PEMURAH CIRI KHAS HAMBA ALLAH YANG SALEH

By sudadi

Untuk mengetahui sebagai sifat terpuji hamba-hamba Allah yang telah dikaruniakan olehNya ilmu pengetahuan agama tentang ketuhanan, maka yang mulia AL-Imam Ibnuh Athaillah Askandary dalam kalam hikmahnya sebagai berikut:

“Hendaklah membelanjakan orang-orang yang mempunyai kekayaan dari kekayaannya, mereka itu orang-orang yang telah sampai kepada Allah. Barangsiapa yang dikadarkan atasnya rezekinya, mereka adalah orang-orang yang sedang berjalan kepada Allah.”

Pertama, hamba-hamba Allah yang disebut waa shiluuna ilaihi yakni mereka yang sudah sampai kepada garis perbatasan di mana mereka telah ke luar dari satu suasana kepada suasana yang lain. Mereka telah keluar dari tahanan melihat alam yang serba berubah kepada lapangan tauhid dan sempurna penglihatan kepada keagungan Allah. Mereka miskipun masih hidup dalam dunia dan bergaul dengan makhluk manusia, tetapi pandangan mereka kepada dunia ini jauh berbeda dengan pandangan manusia biasa, mereka itu telah dilimpahi Allah ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia ketuhanan.

Bahwa kita lupa bahwa kurnia-kurnia yang diberikan Allah seperti kedudukan bagi pengusaha, harta yang banyak bagi hartawan, ilmu pengetahuan bagi ilmuan dan lain-lain lagi adalah amanat Allah atas kita. Tetapi kita sering tidak mengindahkan amanat-amanat itu. Kita sering mempergunakannya dan meletakkannya atas hal-hal yang tidak diridhai oleh agamaNya, tetapi disukai oleh nafsu dan hawa kita sendiri.

Kedua, hamba-hamba Allah yang disebut As-Saairuuna ilaihi yakni mereka yang sering dalam perjalanan menuju Allah. Mereka belum sampai kepada Allah, tetapi mereka sedang berjalan kepadaNya. Maklumlah orang yang sedang dalam perjalanan, mereka harus sabar, mereka harus tahan atas percobaan-percobaan yang harus mereka hadapi dalam perjalanan itu, mereka tidak membawa persiapan-persiapan yang banyak tetapi adalah sekedar seperlunya saja, tujuan mereka adalah satu, yaitu bagaimana mereka sampai kepada tujuan terakhir dari perjalanan mereka. Hamba-hamba Allah yang dalam tingkatan ini dalam amal ibadah sering mendapat godaan baik dari iblis maupun dari hawa nafsunya sendiri. Sekali-sekali datang khayal tentang perasaan dunia dan kesenangannya, tetapi mereka dapat membendung jalan khayalan dan perasaan yang kadang-kadang datang menyelinap ke dalam hati dan menyentuh tabir perasaannya. Kadang-kadang awan gelap dan angin kencang melanda matahati mereka. Tetapi dengan berkat mujahadah, kesabaran dan ketabahan mereka, maka timbul lagi cahaya terang sehingga ketebalan awan dan kekelapannya, kecepatan angin yang telah datang melanda, akhirnya menciut dan timbullah cahaya yang terang dan bersinar.

Tanda orang yang dapat kurnia dari Allah, apakah kurnia Allah itu berupa ilmu, harta, kedudukan dan lain-lain ialah dengan membayarkan kurnia Allah itu kepada hamba-hambaNya yang memerlukannya, dan tidak boleh bakhil atas semuanya itu yakni dalam ukuran kesanggupan dan kemampuan kita, maka berarti telah ada pada kita tanda-tanda baik sebagai yang telah dipunyai oleh hamba-hambaNya yang saleh.

Apabila kita betul-betul ikhlas memberikan apa yang ada pada kita, demi memenuhi ajaran Allah dan demi keadaan kita selaku hamba-hambaNya dan makhluk-makhlukNya, maka semua kesulitan dan kesukaran akan dihindari oleh Allah atau miskipun kita menghadapinya juga, tetapi setelah kesukaran itu akan timbullah kelapangan dan kesejahteraan. Setelah gelap timbullah terang.

Semua apa yang diuraikan di atas, itulah yang dimaksud oleh firman Allah dalam surat Ath-Thalaq sebagai berikut:

“Hendaklah membelanjakan orang-orang yang mempunyai kekayaan dari kekayaannya, barangsiapa yang disempitkan rezekinya, hendaklah membelanjakan ia menurut apa yang diberikan Allah padanya. Allah tiada memberati diri seseorang, melainkan menurut yang dianugerahkan Allah kepadanya. Nanti Allah bakal mengadakan kemudahan sesudah kesukaran.” (Ath-Thalaq: 7)

Dan Nabi Muhammad bersabda sebagai berikut:

“Orang pemurah adalah hampir kepada Allah, hampir kepada manusia, hampir kepada Syurga, (tetapi) jauh dari Neraka. Orang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh pula dari Syurga dan dekat pula dari Neraka. Orang jahil yang pemurah adalah lebih dicintai Allah dari orang yang banyak ibadat tetapi bakhil.”

Mudah-mudahan Allah mengkurniakan pada kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Amin, ya Rabbal’alamin…! Mohon maaf para sesepuh dan pinisepuh, para sedulur serta para pembaca yang budiman diblog LASKAR ini, apabila ada kata-kata yang tak berkenan saya mohon maaf lahir dan bathin.

 



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.