TATA CARA PENGIJAZAHAN ILMU HIKMAH

 

DSCN1150

Ilmu hikmah identik dengan praktik-praktik wirid/dzikir. Cara mengijazahkan ilmu hikmah pun tidak boleh sembarangan. Sebenarnya ada aturan/kaidah-kaidah dalam pengijazahan yang harus dilakukan bila ingin pengijazahan itu lengkap dan sempurna. Boleh dikatakan pengijazahan online yang dilakukan melalui blog KOS ini adalah menyikapi perkembangan teknologi informasi internet yang berkembang pesat. Saya kira sah-sah saja, namun tentu saja pengijazahan online harus dilengkapi dengan pengijazahan langsung (tatap muka) bila ingin mendapatkan daya karomah yang sesungguhnya.

Bagaimana tata cara pengijazahan ilmu hikmah secara umum? Kita jelaskan secara garis besar dan prinsip prinsip dasarnya saja, dan bisa jadi banyak tata cara pengijazahan yang berbeda dengan yang kita sampaikan sebab ada begitu banyak aliran dalam ilmu hikmah. Tentu saja masing-masing aliran mempunyai tata cara sendiri-sendiri di dalam melaksanakan amalan wirid. Perbedaan tata cara di antara aliran ilmu hikmah yang satu dengan yang lainnya adalah hal yang wajar namun umumnya selalu menggunakan “Talqin Dzikir”. (Talqin dari bahasa Arab “laqqana yulaqqinu” yang artinya menuntun orang untuk mengikuti kata-kata yang diucapkan).

Talqin dzikir inilah sebenarnya gerbang pembuka ilmu hikmah untuk kemudian memasuki alam hakikat dan alam makrifat. Dan barangkali kita perlu memahami hal ini secara menyeluruh sehingga kegiatan dzikir-dzikir apapun bisa nyambung dengan hakikat dan tujuan yang sejati. Oleh karena itu ada baiknya pada bagian ini dijelaskan tata cara pengijazahan ilmu hikmah yang diawali dengan Talqin Dzikir atau dalam khasanah tarikat disebut Bai’at, yang biasa dilakukan seorang Guru Ilmu Hikmah kepada muridnya.

Adapun tata cara awal pengijazahan ilmu hikmah sebagai berikut….

Hendaknya murid dan guru beristikharah terlebih dahulu. Apabila hasil istikharahnya sesuai, dan itulah yang diharapkan, maka hal itu dapat dijadikan petunjuk bahwa ia telah mendapatkan izin dari Allah. Setelah itu sang guru akan mendudukkan murid di hadapannya setelah dia sempurna bersuci, sambil menempelkan kedua lututnya dengan kedua lutut si murid. Hal ini meniru Malaikat Jibril saat memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemudian dengan tangan kanannya, dia memegang tangan kanan si murid layaknya orang bersalaman, lalu memintanya bertobat dari segala kesalahan dan maksiat serta menyuruhnya meminta halal kepada orang-orang yang mempunyai hak padanya, mengembalikan apa-apa yang bukan haknya, meninggalkan kebodohan pemahaman dan menjauhkan prasangka, melaksanakan sunnah, menjauhi rukhshah dan melaksanakan ‘azimah. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa azimah adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan secara umum dan mutlak, baik perintah itu perintah wajib atau sunnah, baik larangan itu untuk haram atau makruh, sedangkan rukhsah adalah keringanan atau kelapangan yang diberikan kepada seorang mukallaf dalam melakukan perintah dan menjauhi larangan. Azimah adalah merupakan hak Allah atas hamba-Nya dan rukhsah adalah hak hamba dalam karunia dan kebijaksanaan Allah. Dalam bentuk ini antara rukhsah dengan hukum mubah terdapat kesamaan.

Selanjutnya keduanya bersama-sama dengan niat taubat dari apa yang menyalahi ridlo Allah membaca ayat: SUBHANAKA TUBTU ILAIKA WAANA AWWALUL MU’MINIINA LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADHOLIMIIN.

Kemudian murid memejamkan kedua matanya dan sang guru mengucapkan “tahlil” (La ilaaha illallah) tiga kali, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Sahabat Ali RA, lalu membaca ayat INNALLADZIINA YUBAYYI’UUNAKA….

Untuk tabarruk (Tabarruk artinya mencari barakah (ngalap berkah, jawa). Bertabarruk dengan sesuatu artinya mencari berkah dengan perantaraan sesuatu) dan isyarat bahwa seakan-akan ia berbai’at kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam. Setelah ini keduanya menaruh kedua tangan mereka pada kedua lutut sambil memejamkan kedua mata mereka, lalu sang GURU dengan hatinya berdzikir menyebut Ismudz-Dzat (Allah) tiga kali, dengan niat mentalqin dan mengajarkan pada hati si murid dengan memanjangkan (bacaan) seakan-akan “melihat’ Allah.

Kemudian murid disuruh TAWASSUL membaca Istighfar, Al-Fatihah dan Al-Ikhlas untuk dikirim kepada silsilah ilmu hikmahnya, dan rabithah (bertali/berhubungan) dengan guru dengan syarat hendaknya murid meyakini bahwa guru adalah  penerus risalah Rasulullah SAW dalam hal penganugerahan, dan  pengganti beliau dalam membina dan membimbing manusia.

Selanjutnya adalah membaca doa wirid atas ilmu hikmah yang akan diijazahkan.

Itulah tata cara dalam pengijazahan dzikir secara umum, yang dalam prakteknya ada yang persis seperti itu, ada yang sedikit ditambah dan ada yang sedikit dikurangi. Namun semuanya itu tidak ada yang keluar dari hal-hal yang prinsip dan pokok tersebut. Demikian sekilas uraian yang serba terbatas ini. Kalau ada kurangnya mohon ditambahi, kalau ada lebihnya mohon dikurangi. Mohon maaf atas segala kesalahan. Matur nuwun. Salam paseduluran.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

ASMA’ SULTHON SAMMAWAT (PENGHULU LANGIT)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM..ALLAHUL HAQ KHOLIQUL HAQ ASMAUL HAQ SYIFAUL HAQ QUWWATUL HAQ JABBARUL HAQ WA NABIYYUNA MUHAMMADIN SAW KALIMATUL HAQ BIIDZNILLAHIL HAQ ALLAHU AKBAR.

Untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Fadhilah, karomah, manfaat, kegunaan Biidznillah.



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262