OASE WAQI’AH: PENANGKAL MISKIN

Ki Ageng Mantyasih

Surat al Waqi’ah, surat ke 56, terdiri dari 96 ayat. Tarjamah untuk waqi’ah adalah hari kiamat. Memang dalam gambaran umumnya, surat ini bercerita tentang kejadian hari kiamat. Namun, secara spesifik, surat ini mengetengahkan tentang nasib manusia berdasarkan pilihan hidupnya dalam kaitannya dengan jati diri fitrah kemurniannya. Setiap manusia lahir membawa keimanan. Kelahiran seorang anak Adam benar-benar merupakan berkah bagi bumi, karena hal itu berarti seorang wakil Allah telah bertambah.

Manusia adalah wakil Allah, karena ruh kemuliaan yang dititipkan oleh Nya. Sebuah tajalli yang paling sempurna hingga malaikatpun diwajibkan sujud padanya. Bukan kepada jisim material, melainkan kepada ruh kemuliaan, yang mengandung sir (rahasia): Allah Maha Mengetahui apa yang Dia ciptakan.

Maka tatkala diingatkan dengan kalimah “idza..”, manusia diberikan gambaran tentang waqi’ah (kiamat); sesuatu yang berada diujung kehidupan. Agar setiap jiwa kembali mengingat asal muasalnya. Bukankah awal dan akhir berada dalam satu garis? Mengingat yang akhir, membawa kembali kepada yang awal. Ini hanya soal persepsi. Tepatnya, yang awal adalah yang akhir, sebagaimana kesempurnaan adalah tatkala tidak sempurna.

Makna kiamat, menjurus kepada dua hal, berakhirnya hidup jagad semesta, dan berakhirnya hidup seseorang. Jagad semesta yang bisa jadi secara material lebih besar, sebenarnya berada dalam jagad kecil insan.

Hanya orang-orang yang citra materialnya sangat kuat, yang memiliki anggapan bahwa jagad semesta lebih besar dari jagad manusia. Sehingga, kiamat alam semesta, hanya akan dirasakan oleh orang-orang ini.

Orang-orang yang beriman tidak akan merasakan kehancuran semesta, karena kesadaran ilahiahnya begitu besar sehingga meliput seluruh semesta. Semesta menjadi kecil. Bahkan mereka (orang-orang yang beriman), hanya akan merasakan kiamat pada jagad kecilnya (lepasnya nyawa) seiring berhembusnya angin dari arah Yaman (demikian disebutkan dalam hadits).

Citra material berkaitan erat dengan timbunan-timbunan noda berdasarkan pilihan yang salah tentang arah, atau kesombongan khas iblis yang diakibatkan selalu menjauhnya dari cahaya.

Maka dengan pengingatan ini, kiranya seseorang tidak perlu menunggu, saat-saat “laisa liwaq’atiha kaadzibah”. Karena tentu saja, saat itu adalah saat-saat penuh kemiskinan. Isyarat kesengsaraan abadi yang sungguh ngeri.

Meninggikan dan Merendahkan

Khaafidhoturrofi’ah. Saat itu adalah saat meninggikan suatu golongan, dan merendahkan golongan yang lainnya. Ketinggian adalah simbol kemuliaan, suatu tempat dimana kehormatan berada. Berbeda dengan kerendahan, dimana ia menjadi tanda dari kehinaan dan tidak adanya kehormatan.

Golongan yang ditinggikan tentu saja karena mereka terbiasa merendahkan sayap-sayap mereka, khudu’ dan khusyu’ berhadap-hadapan dengan Allah. Mereka taat, mereka mengharap rahmatNya, karena mereka memahami diri. Sedangkan golongan yang direndahkan, tentulah mereka yang terbiasa meninggikan diri mereka terhadap larangan dan perintah Allah. Kepala mereka mendongak, tidak mau bersujud, akibatnya mereka berjalan dengan kepala; mata hati yang biasa buta, terbentur batu-batu selamanya.

Tiga Golongan

Wa kuntum azwaajan tsalaatsah. Golongan yang ditinggikan terbagi menjadi dua: assabiquunassabiqun dan ashhabul maimanah. Sedangkan golongan yang direndahkan adalah mereka yang disebut ashhabul masy amah.

Golongan elit, yakni mereka yang paling dahulu menyambut seruan keimanan. Merekalah al muqorrobun, orang-orang yang didekatkan. Begitu tingginya golongan ini, hingga disebutkan, “tsullatum minal awwalin, wa qaliilum minal akhirin” golongan elit ini hanya terdiri dari sebagian besar orang-orang yang terdahulu, dan sebagian kecil orang-orang yang terkemudian.

