Laksanakanlah apa yang Aku perintahkan”, atau “Janganlah kamu ikuti hawa nafsumu karena ia bisa menyesatkan kamu dari jalan-Ku, berhati-hatilah dalam menghadapi syaitan karena ia juga bisa menyesatkanmu, dan waspadalah dengan dunia karena bisa membujukmu. Jauhilah keinginan syahwatimu agar tidak lagi bisa membinasakanmu, keinginan dan harapanmu agar tidak mempermainkanmu. Aku wasiatkan agar kamu berhati-hati dengan orang-orang dungu.

Carilah harta yang halal untuk kehidupan duniawimu, jangan lupakan akhiratmu, dan jangan pula kamu berpaling dari jalan akhirat karena kamu akan mengalami kerugian yang besar baik di dunia maupun di akhiratmu.” Sungguh ya Tuhanku, Engkau telah jelaskan dan paparkan semua hal, kekuatan dan keadaan yang saling bertentangan, tetapi aku tidak tahu begaimana aku bisa melakukan semua itu. Setiap apa yang aku perbuat, aku selalu dalam kebingungan. Tolonglah aku ya Allah, ulurkan Tangan-Mu, dan tunjukanlah jalan keselamatanku. Jika Engkau tidak menolongku, niscaya binasalah aku.”

Kemudian Allah memberikan petunjuk kepada waliyullah tadi dalam bentuk ilham yang diturunkan-Nya dalam hatinya. Allah berfirman: “Hamba-Ku, sesungguhnya apa yang aku perintahkan kepadamu hanyalah agar kamu mengetahui bahwa kamu mempunyai Tuhan. Dialah yang menciptakanmu, memberi rizki kepadamu, membentuk rupamu dan menumbuhkembangkan dirimu, memelihara dan memberi petunjuk kepadamu, menolong dan menjadikan dirimu kaya. Sedangkan semua yang Aku larang kepadamu, adalah agar kamu menyadari bahwa dirimu membutuhkan perlindungan-Ku dan pertolongan-Ku.

Sesungguhnya kamu pasti membutuhkan Aku dalam setiap langkah dan kegiatanmu, dalam setiap waktumu, baik dalam urusan duniawi maupun akhiratmu, siang maupun malam. Sesungguhnya tidak ada suatu hal pun yang berkaitan dengan dirimu, baik kecil maupun besar, rahasia ataupun tidak, kecuali semua itu tidak luput dari pengawasan-Ku. Ketahuilah! Kamu pasti membutuhkan Aku. Kamu tidak bisa lepas dari pertolongan-Ku. Oleh karena itu, janganlah kamu berpaling dari-Ku, mengesampingkan diri-Ku, melupakan Aku, dan menyibukkan dirimu dengan selain-Ku. Sebaliknya, gunakanlah semua waktumu untuk menginga-Ku. Mintalah kepada-Ku semua keperluanmu.

Mengadulah kepada-Ku dalam setiap masalahmu. Di setiap khalwat-mu, ber-munajat-lah kepada-Ku, “saksikanlah” Aku dan takutlah kepada-Ku. Jadikanlah dirimu sebagai orang yang menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada-Ku, sebagai orang yang “telah sampai” kepada-Ku, dan sebagai orang yang menyadari bahwa Aku bersamamu dimanapun kamu pijakan kakimu, meskipun kamu tidak bisa melihat diri-Ku.

Jika kamu menginginkan semua itu dan bisa memahami hakikat dari apa yang Aku firmankan dan kebenaran dari apa yang Aku gambarkan, maka tinggalkanlah semua yang ada di belakangmu dan majulah menghadap-Ku sendirian. Kalau kamu sudah melakukan semua itu, maka Aku dekatkan dirimu kepada-Ku, Aku sampaikan kamu di hadapan-Ku, dan Aku angkat dirimu di sisi-Ku, sehingga kamu menjadi salah seorang kekasih-Ku, wali-Ku dan penghuni surga-Ku yang berada di samping-Ku, bersama para malaikat-Ku. Di sorga-Ku, kamu menjadi orang terhormat, mulia, bahagia, gembira, nyaman dan aman selama-lamanya.

