MENYEMBAH DAN MEMPERSEKUTUKAN ALLAH SWT: SEBUAH TAWARAN SKEMA PEMAHAMAN

Menarik juga mengikuti diskusi tentang syirik dan mempersekutukan-NYA di postingan-postingan di KOS ini, dan pada kesempatan ini ijinkan saya untuk urun rembug agar semakin jelas arahnya dan malah tidak membuat ruwet. Marilah kita mulai dengan skema pemahaman syariat, tarikat, hakekat. Kalau belum lengkap, silahkan dilanjutkan agar ada hikmah dan pembelajaran untuk kita semua…

Hakekat : Kepada Allah saja, kita Menyembah dan Memohon Pertolongan, Memohon rezeki

Tarikat: Cara dan jalannya harus benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami (kejujuran, dilarang berbohong, boleh mencari keuntungan namun harus realistik dan rasional dan tidak mendholimi atau mengandung tipu daya dll).

Syariat: Usaha donk. Carilah ke hutan kayu bakar, juallah ke pasar.. itu lebih baik daripada kamu jadi pengemis (usaha yang maksimal dengan memaksimalkan potensi diri yang ada, harus pandai menjalin jejaring kerja atau relasi bisnis dll)… Kita tidak hidup sendirian, kita hidup sebagai makhluk sosial…

“Bang saya minta tolong ya….” .. Pak dokter, saya minta tolong diperiksa”….Ini tidak termasuk syirik namun syariat mencari rejeki yang halal, syariat untuk meminta bantuan agar dokter memeriksa kita dan meminta obat agar sakit kita sembuh

KHUSUS BERDOA

Bagaimana bila berdoa? Berdoa: wajib hanya kepada Allah SWT

Siapa yang kita mintai pertolongan? Hanya Allah SWT

Bagaimana kata-kata/kalimat doa: Hanya boleh meminta kepada Allah SWT

Bagaimana bila kita meminta kepada yang selain Allah SWT? Itu syirik alias mempersekutukan Allah SWT.

Penjelasannya? Berdoa urusan yang sangat pribadi. Berdoa ada di dalam batin kita. Diri kita berhadap-hadapan dengan Allah SWT disetiap kesempatan. Sholat itu berkomunikasi dengan Allah SWT. Arti berdoa secara khusyuk adalah berdoalah setenang-tenangnya karena yakinlah engkau sedang dilihat Allah SWT. Tidak perlu kita meminta kepada sesuatu yang goib (angan-angan, trawangan, imajinasi akan hadirnya khodam, jin, siluman) saat kita berdoa.

Tidak perlu juga dalam berdoa yang sifatnya sangat pribadi itu, kita meminta kepada dokter agar kita sehat.. tidak perlu kita meminta kepada tukang bakso agar kita kenyang…. Tidak perlu dalam berdoa kita meminta kepada khodam asmak, kepada jin, kepada iblis, kepada orang yang sudah meninggal, tidak perlu meminta kepada para nabi, itu artinya kita tidak mempercayai Allah sebagai pengatur tunggal, karena DIA memberi yang kita butuhkan.. tidak hanya memberi yang kita minta. Allah SWT bukan pelayan kita. Justeru kitalah yang harus melayani Allah SWT… Maka, apakah engkau tidak malu saat engkau meminta ternyata engkau dikasih yang lain dan kemudian engkau malah protes???

Maka, susunan redaksi doa harus ditata agar kita tidak syirik…. Kita hanya berdoa kepada Allah SWT itu prinsip utama tauhid LA ILAHA ILALLAH.

Ya Allah SWT yang Maha Menciptakan semua mahlukmu di bawah ini…
(aku memohon dan meminta hanya padamu) selanjutnya…

Ya Muhammad Rasulullah SAW
Ya Nabiya Adam AS
Ya Nabiya Nuh AS
Ya Nabiya Ibrahim AS
Ya Nabiya Musa AS
Ya Nabiya Isa AS
Ya seluruh Nabi dan Rasul-NYA……
Ya Syekh Abdul Qodir Jailani
Ya Syekh Jumadil Qubro
Ya Sunan Giri
Ya Syekh Bujuk Tumpeng
Ya Ayah dan Ibuku
Ya seluruh manusia di dunia baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup
Ya ruh diriku sendiri
Ya Bumi
Ya Langit
Ya seluruh alam semesta dalam genggaman-NYA….(kukirimkan al fatihah kepadamu semua sebagai bentuk penghormatanku padamu. Aku tidak menyembah kalian.. aku menghormati kalian karena kalian adalah ciptaan-NYA.. bukan ciptaanku yang mana aku memang tidak bisa mencipta apa-apa)

Tapi kok setelah ada Allah ada nabi Muhammad dst.. apakah ini tidak syirik/mempersekutukan-NYA? Tidak. Justeru ini adalah wujud penghormatan kepada Allah SWT yang telah menciptakan Rasulullah SWT, para nabi dan rasul yang lain serta kepada ayah dan ibu kita dan semua makhluk-NYA. Prinsipnya tetap berdoa hanya kepada Allah SWT.