Tidak kalah beruntungnya bagi ashhabul maimanah atau golongan kanan. Ternyata proporsinya adalah “tsullatum minal awwalin, wa tsullatum minal akhirin” sebagian besar orang-orang terdahulu, juga sebagian besar orang-orang yang terkemudian.

Dan kesengsaraan, sungguh sengsara bagi ashabul masy amah atau golongan kiri. Tidak disebutkan proporsinya bisa jadi karena terlampau banyaknya.

Tiga golongan inilah yang akan manusia masuki. Seseorang bisa saja menjadi golongan elit, al muqorrobun, atau golongan kanan, atau golongan kiri.

Sebagaimana pilihan dalam hidup, ada orang-orang sangat mencintai dunia hingga lupa akhiratnya, merekalah calon golongan kiri. Ada pula yang mencintai dunia namun juga tidak melupakan akhiratnya, hati mereka masih terlimput oleh duniawi, namun mereka masih senantiasa mengingat Allah. Mereka membagi hidupnya untuk mengumpulkan dunia dan juga tidak lupa mengumpulkan bekal akhirat. Rahmat Allah meliputi mereka sehingga “Fasalamullaka min ashhabil yamin.” Merekalah golongan kanan.

Dan akhirnya, adalah mereka sangat merindukan akhiratnya, dunia sudah tidak memiliki tempat dihati mereka, rizqi mereka dijamin. Merekalah al muqorrobun.
Afaraayta?

Afaraitummaa tumnun ? Maka jelaskanlah, tentang nutfah yang kamu pancarkan. Inilah sebuah tantangan Allah dalam karunia pengingatan. Terangkan tentang nurfah (mani) yang kemudian menjadi segumpal darah, menjadi seonggok bayi, yang bisa melihat dan mendengar, menjadi dirimu. Siapa yang menjadikan demikian? Kamukah yang menjadikan atau Allah yang menjadikan. Allah yang telah menciptakan kita ke dunia, dan Allah pula yang yang akan menciptakan kita di akhirat. Maka, mengapa manusia tidak mengambil pelajaran tentang penciptaan kedua mereka diakhirat, padahal mereka tahu tentang penciptaan mereka ke dunia. Berikutnya Allah menantang sebuah penjelasan, Siapa yang membuat tanaman menjadi tumbuh besar? Tentang air yang kita minum, Siapa yang menurunkan hujan dari awan? Siapa yang membuat airnya tidak terasa asin? Kamukah atau Allah? Mengapa manusia tidak bersyukur? Terangkan tentang api yang dapat menyala dari sebuah kayu, kamukah atau Allah yang membuat kayu itu? Beragam gebrakan dari Allah untuk mengingatkan kita, menukikkan kesadaran kita tentang hakikat jati diri kita dengan menghadapkan pada kebesaran ciptaan Nya. Memang siapalah kita?

Qasam Allah

Laa uqsimu bi mawaaqi ‘innujum. Allah bersumpah demi tempat orbit bintang-bintang, ada yang menterjemahkan demi masa turunnya bagian-bagian al Qur’an, karena al Qur’an turun berangsur-angsur, dan setiap masa berkaitan erat dengan perputaran bintang pada tempat beredarnya sebagai petunjuk waktu. Manusia bersumpah dengan Nama Allah, sedangkan Allah bersumpah dengan nama ciptaan Nya. Seperti, demi masa, demi waktu dluha, demi malam. Sekali lagi untuk mengingatkan kita tentang sifat keterbatasan makhluq dan sifat kesementaraan alam.

Wa innahu laqosamullau ta’lamuunal ‘adhim, sesungguhnya sumpah ini kalau kamu tahu, adalah sebuah sumpah yang agung.

Betapa tidak? Allah tidak main-main dengan sumpahNya. Setiap bintang beredar pada garis edarnya, begitu juga manusia, telah memiliki jalannya masing-masing. Demi tempat berjalannya manusia dari kelahiran sampai kepada kematian, dengan beragam jalan yang khas yang ditempuh setiap individu, maka hendaklah seseorang memperhatikan jalannya, jalan hidupnya.

Mawaqi’ setiap manusia begitu gamblang bagi mereka yang mengenal diri. Posisi dan darajah yang disadari betul oleh, hanya mereka yang menukik kesadaran ilahiyahnya. Karena sejatinya, manusialah bintang yang bercahaya itu; jika sempurna iman.