Janganlah kamu berprasangka buruk terhadap-Ku. Jangan sekali-kali kamu sangka Aku dengan ketidakbenaran. Ingatlah akan semua nikmat, kebaikan dan anugerah-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Ingatlah, ketika Aku ciptakan kamu –padahal sebelumnya kamu tidak ada- menjadi makhluk yang sempurna. Aku jadikan untukmu pendengaran yang sensitif, penglihatan yang tajam, panca indera yang sensitif, akal yang cerdas, pemahaman yang seksama, hati yang jernih, pikiran yang halus, lidah yang fasih, tubuh yang sempurna, rupa yang indah dan cantik, dan anggota tubuh yang cekatan.

Kemudian Aku “ilhamkan” kepadamu perkataan dan ucapan. Aku tunjukkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat dan merugikan. Aku ajarkan kepadamu bagaimana mengelola harta, pekerjaan dan perbuatan. Aku singkapkan selubung hijab dari penglihanmu. Aku bukakan matamu untuk melihat ke arah malakut-Ku, cakrawala-Ku. Kamu saksikan pergantian siang dan malam, angkasa yang tak terbatas dan bintang-bintang yang berjalan dan bertaburan. Aku ajarkan pula kepadamu menghitung waktu dan masa, bulan dan tahun. Aku tundukkan semua benda, tumbuhan dan binatang yang ada di daratan dan lautan untukmu. Kamu bisa manfaatkan semua itu, seolah-olah kamu lah pemilik semuanya.

Ketika Aku lihat dirimu menjadi orang yang jahat, keterlaluan, pengkhianat, zalim, dan sewenang-wenang yang melewati batas dan ketentuan, yang meremehkan keadilan dan kesadaran, kebenaran dan kebaikan, maka Aku pun tetap anugerahkan kenikmatan kepadamu. Aku singkirkan semua penyakit dari dirimu. Aku tetap berikan apa yang terbaik dan terindah kepadamu. Namun, kamu berprasangka buruk kepadamu, menyangka Aku dengan ketidakbenaran. Bersambung




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

SUSILA BUDHI DHARMA

Salah satu aliran kepercayaan asli Indonesia bernafaskan Kejawen Islam ini sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jauh sebelum era globalisasi dan pasar bebas, SUSILA BUDHI DHARMA telah tersebar di 80 negara dengan anggota 20 ribu orang.

subuh

Nama Indonesia sebenarnya tidak jelek di dunia internasional. Negeri yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja dan kini sedang sedih karena berbagai aksi radikalisme, anarkisme dan nasionalisme yang memudar ini, sebenarnya menyimpan kekuatan spiritual yang justeru diakui di dunia internasional. Kekuatan spiritual ini bisa jadi cara olah batin untuk mengubah dunia. Salah satu bukti statemen itu adalah diterimanya salah satu aliran kebatinan Jawa (Kejawen) di dunia internasional sejak puluhan tahun yang lalu.

Subud didirikan oleh almarhum R. M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo. Bapak (panggilan akrabnya di kalangan Subud) menerima latihan secara spontan (dalam khasanah internal Kebatinan dikatakan telah menerima WAHYU. Sebutan ini dari kacamata Agama Islam dinilai agak kurang PAS karena yang menerima wahyu hanya para nabi. Lebih tepatnya menerima ilham) pada tahun 1925, saat berumur 24 tahun. Subuh bercerita saat dia menerima wahyu: “Saat itu Bapak (Subuh menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Bapak bukan “saya” atau “Kami” seperti kebanyakan orang) bekerja di kantor melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tahu-tahu semua itu berhenti, berakhir. Akal tidak bekerja lagi. Kemudian Bapak menerima seperti yang akan Saudara terima di dalam latihan. Bapak tidak mencari ilmu, karena tidak mempunyai guru atau pengajar. Bapak hanya sekadar menerima, dan itu disebut Mukjizat Allah, Anugerah Tuhan. Itu hanya diberikan kepada orang kalau orang itu tidak mencarinya, sepi ing pamrih. Kalau seseorang menyerah dan pasrah dalam menerima Anugerah Tuhan, maka Tuhan akan memberi Anugerah-Nya…”

