KHASANAH MISTIK: ILMU KEBAL

Kepercayaan pada kekebalan menyebar di berbagai wilayah Indonesia. ilmu tersebut banyak digunakan tokoh nasional semasa revolusi. dalam islam, kekebalan masih diragukan keberadaannya.

Peristiwa Mbah Suro tahun 1967 di Nginggil dan peristiwa Lampung adalah dua peristiwa nasional tentang kekebalan. Benarkah ada manusia tak mempan ditembak, dibacok, atau dibakar? Guru kekebalan mensyratkan dikubur hidup-hidup 3 hari untuk menjadi manusia super. Toh ia rontok kalau disabet daun kelor atau digores padi.

Sungguh fantastis. Meski peluru petugas memberondong, para perusuh itu malah maju, dan maju dan sangat dekat. Beberapa orang di antara mereka malahan berteriak, “Ayo, tembak lagi.” sambil menunjukkan peluru yang tak menembusi tubuhnya. Pertempuran berlangsung makin seru dan aneh. Akhirnya, gelap malam melilit kawasan yang rawan itu. Dalam kesunyian, beberapa orang tampak terkapar, tewas. Mereka adalah sebagian dari orang-orang yang kabarnya: tak mempan peluru. Yang lain telah mundur, menyusup ke hutan Gunung Balak. “Kebal”, kata itu kemudian melompat dari mulut ke mulut, penduduk Lampung. Apa sebenarnya yang telah terjadi? Berapa sebenarnya jumlah korban? Bentrok tentara dengan sekelompok orang — oleh pemerintah disebut “GPK Warsidi” —  memang mengagetkan. Bisa membikin orang tersedak.

Peristiwa itu telah menjadi pembicaraan hangat. Khusus persoalan “kekebalan”, Pangdam Sriwijaya Mayor Jenderal Sunardi berkata, “Ah, kebal apa. Buktinya mereka ditembak, ya, mati.” Pernyataan Pak Mayor Jenderal itu benar. Tetapi masyarakat masih meyakini bahwa Warsidi dan sejumlah anak buahnya memang mempunyai ilmu kebal. Dengar saja penuturan Bambang Saputro, tukang ojek di Way Jepara, Lampung. Ia mengaku menyaksikan dengan “mata kepala” sendiri keanehan tersebut. Dialah orangnya yang mengantar petugas ke sana. Di Talangsari, ia melihat bagaimana Kapten Sutiman, Danramil Way Jepara, menembak langsung orang-orang itu, namun, kata Bambang, “Mereka yang ditembak tidak apa-apa.” Malah kemudian Sutiman yang tewas, terhunjam anak panah.

Suprapto, Kepala SMA Muhammadiyah Sidorejo di Lampung, percaya soal kekebalan dalam kasus GPK Warsidi itu. Ia mendengarkan kisah semacam dari sejumlah saksi mata: bahwa Jamjuri (ini juga anggota GPK Warsidi) tak terlukai peluru. Padahal, Serma. Sudargo telah menembaki Jamjuri hingga peluru habis. Hasilnya hanya luka tak berarti pada kaki Jamjuri, sedang nyawa Sudargo sendiri melayang lantaran dikeroyok. Benarkah ada orang kebal? Dalam sejarah Indonesia, bertaburan kisah kekebalan. Pada perlawanan “Barisan Bambu Runcing” atau “Barisan Muslimin Temanggung” terhadap tentara NICA dan Sekutu, misalnya. Siapa pun yang terlibat pada masa itu pasti mengenal nama Kiai Subkhi.

Seorang kiai yang — menurut K.H. Muhaiminan Gunardho dari Parakan, Jawa Tengah “selalu berada di depan jika menyerang musuh.” Ketika itu, seruan takbir sahut-menyahut. Rakyat bergelombang-gelombang menyerang Belanda yang bersenjata lengkap, cuma dengan senjata bambu runcing. Tetapi toh mereka maju terus. Termasuk Kiai Subkhi yang menjadi pucuk pasukan. Kendati demikian, kiai asal Parakan, Temanggung, itu selamat.

Menurut Muhaiminan, bukan hanya Kiai Subkhi yang tidak apa-apa. Semua orang yang memegang bambu runcing — seperti Pak Kiai — memang kebal. Tentu saja senjata itu bukan sembarang bambu yang diruncingkan lalu dibawa maju perang. Melainkan bambu runcing yang sudah “diisi” atau istilah lainnya “disepuh”. Yang bertugas menyepuh adalah Kiai R. Sumomihardho, ayah Muhaiminan. Namun, sebelum bambu runcing yang bakal dipakai untuk melawan penjajah itu disepuh, pembawanya harus menghadap tiga kiai lain. Yakni K.H. Abdur Rohman, Kiai Ali, dan K.H. Subkhi. Kiai Abdur Rohman akan memberi nasi manis — nasi yang ditaburi gula putih — pada para prajurit amatiran itu. Ini bukan nasi buat mengenyangkan perut, tapi sebuah asma, yang kadang juga disebut isim. Semacam jimat yang dalam hal ini untuk kekebalan. Kiai Ali memberi asma air wani (wani = berani), yang membikin orang-orang itu menjadi berani dan tak capek-capek. Sedang Kiai Subkhi mengajarkan hafalan doa.

Bismillahi bi aunillah. Allahu ya khafidhu. Allahu Akbar. Masing-masing dibaca tiga kali, lalu menyandang bambu runcingnya. Dengan bimbingan para kiai itu, rakyat bertempur habis-habisan. Ini nampaknya peristiwa sepele. Sebab, tak tercantum dalam buku sejarah — yang memang hampir tak pernah menulis gerakan rakyat. Tetapi banyak tokoh nasional yang telah memanfaatkan jasa para kiai itu: agar memperoleh kekebalan dan keberanian dalam masa revolusi.

