FILOSOFI KERIS

Bengawan Candhu

“AUM AWIGHNAMASTU, HANATA SIRA INARCAYA, YEKA SARA ULUN, ULUN YUN MIMINTA, INGGITA DE INAGRUHAN RI ANDIKA” YANG ARTINYA,

“YA,TUHAN SEMOGA TIDAK ADA HALANGAN. ADALAH PUSAKA YANG DIHORMATI, IALAH PUSAKAKU, HAMBA INGIN MEMOHON SYARAT TANDA-TANDA DIBERI NUGRAHA YANG BAIK”.

Menyambut ultah KWA yg ke 4 ini,kami dr salah satu kepingan kecil dari keluarga kwa ingin mengucapakan selamat ulang tahun kwa yg ke 4,semoga tetap menjadi sarana dan wahana silaturahmi yang membawa berkah danmanfaat bagi kita semua dan segenap sohibul bait. Dan pada kesempatan ini,kami bermaksud  berbagi share saja buat semua sedulur2 disini,terutama dibabagan tosan aji atau pusaka,mumpung masih hangatnya pengechasan dan pembangkitan sabda doa dan aura pusaka di kwa sidoarjo. Dan mohon maaf,ini bukan bermaksud mengunggulkan keris di jawa atau filosofinya kok cenderung ke jawa,karena memang ini sebatas pemahamn kami yg cetek dan masih muda,sehingga sudut pandang kami masih sangat terbatas. Semoga pada kesempatan yang lain bisa kami lengkapi dan kami tambahkan,atau bahkan ada sedulur yg berkenan meng share dengansudut pandang berbeda dan lebih lengkap kembali.

1)Keris filosofi secara jarwo dosok,atau makna dari pemenggalan kata.

Keris

Kata ini dapat kita jarwa dosok-kan ke dalam dua suku kata sebagaimana yang dijabarkan berikut ini.

Ke … dari asal kata … kekeran, yang mempunyai arti; pagar, penghalang, peringatan atau     pengendalian. Ris …  dari asal kata …. aris, yang mempunyai arti ; tenang, lambat atau halus.

Dengan berlandaskan pada penjabaran tersebut di atas, Sang mPu sebagai pembuat keris tersebut menginginkan agar hasil karyanya itu selalu dapat “ngeker” atau memagari dan menghalangi maupun memperingatkan juga mengendalikan sang pemilik secara “aris” atau tenang dan lambat-sabar. Artinya walaupun kita mempunyai kepandaian, kekayaan dan sejenisnya, hendaknya kita tidak “grusa-grusu”  atau tergesa-gesa untuk memamerkannya pada orang lain, agar dirinya tenar dan diketahui oleh semua orang bahwa dia mempunyai kelebihan.

Duwung

Seperti halnya kata keris tadi, kata duwung ini juga dapat dijabarkan sebagai berikut.

Du      ….  dari asal kata udu, yang berarti andil, taruhan, rela kehilangan

Wung ….  dari asal kata kuwung, yang berarti kewibawaan, kenyataan.

Curiga

Sebagaimana penjabaran sebelumnya, curiga juga dapat dijarwa dosok-kan sebagai berikut.

Curi … dari asal kata padas curi, yang dapat diartikan sebagai; batu runcing, juga tempat berbahaya.

Ga    … dari asal kata raga, yang mempunyai arti badan wadag atau jasmaniah.

Penjabaran dari persenyawaan rasa di atas dapat diterangkan sebagai berikut. Padas curi (batu-batu runcing) jika diletakkan pada tempatnya akan menjadi pemandangan yang elok untuk dilihat. Akan tetapi jika padas curi tersebut diletakkan sembarang tempat akan menjadi tempat yang berbahaya bagi badan wadag  manusia.

Berawal dari deskripsi tersebut, dapat kita ambil makna bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini  sudah diatur oleh “Rta” ,hukum alam abadi. Semua sudah diatur oleh Arsitek Alam, Tuhan itu sendiri. Mulai dari tata surya, galaksi, bintang-bintang, hingga tata letak bumi. Semua itu sudah diatur berdasarkan arsitektur yang maha canggih sehingga membentuk integrasi alam yang selaras dan harmonis. Namun kadang kala manusia  sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang diterimanya selalu membuat kekacauan alam dengan merubah tatanan yang sudah digariskan oleh Rta tersebut.

Perincian rasa yang berbobot seperti tertera di atas, menjadi kenyataan bahwa para mPu adalah manusia yang rela kehilangan ilmu (energi/kekuatan)-nya untuk ikut udu atau andil demi kewibawaan hasil karyanya, sehingga dengan andil para mPu tadi duwung (keris) yang bersangkutan mempunyai kekuatan yang luar biasa yang juga dapat mengalirkan vibrasi kewibawaan itu pada sang pemilik keris. Dan hal ini, pada jaman dahulu untuk mendapatkan keris yang bertuah itu tidak bisa dibayar dengan segudang harta. Karena calon pemilik keris tersebut biasanya harus melakukan tapa, brata, yoga atau samadhi untuk mendapatkan keris yang sudah “berkuwung” sebagaimana para mPu juga melakukannya untuk memberikan kekuatan pada kerisnya.

2)Keris mengajarkan kita buat menyimpan atau mengesampingkan ego dan amarah. Kita tentu sering melihat bahwa pada waktu kita jagongan temanten,atau bhkn temanten sendiri atau bahkan keluarga keraton dan para abdi dalem dalam mengenakan pusaka diletakkan dibelakang punggung,ini dimaksudkan secara tersirat dan tersurat dalam ajaran leluhur kita,bahwa agar kita dalam hal berfikir,berpendapat dan bertindak diharapkan dapat lebih momong,bijaksana,serta perlunya menjaga akhlak dan tepo seliro kita terhadap sesama. Karena dengan menaruh dibelakang posisi keris diharapkan kita membelakangkan emosi,ego,amarah dalam serawung,pertemanan ataupun persahabatan baik didunia nyata maupun dunia maya. Tapi tetap dengan menunjukkan ketegasan dan kesantunan juga keberanian pada tempatnya dan pada saatnya. Dan ini menunjukkan bahwa kita memiliki dan mengedepankan etika,estetika dalam pergaulan,membuat perasaan nyaman bagi rekan2 di sekitar kita.

