SUSUHE ANGIN NGENDI NGGONE?

DAMAI RASA HATI KETIKA PADA LARUT MALAM MENDENGARKAN LANTUNAN KIDUNG KARYA KANJENG SUNAN KALIJAGA. KIDUNG DARMAWEDA……………. SIAPA YANG TIDAK KENAL? KIDUNG ITU BAGI PARA SULUK, PEJALAN SPIRITUAL SANGAT DIKENAL KARENA PENGHAYATAN AKAN KEBERADAAN TUHAN YANG MAHA KUASA YANG SANGAT DEKAT …………….  LEBIH DEKAT DARI RASA DEKAT.

Tuhan tidak jauh di atas langit dan kalaupun banyak disebut bahwa Tuhan itu berada di atas arasy……………. maksudnya tentu bukan terletak jauuuhh.. aras itu berada di dalam sekat terdalam hati manusia. Manusia yang terbuka tabir hatinya……………. yang bersih dari lemak-lemak nafsu yang membungkus kemurnian dan kesucian.

Simaklah…

Ana pandhita akarya ing wangsit….. mindha kombang angajab ing tawang ….. susuh angin ngendi nggone …. lawan galihing kangkung …..wekasane langit jaladri …..isining wuluh wungwang lan gigiring punglu…. tapaking kuntul anglayang ….manuk miber uluke ngungkuli langit…. kusuma anjra ing tawang.

Nah, mencari Tuhan itu ibarat mencari sarangnya angin. Dimana sarang angin? Tentu tidak ada, dimana galihnya tumbuhan kangkung? Tentu kosong… dimana pula kita kita bisa mendapatkan tapaknya burung yang terbang? Tentu tidak akan bisa kita temukan…. Dimana batas dari langit, tentu tidak terjangkau dan tidak berbatas

Ngambil banyu apikulan warih……………. amek geni sami adadamar……………. kodhok ngemuli elenge…. miwah kang banyu den kum…. kang dahana murub kabesmi …. bumi panetak ingkang……..pawana katiyub…….tanggal pisan kapurnawan…….yen anenun sonteg pisan anigasi kuda ngrap ing pandegan………..

Bertemu dengan Tuhan itu maknanya adalah bertemunya dengan diri yang sejati, kenali diri maka kau akan bertemu dengan Tuhan. Tuhan tidak bisa dicari dengan apapun, karena Tuhan itu ADA dan jelas tidak punya sifat TIDAK ADA. Tuhan Maha Melihat. Bukan MAHA DILIHAT (pantas bila tidak bisa dilihat bukan?).

Ana kayu apurwa sawiji wit buwana epang keblat papat……….agedong mega tumembe …….. apradapa kukuwung kembang lintang segara langit …………….sami andaru langit…………….woh surya lan tengsu….asirat bun lawan udan …………….apupuncak akasa bungkah pratiwi oyode bayu bajra.

Diri menjadi pancer atau pusat bertemunya kiblat yang sejatinya ada di semua arah…..  diri yang memangku kekayaan khasanah ilmu seluruh jagad, bumi memang tempat berpijak, namun bumi yang sejati adalah badan/tubuh kita yang menjadi wadah hidup kita.

Wiwitane duk anemu candi…………….gegodhongan miwah wawarangkan sihing hyang kabesmi kabeh …………….tan ana janma kang weruh yen weruha purwane dadi …..candi segara wetan …………….ingobar karuhun…………….kahyangane sanghyang tunggal …………….sapa reke kang jumeneng mung hartati …………….katon tengahing tawang.

Rahasia tersembunyi di dalam hati dan jiwa.. kemanapun manusia mencari Tuhan dan kedamaian, hanya akan ditemukan bila kita menilik ke dalam

Aunung agung segara sarandil…………….langit ingkang amengku bawana …………….kawruhana ing artine …………….gunung segara umung…………….guntur sirna amnegku bumi …………….tug kang langit buwana…………….dadya weruh iku mudya madyaning ngawiyat…………….mangasrama ing gunung agung sabumi…………….candhi candhi sagara.