Tak kurang dari Jenderal Soedirman, menurut Muhaiminan, pernah datang ke Parakan guna menyepuhkan bambu runcing untuk “Palagan Ambarawa” — pertempuran di Ambarawa. Selain itu, masih ada sederetan nama lain. Misalnya Wongsonegoro (dulu Gubernur Jawa Tengah), Roeslan Abdul Gani, K.H. Wahid Hasyim, Moch. Roem, juga Kasman Singodimedjo. Kiai Muhaiminan, yang menikahi cucu Kiai Subkhi, amat berkesan dengan kekebalan cara Parakan yang banyak menyumbang jasa bagi berdirinya republik ini.

Maka, Pak Kiai pun menamai pesantren yang kini diasuhnya dengan sebutan Pondok Pesantren “Kiai Parak Bambu Runcing.” Cerita kekebalan juga memerciki peristiwa G30SPKI. Dalam kisah ini, bukan para kiai yang jadi peran utama, tapi justru dari kalangan kaum abangan PKI. Mereka yang ditumpas. Seorang yang dulu santri di pesantren daerah Kediri berkisah. Ia sempat menjadi anggota Banser Barisan Serba Guna, yang banyak membantai PKI. Satu saat ia dan kawan-kawannya berhadapan dengan orang-orang PKI yang dijejerkan untuk dieksekusi. “Saya yang mendorong orang-orang itu satu per satu,” paparnya.

Setiap orang PKI yang didorong langsung disambut dengan tebasan pedang algojo. Potongan kepala dan tubuh mereka pun mengotori aliran Sungai Brantas, menggemukkan ikan-ikan di sana. Tiba-tiba para anak muda yang tengah “menumpas” itu menjumpai keganjilan: salah seorang PKI tak mempan dibacok. “Bunyinya trang …, seperti besi yang beradu,” kata santri itu mengenang. Algojo jadi kebingungan. Sesaat kemudian ia meletakkan pedangnya. Lalu menerkam leher korban dan menggiyit tenggorokannya hingga putus. Cerita kekebalan di sekitar peristiwa 1965 terasa semakin hebat lantaran bumbu pengisahannya.

Di Bali, ada yang terpaksa dimintai baik-baik untuk melepaskan nyawanya, karena tak mempan dieksekusi. Memang ajaib. Begitu juga pada eksekusi Mbah Kahar di Pulung, Ponorogo, Jawa Timur. Daerah yang terkenal karena reog serta warok — jagoan setempat. Atau pada mitos Mbah Suro dari Nginggil, desa tepian Bengawan Solo di perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah. Banyak beredar bumbu yang membaurkan antara mimpi, dongeng, dan kenyataan yang konkret. “Mbah Kahar tidak mempan ditembak maupun dipenggal kepalanya,” kata Mislan, yang mengaku menjadi algojo Kahar. Petugas pun bingung. Lalu menyerahkan tugas itu pada Mislan. Sebab, ia juga kebal setelah “bertapa di sebuah gua”. Dengan pedangnya, ia menetak leher Mbah Kahar yang duduk bersila. Dell…, kepala putus, menggelinding sekitar lima meter. Namun, kata Mislan, ajaib. “Pelan-pelan kepala itu menyatu kembali dengan tubuhnya.”

Suasana kacau. Sebab, tak ada lagi orang setempat yang dianggap melebihi “ilmu” Mislan. Algojo itu kemudian mencoba lagi. Begitu kepala korban putus, Mislan membawa kepala itu menyeberangi sungai. Kedengarannya seperti cerita komik. Kalau cerita Mislan benar, Mbah Kahar (juga Mislan) jelas lebih hebat ketimbang Mbah Suro. Tahun 1967, Mbah Suro mencoba membangkitkan PKI. Konon, dukun itu dan pasukannya tak mempan tembakan dan bacokan, asal memakai piandel barang yang diandalkan. Yakni pakaian hitam-hitam, kolor (ikat pinggang Jawa), dan kenthes (pentungan). Setelah geger PKI, ribuan orang berdatangan ke rumah Mbah Suro, mengharap keselamatan. Maka, daerah hutan jati yang kering dan minus itu menjadi semarak. Setiap pendatang pasti membeli tiga piandel, dan minum air dari Gentong Kemiri, agar tak mempan peluru bedil.

Padahal, menurut Mbah Sumi — adik kandung Mbah Suro, semua itu akal-akalan bisnis penduduk setempat. Mbah Suro sebenarnya “hanya dukun biasa”. Kepentingan bisnis dan kepercayaan bercampur baur. Ketika ribuan orang PKI telah dibantai, para pengikut Mbah Suro masih berteriak gagah, “hidup PKI!” Anak-anak, yang berharap agar diberi uang, menjawab, “hidup!” Dengan hanya bersenjatakan kenthes, pasukan hitam-hitam itu berani menghadapi petugas yang menggerebeknya. Pertempuran pecah. Lalu Mbah Suro menyerah. Untuk keperluan eksekusi, dukun itu harus menanggalkan pakaian hitamnya dan mengganti dengan sarung hijau.