3) Keris dan warangka sebagai filosofi dimensi spiritual. Dan bila kita sudah berbicara keris maka tentu kita tdk luput buat membicarakan warangka/sarung dari keris tsbt.  Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat kita khususnya Jawa diartikan secara filosofis sebagai hubungan yang cukup sinergis, menyatu untuk mencapai tatanan kehidupan dunia yang harmonisan. Maka lahirlah filosofi “manunggaling kawula-Gusti”, dekat dan bersatunya hamba dengan rajanya,dekat dan  bersatunya insan kamil dengan Sang Penciptanya, bersatunya rakyat dengan pemimpinnya, sehingga kehidupan selalu aman damai, tentram, bahagia, sehat sejahtera. Karena masing sudah mengetahui tugas dan kewajibannya. Dimana manusia, selain saling hormat menghormati,tepo seliro,mawas diri antara yang satu dengan yang lainnya, juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi dan fungsinya masing-masing secara benar dan bertanggung jawab.

4) Keris sendiri dalam kultur Jawa dipandang dan diperlakukan sebagai simbol dan juga status bagi pemiliknya. Hampir setiap keluarga aristokrat Jawa, dapat dipastikan mereka memiliki keris pusaka keluarga, yang memiliki keampuhan-keampuhan yang khas atau keistimewaan khusus dalam dapur,ricikan,maupun katiyasan atau sabda doanya.

5)Keris juga kita akui sebagai bentuk senjata. Menurut Lord Abberton of Eaton, keris pertama diciptakan oleh Raden Panji Inukertapati. Bentuk keris pada relief candi penataran berbeda dengan bentuk keris yang biasa kita jumpai, hal ini dikarenakan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Namun corak dan gayanya menandakan sebagai senjata tikam. Dan dalam cerita purwacarita jaman pewayangan,empu yang pertama kali menciptakan keris adalah empu Ramahadi dengan tiga buah pusaka belum memakai gelar kyai tapi masih asli originalnya jadi menggunakan nama sang,3 buah karya empu ramahadi adalah sang lar ngatap,sang pasopati dan sang cundrik arum.

6) Keris dianggap sebagai peninggalan berharga dan istimewa atau bisa dianggap sebagai pusaka wasiat. Dan ini terbukti lo kangmas mbakyu,coba diingat2 kita pasti sering mendengar,apabila seseorang(orang tua kita,kakek nenek kita atau eyang eyang kita) akan tiba ajalnya atau jauh hari sebelumnya, banyak yang sudah mewasiatkan sesuatu peninggalan yang dianggap berharga semisal tanah, sawah maupun rumah, begitu pula sebilah keris, sesuatu yang paling membanggakan jika pewarisnya diberi kepercayaan untuk memeliharanya. Dan biasanya untuk pusaka2 tertentu akan dipilih keturunannya yg sekiranya orgnya sdh mantap dan matang secara lahir dan batin,agar dapat dimanfaatkan dan disimpan sebagaimana mestinya.

7). Keris sebagai lambang identitas pribadi. Sebilah keris erat kaitannya dengan identitas seseorang,terutama dalam cerita,hikayat maupun sejarah. Sebagai contoh keris empu gandring adalah kerisnya ken arok,keris naga sasra sabuk inten kerisnya mahesa jenar, keris  jaka piturun sebagai tanda Sultan di Yogyakarta, keris Kyai Setan Kober dengan Arya Penangsang, keris Kyai Pulanggeni dengan Raden Harjuna, tombak Kyai Baru dengan Ki Ageng Mangir,keris kyai carubuk kepunyaan kanjeng sunan kalijaga,keris gajah dompu adlh keris kepunyaan raja2 sisingamangaraja dan masih banyak tokoh-tokoh lain dalam legenda,cerita,hikayat,sejarah negeri ini dgn keris sebagai identitas pribadi.

8) Keris marupakan manifestasi doa dan sabda. Dalam dunia tosan aji, manusia Jawa merumuskan doa yang diwujudkan dalam sebentuk pusaka keris. Doa itu dilantunkan dalam laku, mulai tapa, matiraga, tapa bisu, dan lainnya. “Jadi keris sesungguhnya dalam filosofinya sebagai media untuk mengantarkan sugesti dari doa. Cita-cita dan harapan manusia Jawa dimantramkan dan disimpan dalam keris,seolah olah sang empu merekam dan menanam sabda dan doanya dalam sebilah keris. Yang dimana keris tsbt tidak jarang mjd sebuah keyakinan dan buku hidup.

9)Wujud keris yang lurus maupun ber-luk memiliki makna masing2,keris (berlekuk) adalah simbol kebijaksanaan,dimana bila kita hidup maka kita harus menghindari hal2 yg buruk yg bertentangan dgn hukum negara,hukum adat dan hukum ketuhanan. sedangkan keris lurus adalah simbol keteguhan prinsip,apbl kita melangkah harus mantap dan lurus dalam fikiran,perkataan dan perbuatan. Kebijaksanaan dan tekad itu harus seimbang dan akhirnya bermuara ke atas (Tuhan). Karena itu, keris ujungnya lancip,” Dan secara singkatnya,masing2 luk melambangkan filosofi sbb : Keris Lurus melambangkan kepercayaan diri dan mental yang kuat.
Keris Luk 3 melambangkan keberhasilan cita-cita.
Keris Luk 5 melambangkan : dicintai oleh banyak orang.
Keris Luk 7 melambangkan kewibawaan.
Keris Luk 9 melambangkan kewibawaan, kharisme dan kepempiminan.
Keris Luk 11 melambangkan kemampuan untuk mencapai pangkat tinggi.
Keris Luk 13 melambangkan : kehidupan stabil dan tenang.

10). Keris sebagai lambang kemapanan hidup. Bagi seorang lelaki masyarakat Jawa, hidupnya akan dikatakan paripurna/mapan/sempurna, jika telah memiliki hal2 sbb: Wisma/rumah, Wanita/istri, Turangga/kendaraan, Kukila/hewan piaraan, dan Curiga/keris. Dan kolektor  keris rata2 orangnya boleh dibilang ada budget yg bisa dianggarkan buat pemaharan pusaka2 tsbt bahakan bial diseriusi maka biaya perawatan juga perlu alokasi dana pada waktu tertentu.