Inilah awal sejarah Subud yaitu ketika almarhum R. M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo mendapatkan pengajaran langsung dari Tuhan. Kontak ini disusul dengan masa tiga tahun yang ditandai gejolak luar biasa di dalam jiwanya. Pada akhir masa itu, doanya terkabul dengan diperolehnya petunjuk bahwa karunia yang telah diterima beliau tidak hanya untuk dirinya sendiri dan dapat dibagi-bagikan kepada siapa saja yang berminat. Hanya disyaratkan bahwa anggota tidak boleh dicari-cari. Delapan tahun kemudian sejak diterimanya wahyu pertama tersebut, pada tahun 1933 Muhammad Subuh menamakan apa yang diterimanya ini sebagai LATIHAN KEJIWAAN. Subud sebagai organisasi kemudian dibentuk dan resmi berdiri tanggal 1 Pebruari tahun 1947 di Yogyakarta. Pada tanggal 23 Juni 1987, Muhammad Subuh dipanggil Sang Khalik di Jakarta dalam usia 86 tahun.

Muhammad Subuh dikenal para pengikutnya sebagai orang yang winasis, sakti dan waskita. Salah satu hal yang penting sebagai tonggak yang membesarkan organisasi ke dunia Internasional yang dipimpin Subuh ini adalah peristiwa sembuhnya Eva Bartok, artis Inggris setelah sakit bertahun tahun. Secara pribadi Subuh dikenal pula bertangan dingin dan mampu mengobati berbagai macam penyakit hanya dengan memasrahkan segala penyakit ke Tuhan. Apa komentar Subuh saat bisa menyembuhkan Eva Bartok? “Itu bukan Bapak yang menolong atau menyembuhkannya. Bapak hanya menunjukkan cara berbakti kepada Tuhan Allah, dan dia sembuh. Eva menjadi sehat, dan segala-galanya berakhir dengan baik. Bapak hanya menunjukkan cara berbakti. Kesehatan seseorang adalah perkara antara orang itu dan Tuhan Allah. Orang lain tidak dapat turut campur tangan…”

Bagi pengagumnya, figur Subuh tak hanya pribadi yang mempesona auranya, tapi lebih-lebih pesona spiritualnya. Maklum, Subuh bisa di-artikan sebagai Subud, nama kondang di peta spiritualitas. Subud adalah sejenis latihan spiritual yang diperoleh Subuh melalui sebuah pengalaman gaib pada 1925. Jalan spiritual itu kemudian disebut latihan kejiwaan Subud, kependekan dari Susila Budhi Dharma. Inti latihan kejiwaan itu berupa pasrah kepada Tuhan.

Manusia, menurut Subud, memiliki akses langsung dan cara yang unik untuk berhubungan dengan Tuhan. Subud, menurut Suryadi Haryono, penasihat Yayasan Susila Dharma Indonesia, bukan agama, ajaran, atau sejenis meditasi. Sebagian kalangan muslim memandang Subud, seperti aliran kebatinan umumnya, mengabaikan syariat. Benarkah? “Subud tidak bermaksud memisahkan manusia dari agamanya. Justru melalui proses pembersihan diri ala Subud, orang semakin mengamalkan ajaran agama,” kata Suryadi.

Idries Shah (1926-1996), penulis tasawuf kelahiran India, pernah menyatakan bahwa Subud adalah bentuk popularisasi dari tasawuf dan latihan kejiwaan. Subud tak ubahnya olah batin cara sufi. Muhammad Subuh memang pernah berguru kepada Kiai Abdurrahman, guru tarekat Naqsabandiyah di Kota Semarang. Namun, Subuh menolak penilaian keterkaitan antara Subud dan tasawuf. Dalam otobiografinya, Subuh menyatakan bahwa latihan kejiwaan tak diperoleh dari manusia. Sebagai organisasi, Subud berdiri secara

resmi pada 1947 di Kota Yogya. Pada 1957, markas Subud berpindah ke kawasan Cilandak, Jakarta. Pengikut Subud hingga 1950-an masih terbatas di Pulau Jawa. Pada 1995, jumlah mereka secara nasional sekitar 15 ribu orang, demikian menurut esai ilmiah Robert J. Kyle dari Jurusan Arkeologi dan Antropologi Universitas Nasional Australia. Mereka tak hanya datang dari berbagai kelas sosial, tapi juga dari penganut agama resmi di Indonesia: Islam, Katolik, Protestan, Buddha, dan Hindu.

