OLAH MANAH

OLEH: MAS KUMITIR

Senja menggelayut di ufuk barat. Saya,  Camat, Raden Rahmat, Nugraha dan Fadli ditemani dua orang yang baru kami kenal bergegas untuk berangkat memulai perjalanan. Dua orang baru itu adalah: satu orang pendekar suku Badui Banten dan seorang muridnya yang berusia belia. Kami berkemantapan bila malam ini adalah malam melakukan perjalanan olah rasa.

Perjalanan terasa lamban dan dua jam kemudian kami sampai pada sebuah tempat yang asing. Dada terasa sesak di malam yang gelap gulita itu. Langit di atas bertabur bintang tidak mampu menyinari jalan setapak yang sebenarnya hanyalah semak belukar. Jalan tidaklah mendaki, namun menuruni batu-batu tajam yang licin. Tidak sepertu saudara dari Badui yang berjalan lincah tersebut, tapak kami terpeleset-peleset dan mencoba bertahan agar tidak terjatuh.  Energi goib terasa semakin kuat.

Mata kedua sedulur Badui tersebut menyorot tajam ke segala arah. Bak elang yang siaga terhadap semua kejadian, kami tenang berjalan di belakangnya. Hingga sampai ke sebuah sungai kecil berbatu. Air terasa sangat dingin, begitu kaki kami celupkan di dalamnya. Tak kuasa rasanya berlama-lama di tempat itu. Namun panggilan membawa kami pada kesimpulan bahwa kami tetap harus disitu memenuhi niat kami.

Kami terpaku sesaat di sungai. Sesepuh Badui yang kami panggil Abah itu, tiba-tiba mengeluarkan suara adzan dan qomat. Dilanjutkan dengan bertawassul mengirimkan al fatihah ke para penghulu agama dan leluhur-leluhur terdahulu. Kami tercenung karena suara sederhana itu menghentikan jantung kami sesaat.

Setelah pakaian dilepas dan bertelanjang, kami menceburkan diri ke air yang diperkirakan sekitar sepuluh derajat celcius tersebut. Abah mengambil posisi duduk, meramu bunga tujuh warna dan membakar buhur. Satu persatu kami diminta untuk berada di depannya dalam posisi berjongkok. Kepala kami diminta untuk menyelam sejenak dan kemudian kepala kami diguyur air bunga tersebut. Doa-doa kepada Allah SWT dilantunkan dari mulutnya.

Itu adalah pengiajazahan langsung yang baru saja kami terima malam tadi. Abah tidak memberi tahu apapun terkait dengan doa yang baru dilantunkannya, apa faedahnya, bagaimana menggunakannya. Kami dalam hati hanya mengucapkan; “Qobiltu saya terima doa dari abah atas ijin Tuhan Yang Maha Kuasa”.

Abah adalah sosok yang tawadu, meski ilmu kependekarannya sudah sangat mumpuni, sehari-hari dia berpenampilan sangat bersahaja. Hampir semua tingkat ilmu diajarkannya kepada siapapun yang menginginkan mulai ilmu debus, ilmu kanuragan/kejadukan, ilmu-ilmu asihan, ilmu kerezekian dan lain sebagainya. Ilmu-ilmu diajarkannya tanpa pamrih dan hanya ingin bertujuan agar yang diajarinya mau untuk menebarkan kebaikan dan kemanfaatan, amar makruf nahi munkar.

Usianya memang sudah tergolong tua. Namun di Badui, usia seperti Abah masih terbilang belum terlalu tua. Sebab gurunya abah ini masih hidup dan berusia 130 tahun. Hidup dekat dan menyatu dengan alam, hati damai tenang dan tidak banyak keinginan, membuat usia manusia melenggang santai di sana dan tahu-taru berusia seratus tahun bahkan lebih. Abah masih terlihat berusia empat puluhan. Tiada satu keriput pun di kulitnya, giginya masih utuh dan terlihat gagah.

