DOA NABI YUNUS MENYIBAK TIGA KEGELAPAN

Pada suatu ketika  di hadapat umat, Rasulullah Muhammad SAW  memuji Nabi Yunus AS: “Tidak layak seseorang mengatakan, “Saya (Nabi Muhammad SAW) lebih baik daripada Yunus bin Mata.” (Muttafaq ‘alaih)

Apa keistimewaan Nabi Yunus sehingga disebut-sebut mulia oleh Nabi Muhammad? Marilah kita telusuri.

SURAH YUNUS

Adalah surah ke-10 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 109 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada Madinah.

Dalam penggolongan surah, surah Yunus termasuk kategori surah Al-Mi’un, yaitu surah-surah Al-Qur’an yang ayatnya berjumlah seratusan karena surah ini terdiri dari 109 ayat. Namun ada juga yang berpendapat surah ini termasuk golongan surah as-Sab’ut Thiwal atau “Tujuh Surah yang Panjang”.

Dalam mushaf Utsmani, surah ini merupakan surah ke-51 yang diturunkan setelah surah Al-Isra’, surah ke-17 dalam al-Qur’an dan sebelum surah Hud, surah ke-11. Seluruh isi surah ini masuk ke dalam Juz 11 dan diletakkan setelah surah At-Taubah dan sebelum surah Hud. Surah ini terdiri atas 11 ruku’. Sedangkan topik utama yang dibahas dalam surah ini meliputi masalah akidah, iman kepada Allah, kitab-kitab dan rasul-Nya, serta Hari kebangkitan dan pembalasan.

Surah Yunus diawali dengan ayat Mutasyabihat ALI LAM RA dan diakhiri dengan ayat yang membahas perlunya mengikuti aturan Allah dan bersabar baik dalam ketaatan maupun musibah. Surah ini dinamakan Yunus merupakan sebuah simbolikal dan bukan berarti surah ini berisi kisah Nabi Yunus AS. Bahkan, kisah terpanjang dalam surah ini adalah kisah Musa dan Bani Israil dengan Fir’aun yaitu pada ayat 75 hingga 93. Hanya ayat ke-98 dari surah inilah yang menyebut kata “Yunus”.

Ada pendapat dari Ahli Hikmah bahwa ayat 98 merupakan bagian terpenting dari surah ini. Inilah ayat yang bila diwiridkan mampu menghilangkan azab bencana dengan kebahagiaan:

FALAWLAA  KAANAT QARYATUN  AAMANAT, FANAFA’AHAA  IIMAANUHAA  ILLAA  QAWMA YUUNUSA LAMMAA  AAMANUU KASYAFNAA  ‘ANHUM ‘ADZAABA  ALKHIZYI FII ALHAYAATI  ALDDUNYAA  WAMATTA’NAAHUM ILAA HIININ

Surat Yunus Ayat 98:  Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

NABI YUNUS BIN MATA

Yunus AS dipanggil juga dalam banyak bahasa. Misalnya Dzun Nun dan Yunaan (Arab), Jonah (Inggris), Yonah (Ibrani) Ionas, (Latin). Dia hidup sekitar 820-750 Sebelum Masehi dan Yunus  adalah salah seorang nabi dalam agama Samawi (Islam, Yahudi, Kristen),  yang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam Surah Yunus dan dalam Alkitab dalam Kitab Yunus.

Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa di kawasan Iraq. Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Ninawa. Dari segi keturunan, dia mendapatkan panggilan Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya’qub.

Yunus bin Mata diutus oleh Allah untuk menghadapi penduduk Ninawa, suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum mereka. Hanya ada 2 orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan Tanuh. Rubil adalah seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.

Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaaan mereka turun temurun. Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka.

Mereka berkata kepada Nabi Yunus:

“Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah dan disembahkan oleh nenek moyang kami sejak dahulu. Alasan apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau adalah orang asing yang datang pada kami agar kami merubah keyakinan kami. Apakah kelebihanmu sehingga mengajari dan menggurui kami. Hentikan perbuatan sia-siamu itu. Penduduk Ninawa tidak akan mengikutimu karena kami teguh dengan ajaran moyang kami”.

Nabi Yunus berkata:

” Aku hanya mengajakmu beriman dan bertauhid sesuai dengan amanah Allah yang wajib kusampaikan padamu. Aku hanyalah pesuruh Allah yang ditugaskan mengeluarkanmu dari kesesatan dan menuntunmu di jalan yang lurus. Aku sekali-kali tidak mengharapkan upah atas apa yang kukerjakan ini. Aku tidak bisa memaksamu mengikutiku. Namun jika kamu tetap bertahan pada aqidah moyangmu itu, maka Allah akan menunjukkan tanda-tanda kebenaran akan risalahku dengan menurunkan adzab yang pedih padamu, seperti yang terjadi pada kaum-kaum sebelum kamu, yaitu kaum Nuh, Aad, dan Tsamud.