Sejak 1957, ratusan orang di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia mulai masuk Subud. Penyebaran ini berkat artikel-artikel di koran dan jurnal Eropa tulisan Husein Rofe, ahli bahasa asal Inggris yang pernah berguru kepada Subuh. Juga buku-buku lain. Kini jumlah anggota Subud diperkirakan 20 ribu orang, yang tersebar di 80 negara. Mereka membentuk organisasi nasional di negara masing-masing dan secara internasional mendirikan World Subud Association. Lalu, ada juga organisasi Susila Dharma Internasional, yaitu lembaga swadaya masyarakat yang berafiliasi pada organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Indonesia, pengikut Subud ber-organisasi di bawah Yayasan Susila Dharma Indonesia. Dan kini pelatih spiritual tertingginya adalah Siti Rahayu Wiryohudoyo, anak tertua Subuh.

Subud adalah bagian dari pertumbuhan mistisisme atau sebut saja gerakan kebatinan di Jawa pasca kemerdekaan. Mereka yang terdaftar di meja birokrasi pemerintah pada 1970-an berjumlah 350 kelompok. Nama kelompok itu antara lain Sumarah, Sapta Darma, dan Pangestu. Hanya Subud yang mendunia. Fenomena itu, menurut studi Robert J. Kyle, adalah bagian dari pencarian identitas budaya menghadapi gemuruh modernitas yang mulai menyentuh Indonesia. Ada berbagai pandangan dari beberapa pengamat, misalnya Koentjaraningrat, tentang faktor kemunculan gerakan kebatinan di Jawa. Ada yang memandang gerakan itu sebagai pelarian psikologis masyarakat dalam menghadapi kerasnya kondisi sosial ekonomi, pe-perangan, kerawanan sosial, dan cepatnya perubahan sosial. Pengamat lain berpendapat itu merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap kurangnya toleransi dan kecenderungan ritualistik dari kaum beragama. Kegagalan agama-agama untuk menjadi sumber moralitas juga dituding sebagai biang keladi. “Semua pandangan itu ada benarnya,” kata Robert dalam esai ilmiahnya. Apa pun latar sosiologis kelahirannya, kehadiran Subud terbukti memenuhi dahaga spiritual zaman, terutama di Barat.

***

SUBUD merupakan singkatan SUSILA BUDHI DHARMA. SUSILA menunjukkan sifat insan yang memiliki tabiat manusia yang sempurna sesuai dengan kodrat Tuhan. BUDHI berarti bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu daya luhur yang dapat membimbingnya bila ia mampu menginsyafi kehadiran daya tersebut. DHARMA melambangkan penyerahan manusia kepada Kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa. Latihan kejiwaan Subud adalah praktek rohani yang merupakan inti eksistensi Persaudaraan Subud. Dalam latihan kejiwaan Subud, si pelatih menyerah sepenuhnya kepada, membuka rasa dirinya kepada, dan mengalami kontak langsung dengan Kekuasaan Tuhan. Selama latihan berlangsung, si pelatih hanya mengikuti apa saja yang timbul dalam rasa dirinya dari saat ke saat. Pengalaman ini bersifat sangat pribadi, sehingga masing-masing pelatih akan mengalami hal-hal yang berbeda-beda. Karena apa yang diterima dalam latihan kejiwaan Subud bersifat sangat khas dan dalam, maka pengalaman-pengalaman para pelatih tidak mungkin digambarkan secara memuaskan dengan kata-kata. Dijelaskan bahwa tujuan utama latihan kejiwaan Subud adalah memberdayakan kita, dengan menyerah kepada Kekuasaan Tuhan serta mengikuti petunjuk-Nya, agar lambat laun dapat mencapai keadaan kodrati kita yang sebenarnya sebagai manusia sempurna, atau insan kamil. Siapa saja boleh masuk persaudaraan Subud asalkan calon anggota sudah mencapai umur 17 tahun, telah menjalankan masa percobaan selama tiga bulan guna mengerti asas dan tujuan Subud, dan tidak ada halangan apa-apa, maka barang siapa akan diterima sebagai anggota Subud.