Fie Kitaabin Maknun

Innahu laquraanun kariem. Sesungguhnya, al Qur’an ialah bacaan yang sangat mulia. Muara sekaligus hulu setiap ilmu pengetahuan yang benar, menilap habis ilmu pengetahuan yang sesat. Segala sesuatu ada di dalamnya, dan dialah cahaya pada hari dimana kegelapan merata pekat.

Sebagai bacaan, al Qur’an menyajikan sisi keindahan, dan pembersih sekaligus obat bagi mereka yang membaca namun tidak memahami artinya. Dan menyajikan lapis-lapis hikmah dan jawaban atas semua pertanyaan bagi mereka yang membaca dan memahami bacaannya. Lepas dari itu semua, keduanya, baik yang memahami maupun yang tidak berada dalam porsi keunggulannya masing-masing. Masing-masing akan mendapatkan cahaya, mendapatkan penyembuhan, dan berjalan dalam bingkai hikmah, dengan disadari (bagi yang memahami bacaannya), dan dengan tanpa disadari (bagi mereka yang tidak memahami). Yang jelas keduanya otomatis berada di rel keselamatan menuju titik cahaya.

Dan yang memiliki kebun, ialah mereka yang memiliki hafalan. Maka bagi pemilik kebun, ada yang bisa menikmatinya dengan cara memakan buahnya, dan menikmatinya dengan hanya merasa senang tatkala memandangnya. Kedua-duanya adalah pemilik. Yang pertama, ialah mereka yang memiliki hafalan dan memahami hafalannya, yang kedua, adalah mereka yang memiliki hafalan tapi tidak memahami hafalannya. Kedua-duanya adalah pemilik kebun, keduanya sama-sama bahagia.

Bacaan yang mulia, ada pada kitab yang terpelihara, yakni dengan menghafalnya. Tidak boleh menyentuhnya, kecuali orang-orang yang disucikan. Orang yang disucikan ialah mereka yang menginginkan kesucian dan berusaha sungguh-sungguh kepadanya. Tidak akan berfaedah apa-apa (al Qur’an) bagi mereka yang hanya ingin bermain-main, dan menggunakannya sebagai bahan olok-olokan. Maka niat ialah penentu segala sesuatu setelahnya. Bagi mereka yang meremehkan al Qur’an, berarti mereka telah mengganti rizki yang baik dengan rizki yang buruk. Mereka mendustakan dan selalulah mereka mengingkari, padahal bacaan ini turun dari Tuhan pemilik seluruh alam.
Hal itu karena hawa nafsu telah menjadi tuhannya.

Kadzib wa Dlaallin

Tsumma innakum ayyuha dlaalliin al mukadzibun. Inilah bagian mereka bagi yang suka mendustakan lagi sesat. Medustakan nasehat, mendustakan kebenaran, mendustakan kejujuran, mendustakan kehormatan, sehingga mereka meluncur menuju jurang kehinaan. Mereka memakan buah zaqum yang berduri, mereka memenuhi perutnya dengan zaqum, dengan kedengkian, kesombongan, syahwat, dan kesenangan dunia. Dan mereka meminum air yang sangat panas, mereka senang dengan barang dan sesuatu yang haram, mereka minum seperti unta yang haus, keadaan diri mereka sudah seperti binatang, karena mereka selalu memperturutkan keserakahan dan sikap berlebih-lebihan. Itulah hidangan kehinaan untuk mereka. Yang sesat dan mendustakan, berada pada naungan yang sempit, karena mereka terbiasa hidup bermewah-mewah. Dan mereka mengerjakan dosa hingga dosa-dosa itu menimbunnya, dan mereka tidak yakin akan dibangkitkan setelah mati. Celakalah mereka!

Surga Keni’matan

Fie jannaatin na’im. Surga sendiri sudah sangat menyenangkan, apalagi surga kenikmatan, surganya surga. Diperuntukkan bagi al muqorrobun, golongan orang-orang yang paling dahulu beriman. Yang senantiasa mengambil kesempatan pertama dalam kebaikan, yang hatinya bersegera dalam memenuhi panggilan kebaikan. Beban-beban keduniaan sudah terangkat dan hilang dari sayap-sayap mereka, sehingga mereka bisa terbang bebas. Rizki mereka tidak terbatas di tanah. Karena mereka bisa terbang dan memetik buah-buahan di pepohonan yang tinggi, sayap mereka mengepak ringan mengunjungi siapapun yang membutuhkan pertolongan. Wala khoufun ‘alaihim walaa hum yahzanun. Tiada ketakutan dalam diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Merekalah yang senantiasa menantikan azan dikumandangkan dari dalam masjid, merindukan panggilan sholat, sementara mereka selalu siap dengan pakaian yang terbaik, berada di dalam rumah Allah. Kepala-kepala mereka tertunduk karena setiap saat berhadap-hadapan dengan Allah. Pertobatan mereka sungguh mengagumkan, sedekah mereka tidak tanggung-tanggung. Mereka menyediakan diri mereka sendiri untuk Allah. Tidak takut akan celaan para pencela. Maka, sungguh pantas, mereka mendapatkan “qiilaan salaaman salaama ” Selamat!