Sejenak setelah kematian Mbah Suro, cerita tentang orang kebal pun surut. Namun, rupanya mustahil pupus sama sekali. Pada kenyataannya, kisah kekebalan juga sering menjadi catatan kaki riwayat para tokoh sejarah. Masuk dalam perbincangan, tak soal, apa benar atau sekadar musik pengiring. Tak kurang dari tokoh Teuku Umar, misalnya. Masyarakat Aceh meyakini, tokoh itu tak mungkin ditembus peluru. Begitu kental keyakinan itu. Maka, konon, Belanda sampai merasa perlu membuat peluru emas buat membunuhnya. Eros Djarot juga tak menyingkirkan cerita “peluru emas” itu untuk filmnya, Tjoet Nja’ Dhien. Bung Karno, di mata pengagum fanatiknya, juga kebal. Berulangkali ia menghadapi percobaan pembunuhan, dan… lolos.

Misalnya dalam peristiwa Cikini, atau sewaktu ditembak saat sembahyang Idhul Adha. Lima puluh tahun lagi, siapa tahu cerita di sekitar percobaan pembunuhan itu tumbuh terus, berbunga-bunga. Nama lain yang dianggap memiliki keistimewaan demikian adalah Kahar Muzakar dan Supriadi. Hingga kini, sejumlah penduduk pedesaan Sulawesi Selatan sulit percaya bahwa Kahar sudah lama tewas ditembak. Mereka mengganggap, Kahar masih berkelana entah di hutan sebelah mana. Sedang Supriadi, tokoh pemberontakan Peta di Blitar, bukan hanya dianggap kebal, tapi juga bisa menghilang, raib, tanpa kembali lagi. Manusia Indonesia di masa lalu agaknya sangat akrab dengan soal kekebalan. Di Indragiri Hulu, Riau, Haji Bustami — sebelum bertobat dan menunaikan ibadah haji — mengaku pernah kebal, bisa menundukkan harimau, dan punya tenaga yang mampu untuk mengangkat seekor kerbau. “Ilmu itu saya peroleh dari orang Sakai,” ujarnya.

Sakai adalah suku terasing di Sumatera. Di Kalimantan, suku Dayak sering dibayangkan sebagai orang yang menakutkan. Bukan saja lantaran sumpit beracunnya. Tetapi juga karena ilmu-nya. Masyarakat Kajang yang bermukim di kaki Pulau Sulawesi juga dianggap mempunyai ilmu yang lebih dari sekadar kebal. Di Bali ilmu kekebalan — di sana disebut ilmu kanuragan — juga masih diperdalam. Basisnya tentu saja ajaran Hindu, dengan latihan yoga. Ketika seseorang telah mencapai puncak pemusatan, pengekangan, dan pengaturan pikiran — menurut Anak Agung Putu Suwela, 65 tahun, dari Perkumpulan Raja Yoga Kumala Bhuana, Denpasar — “semua pancaindria akan mati. Tak ada sakit, tak ada panas, tak ada dingin.” Pada tingkat itu, orang luar akan melihat ahli yoga yang demikian ini kebal senjata tajam dan api.

Mencapai tingkat itu tidak gampang. Suwela sendiri baru merasa mantap dengan yoga setelah belajar selama 24 tahun. Ketika seseorang mencapai kesempurnaan, dalam ilmu kebal versi yoga, orang bukan saja tak mempan senjata dan api, juga mampu melihat sesuatu yang bakal terjadi. Plus bisa mengobati orang sakit. Persoalannya adalah, siapa yang tahan bertahun-tahun belajar yoga? Di Bali ada pertunjukan Barong vs Rangda yang diakhiri dengan menikam Rangda bertubi-tubi, dilanjutkan dengan orang mencoba menusukkan keris ke tubuhnya. Namun, dada tak tembus, perut tak sobek. Darah tak mengalir. Lihat juga para penari “Sangyang Jaran” yang kesurupan itu. Bara api pun diinjak-injak dengan kaki telanjang sehingga butir merah memercik-mercik. Sampai sekarang masih bisa dinikmati.

Bagaimana menjelaskan semua itu? Suwela mengatakan, Barong Keris itu bisa dimainkan oleh siapa pun yang kemudian trance dan dikendalikan orang lain yang berilmu. Serupa ini adalah Kuda Lumping dari daerah sekitar Jawa Tengah dan Cirebor. Atau debus dari daerah Banten dan Minangkabau. Inilah satu sisi lain ilmu kebal: seni. Ilmu kebal juga dikejar oleh para peminat seni bela diri. Hampir semua aliran pencak silat di Indonesia meletakkan ilmu kebal atau tenaga dalam di puncak latihannya. Saat ini, sebagian besar peminat ilmu kebal adalah anggota ABRI. Ini diakui oleh para guru seperti halnya Kiai Salik di Banten atau Zen di Jepara. Mislan malah mengaku ikut menyiapkan satu batalyon marinir yang hendak bertempur di Timor Timur (lihat Bisnis Ilmu Kebal). Kepercayaan pada kekebalan menyebar di berbagai wilayah Indonesia, pada berbagai latar belakang etnis maupun agama. Ada ilmu kebal yang ber-setting sangat Jawa, ada yang sangat Dayak.

Ada yang berwajah Islam, Hindu, atau bahkan ada juga Katolik — misalnya pada anggapan bahwa Slamet Riyadi kebal karena membawa rosario (tasbih). Di Jawa, wesi kuning atau kol buntet adalah nama-nama ajimat yang sangat dicari untuk kekebalan pemiliknya. Sedang pada kalangan hitam, para maling dan perampok, aji poncosuno bumi laku keras seperti halnya aji welut putih yang bermanfaat untuk “menghilang”. Konon, bila seseorang punya poncosuno bumi, kalau dibunuh ia akan hidup lagi pada saat tubuhnya menyentuh tanah. Selain itu, cara kebal yang lebih berbau agama banyak disebut dalam berbagai buku mujarobat yang dijual di kaki-kaki lima.