Gunung luhure kagiri giri…………….sagara agung datanpa sama…………….pasampun kawruhan reke…………….artadaya ounuku …………….datan kena cinakreng budi…………….anging kang sampun prapta ing kuwasaning …………….angadeg tengahing jagad …………….wetan kulon lor kidul ngandhap myang nginggil …………….kapurba wisesa.

Berdiri dan bangkitlah, hayatilah kuasa-kuasa Ilahi yang hidup dan menghidupi dirimu

Bumi sagara gunung myang kali…………….sagunging kang isining bawana…………….kasor ing artadayane …………….sagaar sat kang gunung …………….guntur sirna guwa samya nir…………….singa wruh artadaya…………….dadya teguh timbul lan dadi paliyasing prang…………….yeng lulungan kang kapapag wedi asih sato galak suminggah.

Jim perih prayangan samya wedi……………. mendhak asih sakehing drubiksa…………….rumeksa siyang dalune singah anempuh lumpuh…………….tan tumama ing awak mami kang nedya tan raharja…………….kabeh pan linebur…………….sakehe kang nedya ala…………….larut sirna kang nedya becik basuki…………….kang sinedya waluya.

Siyang ndalu…………….rineksa hyang widhi …………….dinulur saking karseng hyang widhi…………….kadhep ing jalma kabeh…………….apan wikuning wikuwikan liring pujasamadi …………….dadi sasedyanira mangunah linuhung paparab hyang tegalanang asimpen yen tuwujuh jroning ati…………….kalis ing pancabaya.

Yen kinarya atungguh wong sakit ejim setan datan wani ngambah rineksa malaekat …………….nabi wali angepung sakeh lara samya sumingkir …………….ingkang nedya mitenah …………….maring awak ingsun …………….rinusak dening pangeran …………….eblis laknat sato marah padha mati……………. tumpes tepis sadaya………….

Selagi masih hidup, jangan pernah takut dan khawatir… dengan cinta kasih dan rasa syukur mendalam kepada ilahi akan sirna segala bencana… biarkankah hidupmu menjadi penerang dengan berbudi baik dan bermoral, manfaatkan waktu yang ada untuk berkarya sebagaimana Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa ada untuk mu, untuk alam semesta.. Dia tidak pernah tidur dan tidak pernah diam… senantiasa dia berfirman dan berkarya….




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL

Salah satu saat yang paling saya sukai saat malam hari adalah berkumpul dengan rekan-rekan wong Jowo yang menamakan dirinya Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu). Jangan bayangkan paguyuban seperti ini semacam sekte tertutup, eksklusif dan wingit tapi sebaliknya. Mereka adalah sama seperti kita yang terbiasa diskusi ngalor ngidul secara ilmiah maupun batiniah.

Seperti Senin malam kemaren. Saya bergabung dengan komunitas ini untuk membahas satu buku induk Paguyuban Ngesti Tunggal yang bernama SERAT SASONGKO JATI. Setelah membaca dan mengartikan kata demi kata buku babon berbahasa Jawa itu, kami terlibat dalam diskusi tentang spiritualitas ketuhanan lintas agama dan kepercayaan.

Mulailah kami membahas tentang tingkatan-tingkatan untuk memahami hakikat sholat, mulai dari SEMBAH RAGA, SEMBAH CIPTA DAN SEMBAH RASA. Sholat diartikan sembah raga, karena di dalam sholat kita melakukan aktivitas fisik tertentu yang sesuai dengan syariat agama. Mulai dari apa arti dari mengangkat tangan saat takbir sampai sujud. Sholat diartikan sembah cipta apabila pikiran kita terfokus pada satu titik yaitu Gusti Allah. Dan yang terakhir adalah sholat sebagai sembah rasa, yaitu sholat adalah sebagai sarana rasa sejati kita untuk bertemu dengan Tuhan Yang Maha Dekat.