11). Keris sebagai lambang status sosial. Ini bisa kita lihat pada gambar dari ukiran-tangkai keris yang mempunyai wanda atau istilah keren sekarang sebagai profil atau screen saver atau chasing, misalnya: samba keplayu, maraseba, mangkurat, yudawinatan, longok, pakubuwanan, pakucumbring dan lainnya, dimana profil tersebut disesuaikan dengan kepribadian dan kedudukan sosial sang pemakai. Begitu pula dari warna pendok kemalon: merah untuk para sentana-minimal para bupati, hijau untuk para mantri, coklat untuk para bekel, hitam untuk para abdi dalem tingkat biasa (mohon dikoreksi apabila pendapat ini keliru).
12). Keris sebagai tanda jasa/satya lencana/penghormatan pengakuan terhadap orang atau keahlian tertentu. Dalam dunia perkerisan, kita mengenal keris berganja kinatah gajah singa, keris ini merupakan satya lencana yang diberikan kepada para perwira/prajurit Mataram yang telah berjasa menumpas pemberontakan kadipaten pati atas kerajaan Mataram (Sultan Agung). Dan ada keris diatas luk 13,krn idealnya dan umumnya keris maximal adlh13,tp ternyata ada luk 15,17,19,21,25,27,29,31 bahkan dengar2 ada luk 37 dan luk 41. Luk diatas 13 tsbt diberikan sebagai penghargaan dan penghormatan kepada org2 yg memiliki ke ahlian khusus dalam lingkungan istana,msl ahli tari,ahli ukir,ahli pengobatan/tabib dsb.
13). Keris sebagai atribut duta. Sewaktu resepsi pernikahan Pangeran Bernard dengan Putri Juliana dari negeri Belanda, Raja Paku Buwana X (Surakarta) mengutus puteranya G.P.H Suryohamidjojo agar menghadiri resepsi tersebut, maka sang putera diberi izin memakai keris Kanjeng Kyai Pakumpulan. Atau pada jaman dahulu pernikahan dianggap sah,bila laki2 berhalalangan hadir cukup memasrahkan pusakanya sebagai wakil dirinya dalam acara resepsi pernikahan tsbt. Dan itu dianggap sah karena sdh terwakilkan oleh pusaka/ageman pribadi tsbt.
14). Keris sebagai lambang persahabatan. Pada zaman dahulu, tanda mata yang paling tinggi martabatnya adalah keris, ini dibuktikan dengan istilah “kancing gelung” atau “cundhuk ukel” yaitu pemberian sebilah keris lengkap dari orang tua kepada anak perempuannya yang baru saja menikah, yang pada akhirnya tanggung jawab pemeliharaan keris tersebut dipegang menantu lelaki. Sering kita dengar bahwa raja2 nusantara  memberikan keris dgn garap yg indah dan cukup mewah kepada raja2 lainnya. Misal keris taming sari kepunyaan hang tuah adlh beliau peroleh dr sang taming sari utusan raja majapahit. Kmdn raja solo pernah memberikan pusakanya tombak kepada pangeran diponegoro sebagai bentuk dukungan kepada pangeran diponegoro atas perjuangandan perlawanan beliau thdp penjajajah belanda.  Keris Si Ginje adalah keris kesultanan jambi yg dlm kisah sejarah mrpkn tanda persahabatan dr  sultan agung hanyakrakusuma.
15). Keris sebagai falsafah. Bentuk dhapur dan corak pamor yang beraneka ragam memiliki nilai falsafah, dhapur brojol= penggapaian cita-cita, pamor pedaringan kebak= harapan sukses akan material, dan lain sebagainya. Luk 11,contoh Dapur Sabuk Inten, merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman dahulu.
Luk 13,contoh Dapur Sengkelat mengandung makna nyala (kehidupan) hati, maksudnya adalah perilaku yang luhur, dimana setiap siang dan malam kita selalu waspada dalam keadaan apapun. Dan juga keris2 yg lain memiliki makna dan filosofi masing2.

16). Keris sebagai medium sengkalan(chronogram). Terkenal istilah sirna ilang kertaning bumi (sirna=0, ilang=0, kerta=4, bumi=1), sengkalan tersebut menggambarkan tahun 1400 saka, begitupula ganja berkinatah gajah singa= gajah singa keris siji= berarti tahun 1558 saka, tahun runtuhnya kadipaten Pati oleh prajurit Mataram.

17). Keris sebagai pelengkap busana. Ini sering dijumpai pada saat resepsi pernikahan umpamanya, sehingga kita dengar istilah disengkelit, dianggar dan lainnya yang kesemuanya ditentukan oleh macam upacara yang akan diikuti.
18). Keris sebagai medium. Medium= media perantara, Keris pusaka dianggap mempunyai angsar/ kekuatan untuk memperlancar komunikasi dua arah antara alam nyata dengan alam ghaib, fungsi inilah sampai kapanpun akan dianggap paling menarik untuk diperbincangkan,karena banyak hal yg cukup misterius,unik dan terasa istimewa bagi kalangan tertentu. Dan tidak jarang keris dijadikan sarana memperkuat atma sang supranaturalis dlm berkomunikasi maupun membuka alam gaib.
19). Keris sebagai dekorasi. Umumnya keris yang ditempel ditembok atau media lainnya adalah hanya keris semacam souvenir tanpa kandungan aura/yoni/isi, karena dianggap kurang etis bila menempatkan keris pusaka hanya dari sisi estetika saja.
20). Keris sebagai benda koleksi. Biasanya, bagi para keluarga yang mempunyai banyak keris dari hasil warisan, maka mereka sebagian besar hanya memandang dari keindahan luarnya saja tanpa menghiraukan aspek spiritualnya. Ini berarti sering diantara mereka memperjualbelikan keris pusaka sebagaimana benda koleksi yang lain.
21). Keris sebagai obyek hobby. Kalangan yang menempatkan keris sebagai hobby adalah mereka yang mengumpulkan banyak keris pusaka hanya untuk pemuasan hati semata, tanpa menghiraukan baik tidaknya sebuah pusaka,atau tdk terlalu memperhatikan tuah,tp semata2 nilai atau keindahan dr keris tsbt saja.
22). Keris sebagai sipat kandel / piandel. Sipat kandel adalah: suatu sarana yang membuat pemiliknya lebih percaya diri untuk meraih nasib baik, terlindung, selamat dan maksud lain yang sejenis. Kalangan pecinta keris pusaka semacam ini menjadikannya sebagai “jimat”. Contoh konkretnya adalah keris Jendral Sudirman, Keris Bung Tomo, Keris Bung Karno,karena dlm perjuangan mrk selalu menyertakan keris dlm menyertai perjuangan dan pengobar semangat juang keberanian mrk dlm menghadapi penjajah belanda. serta nama-nama besar lain negeri ini, disamping para beliau adalah para bijak cendekia namun ada sesuatu yang diharapkan dari keris pusaka, terutama pada saat kritis, hal tersebut adalah hal yang wajar sebagaimana kita membutuhkan sesuatu harus menggunakan alat-alat tertentu untuk mempermudah kerja usaha kita.

