Etika Islam Menuju Illahi

“Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu’ Beribadah”
Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Salam pamuji rahayu katur dulur-dulur semuanya. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui seluruh rahasia tersembunyi dan dimana hati mukminin bergetar tatkala mendengar asma-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah pada penghulu sekalian Rasul, penyempurna risalah Ilahi beserta keluarganya.
Saya ucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dulur-dulur aktivis LASKAR KHODAM SAKTI di seluruh nusantara dalam kontribusinya pada syiar Islam di bidangnya masing-masing. Dan saya menghaturkan terima kepada para pini sesepuh atas wejangannya yang bermanfaat dalam menuju kehadirat Ilahy.

Masalah kemerosotan moral dewasa ini menjadi santapan keseharian masyarakat kita. Meski demikian tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah yang pertama muncul pada diri manusia, “baik ideal maupun realita”.

Secara ideal bahwa pada ketika pertama manusia di beri “ruh” untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yang padanya disertakan “rasio” penimbang baik dan buruk (QS. Assyams 7-8).

Secara realita bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, dimana individu merupakan bagian dari masyarakat manusia, maka yang awal mula muncul dalam kesadarannya ialah pertanyaan “What must be ?”(Apa yang seharusnya), yang lalu disusul dengan “What must I do ?”(Apa yang dilakukan) pelaksanaan “What must I do?”, menanti lebih dulu jawaban “What must be?”.

Pertanyaan “What must be?”, ditujukan kepada kemampuan rohani pada diri manusia yang berbentuk kategori-kategori tertentu yang tidak timbul dari pengalaman maupun pemikiran, kemampuan ini bersifat intuitif dan apriori. Oleh sebab itu masalah moral adalah masalah “normatif”.

Di dalam hidupnya manusia dinilai! Atau akan melakukan sesuatu karena nilai! Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai tersebut.
Pengertian yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yang baik dan buruk serta ia dapat mambedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya. Pengertian tentang baik buruk tidak dilalui oleh pengalaman akan tetapi telah ada sejak pertama kali “ruh” ditiupkan. Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS. 91: 7-8).

Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi manusia yang harus diungkap lebih jelas, “atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan”. Imam Alghazali menamakan pengertian apriori sebagai pengertian “awwali”. Dari mana pengertian-pengertian tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya : Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman dan yakin dapat ia menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun keterangan, melainkan dengan Nur (cahaya) yang dipancarkan Allah SWT ke dalam batin dari ilmu ma’rifat).

Di sini, Alghazali mengembalikannya ke dasar pengertian awwali yaitu pengertian Ilahyah. Sedang Plato menyebutnya “idea”. Ia mengungkap-kan bahwa “idea” hakekatnya sudah ada, tinggal manusia mencarinya dengan cara menenangkan pikiran atau disebut mencari inspirasi bagi seniman. Jelasnya “idea” bukan timbul dari pengalaman atau ciptaan pikiran sehingga menghasilkan “ide”.

Kesadaran tentang keberlangsungan ide yang sejak awal ruh ditiupkan, menyebabkan Allah dalam firman-firmanNya menghendaki manusia masuk pada posisi asasinya yang disebut “idul fitri”, yaitu kembali kepada “kesejatian diri”. Sebab kesejatian inilah yang bisa dipertanggung-jawabkan kebenaran sikapnya karena perilaku yang keluar bersandar pada kejernihan fitrah.
Maka sesungguhnya fitrah itu sejalan dengan kehendak Allah (fitrah Allah), yang disebut dalam Al qur’an; Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (QS. Arrum : 30).

Pada dasarnya fitrah manusia itu suci, akan tetapi proses penerimaan ide (ilham) tersebut, terkadang menjadi tidak murni disebabkan kekotoran jiwa yang diliputi nafsu syahwat.

Dalam hal ini Allah berfirman : Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu Dan merugilah orang yang mengotorinya. (QS Asysyams 7-8).