Subud bukanlah organisasi atau sekte yang eksklusif, karena menerima anggota dari segala macam agama, maupun mereka yang belum beragama. Oleh karena esensi Subud adalah kebaktian kepada Tuhan Yang Mahakuasa, maka tidak ada alasan untuk terjadinya konflik dengan agama yang diyakini. Malah sebaliknya, banyak anggota Subud yang mengaku setelah mengikuti latihan kejiwaan mulai menghayati agamanya sendiri dan menghormati agama-agama orang lain. Latihan kejiwaan Subud dimulai dengan PEMBUKAAN. Selama beberapa bulan setelah dibuka, seseorang yang baru menjadi anggota dianjurkan melakukan latihan dua kali seminggu selama setengah jam. Bila sudah cukup terbiasa menerima latihan, dia akan dibenarkan berlatih tiga kali seminggu.

Latihan kejiwaan Subud dapat dilakukan baik dalam kelompok maupun sendirian. Bila keadaan memungkinkan, idealnya ialah berlatih dua kali seminggu dalam grup dan sekali seminggu seorang diri. Kini, di berbagai komunitas di seluruh dunia terdapat sebanyak 385 grup Subud. Komite-komite setempat mengusahakan sarana latihan. Di sebagian besar negeri tempat Subud berakar ada organisasi nasional yang mengadakan kongres berkala agar para anggota dapat baik bersilatulrahmi maupun berbakti bersama kepada Tuhan Yang Mahaesa. Semua organisasi nasional mengambil bagian dalam Asosiasi Subud Sedunia (World Subud Association, WSA) dan memilih direktur dan pejabatnya. WSA mensponsori kongres internasional yang diselenggarakan tiap empat tahun sekali. Pada tahun 1997 kongres tersebut akan diadakan di kota Spokane, Washington, Amerika Serikat. Kongres-kongres sebelumnya diadakan di Kolombia, Australia, Inggris, Kanada, Jerman, Indonesia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Dalam salah satu transkrip ceramahnya kepada para calon anggota Subud di Singapura, pada 16 April 1960 Muhammad Subuh mengatakan bahwa Subud bukanlah agama baru, juga bukan sebagian agama yang sudah ada, apalagi suatu ilmu. Subud hanya merupakan lambang cara hidup manusia sempurna. Susila Budhi Dharma oleh sebab itu merupakan lambang tindak-tanduk manusia di dalam latihan kejiwaan Subud, artinya apa saja yang terjadi di dalam latihan kejiwaan Subud sungguh-sungguh merupakan Kehendak Tuhan dan terjadi karena memang demikianlah Kehendak Tuhan atas diri kita. Itu amat cocok dengan kitab bahwa Tuhan selalu dekat pada manusia, atau bahwa manusia sangat dekat pada Tuhan, bahwa Tuhan memberikan apa saja yang dibutuhkan manusia, dan bahwa manusia dapat menerima apa saja yang diberi oleh Tuhan. Apa yang harus kita serahkan kepada Tuhan? “Bukan harta benda kita, bukan apa yang kita cintai, apalagi apa yang kita miliki, karena Tuhan tidak membutuhkan semua itu. Yang harus kita serahkan ialah akal-pikiran, hati, dan nafsu, karena itu semua merupakan alat-alat yang selalu menghalang-halangi kita kalau mau dekat pada Tuhan..” kata Muhmmad Subuh.

Menurut Subuh, Tuhan memerintah tanpa perkakas atau bahan, sedangkan manusia, kalau mau membuat suatu barang, membutuhkan, misalnya, meja, kayu, paku, martil, dan alat-alat lainnya. Untuk bisa membuat bom atom, manusia membutuhkan alat-alat yang lebih banyak lagi untuk mengubah bahan baku menjadi bom atom. Tetapi semua itu tadi tidak diperlukan Tuhan. Tuhan Allah mencipta tanpa perkakas dan bahan. Di sini terang sekali bahwa untuk dapat mengerti Kehendak Tuhan tidak ada jalan lain buat manusia kecuali betul-betul menyerah, karena hati dan akal pikirannya tidak mungkin akan dapat bertemu dengan Tuhan. “Itulah yang kita lakukan dalam latihan kejiwaan. Kita hanya menyerah saja tanpa menggunakan akal-pikiran, hati, dan nafsu, karena tugas kita ialah hanya sekadar menerima jatah yang Tuhan catukan kepada kita. Demikianlah dapat dimengerti bahwa Subud itu hanya merupakan lambang kehidupan manusia yang wajib menurut Kehendak Tuhan melulu serta melaksanakan Perintah-Nya di dunia, dan demikian pula di akhirat.” Ujar Subuh.