23) . Spirit KerisMenurut Mpu Brojoningrat dari Surakarta dalam makalahnya, menuliskan keris merupakan visualisasi dari simbol-simbol dapur/bentuk, pamor, bahan/guru bakal guru dadi dan ukuran (anatomi antara lain, sanyari, sakilan dan lain-lain). Keris adalah kaca benggala pola tatanan hidup, falsafah, hingga pemahaman ketuhanan (konsepsi Lingga Yoni). Terciptanya Keris pusaka sebagai titik temu kemanunggalan antara Yang tinemu ing nalar (sesuatu yang dapat dinalar) dan Yang tan tinemu ing nalar (sesuatu yang tidak dapat dinalar). Heneng (konsentrasi), hening (tenang), awas (waspada) dan eling (ingat). Keris merupakan perpaduan unsur material ibu bumi bopo akoso, baja, besi dan pamor (meteorid). Yang diasuh/ditempa ribuan kali hingga sampai pada tataran wesi ‘tapisane gebagan’. Diharapkan manusia juga sampai pada tataran tapisane gebagan. Mpu dalam membabar keris pusaka tansah hateteken kasukcen apepayung budi rahayu (dituntun kesucian dan dilindungi budi luhur), jumbuhing kawulo gusti (anugerah Yang Kuasa), warongko majing curigo (perlindungan dari kecurigaan), rorohing atunggil (roh Yang Maha Esa). Keris punya konsep netes, nitis dan natas. Purwo, madyo, wusono, miwiti, nengahi, mungkasi, pathet 6, pathet 9 dan pathet menyuro. Tri loka lekere kongsi. Pada besalen dalam bangunan limasan apitan, relief candi sukuh terdapat ububan/lamusan. Susuh angin ngendi nggone, tapake kuntul ngalayang, kusumo njrah ing tawang.
Demikian yang bisa kami sampaikan filosofi keris yang bisa kami samapaikan,agar bagi kita pemilik keris akan semakin mengerti dan menghargai budaya adiluhung peradaban besar nenek moyang dan leluhur kita yg perlu kita jaga dan kita lestariakan keberadaannya. Semoga bermanfaat.

Terimakasih kepada para senior dibidang tosan aji atas segenap inspirasi dan karya2ya. Dan trmksh kepada para empu nusantara yg sampai detik ini,karyanya yg adiluhung masih bs kita nikmati eksotika,karya,keindahan,kewingitan dan keisitimewaannya,yg telah memberikan ilham dan hikmah kepada kami semuanya selaku generasi muda.

Terimakasih kepada sohibul bait  yg selalu berendah hati dan berkenan senantiasa meluangkan waktu,biaya dan fikiran dlm setiap waktu dan setiap detikny u/momong dan menyedulur kepada segenap lapisan sedulur2 dimanapun berada.

Terimakasih kepada segenap keluarga besar LASKAR KHODAM SAKTI yg tetap hadir dan seduluran di blog KHODAM SAKTI maupun dalam blog2,grup,twitter dimanapun berada,salam hormat dan salam paseduluran selalu. Silaturahmi dan paseduluran Never die.

1.     ^ Darmosoegito, Ki. 1992. Bab Dhuwung. Djojobojo. Surabaya. Hal. 16.

2.     ^Indonesia – Information related to Intangible Cultural Heritage. Laman UNESCO.

3.     ^abOrigin of The Keris. II. Chinese Influence. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

4.     ^Origin of The Keris. III. Keris and Sivaism. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

5.     ^abc Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. hal. 4.

6.     ^Origin of The Keris. I. Keris Buda. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.

7.     ^ Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 3.

8.     ^ Moebirman. 1980.a,Keris Senjata Pusaka. Yayasan Sapta Karya. Jakarta.

9.     ^ lihat misalnya pada versi bahasa Inggris dari terbitan 1944 oleh Armando Cortesao (Cortesao A. 2005. Suma Oriental of Tome Pires and The Book of Francisco Rodriguez. Asian Publishing House. New Delhi. Hal. 179.

10.                        ^Origin of The Keris. IV. The birth of modern keris. Laman Old Blades – Malay World Edged Weapons

11.                        ^Recits 1997.

12.                        ^ Darmosoegito, Ki. 1992. Ibid. Hal. 9.

13.                        de Voyages du XVI et XVIIème siècle. Laman Old Blades: Malay World Edged Weapons.

14.                        ^The Malay armed forces in: ‘Description of Malaca’, from Godinho de Eredia (1613). Laman Old Blades: Malay World Edged Wapons. “Description of Malaca” dirilis ulang oleh The Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Cetakan 14,

15.                        ^ Harsrinuksmo B. 1986. Petunjuk Praktis Merawat Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7.

16.                        ^ Harsrinuksmo, B. 1985. Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7–8.

17.                        ^ Kusni. 1979. Pakem. Pengetahuan tentang Keris. C.V. Aneka. Semarang. Hal. 91.

18.                        ^abc Murtidjono. 1991. Besalen-besalen di Surakarta Masa Kini. Dalam:Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta 1991. Kumpulan Makalah. Panitia Pameran dan Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 35–42.