Betapa bahayanya ilham-ilham tersebut bila diterima oleh jiwa yang kotor, sebab pengetahuan-pengetahuan itu akan digunakan untuk bagaimana mencuri, korupsi, menipu dan merusak alam semesta. Tetapi alangkah indahnya jika ilham-ilham tersebut diterima oleh jiwa yang tenang dan bersih yang akan menimbulkan kemaslahatan bagi dirinya maupun alam semesta. Maka dari sini dapat dimengerti, walau seseorang sudah memiliki pengertian “baik buruk secara apriori”, bukan berarti ia telah tahu secara mutlak, namun pengertiannya masih bersifat relatif dan hal itu akan lebih jelas jika disinari oleh wahyu ketuhanan. Sebab ia tidak akan mampu menelusuri secara intelektual tanpa adanya “daya spiritual” dalam menerima ide yang sesuai dengan Fitrah Allah. Sebaliknya kalau dibiarkan jiwa kita diam, terbelenggu oleh keinginan syahwat, maka apa yang diperoleh oleh jiwa berupa ide ilmu pengetahuan akan digunakan sesuai dengan kepentingan syahwatnya.

Kembali kepada masalah “nilai”. Seseorang pasti akan dinilai atau pasti akan melakukan sesuatu karena nilai, dan jika “nilai” masih bersifat relatif, maka nilai tersebut akan tergantung kepada dasar yang ia pakai. Bisa jadi, mencuri itu mendapat nilai kebajikan apabila perilaku tersebut didasari oleh hukum-hukum tentang permalingan, juga sekularisme, hedonisme, komunisme dan ateisme, dasar-dasar inilah yang akan menilai perilaku itu baik atau buruk. Begitupun tata nilai ketuhanan (Islam), setiap “perilaku” Islam sangat menekankan orientasi niat yang kuat, menyandarkan peribadatannya didasari konsep “Lillahi ta’ala”.

Pendasaran kepada setiap “laku” manusia, mengandung tuntutan kesadaran, bukan paksaan!! Perilaku seseorang tersebut baru bisa dikatakan mempunyai nilai. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi : Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya (Hadist riwayat Bukhari Muslim).

Dalam hadist tersebut jelas, setiap perilaku mempunyai dasar (niat), sehingga perbuatannya dikategorikan baik atau buruk dimana ia menggantungkan niatnya. Suatu riwayat, ketika Rasulullah Hijrah ke Madinah, diungkapkan masalah “niat”. “Maka barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya akan sampai diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena kekayaan dunia yang akan didapat atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya”. (Al Hadits)

Di sini sangat penting kesadaran akan “niat” untuk memperjelas perbedaan mana yang baik menurut nafsu, dan baik menurut Allah. Perilaku yang lalai atau tidak karena Allah seperti dalam shalat, maka nilai kelurusan shalat yang terhalang oleh pikiran yang tidak khusyu’ akan berakibat pada rusaknya nilai ibadah shalat. Seperti yang termaktub alam Al qur’an: “Maka celakalah bagi yang melakukan shalat karena”niat”-nya (lalai) terhambat oleh ingin dilihat orang lain1). Perbuatan macam ini tidak bisa dikatakan sebagai “Dien”. Sebab agama mempunyai satu dasar penilaian yang sangat sempurna yakni; Islam, Iman, dan Ihsan.

Etika pada umumnya menentukan “sadar bebas” sebagai obyeknya, dan ternyata hal ini hanya melihat dari segi lahiriah perbuatan. Setia dan bertingkah baik an-sich tanpa memperhitungkan syarat lain, memang dapat digolongkan ke dalam “kebajikan”. Namun belum tentu dikategorikan dalam kebajikan jika ditinjau lebih jauh pada kondisi-kondisi lain, yakni pada apa perbuatan itu bersangkut paut atau apa yang melatari perbuatan tersebut. Misalnya: Si Amina memberikan sedekah kepada fakir miskin. Ketika terjadi tindakan tersebut terdapat :

1. Subjek yang berbuat, yaitu “Amina”.
2. Objek yang diperbuat, yaitu Amina melakukan “sedekah”.
3. Objek yang terkena perbuatan, yaitu sedekah diberikan kepada fakir miskin.
4. Objek yang dipergunakan, yaitu niat karena apa (bisa karena ingin dilihat orang, karena Allah dll).

Pada faktor-faktor inilah disamping “niat” batin, Islam meletakkan nilai syarat yang ikut mengambil bagian dalam menilai suatu perbuatan sebagai tindakan etis. Tegas sekali Islam mewajibkan “niat karena Allah” sebagai tanggung jawab penghambaan kepada Kholiqnya.