Yang disebut buku-buku itu, antara lain, sepenggal ayat Quran (Surat An-Naml) yang dituliskan pada kulit kijang, lalu dibungkus dengan kulit lembu, dan dipakai untuk ikat pinggang. Para kiai juga sering memberi berbagai bentuk isim, yang semata berbahasa Arab atau campuran bahasa Jawa. Yang agak jauh dari kesan perdukunan adalah yang dipakai anggota GPK Warsidi. Seorang anggota GPK Warsidi mengungkapkan: mereka memperoleh kekebalan setelah menjalani sejumlah amalan. Di antaranya dengan i’tikaf di masjid selama 40 hari terus-menerus. Pada saat itu mereka hanya boleh makan nasi putih sepiring kecil setiap hari. Juga selalu bersalat tahajud di penghujung malam, serta membaca wirid. Adapun wirid-nya antara lain Surat Yassin ayat 89 Al-Maidah ayat 67, Al-Baqarah ayat 3, dan At-Taubah ayat 2. Dengan itu, menurut mereka, “kami betul-betul mendekatkan diri pada-Nya.”

Bila mereka lulus dari tempaan 40 hari itu, dan tidak memakan barang haram (misalnya dari duit korupsi), “karamah akan datang melindungi kami dari serangan musuh.” Kalaupun toh mati juga, begitu keyakinan mereka, itu “mati syahid”. Tak jelas, apakah ada riwayat Nabi yang dijadikan pegangan untuk soal kekebalan diri. Kalaupun ada, tentu hanyalah hadis yang masih dipertanyakan kesahihan atau keautentikannya. Nabi Muhammad pun luka dan berdarah sewaktu hijrah ke Thaif, ditimpuki batu oleh penduduk setempat. Juga pada Perang Uhud




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Mangsa Kasadasa (27 Maret – 19 April).

Secara Umum– Mangsa “Kasadasa” 

Orang yang terlahir pada Mangsa “Kasadasa” secara umum memiliki sifat teguh hati dan pemberani. Tidak mau mengalah, karena mempunyai jiwa militer, berarti disiplin dan tegas. Mau mengalahkan tetapi tidak mau dikalahkan. Dia hanya tunduk kepada orang yang dihormati dan disegani. Orang yang terlahir pada Mangsa ini mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, baik terhadap keluarga maupun terhadap lingkungannya. Kesadarannya bermasyarakat sangat tinggi.

Dia sangat membenci ketidak adilan, berani mendobrak segala sesuatu yang dianggapnya mengkorup norma prikemanusiaan. Bahkan kalau memang dibutuhkan dia rela mempertaruhkan harta maupun kedudukannya demi membela kebenaran, Berprinsip sangat kuat dan idealis. Banyak orang “Kasadasa” yang hidupnya membujang, lebih mengutamakan perjuangan untk adik-adiknya daripada memikirkan diri sendiri. Karena dia berfikir dengan adanya dia kawin akan merepotkan perjuangannya untuk adik-adiknya. Dibantunya orang tua untuk mensukseskan adik-adik, baik sekolah maupun sampai berumah tangga.

Dia sendiri mengalah sampai tua. Sifat keras kepalanya itulah yang tidak ada orang lain yang dapat menasehatinya. Semua langkah yang diambilnya adalah langkahnya sendiri. Dalam tata kehidupan, dia adalah orang yang mandiri, tidak mau diperintah dan sulit untuk tunduk kepada kemauan orang lain. Maka mangsa “Kasadasa” candranya “Tertutup pintu hatinya”. Tebukti didalam kehidupannya, bahwa orang “Kasadasa” angkuh dan mudah tersinggung, tetapi agak pemalu. Pendapatnya tidak bisa dirubah orang lain, begitu pula kalau dia benci kepada seseorang maka dendam itu tidak dapat lunas kalau tidak terbalas. Maka dikatakan “Pintu Hatinya Tertutup”.

Walau begitu, dia senang membela yang lemah kalau itu dirasakan benar bagi dia. Tidak dapat orang menghasut untuk suatu pekerjaan yang tidak disenanginya. Karena kepekaan perasaan, hati yang keras, dan pemalu. Maka orang “Kasadasa” sering jadi korban perasaan dan sering sakit hati. Sebagai orang yang dilahirkan dengan pembawa ‘Mandiri’ maka orang “Kasadasa” dilengkapi oleh Tuhan suatu keistimewaan, ialah otaknya.

Pada umumnya orang “Kasadasa” mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Cepat dapat memecahkan suatu perkara dan pekerjaan yang pelik dan muskil. Karena keberanian, dan kecerdasannya itulah yang mengangkat dia kepuncak kariernya. Banyak orang mengaguminya. Dia sangat tekun bekerja, kalau pekerjaan itu pilihannya. Karena dia adalah orang yang tidak mau diperintah-perintah. Sebaliknya dia senang memerintah, karena dia merasa lebih dari yang lain. Itupun diakui oleh sahabat-sahabatnya, bahwa orang “Kasadasa” mempunyai banyak kelebihan.