19.                        ^ Harsrinuksmo B. 1985. Tanya Jawab Soal Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 30., dan Jeno Harumbrojo (Yogyakarta)

20.                        PENGARANG : MT. Arifin JUDUL : Keris Jawa [Bilah latar sejarah hingga pasar]
PENERBIT : Hajied Pustaka JakartaCETAKAN : 2006ISBN : 979-25-5290-1
JUMLAH HALAMAN:460



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

KH Masjkur, Komandan Barisan Sabilillah

KH Masjkur, Komandan Barisan Sabilillah

Satu dari sekian tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang layak disematkan gelar pahlawan adalah KH Masjkur (baca: Masykur). Kiai Masjkur yang pernah mengemban amanah sebagai Menteri Agama RI ini ikut berjuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah dan terdaftar sebagai salah satu “the founding father”.<>

Perjuangan ulama yang lahir di Singosari Malang tahun 1899 M/1315 H ini telah dirintis sejak usia muda di bidang pendidikan, dengan mendirikan Pesantren Misbahul Wathan. Namun, sebelum mendirikan pesantren dan terjun ke masyarakat, Masjkur muda terlebih dahulu telah mempersiapkan modal awal bagi dirinya sendiri, dengan mengenyam pelajaran agama di beberapa pesantren dengan berbagai konsentrasi keilmuan, antara lain Pesantren Kresek Cibatu, Pesantren Bungkuk Malang di bawah asuhan Kiai Thohir, Pesantren Sono Bundaran Sidoarjo untuk belajar nahwu sharaf dan di Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo untuk memperdalam ilmu fiqih.

Kemudian, di Tebu Ireng Jombang, ia menimba ilmu hadist dan tafsir dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Selain itu, Masjkur muda juga pernah berguru kepada Syaikhona Kholil Bangkalan Madura. Maka lengkap sudah, modal awal yang dimilikinya untuk menjadi seorang calon ulama dan pemimpin umat.

Ia juga sempat menjadi santri di Pesantren Jamsaren Surakarta, di bawah asuhan KH Idris, seorang kiai keturunan pasukan Pangeran Diponegoro. Di pesantren ini pula, ia bertemu dengan kawan-kawannya yang kelak juga menjadi pemimpin umat, antara lain KH Mustain (Tuban), KH Arwani Amin (Kudus) dan sebagainya. Sifat Kiai Idris yang terkenal non-kooperatif terhadap Belanda, ikut tertanam dalam jiwa sang murid, yang sedikit banyak mulai memahami arti penting perjuangan.

Mendirikan Pesantren

Setelah melanglangbuana ke berbagai daerah untuk menuntut ilmu, ia kembali ke Singosari dan di sana ia membuka pesantren yang diberi nama Misbahul Wathan (Pelita Tanah Air) pada tahun 1923.

Beberapa tahun berikutnya, ketika Nahdlatul Ulama berdiri, ia pun ikut aktif di dalamnya, dan di tahun 1932 ia sudah menjadi Ketua Cabang NU Kota Malang. Di organisasi tersebut, ia sering meminta nasihat kepada KH Wahab Chasbullah. Salah satunya, ketika pesantren yang ia pimpin sering mendapat gangguan dari pemerintah kolonial. Atas saran Kiai Wahab pula, ia kemudian mengganti nama pesantrennya menjadi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air). Sebelumnya, bersama Kiai Wahab, Kiai Masjkur juga sering mengikuti kegiatan kelompok Tashwirul Afkar yang sering membahas agama, dakwah dan sosial.
Pada tahun 1938, Masjkur diangkat sebagai salah satu Pengurus Besar NU yang berkedudukan pusat di Surabaya.

Perjuangan Perang

Keinginan untuk terbebas dari belenggu penjajahan, membuat para putera bangsa ini ikut mengangkat senjata untuk merebut kemerdekaan. Termasuk, Kiai Masjkur yang kala itu masih aktif sebagai seorang pengajar di Nahdlatul Wathan dan aktivis NU.

Pada zaman pendudukan Jepang, Masjkur menjadi utusan dari Karesidenan Malang untuk mengikuti latihan kemiliteran di Bogor, disusul dengan latihan khusus bagi ulama. Dari itulah, “karirnya” di bidang militer dimulai. Ia berjuang bersama pasukan Hizbullah. Hingga, sejak 1945-1947 ia diangkat menjadi Ketua Markas Tertinggi Sub. Bagian Sabilillah yang berpusat di Kota Malang.

Belakangan, ia juga ikut dimasukkan dalam Dewan Pertahanan Negara dan anggota Konstituante.

Dalam suasana perang yang tengah berkecamuk, Masjkur beberapa kali dipercaya untuk mengemban amanah Menteri Agama (Menag), secara berturut-turut pada Kabinet Amir Syarifuddin (1947), Kabinet Presidenssil Moh. Hatta (1948), Kabinet VII Negara RI, Kabinet Darurat dan Komisariat PDRI (1949), Kabinet Hatta (1949) dan Kabinet Peralihan RI. Ia sempat mundur dari posisi Menag, karena sakit-sakitan akibat bergerilya. Pada masa Kabinet Ali-Arifin (1953-1955) ia kembali dipercaya untuk menjadi Menag.

Alhasil, ketika menjadi seorang menteri, ia juga ikut bergerilya bersama para pejuang lainnya (pernah pula bergabung bersama kelompok gerilyawan yang dipimpin Panglima Besar Soedirman), sembari tetap mengatur jalannya kementrian yang ia pimpin, mulai dari soal instruksi serta peraturan darurat. Kemudian juga menyusun KUA, pengadilan agama, pendidikan, madrasah, mengatur shalat, dan membantu secara nyata perjuangan nasional.

Sebagai Menag, tiap bulan ia mendapat gaji Rp. 300 Oeang Repoeblik Indonesia (ORI), jumlah uang yang saat itu cukup untuk makan sekeluarga selama sepekan.