Tanggung jawab Islam dalam syariat (etika ketuhanan) selalu mengandung kedalaman dimensi yang tidak saja tindakan fisik sebagai objek nilai, juga di dalamnya nilai psikologis merupakan tindakan etis yang secara naluriah, mengembalikan kepada Fitrah Allah. Dalam tahapan ini manusia sampai kepada tahapan tertinggi yang dalam tindakannya sesuai dengan kehendak Allah (Fitrah Allah), diharapkan setiap perilaku (ibadah) sampai kepada syarat; islam, iman dan ihsan. Karena akan dikatakan (dinilai) sebagai agama apabila meliputi ketiga kriteria tersebut.

Dalam Hadist riwayat Bukhori dan Muslim disebutkan bahwa sesungguhnya Jibril pernah datang kepada Nabi dalam bentuk seorang Arab Badui, lalu ia bertanya kepadanya tentang islam, maka Nabi menjawab, “Islam itu, ialah hendaknya engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, engkau keluarkan zakat, engkau puasa bulan Ramadhan dan engkau pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana. Lalu Jibril bertanya apakah Iman itu? Nabi menjawab, “Yaitu hendaknya engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Utusan-Nya, bangkit dari kubur sesudah mati, dan hendaknya engkau beriman kepada takdir tentang takdir baik dan buruknya. Jibril bertanya lagi, apakah ihsan itu? Nabi menjawab, yaitu hendaknya engkau menyembah Allah yang seolah-olah engkau melihat Allah, sekalipun engkau tidak bisa melihat-Nya tetapi Ia bisa melihat engkau. Kemudian dalam akhir Hadist itu dikatakan Rasulullah saw bersabda (kepada para sahabatnya) : Dia itu Jibril, Ia datang kepadamu untuk mengajarkan tentang agamamu.

Hal ini seluruhnya termasuk agama, dan agama (dien) itu sendiri berarti khudhu’ (tunduk) dan dzull (merendah) seperti perkataan : “Ku tundukkan dia, maka ia tunduk”
yakni : beribadah kepada Allah dan taat kepada-Nya serta merendahkan diri kepada-Nya.

Agama meliputi :
• Islam : berupa syariat Islam (syahadat, shalat, zakat, puasa, haji).
• Iman : kepercayaan, keyakinan, transendental.
• Ihsan : kekuatan psikologis dimana ia mengaitkan nilai perilakunya karena Allah.

Maka setiap peribadatan, apakah itu shalat, zakat, puasa akan terasa sia-sia apabila dilakukan tanpa dibarengi dengan tunduk dan patuh serta merasakan adanya sikap “ihsan” (seakan-akan melihat Allah, jika tidak mampu melihat-Nya sesungguhnya Ia melihat kalian). Hal inilah yang selalu menjadi permasalahan pokok dan mensosialisasi sebagai kebiasaan buruk yang tidak lagi menjadi masalah, padahal kita bertahun-tahun melakukan peribadatan tidak mendapatkan apa-apa kecuali capek dan sia-sia. Ihsan adalah kontak batin dan dialogis, responsif. Ihsan adalah roh setiap peribadatan, dan menentukan diterima tidaknya peribadatan. Sikap ini pula yang menjadikan ihsan itu rukun agama, yang apabila ditinggalkan salah satu rukun agama, maka batallah sebagai agama. Permasalahan rukun agama ini telah dihukumkan dan disyaratkan kepada orang yang sampai baligh.

Sebagaimana Hadist Rasulullah : “Hukum tidak berlaku bagi tiga golongan; orang yang tidur sampai bangun, anak kecil sampai mimpi basah, dan orang gila sampai sembuh” (Abu Dawud, Ibnu Majah dan Annasay, hadist sohih).

Selanjutnya Islam mengajarkan bahwa seorang muslim yang beramal kebajikan, tetapi tujuannya bukan Lillahi ta’ala tidak mungkin diterima amalnya, sebagaimana firman Allah : “Kami menurunkan kitab ini kepada engkau dengan sebenarnya, sebab itu sembahlah Allah seraya mengihklaskan agama bagi-Nya saja” (Q.s. Az-zumar: 2).

