NGUDI KAWRUH KASUNYATAN

Ajaran hidup menuju kesempurnaan hidup lahir batin harus terus dijalani untuk mencari kemudian menemukan pengetahuan sejati tentang kenyataan mutlak (NGUDI KAWRUH KASUNYATAN). KAWRUH KASUNYATAN itu kemudian hendaknya dihayati dalam satu kesatuan sistem pemahaman sehingga pemahaman kita tidak bercerai berai…

Apakah hakikat menuntut ilmu? Apakah hanya bermakna membolak balik dan ‘menthelengi’ buku-buku, membaca kitab-kitab (baik garing maupun teles), merenungkan fakta demi fakta yang kita alami saja? Kalau jawabannya “iya” berarti kita pikiran kita masih seperti pikirannya anak-anak.

Pikiran yang lebih maju dan lebih lengkap pasti tidak seperti itu. Harusnya kita melanjutkan pemahaman-pemahaman mitologis yang terpelihara di dalam gudang data pengetahuan di kepala kita dengan cara lebih kritis lagi.

Setelah kita membaca atau merenung harus diteruskan dengan mengolah diri. Bila membaca bersifat pasif: menerima bahan-bahan ajaran, maka mengolah diri bersifat aktif: membuktikan apakah ajaran yang disampaikan para cerdik cendekia itu memang mengandung kebenaran-kebenaran atau justeru mengandung kesalahan. Berarti seorang pencari ilmu harus berani untuk ‘nglakoni’ atau ‘memulai perjalanan laku.’

Di JAwa ada istilah GURU BAKAL dan GURU DADI. Bila GURU BAKAL menunjuk pada pelajaran-pelajaran, buku-buku, ceramah-ceramah atau data-data mentah. Maka GURU DADI-nya adalah MULATSARA DIRI (mengolah diri).

Sudah banyak dipaparkan bagaimana ajaran cara mengolah diri agar kita mampu untuk menjalani hidup ‘sangkan paraning dumadi’ mulai dari bayi, masa kanak-kanak, dewasa, masa tua. Bahkan saat menuju ajal datang pun ada ajarannya. Bahkan sudah terlalu banyak kita dijejali oleh berbagai ajaran hidup menuju kesempurnaan, tinggal apakah kita siap untuk ‘Mulatsara Diri’.

Ajaran hidup menuju kesempurnaan hidup lahir batin harus terus dijalani untuk mencari kemudian menemukan pengetahuan sejati tentang kenyataan mutlak (NGUDI KAWRUH KASUNYATAN). KAWRUH KASUNYATAN itu kemudian hendaknya dihayati dalam satu kesatuan sistem pemahaman sehingga pemahaman kita tidak bercerai berai. Kita hendaknya bisa menyusun fakta demi fakta yang kita alami dalam hidup dengan hati-hati. Ini memerlukan KEHALUSAN PERASAAN, INTENSITAS KEMAUAN dan TINGKATAN-TINGKATAN OLAH RASA.

Dalam SERAT MADU RASA karangan Ki Soedjonoredjo, ada dua tingkat olah rasa.

Tingkat pertama, MADU BASA yang meliputi sopan santun, tata cara, adat istiadat. Intinya adalah bagaimana kita menyusun pengetahuan-pengetahuan lahir atau tata ‘bahasa’ agar mendapatkan ‘kemanisan madu’

Tingkat kedua, MADU RASA yang meliputi tepa sarira, tepa palupi, unggah ungguh, eguh-tangguh, tuju-panuju, empan-papan, kala-mangsa, duga-prayuga, lambe-ati. Kemanisan rasa yang dialami pada tingkat kedua ini lebih mendalam, lebih asyik dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama dari tingkatan kedua dan sangat-sangat menyenangkan.

Menurut Ki Soedjonoredjo, ada 13 macam ‘kesenangan’ untuk NGUDI KAWRUH yaitu:

1. Dalam hal mencari keterangan, tanda-tanda atau urusan, kesenangan yang diperolehnya sepanjang jalan seperti kesenangan agen ‘telik sandi’ yang yang mencari ‘SISIK MELIK’.
2. Terpeliharanya DAYA RASA seperti petani yang memelihara tanaman dengan penuh kegembiraan namun belum menemukan hasilnya, yaitu WATAK.
3. Dalam hal melatih PANCA INDERA, kesenangan yang kita peroleh seperti kesenangan joki saat melatih kuda atau seperti pawang melatih gajah, atau kesenangan guru mendidik anak didiknya.
4. MENABUNG DAYA GAIB; kesenangan yang diperolehnya seperti menabung uang, atau pada waktu ditemukannya pedoman-pedoman tertentu sama seperti tukang kayu memperoleh tatah, bur, jangka, penggaris.
5. MENGURAI DAN MENYUSUN DAYA BATIN. Apabila diperoleh rasa dan daya baru, rasa baru itu diolah lagi dan diperhalus lagi. Misalnya untaian ratna. Kesenangan seperti itu sama sekali tidak terhingga, kecuali oleh yang sudah mengalami.
6. MEMBAGI, MENGATUR, MENYUSUN PIKIRAN DAN DISELARASKAN DENGAN RASA dan bisa menghasilkan karya yang indah.
7. MENJUMBUHKAN RASA YANG BERMACAM-MACAM, diatur menurut urutan tingkatan, diselaraskan sehingga tercapai rasa yang indah. Seperti juru masak yang ahli meracik masakan. “Rasa kang sumingit ana layang kikidungan anggitane para linuwih apa dene kang ana ing candi, wayang, gamelan, pakem lan liya-liyane, kabeh wujud gugubahan utawa oncen-oncen (anyar) kang banget endahe. Rasa kang digubah pada maujud ana ing kaalusan, dadi rerenggan sajroning gaib, kang ora kena kinaya ngapa endahe”
8. Orang yang sedang NGELMU dengan penuh ketekunan akan merasakan dan memperhatikan kemajuan yang dicapai, selalu MENDAPAT PETUNJUK DARI PRIBADINYA SENDIRI. Kesenangannya seperti anak sekolah, rasa dan budinya seperti guru, alam semesta ini sebagai pelajaran. “Kabeh pada aweh pitutur marang kang ahli sasmita: kaya-kaya sarupaning kang tumuwuh pada muni dewe-dewe, sarta unine laras kaya gending kang banget kepenake”
9. Penuntut ngelmu akan gemar berbuat baik kepada sesama. Tumbuh niatnya seperti itu dari kehendak yang luhur dan niat itu akan memperbesar DAYA KELUHURAN. Hasilnya langsung akan mengenai diri pribadinya juga; yaitu lenyapnya penyakit watak dan tumbuhnya perasaan dan budi yang luhur.
10. Penuntut ngelmu mempunyai kesenangan seperti pengadu ayam, jangkrik, permainan. Sebab setiap hari selalu menghayati PERANGNYA ANASIR-ANASIR BAIK BURUK. Apabila yang buruk dikalahkan yang baik, kepuasannya melebihi pengadu ayam sebab ia memperoleh ganjaran berupa: DAYA HALUS. Sedangkan pemain ayam asuan hanya memperoleh uang.
11. Penuntut ngelmu yang gentur/gigih mempelajari RAHASIA KEHIDUPAN juga memiliki kesenangan yang sama dengan kesenangan raja yang berperang menaklukkan negara lain. Yaitu bila kekuatan “setan” dikalahkan oleh unsur ILAHIAH pada pribadi kita.
12. Orang yang ngelmu pelajaran kebijaksanaan hidup juga mempunyai kepuasan dan rasa bebas seperti orang yang berhasil melenyapkan KLILIP atau kotoran di pelupuk mata, atau belenggu yang mengganggu perjalanan hidup. Dia terbebas dari ikatan KECANDUAN DUNIA dan RASA BEBAS DARI KEKANGAN. Seperti anak yang tidak lagi menangis karena disapih.
13. Ahli ngelmu mengerti dengan jelas bahwa berbuat baik sangat besar manfaatnya untuk dijalankan. Misalnya kita kehilagan 2 sen dan dapat ganti 100 rupiah, menanam satu biji kelapa dapat hasil banyak dan terus-terusan bagi orang yang AHLI RASA. Mengerti saja sudah senang seperti memperoleh keuntungan yang besar, sebab kenyataannya tidak banyak orang yang menghayati kalimat-kalimat ‘mandes’ hingga ke lubuk hati: “KANG AKEH MUNG KUMAMBANG DIANGGO KEMBANG LAMBE, ORA BISA YAKIN SAJRONING ATI. APA MANEH PANGERTI BAB RASA TRESNA MARANG DAT, DADI WOT MARANG SEGARA RAHMAT. MANUNGSA KANG BISA NGREGANI MARANG PANGERTI KANG SAMAR IKU NGRASA NEMU KANUGRAHAN GEDE, SUKA SUKURE NGUNGKULI KANG NEMU EMAS”