A. Keadaan Fisik Orang .

Orang “Kasadasa” mempunyai bentuk fisik gagah berukuran sedang, Wajahnya bulat telur, Matanya bulat berbinar-binar, dengan sepasang alis yang cukup tebal. Hidungnya mancung, bibirnya sedang dengan ukuran mulut agak lebar. Tangan dan kakinya tidak begitu berotot. Rambutnya lebat dan hitam, tetapi pada usia yang sangat muda sudh banyak rambutnya yang rontok.
Dalam hal kesehatan fisik, maka orang “Kasadasa” cukup
sehat. Orang “Kasadasa” jarang terserang penyakit yang berat. Hanya penyakit umum yang disebabkan oleh kelelahan atau kurang berhati-hati memilih makanan. Kadang-kadang terserang sakit perut dan mata berkunang-kunang, itupun tidak berlangsung lama.

B. Keadaan Masa Kanak-kanak .

Anak-anak yang terlahir pada Mangsa “Kasadasa” secara umumnya mempunyai pembawaan watak yang keras dan tidak mau mengalah. Sering menonjolkan kenakalan dan kebandelan. Bila dia berbuat salah, tidak mau mengakui kesalahannya itu. Kalau dia mendapat hukuman, menganggapnya bahwa yang member hukumannya itu berbuat tidak adil.

Entah siapa saja yang menangani dia, dalam fikirannya hanya terbayang musuh. Karena memang anak “Kasadasa” terlahir sebagai manusia militer atau prajurit.
Jiwanya keras, kemauannya keras, tidak mau dikalahkan, tidak mau diperintah, bahkan dia merasa dirinyalah yang terpandai diantara anak yang lain.

Untuk itu, dia berlatih segala sesuatu dengan baik, belajar segala sesuatu dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Maka benar-benar anak “Kasadasa” mengagumkan. Keistimewaanya adalah pada tingkat kecerdasannya yang tinggi. Mudah menyerap pengetahuan apa pun, baik dari buku maupun dari kerja nyata. Sehingga anak “Kasadasa” lebih menonjol dari pada anak yang lainnya. Bahkan anak “Kasadasa” selalu tampil sebagai pemimpin, dikelasnya sebagai ketua kelas, sebagai Ketua OSIS dan diluar sekolah sebagai pemimpin apa saja. Kenyataannya memang banyak hal yang dapat diselesaikan oleh anak “Kasadasa” dibanding anak lainnya.
Budinya yang bersifat keras harus mendapat bimbingan yang baik dari pihak-pihak pendidik dan orang tua. Karena mendidik anak “Kasadasa” dengan kekerasan akan mengembangkan jiwa keras pada diri anak itu. Sabar dan harus hati-hati, karena masa kanak-kanak itu adalah masa pembentukan jiwa.

C. Keadaan Masa Remaja .

Masa Remaja kelahiran Mangsa “Kasadasa” melanjutkan alur kehidupan dari masa kanak-kanak. Bagaimana membentuknya pada masa kanak-kanak itulah terbentuknya jiwa sang remaja.
Sifat keprajuritan Anak/Remaja “Kasadasa” terus berlanjut, tegas, disiplin dan mudah marah. Tetapi setelah kurun waktu remaja tiba, sifat mudah marahnya itu lebih terarah untuk hal-hal yang positif. Artinya sifat pemarahnya itu dapat disalurkan untuk mendalami suatu ilmu dengan membakar semangatnya. “Mengapa saya tidak bisa?” pertanyaan-pertanyaan itulah yang mencambuk untuk giat belajar.

Pemalu, dia akan merasa malu kalau kekurangannya sampai diketahui orang lain. Maka dia akan berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan proporsi dirinya, sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah menduduki ranging teratas.
Kepemimpinan, bahwa remaja kelahiran mangsa “Kasadasa” mempunyai ambisi memimpin yang sangat tinggi. Karena dia sendiri tidak mau dipimpin oleh orang lain. Untuk mencapai kedudukan sebagai orang yang patut menjdi pemimpin, maka remaja “Kasadasa” terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Baik dalam segi ilmu pengetahuan, kebiasaan atau ketrampilan apa pun, dan kewibawaan. Dengan suatu keyakinan bahwa dia adalah yang terpandai, maka remaja “Kasadasa” dapat tampil kedepan dengan optimis. Kenyataannya memang begitu, banyak remaja “Kasadasa” yang tampil menjadi pemimpin. Dalam hal ini memberikan bimbingan dan membina kawan-kawannya yang membutuhkan pertolongan.

Orang “Kasadasa” mempunyai kesenangan berpergian, oleh karenanya banyak proyek-proyek yang dikerjakan terbengkalai. Ide-idenya banyak yang sebenarnya kalau dikelola dengan baik akan baik sekali jadinya. Tetapi sifatnya yang bergerak, kemudian mempunyai ide yang lain lagi. Sehingga semuanya tidak menghasilkan suatu apa pun. Proyek-proyek yang dibuatnya itu sebenarnya mempunyai tujuan untu menolong orang lain, memberikan lapangan kerja dan menyalurkan bakat. Akibatnya menjadi Afontur.
Maka dengan pengalaman-pengalaman itu, dia harus menyadari dan mau bekerja sama dengan orang lain yang bersifat mengelola cetusan-cetusan ide orang “Kasadasa” itu, kalau bisa terjadi hal tersebut, maka usaha orang “Kasadasa” dapat sukses.

D. Ciri Khas Yang Mencolok .

Bicara tentang orang “Kasadasa”, pastilah ada suatu petunjuk sebagai suatu “Tanda yang khas orang Kasadasa”. Ciri khas ini bukan suatu yang dapat di rahasiakan. Misalnya seperti postur tubuh, sepak terjang dan budi pekerti. Artinya penampilannya, semua itu tidak dapat dibuat-buat atau disembunyikan.
Bila kita ketemu dengan seseorang yang serba grusa-grusu, dalam melakukan segala sesuatu tergesa-gesa.