Diijazahi oleh Abah, badan terasa nyaman, sehat dan hati terasa tenang. Ini adalah satu episode perjalanan spiritual yang kami tidak pernah menduga sebelumnya. PANTA RHEI—semua mengalir gemericik sebagaimana aliran sungai menuju ke muara. Kami semua hanya bisa menunggu dengan berkarya sebaik-baiknya sesuai kemampuan dan kapasitas yang diberikan pada kami. Tidak akan kami sia-siakan sisa waktu untuk tidak memaknai apa yang tergelar ini. Hidup adalah tugas untuk meramu arti dan menemukan hakikat.

Dan dari doa-doa yang terlantun dari hati ikhlasnya Abah, kami terasa mendapatkan kekuatan dan semangat baru untuk menyelami hakikat Rasa. Yang empunya rasa ini ialah jasad/jasmani. Yaitu rasa lelah, lemah dan capai. Kalau Rasa lapar dan haus itu bukan milik jasmani melainkan milik nafsu.

Mengapa jasmani memiliki rasa ini?. Karena sesungguhnya dalam jasmani/jasad ada penguasanya/penunggunya. Orang tentu mengenal nama Qodham atau Alif Lam Alif. Itulah sebabnya maka didalam Al Qur’an, Allah memerintahkan agar kita mau merawat jasad/jasmani. Kalau perlu, kita harus menanyakan kepada orang yang ahli/mengerti. Selain merawatnya agar tidak terkena penyakit jasmani, kita pun harus merawatnya agar tidak menjadi korban karena ulah hawa nafsu maka jasad kedinginan, kepanasan ataupun masuk angin.

Bila soal-soal ini kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, niscaya jasad kita juga tahu terima kasih. Kalau dia kita perlakukan dengan baik, maka kebaikan kita pun akan dibalas dengan kebaikan pula. Karena sesungguhnya jasad itu pakaian sementara untuk hidup sementara dialam fana ini. Kalau selama hidup jasad kita rawat dengan sungguh-sungguh kita bersihkan dengan mandi, sebelum puasa keramas, sebelum sholat berwudhu dulu agar tidak menjadi korban hawa nafsu, serta kita lindungi dari pengaruh alam, maka dikala hendak mati jasad yang sudah suci itu pasti akan mau diajak bersama-sama kembali keasal, untuk kembali ke sang pencipta.

Seperti halnya kita bersama-sama pada waktu lahir kealam fana ini. Mati yang demikian dinamakan mati tilem (tidur) atau mati sempurna. Pandangan yang kita lakukan malah sebaliknya. Mati dengan meninggalkan jasad. Kalau jasad sampai dikubur, maka Qodham atau Alif Lam Alif, akan mengalami siksa kubur. Dan kelak dihari kiamat akan dibangkitkan.

Dalam mencari nafkah baik lahir maupun batin, jangan mengabaikan jasad. Jangan melupakan waktu istirahat. Sebab itu Allah ciptakan waktu 24 jam (8 jam untuk mencari nafkah, 8 jam untuk beribadah, dan 8 jam untuk beristirahat). Juga dalam hal berpuasa, jangan sampai mengabaikan jasad. Sebab itu Allah tidak suka yang berlebih-lebihan. Karena yang suka berlebih-lebihan itu adalah Dzad (angan-angan). Karena dzad mempunyai sifat selalu tidak merasa puas.

Dari mana rasa itu? Apapun yang datangnya dari luar tubuh dan menimbulkan adanya rasa, maka rasa itu dinamakan sejatinya rasa. Jadi sejatinya rasa adalah milik panca indera yaitu mata: Senang karena mata dapat melihat sesuatu yang indah atau tidak senang bila mata melihat hal-hal yang tidak pada tenpatnya. Telinga: Senang karena mendengar suara yang merdu atau tidak senang mendengar isu atau fitnahan orang. Hidung: Senang mencium bebauan wangi/harum atau tidak senang mencium bebauan yang busuk. Kulit: Senang kalau bersinggungan dengan orang yang disayang atau tidak senang bersunggungan dengan orang yang nerpenyakitan. Lidah : Senang makan atau minum yang enak-enak atau tidak senang memakan makanan yang busuk.