Nash tersebut di atas merupakan kesimpulan dari tujuan etika Islam, yaitu mengembalikan kepada posisi fitrah manusia, yang dengan kesadaran itu, maka ia akan menjadi manusia paripurna dan ia akan berakhlaq sebagaimana akhlaq Allah, dengan kecenderungan berbuat baik tanpa beban dan paksaan.

Untuk itu kecenderungan berbuat baik akan terjadi apabila kita mampu berusaha membersihkan jiwa. Dan kebersihan jiwa akan didapat apabila kita melaksanakan peribadatan sesuai dengan kriteria-kriteria pada penjelasan di atas.

1). Al Qur’an surat Al Maa’uun ayat 4-5 yang artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”

“Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu’ Beribadah”
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya (kepada kita semua).
Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan kepada poro dulur-dulur di LASKAR tercinta ini, Apabila ada yang benar itu datangnya dari Allah SWT. Kalau ada yang salah atau kurang itu karena ke bodohan saya pribadi ,untuk itu Saya Mohon Maaf yang sebesar-besarnya, Karena Manusia Tidak Luput Dari Kesalahan Atau Kekhilafan. Billahi taufik wal hidayah. Wassalamu alaikum wr. Wb.
Ki Ageng JJ




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

FIRASAT DARI DALAM DIRI

I. Firasat Hati Yang Berdebar

Bila siang hari berdebar-debar

  • Jam 06-07 Bermakna akan berjumpa dengan saudara
  • 07-08 Bermakna akan menangis
  • 08-09 Bermakna akan menjadi bahan gunjingan
  • 09-10 Bermakna akan mendapat rejeki
  • 10-11 Bermakna akan berjumpa taman lama
  • 11-12 Bermakna akan mendapat kabar baik
  • 12-13 Bermakna akan mendapat undangan
  • 13-14 Bermakna akan mendapat kejutan
  • 14-15 Bermakna akan kebaikan
  • 15-16 Bermakna akan terjadi perselisihan
  • 16-17 Bermakna akan mendapat kesusahan

Bila malam hari berdebar-debar

  • Jam 18-19 Bermakna akan mendapat kabar baik
  • 19-20 Bermakna akan berjumpa dengan orang yang disayangi
  • 20-21 Bermakna akan mendapat pertolongan
  • 21-22 Bermakna akan berjumpa dengan orang yang diharap-harapkan
  • 22-23 Bermakna akan berjumpa dengan orang yang diharap-harapkan
  • 23-24 Bermakna akan mendapat rezeki
  • 24-01 Bermakna akan berjumpa dengan teman lama
  • 01-02 Bermakna akan mendapat undangan
  • 02-03 Bermakna akan mendapat kebahagian
  • 03-04 Bermakna akan mendapat kesusahan
  • 04-05 Bermakna akan mendapat penghargaan
  • 05-06 Bermakna akan mendapat rezeki

II. Firasat Kedutan

  • Seluruh bagian tubuh berkedut, bermakna akan menghadapi banyak urusan.
  • Kepala sebelah kiri, bermakna akan mendapat rezeki besar.
  • Kepala sebelah kanan, bermakna akan mendapat pujian orang banyak.
  • Kening, bermakna akan mendapat uang atau kebahagiaan.
  • Alis sebelah kiri berkedut, bermakna akan bertemu dengan orang yang dicintai, baik keluarga atau orang lain.
  • Bila alis sebelah kanan berkedut, bermakna akan bertemu kekasih.
  • Kulit mata berkedut sebelah kiri, bermakna akan bertemu dengan orang-orang tua yang dicintai.
  • Kulit mata berkedut sebelah kanan, bermakna anda akan menangis karena akan mendapatkan kejadian yang menyakitkan.
  • Daun telinga kiri bekedut, bermakna akan mendapat kesusahan atau kejadian yang menyakitkan.
  • Daun telinga kanan berkedut, bemakna akan mendapat uang tak terduga.
  • Pipi sebelah kanan berkedut, bermakna akan mendapat pekerjaan yang menyenangkan.
  • Pipi sebelah kiri berkedut, bermakna akan mendapat kesenangan dan pujian dari masyarakat.
  • Sikut sebelah kanan berkedut, bermakna akan merasakan jatuh cinta.
  • Sikut sebelah kiri berkedut, bermakna akan bertemu saudara jauh.
  • Telapak tangan sebelah kanan berkedut, bermakna akan mendapat uang yang tidak diduga dalam waktu dekat.
  • Telapak tangan sebelah kiri berkedut, bermakna akan mendapat kesenangan.
  • Kaki sebelah kanan berkedut, bermakna akan berpergian jauh.
  • Kaki sebelah kiri berkedut, bermakna akan mendapat kesusahan.
  • Jari manis berkedut, bermakna akan ada orang yang mengajak tukar cincin.