Mengartikan sholat semacam ini tentu saja tepat dan mendalam. Sholat tidak hanya aktivitas fisik, melainkan psikis dan juga ruhani kita haruslah madep mantep tanpa mikir ngalor ngidul lagi Semuanya bersatu dalam fokus dalam suasana batiniah yang hening untuk bertemu dan bertamu, menghadap wajah-Nya, berkomunikasi rasa antara aku sejati dengan Engkau Sejati yaitu, Allah.

Intinya, bahwa sholat adalah wahana dan sarana kita untuk manunggaling kawulo Gusti, bersatunya aku dengan AKU-NYA Tuhan. Persenyawaan ini bisa dipahami karena dalam sholat sesungguhnya kita sedang membuka kulit-kulit perasaan manusiawi kita yang kasar sehingga tinggallah dalam diri kita satu perasaan dasar yang murni atau rasa, yang merupakan jati diri seorang individu (aku). Aku Sejati inilah manifestasi Tuhan dalam individu tersebut. “Rasa adalah aku dan aku adalah Gusti”

Dalam sholat juga terungkap adanya tujuan hidup manusia yaitu untuk TAHU dan MERASAKAN. Rasa tertinggi dalam dirinya sendiri. Pengakuan akan rasa tertinggi ini dicapai dengan cara memiliki kehendak yang murni dengan cara memusatkan kehidupan batinnya, mengintensifkan dan memusatkan semua sumber spiritualnya pada satu fokus kecil namun mampu menghasilkan energi terbesar.

Pada tingkat pengalaman sholat yang merupakan kebersatuan dengan eksistensi tertinggi, kita bisa merasakan semua yang ada ini sejatinya SATU DAN SAMA, keakuan kita hilang dalam individualitasnya. Ini disebabkan karena rasa aku itu bersumber dari Gusti Allah, sebuah obyek abadi yang dialami semua subyek manusia.

Pengetahuan tentang rasa tertinggi merupakan tujuan pencarian mistik yang luhur dan harusnya menjadi tujuan keagamaan semua kepercayaan dan semua agama. Tindakan pemahaman ini sering dianggap memiliki dua tahap utama: NING harafiah berarti HENING, diam yang menunjuk kepada emosi yang setenang-tenangnya dan kemundian NING KEJERNIHAN dan PENGETAHUAN yang dalam, GERAK HATI yang mengikuti keheningan dan yang bisa merupakan sesuatu yang sangat emosional. Biasanya hal ini dilukiskan sebagai SUWUNG atau KOSONG atau KABEH KUI SEJATINE ORA ONO, SING ONO KUI DUDU. (Semua itu hakikatnya tidak ada, yang ada itu sesungguhnya tidak ada…)

Untuk mencapai sholat sekhusyuk-khusyuknya, seseorang harus NGESTI TUNGGAL. Ngesti artinya menyatakan semua kekuatan individu dan mengarahkannya langsung kepada sesuatu tujuan tunggal, pemusatan kemampuan fisik, psikologis dan ruhaniah ke ALLAH SWT saja. Hal ini merupakan penggalian mental yang intens pencarian pengertian yang didukung oleh kehendak yang tidak tertahankan dan suatu penggabungan ke dalam suatu kesatuan sederhana dari berbagai kekuatan di dalam individu tersebut. Semua indera, emosi, seluruh proses fisik psikis tubuh dibawa ke satu persenyaraan dan dipusatkan kepada SATU TUJUAN TUNGGAL, GUSTI ALLAH SWT…..

Akhirnya, tanpa kami sadari diskusi sedemikian gayeng. Malam yang dingin berganti pagi. Adzan subuh bergema dan kami bergegas untuk Ngesti Tunggal.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262