Kemudian tampak penmpilannya seperti orang gelisah, tangannya memegang benda apa saja yang berada disekitarnya, kemudian dalam organisasi selalu berambisi untuk membuat suatu evolusi dan revolusi, perombakan-perombakan, dalam organisasinya diadakan reorganisasi.
Selain dari pada itu, ada-ada saja ulah lainnya pada saat dia berbicara dengan orang lain, untk menutupi kegugupannya. Apalagi bila berhadapan dengan lain jenis , dia akan tampak gugup sekali. Namun menjdi kebiasaan dan cirri khas orang “Kasadasa”, walaupun kalah tidak mau mengakui kekalahannya.

E. Ikatan Persahabatan .

Pada umumnya orang kelahiran mangsa “Kasadasa” pandai bergaul. Dia mempunyai banyak kenalan, bahkan tidak hanya sebangsa, sampai orang manca Negara pun dapat menjadi sahabatnya.
Dalam pergaulan itu tentu saja ada kawan, rekan dan Sahabat. Sahabat adalah kawan yang dapat menyimpan rahasia, memberikan pertolongan baik moral maupun materi.

Sahabat sebagai saudara kandung sendiri. Maka dapat di istilahkan, mencari kawan mudah tetapi memelihara persahabatan sukar.
Orang kelahiran Mangsa “Kasadasa” dapat mengikat tali persahabatan dengan kokoh, kepada orang yang kelahirannya jatuh pada Mngsa “Kanem” kemudian dapat juga bersahabat dengan baik kepada kelahiran Mangsa”Karo”.

Dua Zodiak itu adalah pilihan yang dapat dijadikan saudara intim, artinya saudara kepercayaan segala rahasia, sampai rahasia pribadi. Begitu juga dapat cocok dengan sesama kelahiran mangsa “Kasadasa” hanya ada sedikit keretakan kalau bertemu sesuatu titik kebersamaan kemauan, kadang saling ngotot. Itupun hanya berlangsung selintas, kemudian akan baik kembali.

Tidak menutup kemungkinan untuk berkawan dengan zodiak lainnya. Namun hanya sekedar kawan dan rekan. Karena dengan mereka ini sering banyak hal-hal yang bertentangan serta riskan sekali kalau untuk membicarakan atau mengelola suatu usaha patungan. Tetapi telah menjadi sifat orang “Kasadasa” senang bergaul, senang berkawan, bahkan sengan berorganisasi. Tentu saja dalam pergaulan tidak mungkin untuk memilih-milih kelompok kelahiran atau zodiac. Karena dunia ini berisi berbagai umat, dengan berbagai Mangsa kelahiran, begitu juga saudara satu ayah satu ibu tidak mungkin terdiri dari “Kasadasa” semua.
Yang penting adalah memelihara ketentraman, memelihara kedamaian dan kenyamanan dalam pergaulan jangan ada kedala-kendala.

F. Keadaan Kesehatan .

Orang “Kasadasa” pada umumnya mempunyai kualitas kesehatan yang baik. Sejak masa kanak-kanak, remaja hingga masa tua. Tetapi ada beberapa penyakit ringan yang lazim, adalah semacam Influinsa, dan gangguan bagian perut.
Khususnya bagi orang “Kasadasa” kelahiran hari “Senin” jaga benar-benar kesehatan perutnya.

Selain itu ada kemungkinan dapat terkena pula pada bagian syaraf tangan, penyakit ini dapat terkena bagi yang terlahir pada hari “Selasa” jaga benar-benar fikiran dan kesehatan jantungnya. Tentu saja dengan cara pencegahan lewat bersenam, olah raga dan keteraturan istirahat, tidur dan makannya.
Ganguan mata dapat juga mengancam orang “Kasadasa” kelahiran hari “Rabu dan Jumat” karena mempunyai kelemahan pada mata dan ginjal.

Pemeliharaannya adalah dengan senam atau olah raga dan minum air wortel dan madu. Wortel, baik disayur maupun untuk jamu, sangat berguna bagi kesehatan mata karena mengandung Vitamin A. Bagi orang “Kasadasa” kelahiran hari “Kamis dan Sabtu” kelemahannya pada telinnga dan hati. Jangan mendengarkan omongan yang tidak karuan sumbernya, karena akan mendatangkan kemarahan yang tidak ada pangkal ujungnya, akibatnya mengganggu hati/liver sendiri.

G. Pekerjaan Yang Cocok/Karier.

Pekerjaan bisa dikatakan cocok, kalau sesuai dengan sifat dan bakat seseorang. Maka orang itu akan mengerjakannya dengan perasaan tenang dan gembira, hasil pekerjaannya pun sangat memuaskan.
Bagi orang kelahiran Mangsa “Kasadasa” pada dasarnya pekerjaan yang paling cocok adalah pekerjaan “Wirasembada” tanpa campur tangan orang lain. Walaupun begitu para pakarnya dalam hal ini Astrolog membagi kelompok hari kelahiran orang “Kasadasa” menjadi tiga sebagai berikut:

“EKA” – Kelompok I : Mereka yang telahir pada Hari Minggu, Hari Rabu dan Hari Jumat. Mereka yang terlahir pada hari tersebut ada beberapa bidang pekerjaan yang cocok baginya. Sebagai Wiraswasta, Mendirikan perusahaan yang ada hubungannya dengan pertanian, kemudian dapat juga sebagai Wartawan. Yang paling cocok adalah Wartawan.