Rasa sejati akan timbul bila terdapat rangsangan dari luar, dan dari tubuh kita akan mengeluarkan sesuatu. Pada waktu keluarnya sesuatu dari tubuh kita itu, maka timbul Rasa Sejati. Untuk jelasnya lagi Rasa Sejati timbul pada waktu klimaks/pada waktu melakukan hubungan seksual.

Sementara, Rasa Tunggal Jati sering diperoleh oleh mereka yang sudah dapat melakukan Meraga Sukma (keluar dari jasad) dan Solat Dha’im. Beda antara Meraga Sukma dan Sholat Dha’im ialah : Kalau Meraga Sukma jasad masih ada.batin keluar dan dapat pergi kemana saja. Sementara bila Sholat Dha’im jasad dan batin kembali keujud Nur dan lalu dapat pergi kemana saja yang dikehendaki. Juga dapat kembali dan bepergian ke Alam Lauhul Makhfuz.

Bila kita Meraga Sukma maupun sholat Dha’im, mula pertama dari ujung kaki akan terasa seperti ada “aliran“ yang menuju ke atas kekepala. Pada Meraga sukma, bila “aliran“ itu setibanya didada akan menimbulkan rasa ragu-ragu/khawatir atau was-was. Bila kita ikhlas, maka kejadian selanjutnya kita dapat keluar dari jasad, dan yang keluar itu ternyata masih memiliki jasad. Memang sesungguhnyalah, bahwa setiap manusia itu memiliki 3 buah wadah lagi, selain jasad yang tampak oleh mata lahir ini. Pada bagian lain bab ini akan kita kupas.

Kalau sholat Dha’im bertepatan dengan adanya “Aliran“ dari arah ujung kaki, maka dengan cepat bagian tubuh kita akan “Menghilang“ dan kita akan berubah menjadi seberkas Nur sebesar biji ketumbar dibelah menjadi tujuh bagian. Bercahaya bagai sebutir berlian yang berkilauan. Nah, rasa keluar dari jasad atau rasa berubah menjadi setitik Nur. Nur inilah yang disebut sebagai Rasa Tunggal Jati. Selain itu, baik dalam Meraga Sukma maupun Sholat Dha’im. Bila hendak bepergian kemana-mana kita tinggal meniatkan saja maka sudah sampai.

Rasa ini juga dapat disebut Rasa Tunggal Jati. Sebab dalam bepergian itu kita sudah tidak merasakan haus, lapar, kehausan, kedinginan dan lain sebagainya. Bagi mereka yang berkeinginan untuk dapat melakukan Meraga Sukma dianjurkan untuk sering Tirakat puasa. Jadikanlah puasa itu sebagai suatu kegemaran. Maka di momen Ramadhan yang akan kita jalani ini kita memulai berlatih agar nanti kita sampai pada tujuan azali kesemua itu yaitu menjadi orang yang bertakwa, Dan yang penting juga jangan dilupakan melakukan Dzikir gabungan Nafi-Isbat dan QOLBU. Dalam sehari-hari sudah pada tahapan lillahi ta’ala.

Hal ini berlaku baik mereka yang menghendaki untuk dapat melakukan Sholat Dha’im. Kalau Meraga Sukma mempergunakan Nur Allah, tapi bila Sholat Dha’im sudah mempergunakan Nur Illahi. Karena ada Rasa Sejati, maka Rasa merupakan asal usul segala sesuatu yang ada. Oleh sebab itu bila hendak mendalami ilmu Ma’rifat dianjurkan untuk selalu bertindak berdasarkan rasa. Sehari-hari kita berlatih olah manah (orah rasa) dengan cara jangan membenci, jangan menaruh dendam, jangan iri, jangan sirik, jangan bertindak sembrono, jangan bertindak kasar terhadap sesama manusia.