Fasabbih Bismi Rabbikal ‘Adhim

Fasabbih bismi rabbikal ‘adhim. Maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Agung. Menyebut ialah mengingat sekaligus melafalkan. Dalam keduanya terdapat proses penyebaran jaring-jaring. Jejaring yang pertama merengkuh hati dan pikiran sehingga hati menjadi bening, pikiran menuju kemurniannya. Hati dan pikiran terhubung dengan langit, mengikuti setiap kehendakNya, meraup segala hikmah yang banyak, mengokohkan tiang-tiang pancang petunjuk, dan menguatkan tali-tali maqbulnya doa. Sekaligus adalah meretasnya segala macam korosi dan polusi yang mungkin meliput sebagai akibat bergaul dengan banyak manusia yang belum tersucikan. Jejaring yang kedua, menggetar rahmat dan rizqi yang melimput seluruh udara, menangkap segala keberuntungan, menolak segala bala dan bencana. Memungkinan kasih lebih banyak terkembang, bagai layar kapal yang melajukan kapal kehidupan menuju surga impian. Sekaligus menetralkan bibit kebencian yang tersebar melalui mata-mata penuh amarah dan keserakahan.

Maka dengan menyebut Nama Nya yang Agung, segala hal bertekuk lutut terhadapmu, dan bahkan dirimu yang seringkali terkekang tali nafsu, terjebak pekatnya minuman godaan.

Dengan menyebut-nyebut Nya mengisyaratkan cinta, menggambarkan kerinduan, dan akhirnya mengguratkan ketenangan.

Murni, itulah asal muasal kita. Bertasbih berarti mensucikan diri, dari segala tali penghambat menuju Allah, yang sementara banyak orang terkatung-katung pada harapan dan angan kosong kepada selain Nya, bersandar pada lidi yang rapuh, kita mengosongkan hati kita, memberikan tahta sepenuhnya untuk Allah ar Rahman.

Maka sebutlah Nama Tuhanmu, sebutlah dengan penuh rasa kangen, sebut dengan keseluruhan isi surah waqi’ah yang agung, inna hadza lahuwal haqqul yakin, sesungguhnya inilah sebuah keyakinan yang benar, maka sebutlah, sebut berkali-kali.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ROTIB AL ATHTHAS

===Sangat disayangkan bila untaian doa-doa mustajabah yang luar biasa dari Rotib Al Athtas ini terlewatkan dari wawasan kita. Selamat membaca dan semoga mendapatkan barokah++=== salam.

AUDZUBILLAHIMINASSYAITONIRROJIM

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM. ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK, AL-FAATIHAH ILAA HADHRATI HABIIBINA WA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW. WA MAN WALAHU, ILAA RUUHI SAYIDINA AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS SHAAHIBU RATIB, WA SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS WA USHULIHIM WA FURU’IHIM, INNA ALLAHA YATAGHASYSYAHUM BIR-RAHMATI WAL MAGHFIRATI AL-FAATIHAH…..

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat-nikmat-Nya, Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Al-Fatihah untuk kehadirat Tuanku, kekasih kami, dan pemberi syafa’at kami, pemimpin kami, Baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarga, sahabat orang yang mengikutinya, dan ruhnya sayidina Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas penyusun ratib ini , dan syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros serta asal usul dan keturunan mereka, sesungguhnya Allah akan menolong mereka dengan rahmat dan ampunan, Al-Fatihah……

LAU ANZALNAA HAADZAL QUR’AANA ‘ALAA JABALIN LARAITAHU KHAASYI’AN MUTASHADDI’AN MIN KHASY-YATILLAAHI WATILKAL AMTSAALU NADHRIBUHAA LINNAASI LA’ALLAHUM YATAKKAFARUUN. HUWALLAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWA ‘AALIMUL GHAIBI WASY-SYAHAADATI HUWAR RAHMAANUR RAHIIMU. HUWALLAAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL MALIKUL QUDDUUSUS SALAAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL ‘AZIIZUL JABBARUL MUKABBIRU SUBHAANALLAAHI ‘AMMAA YUSYRIKUUNA. HUWALLAAHUL KHAALIQUL BAARI-UL MUSHAWWIRU LAHUL ASMAA-UL HUSNA YUSABBIHU LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM.