“DWI” – Kelompok II : Mereka yang terlahir pada Hari Senin. Kelompok kedua ini, mempunyai bakat bidag pekerjaan yang baik, adalah sebagai Pemandu wisata. Tetapi dapat juga mendirikan usaha Leveransir bahan bangunan, dan bekerja di bidang bangunan.

“TRI” – Kelompok III : Mereka yang terlahir pada Hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Pekerjaan yang paling cocok baginya adalah sebagai pengarang. Selain daripada itu, dapat juga menjadi Aktor baik teather maupun film. Juga dapat menjadi Pelukis atau bekerja sebagai Sekretaris, Mandor bangunan, kalau pendidikan tinggi dapat memilih Kedokteran, Arsitektur atau menjadi Dosen.
Tetapi yang harus selalu di ingat oleh orang “Kasadasa”, bahwa dirinya tidak mau diperintah oleh siapa pun, kecuali orang tuanya dan orang yang di cintainya.

H. Gambaran tentang Rejeki .

Pada umumnya orang kelahiran mangsa “Kasadasa” mempunyai tingkat alur perjalanan hidup yang baik, rejekinya cukup lumayan. Ditopang pula dengan berbagai kemampuannya mandiri, sehingga sejak masih remaja sudah dapat mencari uang Tingkat komersialnya dimulai dari hobi yang kemudian dikomersialkan.
Walau begitu para ahli Astrologi Jawa, membuat rumusan untuk membedakan satu dengan yang lain dalam kelompok kelahiran mangsa “Kasadasa” itu menjadi 3 (Tiga) kelompok, sebagai berikut :

“EKA” – Kelompok I : Mereka ini adalah kelahiran Hari Minggu, Hari Rabu dan Hari Jumat. Kelompok pertama ini adalah orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang paling baik. Tidak pernah kekurangan uang. Dia sangat pandai bergaul, sehingga banyak koneksi dan banyak yang mendukung dalam urusn apa saja. Segala yang diusahakannya selalu sukses dan mendatangkan keuntungan moral maupun uang. Hal tersebut berlanjut hingga hari tua, anak-anaknya sukses dalam pendidikan tinggi.

“DWI” – Kelompok II : Mereka adalah yang dilahirkan pada Hari Senin. Kelompok ini mengutamakan uluran tangan dan inspirasi orang kedua. Baik itu lingkungan keluarga, maupun sahabat dan masyarakat Dengan dukungan merekalah semua usahanya akan berjalan. Walau pada umumnya orang “Kasadasa” jarag kekurangan uang, tetapi tanpa usaha yang keras, tidak akan berhasil meningkatkan tingkat sosialnya.

“TRI” – Kelompok III : Mereka yang terlahir pada Hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Pada kelompok ini agak kurang baik keberuntungannya. Setiap langkah-langkah yang dikerjakan selalu mengalami kegagalan, walaupun tidak berarti bangkrut sama sekali, tetapi selalu mengalami kegagalan. Namun orang “Kasadasa” mempunyai sifat tabah, ulet dan disiplin militer yang kuat, setelah umur mencapai 30 tahun khususnya Selasa Kliwon, Kamis Pond an Sbtu Paing, maka keadaan ekonominya akan meningkat baik sekali. Bahkan kalau ulet dan hemat akan mencapai keberhasilan juga di hari tuanya.

I. Saat Yang Tepat Untuk Mengerjakan Sesuatu.

Dalam perhitungan Astrologi Jawa, ada saat-saat ketika orang mengerjakan sesuatu berhasil dengan baik, tetapi ada hari-hari yang lain, bila untuk mengerjakan sesuatu mengalami kegagalan. Tentu saja setelah mengalami uji coba berkali-kali, hasilnya merupakan kesimpulan Parapsikolog.

Berdasarkan penelitian Horoskop Jawa maka saat terbaik untuk melakukan pekerjaan yang terpenting adalah pada tanggal 5 Desember, karena pada saat itu kulminasi, lebih-lebih kalau pada saat itu tanggal jatuh pada hari Selasa, itu lebih baik lagi.

Setidaknya usahakan segala yang terpenting jatuhkan pada tanggal 5 Desember, karena pada saat itu turun Pancaran dan Limpahan Rahmat Ilahi, dampaknya terbukalah kiat kemudahan upaya apa pun yang semula mengalami kesulitan.

Tanggal 5 Desember itu berjalan terus setiap tahunnya, artinya setiap tahun ada Pemberkahan Agung. Hal ini khususnya bagi kelahiran mangsa “Kasadasa”.

J. Hobi.

Bagi orang kelahiran mangsa “Kasadasa” ada beberapa hobi yang patut diketengahkan di sini antara lain :

Melukis, baik Natur maupun Abstrak
Musik, baik Rock maupun Pop
Membaca, Fiksi maupun Non-Fiksi dan Sastra
Mengarang dan Koresponden
Seni pentas
Panjat tebing

K. Jodoh (Calon Suami/Istri yang tepat).

Orang kelahiran mangsa “Kasadasa” sebenarnya dekat jodohnya, baik itu pria maupun wanita. Tetapi pada umumnya akan menikah setelah umurnya lebih dari 29 tahun, hal itu terjadi karena dia merasa ikut bertanggung jawab terhadap masa depan adik-adiknya.

Hari-harinya diperuntukan memikirkan
keluarga, membantu mencari uang sekolah bahkan memikirkan masa depan adik-adiknya. Setelah semua tuntas barulah dirinya sendiri dipikirkan.
Padahal orang “Kasadasa” bukanlah orang yang tidak mempunyai gairah seks. Baik laki-laki maupun wanita “Kasadasa” mempunyai gairah seks yang cukup tinggi, termasuk hangat dalam permainan ranjang.