III. Firasat Telinga Berdenging

Telinga kanan berdenging

  • Jam 06-07 pagi, bermakna akan mendapat kabar buruk.
  • Jam 07-08 pagi, bermakna akan difitnahkan orang yang menjadikan guncingan orang.
  • Jam 08-09 pagi, bermakna akan berencana pergi jauh dan entah itu sendiri atau bersama orang lain.
  • Jam 09-10 pagi, bermakna akan ada berita yang kurang menyenangkan tentang keluarga.
  • Jam 10-11 pagi, bermakna akan ada penghalang dari rencana perjalanan anda sebaiknya ditunda atau dibatalkan dulu.
  • Jam 11-12 siang, bermakna akan ada khabar yang kurang mengenakkan yang datangnya bersamaan dengan surat yang akan diterima dalam waktu dekat.
  • Jam 12-13 siang, bermakna akan ada saudara jauh yang datang dengan membawa cerita lama.
  • Jam 13-14 siang, bermakna akan ada ajakan maka-makan.
  • Jam 14-15 siang, bermakna akan ada sesuatu yang membahayakan anda dalam waktu dekat.
  • Jam 15-16 sore, bermakna akan ada berita dari keluarga yang entah itu yang menyenangkan atau menyedihkan.
  • Jam 16-17 sore, bermakna akan ada perjalanan jauh yang akan anda lakukan dalam waktu dekat.
  • Jam 17-18 sore, bermakna anda sedang menjadi pembicaraan banyak orang.
  • Jam 18-19 sore, bermakna akan ada sesuatu yang berharga pergi meninggalkan anda.
  • Jam 19-20 malam, bermakna akan mendapat berita buruk dari kalangan sendiri.
  • Jam 20-21 malam, bermakna akan ada keberuntungan yang besar untuk anda.
  • Jam 21-22 malam, bermakna akan ada yang mengancam anda.
  • Jam 22-23 malam, bermakna akan ada berita yang baik datang kepada anda.
  • Jam 23-24 malam, bermakna akan ada seseorang yang jatuh cinta.
  • Jam 24-01 pagi, bermakna akan ada sesuatu wejangan yang diberikan oleh orang tua.
  • Jam 01-02 pagi, bermakna akan ada perselisihan antara kerabat sendiri.
  • Jam 02-03 pagi, bermakna segala perjalanan yang ada kerjakan akan selamat sampai tujuan.
  • Jam 03-04 pagi, bermakna akan ada yang sesuatu yang hilang yang anda nilai sangat berharga.
  • Jam 04-05 pagi, bermakna akan ada sesuatu yang merugikan anda jika anda seorang pekerja anda akan diberi peringatan dari pimpinan.
  • Jam 05-06 pagi, bermakna akan ada orang yang akan mencelakakan anda.