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

SHIO ANJING

Menurut leluhur Tionghoa, orang kelahiran tahun Anjing umumnya jujur, cerdas, dan terus-terang. Ia adalah manusia yang tidak sombong, yang memiliki naluri kemanusiaan yang amat mendalam. Rasa kesetiaannya dan kecenderungannya untuk memprioritaskan persamaan hak dan memperjuangkan keadilan membuatnya sangat populer, terutama di kalangan kaum lemah. Watak dasarnya ramah, rendah hati, dan tidak terlalu menuntut, dan semua ini membuat Anjing mudah bergaul dengan orang lain. Ia selalu bersedia kompromi dan dapat dipercaya untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya.

Seperti juga kawannya yang manusiawi, Macan, maka Anjing juga jarang menunjukkan amarahnya secara pribadi kepada seseorang. Yang penting bagi Anjing adalah prinsip keadilan. Jika perbuatan Anda sampai melukai hatinya, perbuatan itulah yang akan ditunjukkan oleh dia, tanpa dembel-embeli maksud tidak baik, tanpa dendam atau iri hati. Kalau semuanya sudah selesai ditumpahkan dan perbaikan yang layak sudah dikerjakan, maka dia bisa saja berdamai lagi dengan Anda seolah tidak ada apa-apa.

Sekalipun dalam usia muda, anak Anjing sudah belajar untuk mencium mana orang yang baik dan mana orang yang jahat. Bahkan setiap warga Anjing, apakah dia sendiri mengakui atau tidak, cenderung membagi orang ke dalam dua kategori, yaitu “musuh” atau “teman”, hitam atau putih. Baginya, tak ada warna kelabu atau campuran antara kedua warna itu. Namun, sekalipun Anda berhasil memenangkan kepercayaannya, Anjing akan setia untuk selamanya.

Walaupun kekayaan, kekuasaan, dan kesuksesan mungkin sangat berarti bagi orang lain, hal-hal tersebut tidak berarti apa-apa bagi Anjing bila tanpa kekasih, teman, atau keluarga yang bisa ikut menikmatinya. Sangatlah beruntung orang yang kebetulan mempunyai teman bershio Anjing, sebab warga Anjing umumnya tidak tega mengabaikan suara teman memohon pertolongan.

Namun, adakalanya Anjing malah bisa melindungi kepentingan orang lain lebih daripada kepentingannya sendiri. Seperti binatang lambang shio ini, Anjing berpegang teguh pada orang yang dikasihinya, tak peduli betapa tidak bermutunya pun orang itu. Anjing yang setia lebih cenderung mempertahankan situasi yang sama tak peduli betapa tidak menyenangkannya daripada harus menghadapi sesuatu yang tidak dikenal dan harus mulai lagi dari nol. Dan seumpamanya dia terpaksa dengan hati yang berat untuk meninggalkan rumah, yaah, jangan salahkan dia. Tempat itu barangkali benar-benar menyedihkan baginya kalau dia sampai melakukan hal itu.

Tidak jarang Anjing sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan. Meskipun penampilannya biasanya ramah dan riang, pada dasarnya dia adalah binatang yang pesimis. Situasi yang tidak terduga bisa membuatnya cemas tanpa sebab yang jelas. Oleh karena dia sering melihat sesuatu dari segi negatifnya, dia bisa mengundang kesulitan atau merusak kenikmatan yang sebenarnya dapat diperoleh dari hal itu. Kalau dia dapat belajar berpikir lebih positif, gangguannya biasanya sangat berkurang.

Secara umum, Anjing adalah manusia yang tidak materialistis dan tak menyenangi kemegahan. Kata-kata dan bahasa yang muluk-muluk malah mencurigakan baginya. Dia lebih suka pembicaraan maupun gaya hidup yang tidak dibuat-buat. Dan walaupun dia tidak begitu mempedulikan uang, namun umpamanya dia sedang membutuhkan, tak ada yang lebih lengkap sarananya untuk mendapatkan itu, selain dia. Sekalipun dia terlahir dalam keluarga pas-pasan, Anjing yang bermoral tinggi mampu meningkatkan statusnya dalam hidup atas upayanya sendiri tanpa berusaha menyembunyikan asal-usulnya.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262