Sangat sepakat bahwa Allah SWT melingkupi kehidupan semua yang ada ini. Namun makhluk tetap makhluk dan Pencipta tetap Pencipta. Semua ini ada di dalam genggaman-NYA. Allah SWT bisa melebur ke dalam adanya makhluk, bisa juga tidak melebur.. terserah DIA yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita tidak bisa sepenuhnya menjangkau LOGIKA-NYA…. Maka bersujudlah…

Benar dan salah itu memang beda. Ada jalan kebaikan yaitu jalan “surga” yang diridhoi Allah SWT dan ada jalan kejahatan/keburukan yaitu jalan “neraka” yang tidak diridhoi-NYA, yaitu jalan Iblis. Meskipun iblis itu ciptaan-NYA, namun sumbernya ya Allah SWT juga. Tetaplah semua ini ujian agar kita bisa memilih jalan yang diridhoi-NYA.
Karena semua jalan itu tidak akan sia-sia….

Salah satu aspek dalam berdoa adalah berdzikir. Berdoa ada tingkatannya: (1). Memuja Allah SWT (berdzikir), (2). Menyapa Allah SWT dengan mesra (3). Meminta dan memohon pada-NYA (4).. dst…

Khusus untuk berdzikir kepada Allah bukan hanya sekedar menyebut nama Allah di dalam lisan atau didalam pikiran dan hati. Akan tetapi dzikir kepada Allah ialah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat, dan Af”al-Nya. Kemudian memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati kita, sehingga tidak akan ada lagi rasa khawatir dan takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam mara bahaya dan cobaan.

Sebab kematian baginya merupakan pertemuan dan kembalinya ruh kepada raja diraja Yang Maha Kuasa. Mustahil orang dikatakan berdzikir kepada Allah yang sangat dekat, ternyata hatinya masih resah dan takut, berbohong, tidak patuh terhadap perintah-Nya dll. Konkritnya berdzikir kepada Allah adalah merasakan keberadaan Allah itu sangat dekat, sehingga mustahil kita berlaku tidak senonoh dihadapan-Nya, berbuat curang, dan tidak mengindahkan perintah-Nya.

Eh..jangan sombong bila sudah makrifat…. Iblis pun berma’rifat kepada Allah, bertauhid kepada Allah, dan berdo’a kepada-Nya, memuja-Nya, namun ia enggan mengikuti perintah-Nya. Orang berdzikir seperti ini sama kedudukannya dengan kedudukan syetan yang terkutuk.

Allah berfirman : “Hai iblis , apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk orang yang lebih tinggi ?”

Iblis berkata : Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.

Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu adalah yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atas kamu sampai hari pembalasan.”

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.”

Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh. Sampai hari yang telah ditentukan waktunya ( hari kiamat).”

Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka….

Kalau kita perhatikan dialog Iblis dengan Allah di atas, kelihatan sekali bekas keakraban antara Khaliq dan makhluq-Nya. Dia sangat percaya kepada Allah, dia bertauhid, dan mengetahui bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, dia juga memuja Allah dengan menyebut “faizzatika” (demi kekuasaan Engkau). Dia selalu memanggil Allah dengan sebutan “Ya Rabbi” (Ya tuhanku), dan yang terakkhir dia dikabulkan doanya agar dipanjangkan usianya sampai hari kiamat.

Hampir saja sempurna sang iblis sebagai hamba yang sangat dekat, memohon kepada Allah (berdo’a), bertauhid dan berma’rifat kepada-Nya. Hanya satu kesalahan sang iblis ini, yaitu tidak mau mengindahkan perintah-Nya untuk bersujud (menghormati) kepada Adam. Berarti ia tidak mengakui atau tidak menerima keputusan Allah yang Maha Bijaksana, disebabkan kesombongan merasa paling baik dari dirinya, ana khairu minhu , aku lebih baik dari Adam.

Ada sebagian ahli dzikir yang tidak mau melaksanakan ibadah shalat, dengan dalil sudah sampai kepada tingkat ma’rifat atau fana. Dengan alasan wa aqimish shalata lidzikri (dirikanlah shalat untuk mengingat Aku …karena tujuan shalat adalah ingat. Namun ia tidak sadar, bahwa ingat disini … tidak hanya kepada nama-Nya atau kepada dzat-Nya, akan tetapi konsekwensinya harus menerima apa kemauan yang diingat, yaitu kemauan Allah SWT seperti apa yang telah diperintahkan didalam syariat-Nya .

Bandingkan dengan sikap syetan yang tidak mengikuti kemauan Ilahi. Perbuatan khariqul `adah –meninggalkan kebiasaan syariat– dianggap perbuatan seorang waliyullah. Padahal Rasulullah Muhammad dan para sahabat menegakkan syariat shalat, dan mu’amalah. Sedang kedudukan beliau berada diatas para wali manapun di dunia. Dengan alasan yang seakan masuk akal, serta dengan ditandai/ditambahi kelebihan-kelebihan spiritual yang menakjubkan.

Janganlah anda heran.. bila Iblis lebih sakti dari manusia… Jin yang berwatak setan pun juga… mereka mereka ini mampu menembus alam ghaib dan mampu menyelami pikiran dan hati manusia, … bahkan ia mampu berjalan melalui aliran darah karena memang ia dikabulkan permintaannya. Namun, jangan ikuti mereka… Ikutilah petunjuk-NYA untuk menjadi wali-NYA… kekasih Allah dan merupakan wakil Allah didalam melaksanakan tugas-tugas menegakkan syariat Alqur’an dan As sunnah….

Aku hadapkan wajahku kepada wajah yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus. Aku bukanlah orang yang berbuat syirik, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku kuserahkan (berserah diri) kepada Tuhan sekalian Alam



Mabes Laskar Khodam Sakti

Jl. Elang Raya , Gonilan, Kartasura

Solo, Jawa tengah
WA +6285879593262

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.