Sebab dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, kita ini semua sama karena masing-masing memiliki rasa. Rasa merupakan lingkaran penghubung antara etika pergaulan antar manusia, juga sebagai lingkaran penghubung pergaulan umat dengan Penciptanya. Rasa Tunggal jati ini mempunyai arti dan makna yang luas. Karena bagai hidup itu sendiri. Apapun yang hidup mempunyai arti. Dan apapun yang mempunyai arti itu hidup. Sama halnya apapun yang hidup mempunyai Rasa. Dan apapun yang mempunyai Rasa itu Hidup.

Dengan penjelasan ini, maka dapat diambil kesimpilan bahwa yang mendiami Rasa itu adalah Hidup. Dan Hidup itu sendiri ialah berasal dari Sang Pencipta. Padahal kita semua ini umat yang hidup. Jadi sama-sama ada Penciptanya. Oleh sebab itu, umat manusia harus saling menghormati, tidak saling merugikan, dan harus saling tolong menolong karena sesungguhnya kita satu kesatuan dalam keberagaman. Semoga kita mampu untuk menjadi manusia yang wajar seperti ini. Amin.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ASMAUL HUSNA UNTUK CEPAT KAYA

ASMAUL HUSNA UNTUK CEPAT KAYA

Dalam Kajian Islam, yang tertuang dalam karya para Sunan dan sesepuh dalam bentuk Do’a atau amalan yang di ambil dalam Kitab Suci AL-Qur’an yaitu amalan asmaul husna yang dapat membuka pintu rejeki kita dan agar hajat kita mudah terkabul. Tapi yang harus diingat semua amalan ini hanya perantara, sedang yang mengabulkan do’a kita adalah Allah s.w.t. jangan sampai terjebak ke lembah kemusyirikan dengan menyekutukan Allah, misal menjadikan Asmaul Husna sebagi Jimat, penolong dan lain-lain karena yang memberi kita pertolongan itu tiada lain hanya Allah S.W.T.

1. AL MALIKU 


Artinya :
Dzat yang maha menguasai terhadap semua makhlukNya, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang terlepas dari kekuasaanNya. Begitupun daerah yang ada didalam kekuasaanNya juga tidak terbatas, seperti halnya dengan daerah kekuasaan raja-raja yang ada di dunia ini.
Keutamaannya :
a. Bisa mendatangkan keberuntungan
b. Bisa memudahkan segala usaha
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA MALIKA” sebanyak 80 kali berturut-turut setiap pagi dan sore, maka Allah akan mendatangkan keberuntungan dan kemudahan segala usaha.2. WAHHAABU

Artinya :
Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya terhadap kebutuhan makhlukNya, tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya.
Keutamaannya :
a. Bisa menjauhkan kesempitan rejeki
b. Bisa mendatangkan kemudahan
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA WAHHAABU” sebanyak 23 kali berturut-turut sebagai amalan rutin setiap selesai sholat fardhu atau setelah sholat hajat 2 raka’at sebanyak 800 kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan diberikan kemudahan dalam segala urusan.3. AR ROZZAAQU

Artinya :
Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberikan rejeki kepada semua makhlukNya untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya rejeki yang akan diberikan kepada hamba-hambaNya.
Keutamaannya :
a. Bisa memudahkan jalan rejeki
b. Bisa memberikan keberuntungan
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA ROZZAAQU” sebanyak-banyaknya setiap hari setelah sholat fardhu, maka ia akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan usahanya selalu mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.4. AL BAASITHU

Artinya :
Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup kaya raya, sebaliknya orang yang cerdik dan pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”.
Keutamaannya :
a. Bisa memajukan usaha dalam perniagaan
b. Bisa memberikan keuntungan
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA BAASITHU” sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin setelah sholat fardhu atau setelah sholat hajat dibaca sebanyak 300 kali, maka akan usahanya dalam bidang perniagaan mendapat kemajuan yang pesat dan selalu memperoleh keuntungan.5. AL JALIILU