Itulah karenanya maka dalam mengikuti latihan kejiwaan Subud kita tidak mempunyai ajaran, tidak ada yang perlu kita pelajari, karena yang dihendaki tidak lain kecuali sungguh-sungguh menyerah. Siapa saja yang mengatakan bahwa ia tahu di mana jalan menuju ke Tuhan sebenarnya mendahului pemberian Tuhan sebelum ia dapat menerimanya. Tidak ada yang perlu kita lakukan kecuali menerima apa yang diberi-Nya, atau apa yang menjadi Kehendak Tuhan atas diri kita. Itulah sabda sejati para nabi, “Asal engkau pasrah kepada Tuhan dengan ikhlas dan jujur, Tuhan akan memayungi dan menuntun dirimu.”

Di dalam latihan kejiwaan kita tidak mempunyai kemauan satu pun. Menurut Subuh, kita tidak mempunyai permohonan satu pun. Kita hanya sekadar menerima apa saja yang Tuhan berikan. Tidak patut kalau kita meniru atau mencontoh orang lain. Kita masing-masing harus menemukan dan menempuh jalan sendiri ke Tuhan. Biasanya, kalau berguru, seorang murid banyak diajari untuk melakukan persis apa yang dilakukan oleh gurunya, agar ia dapat menggayuh apa yang telah tercapai oleh sang guru. Sebenarnya itu keliru, sebab jangankan di antara guru dan murid-muridnya, di antara saudara kandung saja sudah banyak perbedaannya. Dengan demikian tentunya kita dapat mengerti bahwa jalan yang cocok untuk seorang guru dalam hal menemukan Tuhan, belum tentu cocok untuk murid-muridnya. Subuh menjelaskan kalau kita sungguh-sungguh sudah benar-benar dapat mengenal aspek halus kita, maka di dalam segala hal kita akan dituntun oleh Kekuasaan Tuhan, sebab Kekuasaan Tuhanlah yang bekerja di dalam dan di luar kita, sehingga di mana saja, di kantor atau sedang menyetir mobil, atau melakukan apa saja, kita akan selalu dituntun oleh Kekuasaan Tuhan. Sungguh jelas apa yang tersabda di dalam Alquran, “Sebelum bertindak, ucapkanlah bismillaahir rahmaanir rahiim.

Itu, kata Subuh, mengandung arti bahwa kita mengikuti Tuntunan Tuhan dan hanya akan melakukan apa yang dititahkan-Nya. Saudara tidak akan tergesa-gesa bertindak dan baru setelah itu ingat Tuhan, sehingga menyesal, merasa kecewa dengan apa yang telah Saudara lakukan. Kalau sebelum kita mulai bekerja Tuhan Allah selalu ada di dalam kesadaran kita, maka segala apa yang kita kerjakan nanti akan benar. “Itu juga mengandung arti bahwa kita tidak boleh bertindak tanpa Tuntunan Tuhan, karena jika Tuhan Allah kita lupakan, kita tidak akan mendapat Pertolongan-Nya kalau ternyata tindakan kita salah. Kekuasaan yang kita saksikan, hanya untuk meyakinkan bahwa Kekuasaan Tuhan Yang Mahakuasa bekerja di dalam kita, tidak ada hanya di dalam diri kita, melainkan juga ada di dalam tiap-tiap ciptaan. Itulah sebabnya, maka di dalam latihan kejiwaan kita tidak akan merugikan agama kita masing-masing. Apa yang kita alami dan lakukan akan berasal dari Kehendak Tuhan, dan kita hanya membuka apa yang sudah ada di dalam kita,” ujar Subuh.

Oke deh, salam damai di alam kelanggengan buat Pak Subuh.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262