SISTEM PEMBELAJARAN KEILMUAN

Patramantra

Assalamu alaikum wr.wb
Mungkin saudara bertanya-tanya, kenapa ada sesepuh yang memposting suatu amalan tanpa disertai keterangan manfaatnya? Hal ini dilakukan ada beberapa alasan.
* Agar pelaku dzikir melakukan semata-mata karena atau untuk mendekatkan diri kepada Allah.
* Agar pelaku bisa mencapai istiqomah.
* Agar pelaku terpahamkan akan perlindungan dan kekuasaan Allah dari lafal dzikir yang diamalkan.
* Karena pemberi amalan juga mendapatkan amalan tersebut dengan metode yang sama (tidak dijelaskan manfaat dzikir itu oleh sang guru).
Hal di atas merupakan bagian sistem pengajaran keilmuan tempo dulu. Dalam sistem pengajaran keilmuan tempo dulu tidaklah semudah sekarang seseorang bisa mendapatkan suatu doa maupun mantra. Semua itu diberikan secara bertahap.
Sebelum seseorang mendapat suatu mantra atau doa yang pertama, mereka akan diberikan wejangan (pemahaman) tentang Tuhan dan jati diri. Tugas cantrik (siswa) selanjutnya merenungkan apa yang telah diwejangkan oleh sang Guru. Mereka berusaha memahami dengan melihat, mendengar dan merasakan kekuasaan, kehendak, keadialan serta kasih-sayang Tuhan kepada makhluknya dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka juga harus memahami jati diri mereka sendiri (sejatining manungsa). Berusaha memahami unsur-unsur apa saja yang membentuk diri manusia itu. Belajar memahami hukum sebab akibat dari suatu perbuatan manusia (hukum alam atau hukum Tuhan). Sehingga mereka tahu keutamaan perbuatan dan harus menghindari perbuatan tertentu. Mereka juga berusaha memahami alam makrokosmos.
Setelah cantrik/siswa mulai paham dan mengerti yang diwejangkan/diajarkan, sang guru baru mulai memberikan mantra, ajian, sorog, doa dan dzikir kepada siswa. Ini pun tidak disertai dengan manfaat maupun kuncinya. Agar siswa melakukan riyadoh hanya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan siswa pun bisa melakukannya dengan istiqomah. Sehingga pengalaman dalam melakukan riyadoh akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setelah selesai melakukan riyadoh sang guru baru memberikan kuncinya atau bahkan tidak sama sekali. Karena siswa telah menemukan kuncinya sendiri dari suatu amalan tersebut melalui petunjuk ghaib. Dan jarak pemberian mantra maupun doa dan dzikir berikutnya diberi jarak yang lama.
Sekarang saat kita ingin melakukan riyadoh dari suatu amalan tertentu. Cenderung ingin mengetahui manfaat dari lafal doa maupun dzikir tersebut. Pelaku disaat melakukan wirid lebih mefokuskan pada keinginan pada manfaat yang diketahui. Akibatnya dalam melakukan riyadoh pelaku kurang atau bahkan tidak istiqomah. Ini berarti pelaku telah membatasi diri untuk mengetahui atau mendapat manfaat yang lainnya, kecuali pelaku melanggengkan wirid sampai beberapa waktu setelah masa riyadoh selesai. Karena pelaku baru mencapai istiqomah, disaat melakukan wirid setelah masa riyadoh selesai.
Wassalam



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.