A’UUDZU BILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIMI MINASYAITHAANIR RAJIIM (3X)
“Aku berlindung pada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk” (3x)

A’UUDZU BIKALIMAATILLAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ (3X)
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa-apa yang diciptakan-Nya” 3x

BISMILLAAHIL LADZIY LAA YADHURRU MA’ASMIHII SYAI-UN FIL ARDHI WALAA FIS SAMAA’II WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM. (3X)
“Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun dapat memberi mudharat, baik di bumi maupun di langit dan Dia- lah Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui” 3x

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM WA LAHAWLAA WA LAQUWWATA ILLAA BILLAAHI ‘AALIYYIL ‘AZHIIM. (10X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan tiada kekuatan dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”(10x)

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM (3X)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”(3x)

BISMILLAAHI TAHASHSHANNAA BILLAHI BISMILLAAHI TAWAKKALNA ‘ALAALLAH (3X)
“Dengan nama Allah aku berlindung dengan Allah. Dengan nama Allah aku berserah diri pada Allah”(3x)

BISMILLAHI AAMANNAABILLAAHI WA MAN YU’MIN BILLAAHI LAKHAUFUN ‘ALAYHI (3X)
“Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah maka tiada takut baginya”(3x)

SUBHANALLAHI ‘AZALLAHU SUBHANALLAHI JALLALLAAHU
“Maha suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha suci Allah Maha Agung Allah”(3x)

SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIM (3X)
“Maha Suci Allah dengan segala puji kepada-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung.” (3x)

SUBHANANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHA WALLAAHU AKBAR (4X)
“Maha Suci Allah, dan segala puji hanya khusus bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanyalah Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar.” (4x)

YAA LATHIIFAN BI KHALQIH, YAA ‘AALIMAN BI KHALQIH, YAA KHABIIRAN BI KHALQIH, ULTHUF BINA YA LATHIIFU, YA ‘ALIIMU, YA KHABIIR 3X
“Yang Maha Lembut terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengetahui terhadap makhluk-NYA, Yang Maha Mengamati terhadap makhlukNYA, berlemah lembutlah kepada kami Yang Maha Lembut, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mengamati” 3x

LAA ILAHA ILLAALLAHU (40/70/100X) MUHAMMADUR RASULULLAAH
“Tiada yang wajib disembah selain Allah (40/70/100x) Muhammad adalah rasul Allah”

HASBUNALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL (7X)
Bagi kami cukup Allah sebagai pelindung kami dan Dia adalah sebaik-baiknya Penolong

ALLAHUMM SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIN, ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAIHI WASSALLIM (11X)
“Wahai Tuhan kami, berilah shalawat/rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad, Ya Tuhan Kami berilah shalawat/rahmat-Mu kepadanya dan kesejahteraan-Mu.” 11x

ASTAGHFIRULLAHI (11X)
“Aku mohon ampunan Allah” (11x)

TA’IBU ‘ILAALLAAHU (3X)
Semoga aku termasuk golongan orang yang taubat kepad Allah

YA ALLAH BIHA, YA ALLAH BIHA, YA ALLAHU BI HUSNIL KHATIMAH 3X
“Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah dengan kalimahMU, Ya Allah karuniailah kami husnul khatimah (akhir hayat yang baik)” 3x

GHUFRAANAKA RABBANAA WA ILAIKAL MASHIIR.
LAA YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLA WUS’AHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHAA MAKTASABAT, RABBANA LAA TU-AAKHIDZNAA IN NASIINAA AU AKHTHA’NAA RABBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINAA ISHRAN KAMAA HAMALTAHUU ‘ALAL LADZIINA MIN QABLINAA RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAA LAA THAAQATA LANAA BIH, WA’FU’ANNA WAGHFIRLANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN.

“ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMu-lah kami kembali.
Allah tidak membebani seseorang melainkan lebih dari kemampuannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya (mereka berdo’a) Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada oramg-orang sebelum kami, Ya Tuhan kami janganlah pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIIBINA WA SYAFI”INA WA MAULANA MUSTHAFA MUHAMMAD BIN ABDULLAH SAW WA AALIHI WA ASHAABIHI WA DZURRIYAATIHI WA AHLI BAITIHIIM AJMAA’IN. INNALLAAHA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BIASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI WAYAJ ’ALUUNAA MIN HIZBIHIM WA YARZUQUUNA MAHABBATAHUM WA YATAWAFFANAA ‘ALAA MILLATIHIM WA YAHSYARNAA FII ZUMRATIHIM. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada hadirat penghulu kami, kecintaan kami dan pemberi syafaat kami, Rasullullah Muhammad bin Abdillah SAW, juga kepada keluarganya, sahabat – sahabatnya, istri – istri nya dan anak cucu nya, dengan harapan semoga Allah meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Rahasia mereka, cahaya mereka dan ilmu mereka dalam urusan agama dan dunia, dan semoga Allah menjadikan kami termasuk golongan mereka, dan mengaruniai kami kecintaan terhadap mereka, serta mewafatkan kami atas agama mereka dan membangkitkan kami dalam barisan mereka. Al Fatihah semoga Allah memberikan pahala kepada kamu sekalian.”

AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA AHMAD BIN ISA AL-MUHAJIR WA SAYIDINA AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN ALI BA’ALAWY WA SAYIIDIL AL-HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEQAFF, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM WAL JAMI’I SADATINA ALII BA’ALAWY WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAYHIM ‘AJMA’IIN. INNALLAAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAJAATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UNAA BI BARAKATIHIM WA ASRAARIHIM WA ANWAARIHIM WA ‘ULUUMIHIM WA SYAFA’ATIHIM WA BIHURMATIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan kepada ruh Sayyidinal Imam al Mujahir Ilallah, Ahmad bin Isa, dan kepada ruh Al Fagihil Muqaddam bin Ali Ba Alawy juga kepada nenek moyang dan anak cucu keduanya, semua dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka serta meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan Asror mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah”

KHUSHUSHAN AL-FATIHAH ILAA HADHRATI RUUHI SAYYIDINA WA HABIBINA WA BARAKATINA SHAHIBI RATIB QUTHBI ANFAS AL-HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL-ATHTHAS TSUMMA ILAA RUUHI SYAIKH ALI BIN ABDULLAH AL-BAROS, WA USHUULIHIM WA FURUU’IHIM WA AHLI SILSILAATIHIM WAL AKHIDZIINA MINHUM, INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA BI BARAKAATIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ‘ULUMIHIM, WA NAFAKHATIHIM FII DIIN WA DUN-YAA WAL AKHIRAAT, SYAI-UN LILLAAHI LAHUM. AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al-Fatihah dengan niat semoga pahalanya disampaikan Allah kepada ruh penyusun ratib ini, sayyidina wa habiibina wali penolong, wali qutub yang utama, al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas juga kepada ruh Syaikh Ali bin Abdullah Al-Baros, juga kepada nenek moyangnya, anak cucu mereka dan orang – orang yang mempunyai hak atas mereka semuanya, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dengan berkah mereka,Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka juga semangat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH ILLAA HADHRATI JAMI’IL AULIYA TA’ALA WA SHALIHIINA WAL IMMATIR-RASYIDIINA WAL ULAMA’I AMIILIIN, WA ILLAA HADHRATI WALIDIINA WA MASYAIKHINA WA MU’ALLIMIINA WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN. TSUMMA ILLAA HADHRATI JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT. INNALLAHA YAGHFIRULLAHUM WA YARHAMHUM WA YUKLII DARAAJATIHIM FIL JANNAAH WA YAN FA’UUNAA WA BARAKAATIHIM, WA ANWAARIHIM, WA ASRAARIHIM, WA ‘ULUUMIHIM FID DIIN WA DUNYAA WAL AKHIRAATI. SYAILI-LLAAHI LAHUM AL-FATIHAH…..

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga Allah menyampaikan pahalanya kepada arwah para aulia, orang – orang yang saleh dan pemimpin yang adil. Kemudian kepada arwah orang tua kami, guru – guru kami, mereka yang telah mengajar kepada kami, serta mereka yang mempunyai atas kami semuanya. Kemudian kepada arwah mukminin, mukminat, dan muslimin, muslimat, penduduk negeri ini, dengan harapan semoga Allah mengampuni mereka, menyayangi mereka dan meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kami dari Rahasia mereka, cahaya mereka, dan ilmu mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat, Al Fatihah.”