Artinya :
Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan kekurangan apapun sebagaimana yang dialami oleh makhlukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu meliputi segala-galanya.
Keutamaannya :
a. Bisa mempercepat kemajuan perdagangan
b. Bisa menjauhkan dari kesulitan hidup
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA JALIILU” sebanyak 99 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka jika dia seorang pedagang akan cepat maju, bila seorang pegawai akan cepat naik pangkat, jika seorang petani akan mempunyai hasil panen yang melimpah dan dijauhkan dari segala macam kesulitan hidup.6. MUBDI-U

Artinya :
Dzat yang maha memulai, yaitu yang memulai atau menggali segala sesuatu dari ciptaanNya, yang asalnya tidak ada menjadi ada.
Keutamaannya :
a. Bisa mencapai kesuksesan dalam segala usaha
b. Bisa mencapai ketenangan lahir dan batin
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA MUBDI-U” sebanyak 400 kali sebagai malan rutin setiap hari setelah sholat fardhu, terutama dibaca setelah sholat hajat, maka baginya akan memperoleh kesuksesan dalam setiap usahanya dan akan mendapat ketenangan lahir dan batin serta dijauhkan dari segala kesulitan.7. AL QUYYUUMU

Artinya :
Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat pada siapapun jua dalam mengatur dan mengurus makhlukNya.
Keutamaannya :
a. Bisa melancarkan jalannya rejeki
b. Bisa dicintai dan disegani oleh semua orang
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA QUYYUUMU” sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardhu, maka baginya akan dibri jalan kelancaran rejeki dan juga akan dicintai serta disegani oleh banyak orang.8. AL WAAHIDU

Artinya :
Dzat yang maha Esa, yaitu Dia tidak ada duanya, makanya Dia tidak beranak dan juga tidak pula diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan Dia.
Keutamaannya :
a. Bisa dikaruniai anak yang sholeh
b. Bisa melancarkan segala usaha
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA WAAHIDU” sebanyak 100 kali sebagai amalan yang rutin pada tengah malam setelah sholat hajat, selama 1 bulan penuh dengan desertai puasa senin kamis, maka baginya akan segera dikaruniai anak yang sholeh serta dilancarkan segala usahanya.9. AL AAKHIRU

Artinya :
Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya sebagaimana yang dialami oleh hamba-hambaNya.
Keutamaannya :
a. Bisa memudahkan jalan rejekinya
b. Bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA AAKHIRU” sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.10. JAAMI’U

Artinya :
Dzat yang maha mengumpulkan, yaitu Dialah yang mengumpulkan manusia di padang Mahsyar nanti, setelah mereka dibangkitkan dari kubur untuk menunggu hasil keputusan.
Keutamaannya :
a. Bisa melancarkan jalan rejeki
b. Bisa mengembalikan orang yang minggat
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA JAAMI’U” sebanyak 80 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardhu, maka baginya akan dilancarkan rejekinya. Sedangkan untuk mengembalikan orang yang minggat, maka harus dibaca sebanyak 400 kali sebagai amalan yang ruti pada tengah malam setelah sholat hajat dan sambil membayangkan wajah orang yang minggat tersebut, dengan ijin Allah ia akan cepat kembali.11. AL MUGHNIY

Artinya :
Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh manusia itu merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebanyakan manusianya sendii yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan untuk membelanjakan hartanya I jalan Allah.
Keutamaannya :
a. Bisa memudahkan apa yang dicita-citakan
b. Bisa memperlancar jalannya rejeki
Cara mengamalkannya :
Barang siapa membaca “YAA MUGHNIY” sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardhu, atau dibaca pada tengah malam setelah sholat hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan apa yang menjadi cita-citanya akan mudah terlaksana.

– See more at: http://garasi-ilmu-kebatinan.blogspot.co.id/2014/01/asmaul-husna-untuk-cepat-kaya.html#sthash.lHggJU6K.dpuf




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262