Mereka menjawab dengan menantang: “Kami tetap tidak akan mengikuti kemauanmu dan tidak takut ancamanmu. Tunjukkan ancamanmu jika kamu termasuk orang yang benar!”

Nabi Yunus tidak tahan lagi dengan kaum Ninawa yang keras kepala. Ia pergi dengan marah dan jengkel sambil meminta Allah menghukum mereka. Nah, disinilah menurut Allah SWT, Yunus dianggap tidak taat terhadap tugasnya: HANYA MENYAMPAIKAN RISALAH DARI ALLAH SWT, SOAL HIDAYAH ITU URUSAN ALLAH SWT.

Sebab Tugas seorang nabi adalah hanya MENYAMPAIKAN RISALAH TAUHID. Oleh sebab itu, nabi tidak boleh kecewa dan putus asa bila berdakwah meskipun tidak ada yang mengikuti ajarannya. Kepergian Nabi Yusuf dari kaumnya ini, oleh Allah SWT dianggap sebuah perilaku yang melampaui batas  (DHOLIM).

Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah karena kawasan itu mendung gelap binatang peliharaan gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi.

Akhirnya mereka mulai membuka kesadaran  bahwa Yunus adalah orang yang benar, dan ajarannya berasal dari Allah. Mereka kemudian beriman dan bertaubat, menyesali perbuatan mereka sehingga mengakibatkan Yunus meninggalkan mereka.

Mereka mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah SWT atas kesalahan mereka.

Allah Yang Maha Pemaaf pun mengampuni mereka, dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia kala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang benar.

Dalam kekecewaannya, Yunus tiba di sebuah pantai, dan melihat sebuah kapal yang akan menyeberangi laut. Tekadnya bulat, yaitu pergi sejauh-jauhnya dari kaum yang dianggapnya durhaka kepada Allah SWT.

Setelah membayar upeti ke Kapten Kapal maka ia menumpang kapal itu. Di tengah laut tiba-tiba terjadi badai topan yang hebat. Kapal bergoncang-goncang hampir tenggelam tersapu badai. Sang Kapten yakin bahwa kejadian seperti itu harus ada tumbal yang terjun ke laut agar seluruh isi kapal selamat.

Dengan penuh keyakinan, Kapten kapal mengumumkan undian:  Siapa yang terkena undian maka dia harus terjun ke laut sebagai tumbal. Sekalian bisa mengurangi beban kapal sehingga selamat dari tenggelam.

Keanehan terjadi: Undian pertama jatuh pada Yunus, ketika undian diulang nama Yunus keluar lagi. Untuk memantapkan keputusan, digelar undian ketiga dan nama Yunus keluar lagi.

Yunus sadar itu adalah kehendak Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke laut dan atas kehendak Allah, seekor ikan Nun (paus) besar langsung menyambar dan menelan Yunus.

Di dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan membaca:

“LAA ILAAHA ILLA ANTA, SUBHANAKA, INNI KUNTU MINADZH DZHALIMIIN

Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dhalim.

Dan tentang doa Nabi Yunus itu , Rasulullah  bersabda,

“Doa Dzunnun (Nabi Yunus ‘alaihissalam) ketika di perut ikan adalah “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Sesungguhnya tidak seorang muslim pun yang berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

Dalam perut ikan itu, otomatis Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam.

Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

Allah mendengar doa Yunus, dan memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai.

Kemudian Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus ke pinggir pantai, lalu Allah tumbuhkan di sana sebuah pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus dan menjaganya dari panas terik matahari. AllahTa’ala berfirman,

“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. ash-Shaaffaat: 145-146)

Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan yang keadaannya seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut. Lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”

Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi Yunus ‘alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,

“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. ash-Shaaffaat: 147-148)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Yunus ‘ailaihissalam dalam Alquran, Dia berfirman,

“Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS. Al An’aam: 86).



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

TAWASUL ASMA NUR, BUMI, API, PETIR DAN LANGIT

 

Al aidid
Irfhanmuhammad@yahoo.com
Ini tawasul asma nur, bumi, api, petir dan langit :
1 Nabi Muhammad SAW
2 Sahabat 4
3 Malaikat Muqorribin wa Qobirin
4 Nabi khidir, Nabi Daniel
5 Syeik abdul qodir al jaelani
6 Sayid ali halilintar izroil al khan
7 Ayah dan ibu



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262