Telinga kiri berdenging

  • Jam 06-07 pagi, bermakna akan ada tamu yang menguntungkan dalam waktu dekat.
  • Jam 07-08 pagi, bermakna akan melakukan perjalan jauh dalam waktu dekat.
  • Jam 08-09 pagi, bermakna akan kedatangan keluarga dekat.
  • Jam 09-10 pagi, bermakna akan mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan.
  • Jam 10-11 pagi, bermakna akan selamat dalam perjalanan yang akan datang.
  • Jam 11-12 siang, bermakna akan kedatangan keluarga dari seberang lautan.
  • Jam 12-13 siang, bermakna akan terserang penyakit dalam waktu dekat.
  • Jam 13-14 siang, bermakna akan kehilangan saudara jauh.
  • Jam 14-15 siang, bermakna akan kedatangan tamu.
  • Jam 15-16 sore, bermakna akan bepergian jauh baik beurusan usaha atau urusan kerja, sendiri atau bersama-sama.
  • Jam 16-17 sore, bermakna akan ada sanak saudara yang hendak bertamu.
  • Jam 17-18 sore, bermakna dalam waktu dekat akan mendapat keuntungan besar bagi usaha dagang yang dirintis dan dalam waktu dekat akan naik pangkat bagi pekerjaan.
  • Jam 18-19 malam, bermakna akan mendapat kebahagiaan dan keselamatan.
  • Jam 19-20 malam, bermakna akan menerima pernyataan cinta dari seseorang dalam waktu dekat ini.
  • Jam 20-21 malam, bermakna akan kedatangan tamu penting.
  • Jam 21-22 malam, bermakna akan menerima undangan perkawinan dari teman dekat.
  • Jam 22-23 malam, bermakna akan kedatangan pencuri.
  • Jam 23-24 malam, bermakna akan menghadapi penghalang dalam mengurus perkara yang sedang dihadapi.
  • Jam 24- 01 pagi, bermakna semua cita-cita akan yang direncanakan akan segera tercapai.
  • Jam 01- 02 pagi, bermakna akan menerima kabar yang sangat menyengkan.
  • Jam 02- 03 pagi, bermakna akan ada perseturuan dalam keluarga.
  • Jam 04- 05 pagi, bermakna and akan mendapat usaha pekerjaan baru.
  • Jam 05- 06 pagi, bermakna akan ada musyawarah dan mufakat dalam setiap persoalan yang dihadapi oleh anda sebagai jalan keluarnya.

IV. Firasat Bersin

  • Jam 06-07 pagi, bermakna akan ada ajakan untuk makan-makan.
  • Jam 07-08 pagi, bermakna akan ada keberuntungan yang tak terduga.
  • Jam 08-09 pagi, bermakna akan ada orang yang menghina anda.
  • Jam 09-10 pagi, bermakna akan ada keberhasilan dari urusan yang anda usahakan.
  • Jam 10-11 pagi, bermakna anda menjadi pembicaraan orang banyak.
  • Jam 11-12 siang, bermakna akan ada sesuatu perselisihan yang menghawatirkan antara anda dengan teman anda.
  • Jam 12-13 siang, bermakna akan ada berita yang menyenangkan dari luar daerah.
  • Jam 13-14 siang, bermakna akan ada penghalang dalam setiap rencana anda yang menyebabkan kegagalan.
  • Jam 14-15 siang, bermakna akan ada orang yang akan mencelakakan diri anda.
  • Jam 15-16 sore, bermakna akan ada berita yang kurang mengenakkan dari kerabat sendiri.
  • Jam 16-17 sore, bermakna akan ada sesuatu yang mehalang-halangi niat biak anda.
  • Jam 17-18 sore, bermakna akan ada sesuatu sebab yang mengganggu kesehatan anda.
  • Jam 18-19 malam, bermakna akan ada pemberian yang menggembirakan dari atasan anda.
  • Jam 19-20 malam, bermakna seandainya anda memiliki seorang kekasih ini, merupakan taanda yang berarti si dia sedang merindukan anda.
  • Jam 20-21 malam, bermakna akan ada pencuri yang akan mengunjungi anda.
  • Jam 21-22 malam, bermakna akan ada suatu barang yang dinilai berharga pergi meninggalkan anda.
  • Jam 22-23 malam, bermakna akan ada perjumpaan antara anda dengan seorang karib yang lama diperantauan.
  • Jam 23-24 malam, bermakna akan ada peristiwa yang menyusahkan yang menghambat perjalanan anda.
  • Jam 24-01 pagi, bermakna bagi anda yang telah berumah tangga di harapkan dapat menghindari perselisihan yang akan terjadi.
  • Jam 01-02 pagi, bermakna akan ada khabar yang kurang mengenakkan jiwa dan hati anda yang datangnya dari luar daerah.
  • Jam 02-03 pagi, bermakna akan ada undangan yang datang kepada anda untuk dapat menghadiri suatu perayaan.
  • Jam 03-04 pagi,bermakna akan ada teguran dari pimpinan untuk anda.
  • Jam 04-05 pagi,bermakna akan ada penyambutan dari anda untuk tamu yang datang dari jauh.
  • Jam 05-06 pagi, bermakna akan ada rasa yang sangat menggambarkan kenikmatan dan kebahagiaan kepada anda.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262