AL-FATIHAH BINIYYATIL QABUULI WA WUSHUULI WA HUSHULI TAMAMI KULLI SU’LIN WA MA’MUUL WA SHALAHISY-SYAANI ZHAHIRAAN WA BATHINAN FI DIIN WA DUNYA WAL AKHIRAT DAFI’ATAN LIKULLI SYARRIN JALIBATAN LIKULLI KHAIRIN LANA WALIDIINA WALI’AWLADINA WA ‘AHBAABINAA WA MASYAIKHINAA FID-DIINI MA’AL LUTHFI WAL ‘AAFIAH WA’ALAA NIYYATIN YUNAWWIRU QULUUBANA WA QUWWALIBANAA MA’AT TUQAA WAL HUDAA WAL’AFAAFA WAL MAUTI ‘ALAA DIINIL ISLAM WAL IIMAN BILAA MIHNATIN WA LAA IMTIHAANIN BI HAQQI SAYYIDINAA WALADI ‘ADNAAN WA LIKULLI NIYYATIN SHAALIHATIN WA ILLA HADHRATIL HABIIB MUSTHAFA MAULANA SAYIDINA MUHAMMAD SHALLALLAAHU ALAIHI WA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAMA. AL-FATIHAH……

“Kami membaca Al Fatihah dengan niat semoga bacaan kami diterima dan sampai kepada Allah serta dapat mencapai semua yang dicita – citakan, mendapat perbaikan keadaan lahir dan batin dalam urusan agama, dunia dan akhirat, serta menolak semua kejahatan dan mendatangkan semua kebaikan, bagi kami, orang tua kami, orang – orang yang kami cintai, guru – guru kami dalam agama, disertai kelembutan dan kesejahteraan. Dan dengan niat semoga Allah menerangi kalbu dan sanubari kami dengan cahaya takwa, petunjuk dan penjauhan diri dari keinginan – keinginan hina, dan meninggal dunia dalam keadaan memeluk Islam dan iman, tanpa disertai bencana dan cobaan, berkat kemuliaan putra Adnan (Rasullullah) , mengumpulkan semua niat yang baik dan bertambah – tambah cinta kepada sayyidina Nabi Muhammad SAW wa shohbihi wa sallam, Al Fatihah.”