Saat kembali menjadi Menag, di tahun 1954 Kiai Masjkur memprakarsai Konferensi Ulama yang diadakan di Cipanas Jawa Barat. Pertemuan para ulama tersebut, salah satunya menetapkan gelar “Waliyul Amri Dlaruri bis Syaukah” (pemegang pemerintahan dalam keadaan darurat dengan kekuasaan penuh) untuk Presiden Soekarno. Penetapan tersebut berdasar pada pertimbangan syara’, yakni Presiden RI saat itu terpilih belum memperoleh “baiat” dari rakyat karena tidak dipilih melalui Pemilu. Penetapan itu sekaligus menghapus kecurigaan dari golongan tertentu, apakah umat Islam Indonesia mengakui kepemimpinan Soekarno (RI) atau Kartosuwiryo (DI/TII).

Memimpin NU

September 1951, menjelang dilaksanakannya Muktamar NU ke-19 yang akan dihelat di Palembang, Saat itu NU masih masuk dalam Masyumi, PBNU membentuk sebuah badan yang bernama Majelis Pertimbangan Politik (MPP) PBNU, terdiri dari 9 ulama, termasuk di dalamnya Kiai Masjkur. Badan tersebut dibentuk dalam sebuah rapat PBNU yang diadakan di sebuah rumah milik KH Abdulmukti, Jl. Slamet Riyadi 45 Solo.

Kemudian, Muktamar NU ke-19 digelar 26 April – 1 Mei 1952 dan menghasilkan sebuah keputusan penting : NU memisahkan diri dari Masyumi!

Sejak Muktamar NU ke-19, Kiai Masjkur memimpin NU sebagai Ketua Umum Tanfidziyah. bersama KH Wahid Hasyim yang menjadi Ketua Muda. Sedangkan posisi Rais ‘Aam masih dipegang KH Wahab Chasbullah.

Namun, setelah wafatnya KH Wahid Hasyim serta diangkatnya KH Masjkur kembali menjadi Menteri Agama, maka PB Tanfidziyah sehari-hari dipimpin oleh KH M Dahlan.

Kiai Masjkur terus berjuang bersama NU hingga akhir hayatnya. Tercatat selepas menjadi ketua, ia tetap aktif di kepengurusan PBNU yakni anggota tanfidziyah (1954-1956), Ketua Fraksi Konstituante Partai NU (1956-1959), Ketua Sarbumusi (1959-1962), Rais Syuriyah (1967-1971, 1971-1979) dan Mustasyar (1984-1989, 1989-1994). Hingga wafat pada tahun 1992, Kiai Maskjur masih tercatat dalam kepengurusan Mustasyar PBNU.

Kiai Masjkur dimakamkan di pemakaman yang terletak di kompleks Masjid Bungkuk Singosari Malang, yang juga terdapat makam KH Nahrawi Thohir dan Kiai Thohir. Lahumul-fatihah!




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ASMAK SURYANI PENGIJASAHAN ASMAK SURYANI — ASMAK PERANG MILIK PANGERAN DIPONEGORO

Pengijazahan ASMAK SURYANI oleh  Bapak AJI SETIAWAN

kepada Pembaca LASKAR KHODAM SAKTI.

SEJARAH

Asmak Suryani ini dimiliki oleh ulama besar dan pahlawan nasional Kanjeng Pangeran Diponegoro. Beliau berguru pada seorang ahli filsafat dari Arab untuk memperoleh ilmu ini.

Pada suatu hari beliau berjalan-jalan sampai di suatu daerah, daerah tersebut sunyi dan hening, ternyata keheningan tersebut karena keserakahan dan kebiadaban belanda, betapa kegetnya beliau ketika melihat orang belanda menganiaya seorang Indonesia, lalu beliau mengambil kacang hijau dan berdoa pada Allah dengan membaca asma’ suryani, kemudian menyebarkan kacang hijau tersebut ke segerombolan orang belanda tersebut dan anehnya seketika itu juga kacang hijau tersebut berubah jadi ratusan tentara, sehingga belanda lari terbirit-birit.

Ini adalah bukti sejarah berupa monumen sebuah tembok yang dijebol Pangeran Diponegoro dengan Asmak Suryani saat meloloskan diri saat hendak ditangkap Belanda. Tembok jebol atau berlubang ini merupakan saksi bisu yang terletak di sebelah barat kompleks Museum Diponegoro Tegalrejo Yogyakarta yang masih bisa dilihat oleh pengunjung museum hingga saat ini.

ASMAK SURYANI DIPONEGORO

TAWASULAN KEILMUAN ASMAK SURYANI

Yth Para Guru-guru dan ahli silsilah Keilmuan Silat Pencak Kordho Manyuro (SPKM) CAMPURDARAT TULUNGAGUNG.

Yth sedulur KOS:
Dalam pengamalan sebuah keilmuan saya sangat mengandalkan tawasulan, karena pesan Guru saya, lebih mudah mendapatkan KERAMAT GANDUL daripada KERAMAT HAKIKI, keramat gandul ibaratnya LINK energy ke BOSTER yang lebih kuat powernya, jadi pijar lampu kita akan menyala terang, dalam sebuah guyonan anak-anak pondok Keramat Gandul diibaratkan seorang SOPIR yang lagi menghantarkan sang Kyai pada saat Makan-minum maupun AMPLOPANnya kadang-kadang bisa sama dengan Pak Kyainya.

Asma’dibawah ini niatkan MENGAMBIL IJAZAH dari orang / Waliyullah yang pertama mengijazahkan Asma’………….jadi LINKnya jangan ke saya, saya cukup perantara saja. Dengan demikian Insya Allah Powernya lebih Ampuh dan waktu baiat biasanya tangan menjadi membesar, mengeras dan ada energi yang merasuk dan menjalar, tapi jika menjalarnya masuk kejantung (Kecer ati / pulung hati) harus niat dalam diri sendiri untuk dihentikan, agar tidak membekukan jantung) dan Khodamnya bagi yang sudah terbuka biasanya hadir disekitar tempat Pengijazahan

TAWASULANNYA

  1. Biniyati Liridho Ilahi ta’ala Warohmatihi, wataufikihi, wa hidayatihi, wa Nurri Subhanahuwata’ala Al-Fatehah

  2. Ilahadrati Nabi Muhammadin Saw. Aj-wajihi waduriyatihi wa Ahli Baitihi Al-Fatehah

  3. Ila hadrati Malaikat Jibril, Mikail, Izrofil, ‘Ijroil Al-Fatehah

  4. Ila Hadrati Sayidina Khidir Balya Bin Malkan Al-Fatehah

  5. Ila hadrati Nabi Adam as, Nabi Ibrohim as, Nabi Yusus as, Nabi Sulaiman as, Nabi Musa as, Nabi Ayub as, Nabi Isa as. Al-Fatehah