Bagi orang kelahiran mangsa “Kasadasa” jodohnya adalah dengan kelahiran mangsa “Karo”, kemudian dapat pula berjodoh dengan kelahiran mangsa “Kanem”, tetapi dengan orang “Kasadasa” pun dapat pula terjadi dan Harmonis.

Tentu saja tidak menutup kemungkinan perkawinan dengan mangsa-mangsa yang lain. Kalau terjadi, menurut para Pakar Astrologi Jawa, akan mendatangkan ketidak Harmonisan. Sering rebut, tidak saling terbuka, saling mencurigai. Walhasil terjadilah perceraian atau pisah ranjang. Sedapat mungkin harus di hindari bentuk perkawinan tersebut.

L. Batu Permata .

Ada beberapa batu permata atau batu aji yang cocok bagi orang kelahiran mangsa “Kasadasa” adalah sebagai berikut :

Amathyst (Kecubung Asihan)
Batu permata ini mempunyai sinar ungu kemilau, baik sekali bagi orang “Kasadasa” yang mempunyai sifat ingin memimpin, agar pengaruhnya disayang atau dicintai orang lain.
Selain itu mempunyai khasiat pula untuk mencegah mabuk minuman keras, menolak bahaya racun, dan mencegah sakit jantung.

Aquamarin (Sinar Laut Hijau)
Batu permata ini baik sekali kilauannya seperti kemilaunya laut arafuru, indah dan mengesankan rasa damai serta anggun. Selain keindahan sinarnya, mempunyai khasiat mencegah penyakit liver, peyakit pencernaan dan penyakit badan lemah.

Intan (Diamond)
Intan dinamakan juga batu mulia karena mempunyai harga yang lebih tinggi daripada batu-batu permata lainnya. Diamond yang asli mempunyai harga standard yang cukup tinggi. Biasa dipakai oleh orang-orang kaya, para bangsawan, Raja atau orang-orang terkemuka. Kilauannya sangat indah, dapat memancarkan sinar yang beraneka warna, kalau dipkai untuk permata anting tampak sinarnya bagaikan tetes dari telinga. Khasiatnya menolak segala ilmu hitam, dan menentramkan pikiran.

Badar besi (Heliotrope)
Badar besi batunya hitam dan kalau didekatkan magnet dapat melekat. Biasanya yang memakai batu ini adalah kaum pria, untuk batu ali (akik) atau permata cincin. Pemakainya tampak jantan, kalau dipandang dari segi khasiat, maka batu ini mempunyai pengaruh meningkatkan keberanian terhindar dari di hinakan orang dan meningkatkan kewibawaan.

M. Warna Yang Serasi .

Ada beberapa jenis warna yang cocok bgi kelahiran mangsa “Kasadasa”

Merah tua
Kuning
Dua jenis warna itu adalah warna ideal yang dapat untuk busana maupun interior dalam rumah dan karpet lantai.

N. Bunga .

Bunga yang cocokdan membangkitkan gairah hidup bagi orang “Kasadasa” adalah bunga :

Bunga mawar merah
Gradiol merah tua
Lilly kuning

Itulah bunga-bunga bagi orang “Kasadasa”. Seorang akan mendatangkan pengaruh mistik dan dampaknya mengembangkan daya kehidupannya.

Demikianlah uraian tentang beberapa hal yang terpenting bagi kelahiran mangsa “Kasadasa”. Mangsa “Kasadasa” lamanya orbit 24 hari, dari tanggal 27 Maret samapai dengan 19 April, menduduki langit belahan Utara, bertepatan saat itu, ada beberapa Wuku masuk dalam pengaruh mangsa, ialah Wuku Warigagung (8) Razi Aries, Wuku Marakeh (18) dan Wuku Kulawu (28). Antara bulan Agustus – Januari dapat terlihat diatas langit, walaupun pada masa itu tidak berpengaruh dalam kehidupan orang “Kasadasa”.

Karena yang mempunyai arti bagi kehidupan mangsa “Kasadasa” adalah 27 Maret – 19 April. Dengan Candra “Tertutup pintu hatinya”. Seperti juga motto orang “Kasadasa” “Hari esok milik orang yang tekun di hari ini”.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon

Banyak orang kesulitan mendapatkan informasi tentang khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon, oleh karena itu situs http://khodamsakti.com ini berdiri dengan tujuan memberikan informasi bagi anda terkait dengan khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang sedang anda cari. Pada halaman ini, kami mempunyai informasi tentang khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis.
khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon adalah salah satu artikel yang paling banyak dicari dan diminati oleh banyak orang. Setiap orang mempunyai alasan dan kebutuhan tersendiri mengapa mencari artikel khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon di internet. Namun sayangnya, artikel khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang diminati oleh banyak orang ini sangat terbatas jumlahnya di internet. Dan untungnya http://khodamsakti.com selalu update artikel terbaru tentang hal-hal yang berkaitan dengan khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon.
Keputusan Anda untuk mengunjungi situs http://khodamsakti.com sangatlah tepat. Apapun alasan Anda untuk mencari artikel tentang khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang sedang Anda cari.
Harapan kami, Informasi tentang khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon yang disajikan di halaman ini bisa membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait dengan khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon. Jika informasi yang disajikan di halaman ini tidak sesuai dengan keinginan Anda, silahkan jelajahi website http://khodamsakti.com ini melalui menu atau kategori agar Anda bisa mendapatkan informasi terkait khodam pendamping orang yang lahir senin kliwon sesuai dengan kebutuhan Anda.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262