BISMILLAHIR-ROHMAANIR-RAHIIM.ALHAMDULILLAHIR-RABBIL-‘ALAAMIN.
AR-RAHMAANIR-RAHIIM (3X)
ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIINA HAMDAN YUWAFII NI’MAHU WAYUKAAFII MAZIDAHU, YAA RABBANA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALAALI WAJHIKA WALI’AZHIIMI SULTHAANIK
SUBHAANAKA LAA NUHSII TSANAA-AN ‘ALAIKA ANTA KAMA ATSNAITA’ALAA NAFSIKA FALAKAL HAMDU HATTA TARDLAA WA LAKAL HAMDU IDZAA RADLIITA WA LAKAL HAMDU BA’DAR RIDLAA.
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AWAALIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL AAKHIRIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIN-NABIYYIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MURSALIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FIL MALA ILLA YAUMID-DIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN FII KULLI WAQTIN WAHIIN
ALLAHUMA SHALLI ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN HATTA TARITSAL ARDLA WAMAN ‘ALAIHAA WA ANTA KHAIRUL WAARITSIINA.
ALLAAHUMMA INNAA NASTAHFIDHUKA WA NASTAUDI’UKA DIINANAA WA ANFUSANAA WA AHLANAA WA AULAADANA WA MASYAIKHINA WA AMWALAANA WA KULLA SYAI’IN A’THAITANAA.
ALLAHUMMAJ’ALNAA FII KANAFIKA WA AMAANIKA WA JIWAARIKA WA ‘IYAADZIKA MIN KULLI SYAITHAANIN MARIIDIN WA JABBARIN ‘ANIIDIN WA DZII’AININ WA DZII BAGHYIN WA MIN SYARRI KULLI DZII SYARRIN INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.
ALLAHUMMA JAMMILNAA BIL’AAFIYATI WAS SALAAMAATI WA HAQIQNAA BIT TAQWAA WAL ISTIQAMAATI WA A’IDZNAA MIN MUUJIBAATI NADAMATI FIL-HALI WAL MAALI INNAKA SAMII’UD DU’AAI.
ALLAHUMAGHFIRLANA WA LIWALIDIINA WA LI AWLADIINA WA MASYAIKHINA WA LII IKHWANINAA FID DIINI WA LI ASHABIINA WA ‘AHBAABINAA WA LIMAN AHABBANAA FIIKA WALIMAN AHSANA ILAINA WA MU’ALIMIINA FID-DIIN WA DZAWIIL HUQUUQI ‘ALAINAA AJMA’IN WA LIL JAMII’IL MUKMINIINA WAL MUKMINAT WAL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT AL-AHYAA’I WAL AMWAAT INNAKA ALLA KULLI SYAI’IN QADIIR YAA RABBAL ‘ALAAMIIN.
WA SHALLI ALLAHUMMA BIJAMALIKA WA JALALIKA ‘ALAA SAYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI AJMA’IN.
ALLAHUMMAR-ZUQNAA KAMAA LAL MUTABA’ATI LAHU ZHAHIRAN WA BATHINAN BIL ‘AFIYAATA WAL SALAMAH YAA ARHAMAR-RAHIIMIIN
SUBHAANAKA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMA YASHIFUUNA WASALAMUN ‘ALAL MURSALIINA WAL HAMDULILLAHI RABBIL’AALAMIIN.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang dapat memenuhi tuntutan syukur atas nikmat – nikmat Nya.
Ya Robbana, bagi Mu lah segala pujian sebagaimana layaknya dengan kemuliaan wajah Mu dan kebesaran kekuasaan Mu. Maha Suci Engkau kami tidak mampu menghinggakan sanjungan kepada Mu, sebagaimana Engkau telah menyanjung diri Mu sendiri.Bagi Mu lah segala pujian hingga Engkau Ridho, bagi Mu lah segala pujian jika Engkau Ridha, dan bagi Mu lah segala pujian sesudah Engkau ridha.
Ya Allah limpahkanlah segala shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad, di kalangan orang – orang permulaan; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad dikalangan orang – orang kemudian ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di setiap waktu dan saat ; limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad di kalangan malaikat hingga hari kiamat ; dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad hingga Engkau warisi bumi dan siapa – siapa yang ada di atasnya, sedang Engkau adalah sebaik – baik pemberi warisan.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan-MU dan kami titipkan kepadaMU agama, diri, keluarga, anak-anak, harta, dan segala sesuatu yang telah Kau berikan kepada kami.
Ya Allah jadikanlah kami selalu di bawah pengawasan, keamanan dan perlindungan-Mu dari godaan setan yang terkutuk, pengusa-pengusa yang keji, dari orang-orang yang berbuat aniaya dan dzalim dan dari segala sesuatu yang bersifat jahat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas penentu segala sesuatu.
Ya Allah, tetapkanlah diri kami dengan kesehatan dan keselamatan, yakinlah diri kami dengan takwa dan istiqomah dan hindarkanlah kami dari penyebab-penyebab penyesalan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Segala doa.
Ya Allah ampunilah segala dosa kami semua, anak cucu keturunan kami, guru-guru kami, kedua orang tua kami, istri/suami kami kakek-nenek kami, keluarga kami, saudara-saudara kami, sanak kerabat kami, orang-orang dirumah kami, sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami dan kecintaan kami karena Allah, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang mengajarkan agama kepada kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, serta seluruh kaum muslimin muslimat wal mukminin mukminat.
Limpahkanlah shalawat ya Allah dengan keindahan dan keagunganMu atas junjungan kami Muhammad dan atas keluarganya dan semua sahabat-sahabatnya.
Ya Allah limpahkanlah/anugrahkan selalu kesempurnaan rezeki kepada kami untuk menjadi pengikutnya yang baik; lahir dan batin, dalam keadaan sejahtera dan selamat atas rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan keutamaan ayat : Maha Suci Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang disifatkan oleh orang orang kafir, dan sejahtera atas sekalian Rasul dan segala puji bagi Allah yang mempunyai alam semesta ini.”
@@@



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah

Banyak orang kesulitan mendapatkan informasi tentang Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah, oleh karena itu situs http://khodamsakti.com ini berdiri dengan tujuan memberikan informasi bagi anda terkait dengan Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang sedang anda cari. Pada halaman ini, kami mempunyai informasi tentang Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis.
Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah adalah salah satu artikel yang paling banyak dicari dan diminati oleh banyak orang. Setiap orang mempunyai alasan dan kebutuhan tersendiri mengapa mencari artikel Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah di internet. Namun sayangnya, artikel Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang diminati oleh banyak orang ini sangat terbatas jumlahnya di internet. Dan untungnya http://khodamsakti.com selalu update artikel terbaru tentang hal-hal yang berkaitan dengan Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah.
Keputusan Anda untuk mengunjungi situs http://khodamsakti.com sangatlah tepat. Apapun alasan Anda untuk mencari artikel tentang Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang sedang Anda cari.
Harapan kami, Informasi tentang Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah yang disajikan di halaman ini bisa membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait dengan Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah. Jika informasi yang disajikan di halaman ini tidak sesuai dengan keinginan Anda, silahkan jelajahi website http://khodamsakti.com ini melalui menu atau kategori agar Anda bisa mendapatkan informasi terkait Makna wa kuntum azwaajan tsalaatsah sesuai dengan kebutuhan Anda.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262