  6. Ila hadrati Sahadatina Abi Bakrin, Wa Umaru, Wa Ustmanu, Wa Ali Radiyallahu anhu Al-Fatehah

  7. Ila hadrati Sayid Syech Muhyidin Abdul Qadir al Jilani Ra, Wa ila Hadrati Quthbi Jami’il Makom Wa Ghautsil A’dhom Sulthanu Auliya’i Arifina Sayid Syech Abi Hasan Ali As Syadzily Ra. Al Fatehah

  8. Ila Hadrati Syech Imam Al Ghozali, Syech Imam Ahmad Ali Al Buni, Syech Makruf Al Kharakhi, Syech Aqil Manjabihi, Syech Ngiyat Abi Qoyisin Al-fatehah

  9. Ila hadrati Para Wali Songo, khususipun Kanjeng Sunan Kali Jogo, Kanjeng Sunan Gunung Jati & Syech Subakir Al Fatehah

  10. Ila Hadrati Syaikhina Wa Mursidina Wamurobi Ruhina Al Alim Alamah Abu Muhammad Bahaudin Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasim Bin Yahya, wa ila Hadrati Syakhi Quthbi Simbah Abdul Malik Bin Ilyas Bin Yahya, Wa ila Syaikhina Mujiz Kyai Muhammad Ibnu Mu’thi Al-Fatehah

  11. Ila Hadrati Kanjeng Pangeran Benowo, Kanjeng Pangeran Diponegoro, Syech Basarudin, Mbah Sunan Kuning, Syech Magelung Sakti, Mbah Wali Bujuk Tumpeng, Pangeran Cakra Buana, Syech Kholil Bangkalan & Mbah Yai Damanhuri Pamekasan Al Fatehah

  12. Kobiltu Fi-ijazati Mbah Buyut Mundzir Campurdarat, mbah wali Dimyati Campurdarat, Mbah Raden Sunandar Suroboyo, Romo Yai Njosremo Suroboyo, Mbah Suro Ponorogo, Mbah Sihab Tulungrejo, Mbah Munawir Krapyak, Mbah Yai Khozin Malang, Mbah Miran Cembung, Mbah Abdul Karim, Mbah Ramelan, Mbah Abu, Mbah Dul Salam, Gus Maksum Dzauhari, Mbah Yon, KH. Ali Musta’in, Syech Muhammad Zaenal Arif Kediri & Syech Samsul Arifin wa Ila Hadrati Man Ajazani ila muntaha Wa Karomatihi Amin Al –Fatehah

  13. Khususon Para Leluhur Al Fatehah

  14. Khususon Lijasati Abi wa Umi (Ibu-Bapak) Al-Fatehah

  15. Khususon Cikal Bakal Desa (tempat kita)…….Al-Fatehah

  16. Khususon Badanku Pribadi : Mar-Marti, Kakang Kawah Adi Ari-ari, getih puser, sedulur ingsun kang krumatan, sedulur ingsung kang ora krumatan, sedulur ingsun kang metu soko margo hino, sedulur ingsun kang ora metu soko margo hino, lan sedurlur ingsun kang lahir bareng sedino, Bapak ono ngarep ibu ono mburi, ayo podo rewang-rewangono anggonku………. (isi niat / ilmu yang ingin dimasukkan) rumasuko marang Sumsum, Balung, Getih, Daging, Otot, kulit, ulu, rambut lan utek manjingo marang Paningal, pangambu, pangrungu, pangucap, panjongko, pangasto lan pangrosoku berkat kalimah Lailaha Ilallah Muhammadarasulullah Al-Fatehah

  17. Ila Jami’il Khodami Ayat, Wal Mu’jizati karomatil Ayat Al-Fatehah (tidak perlu dibaca bagi yang belum pernah bermimpi bertemu dengan Kanjeng Nabi Muhammad Saw.)

  18. Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi Al-Fatehah

  19. Baca Al-Ikhlas 11x Falaq –Annas – Ayat Kursi masing – masing 7x

  20. Asma Pembuka dan Penutup segala Keilmuan :

  • Ashadu Alla ila Ha ilallah, Wa Ashadu anna Muhammadarasulullah 3x

  • Allahuma sholi ‘ala Sayidina Muhammad Wa-ala ali Sayidina Muhammad 3x

  • Lahaula Wala Quwata Ila Billahil Aliyil Adzim 3x

  • Astagfirullahil Adzim, aladzi Lailaha ilallah Huwal Hayul Qayum Wa-atubu Ilaih 3x

  • Ya Qayum 3x

  • Allahu Akbar 3x

  • Setelah dibuka, Wiridkan Asma Suryani

ASMA’ SURYANI:
BISMILLAHIROHMANIRROHIM WAMANG KANA WA-INAHU AKAU THOU-THOU KAUSI WAMA KANA ROSULIHI AKAUTIN TUSI

lalu ditutup kembali dengan asma diatas, biar wiridnya tidak memuai / ngabar dan kalau bisa juga dikunci Insya Allah Mustajab

Asma Penutup :

  • Ashadu Alla ila Ha ilallah, Wa Ashadu anna Muhammadarasulullah 3x

  • Allahuma sholi ‘ala Sayidina Muhammad Wa-ala ali Sayidina Muhammad 3x

  • Lahaula Wala Quwata Ila Billahil Aliyil Adzim 3x

  • Astagfirullahil Adzim, aladzi Lailaha ilallah Huwal Hayul Qayum Wa-atubu Ilaih 3x

