PESAN CINTA DI SEMERU

Saya tiba di sebuah lembah di gunung Semeru. Di sana sini, pemandangan kehijau-hijauan dan sekarang saya memasukinya dengan bungkusan kabut tipis. Angin gunung sangat sejuk menyegarkan, dan udaranya segar bersih. Di pohon pohon, sesekali terdengar suara burung berkicau.

Di kejauhan, puncak gunung Semeru terlihat putih bagaikan selendang raksasa. Dipadukan dengan kabut yang melingkar-lingkar, pemandangannya bagaikan dunia fantasi. Didepan kaki saya, air mengalir menerpa bebatuan sungai. Memandang sekeliling dan mendengarkan suaranya, berbagai perasaan muncul di hati.

Saya telah meninggalkan kota dan berjalan seorang diri tanpa seorang pun dengan bimbingan suara di hati, “Pergilah seorang diri jauh kepedalaman gunung itu.” Pesan singkat itu kemudian membuat saya merasa harus menurutinya dan beberapa saat kemudian tibalah saya di situ. Saya merasa seperti telah berubah menjadi satu titik kecil di dalam alam semesta.

Saya menengadahkan kepala melihat angkasa yang berwarna putih keabu-abuan. Tanah yang bagaikan permadani hijau bersih. Tiba tiba saya merasa kesepian. Saya telah meninggalkan segalanya, termasuk keluarga, teman, dan orang-orang yang mengenal saya.

Penjelasan apakah yang saya sedang cari? Ini sulit dijelaskan dengan kata kata. Lagipula, siapakah yang dapat menjenguk isi hati dan pikiran saya? Di saat seperti ini, suatu perasaan yang luar biasa muncul dihati. Saya merasakan tubuh saya bagaikan disetrum oleh listrik. Energi gaib yang luar biasa ini membuat saya hampir terengah engah menarik napas. Selanjutnya, terlihat angkasa yang putih keabu-abuan terbuka dan muncullah sebuah pintu gerbang yang memisahkan bagian kiri dan bagian kanan.

Tiba tiba, langit memancarkan petir keemasan yang menghantam diri saya. Anehnya, kilatan sinar itu tidak terlalu panas. Sinar ini sepertinya berdansa di udara namun terkonsentrasikan pada diri saya. Sinar ini mengelilingi tubuh bagaikan asap rokok. Saya merasakan batin menjadi terang menyala dan hangat. Kesadaran tiba-tiba menyatu dengan kesadaran langit dan hati telah menyatu dengan intimnya. Pada saat itu, saya merasakan terbukanya jalan langit yang halus dan hati saya yang sepi berubah menjadi penuh dengan tenang. Air mata membasahi mata saya.

Saya akhirnya terduduk diam di sebuah batu besar. Hingga kemudian muncullan sosok bayangan samar yang yang tidak begitu jelas. Ia berkata singkat, “PERBANYAKLAH BERSUKUR DAN MEMUJI-NYA” dan kemudian ia perlahan lahan menghilang. Sinar yang menyoroti tubuh saya juga perlahan lahan menghilang. Kedua pintu dari pintu gerbang langit tertutup kembali dan kemudian angkasa kembali menjadi kelabu mendung dan segalanya kembali seperti semula.

Tubuh saya gemetar. Diatas kepala dan pundak saya terasa kaku dan saya bergerak sedikit untuk memastikan saya masih hidup normal. Ini seperti sebuah mimpi, tapi bukan mimpi. Saya telah melihat dengan kedua mata saya sendiri terbukanya beragam fenomena tadi. Apakah ini merupakan halusinasi? “Pintu gerbang langit terbuka dan memancarkan petir dan hadirnya sosok samar itu.” Suara yang merdu mengalir di hati: Ini bukanlah halusinasi.

Ini adalah semacam konfirmasi. Tiba tiba, saya merasakan tanggung jawab besar. Di saat itu, saya merasakan perintah bahwa saya harus terus berbagi tentang Cinta Ilahi.

Gunung Semeru akhirnya tampak dari kejauhan. Perkasa menjulang tinggi dengan anggunnya dan tetap diselimuti misteri.. Sebagaimana alam semesta dan hidup yang memang penuh misteri. Di gunung ada cinta Ilahi, kabut, pohon hijau, suara burung, arus air yang menderu, udara bersih, dan kekosongan dalam damai… semuanya menjadi bukti bagi saya. Semuanya adalah nyata. Kebenaran masih ada. Alam yang lebih tinggi terus memanggil. Saya tahu bahwa saya bukan apa-apa, namun ijinkan saya tetap hadir di tengah sedulur semua untuk berbagi.

Tiba di rumah, pikiran saya terus dibayangi oleh ketakjuban: Betapa semua ini adalah serba ajaib? langit yang terus bergerak… angin yang terus berdesir, pikiran yang terus mengembara…. Bagaimana mungkin semua ini menjadi hidup bila tidak ada yang menghidupkannya? Saya berjalan menuju sajadah dan beribadah. Disini, saya berdoa dengan setulus tulusnya kepada MU YA ALLAH, semoga Engkau senantiasa memayungi jalan hidup kami semua dengan ridho-MU dan Cahaya-MU. Amin.




Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.