  • Ya Qayum 3x

  • Allahu Akbar 3x

MAHAR ASMAK SURYANI

Saat Pertama kali membaca Tulisan ini langsung saja ambil uang seikhlasnya (jika diberikan orang,orang yang diberi itu langsung kaget, tapi kagetnya jangan karena terlalu sedikit he2..), genggam tangan kiri/kanan terserah, baca Alhamdulillah 9x wujud rasa syukur mendapatkan asma ini, lalu keluar rumah jika ada orang baik itu anak atau orang dewasa / kotak amal /masjid jika disitu hati anda merasa tersentuh dan ingin memberikan uang tersebut langsung berikan, niatkan sodakoh. Lalu dalam perjalanan cari batuan yang sekiranya menarik hati entah karena unik, bagus, ada nilai beda dll ambilah batu itu yang nantinya bisa anda guna untuk proses pentransferan asma’ Suryani, biasanya ada orang yang menawari entah itu batu akik, kul buntet dll

 

CARA MEMILIKI ASMA’ SURYANI

  • Tanpa puasa tapi harus hafal

  • Kalimat dirahasiakan ( tidak boleh ditulis dan dibaca keras-keras, didengarkan orang yang tidak memiliki asma’ ini, jangan sampai didengarkan orang yang sedang hamil, karena bisa keguguran )

  • Setelah orang yang dituruni ilmu asma’ ini hafal, kemudian orang tersebut dikasih minum air azimat

Inilah rajahnya (sudah saya modifikasi bentuknya biar mudah dibuatnya, tanpa mengurangi atau menambah dari rajah aslinya, ini merupakan rajah tajrib (menurut Guru saya dari Kediri, merupakan surat Al Fiil /alamtara yang pada bacaan TARMIHIMTAR) :

rajah-suryani KWA

 Setelah jadi azimat dilipat segi empat, terus dikasih batu lalu dilipat satu kali lipatan, kemudian diikat pakai benang dan direndam ke dalam gelas yang beriisi air, Sebelum minum salami dulu orangnya, bacakan 7x tapi suruh orang yang ditransfer tahan nafas, stelah selesai ganti orang tersebut yang anda tuntun membaca sampai hafal lalu tiupkan keair dan kemudian diminumkan kepada orang yang sudah dituruni asma’ ini, selanjutnya orang tersebut selama tujuh malam berturut-turut sehabis sholat isya’ harus membaca asma’ suryani min 100 x untuk pribadi sedangakan untuk BOSTER / GURU Minimal diamalkan sebanyak 6666x, insya Allah kekebalan orang tersebut bisa dicoba selama orang tersebut  masih hafal asma’ ini.

FAEDAH ASMAK SURYANI 

  1. Mendatangkan seribu keinginan

Cara : sholat haja dua rekaat, setelah salam membaca asma’ suryani 313 x tapi sebelumnya mintalah pada Allah apa yangdiinginkan, insya Allah dikabulkan.

  1. Mahabbah atau pelet ampuh

Cara : duduk bersila menghadap kiblat, konsentrasi (bayangkan wajah orang yang dimaksud, seolah-olah dia tersenyum pada anda)

Lalu bacalah do’a penyalur aura ini :

ILAA KHADZOROTI KHUSUSON……(sebut nama yang dituju) SUPAYA……(sebut hajat anda), LAHU (jika laki-laki) LAHA (jika perempuan) LAHUMA (jika dua orang) LAHUM (jika orang banyak laki-laki aatau perempuan) LAHUNNA (jika khusus untuk rombongan wanita) ASMA’ SURYANI ” (asma’nya dibaca)

  1. Kekebalan dan pengisian kepala

Cara : baca asma’ suryani 3 x tanpa nafas, kemudian bayangkan seolah-olah asma’ suryani masuk keseluruh badan atau kepala, insya Allah jika kepala dihantam pakai genteng tidak apa-apa (harus masih hafal asma’ suryani)

  1. Pengisisan tangan dan kaki

Cara : sholat hajat 2 rekaat, setelah salam, niatlah anda mengisi balsem untuk kekuatan tangan dan kaki, lalu asma’ dibaca 100 x dan ditiupkan ke balsam 3 x, kemudian balsam dioleskan ke tangan dan kaki, insya Allah menambah pukulan, tendangan, dan loncatan.

  1. Menagih hutang agar cepat dibayar

Cara : sholat hajat 2 rekaat, setelah salam membaca :

ILA KHADZOROTI KHUSUSON … (sebut orang yang punya hutang)SUPAYA MAU MELUNASI HUTANGNYA DENGAN SEGERA, JIKA TIDAK TERKENA SIAL SEUMUR HIDUPNYA LAHU / LAHA asma’ suryani (asma’nya dibaca)

  1. Pengisian gawang supaya bola tidak bisa masuk

Cara : bacalah asma’ pada tiang gawang kanan 7x dan gawang kiri 7 xsambil ditiupkan 3 kali 3 kali, lalu didepan gawang dibacakan 7 kali.

  1. Pengisisan kaki untuk permainan sepak bola

Cara : baca asma’ 7 kali, lalu ditiupkan ke kaki 3 kali atau balsem

  1. Menghancurkan orang dhalim (santet)

Cara : sebelumnya bayangkanlah wajah orang yang mau dihancurkan dan bacalah :

ILA KHADZOROTI KHUSUSON … (sebut namanya) SUPOYO … (terserah keinginan anda) SUPOYO HANCUR LAHU / LAHA / LAHUM / LAHUNNA asma’ suryani (asma’nya dibaca)

Keterangan :

  • Jika yang dituju laki-laki satu : LAHU

  • Jika yang dituju perempuan satu : LAHA

  • Jika yang dituju laki-laki / permpuan dua : LAHUMA

  • Jika yang dituju laki-laki / perempuan banyak : LAHUM

  • Jika yang dituju perempuan banyak : LAHUNNA

 Ilmu ini pada intinya adalah ilmu atraksi dipondok pada waktu pengijazahan dulu bisa untuk atraksi makan beling, kekebalan dll sedangkan ditempat saya melatih silat Kordho Manyuro bisa untuk atraksi berjalan diatas 2 lembar koran, pukulan jarak jauh, kebal pukul, silat karomah, beratkan benda, tarik mobil, kebal iris, mengeraskan orang, anti api, meringankan tubuh, lari cepat dan untuk meringankan tubuh & lari cepat digabung dengan Asma Karomatul Husna, mantra klambi watu, aji tapak angin dan asma al-Karim (asma yang jika dibaca dengan khusuk akan datang angin yang membuat kita melayang)




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262